PENDAHULUAN
Pelajar merupakan suatu objek yang masih rentan terhadap pengaruh masa kini.
Dan sekolah juga merupakan tempat atau sarana yang menujang terhadap pergaulan
masa kini. Salah satu pengaruh masa kini adalah berpacaran. Tidak sedikit pelajar yang
Zaman sekarang ini berpacaran tidak hanya dikenal di kalangan orang orang
yang sudah lulus sekolah saja. Malahan sekarang itu hampir dikalangan semua siswa
atau siswi. Yang mengejutkan lagi malah siswa/i SD yang juga sudah mulai berpacaran.
Apabila tindakan itu didiamkan akan mengakibatkan dampak buruk bagi para siswa
maupun siswi tersebut. Ditambah lagi dengan siswa maupun siswi, yang memang belum
Pacaran adalah aktivitas yang dekat dengan dunia remaja. Bagi remaja sekarang
tidak gaul, kuno, dan kolot jika tidak pacaran. Masalahnya adalah bagi remaja sekarang
tidak disebut pacaran jika tidak kissing, necking, petting, bahkan sampai pada
intercourse. Dari sinilah serangkaian masalah pelik muncul yang bisa menghancurkan
Sebenarnya pacaran adalah godaan para remaja yang mesti diperhatikan secara
Energi dan pikiran remaja akan banyak tersiksa untuk mempertahankan hubungan
dengan sang pacar. Bukankah dalam pacaran sering terjadi berbagai konflik. Konflik-
konflik itu akan membuat seorang remaja menjadi pusing bahkan koma, ada yang
Karena tidak semua siswa maupun siswi yang memikirkan dampak dampak
yang akan terjadi bagi diri mereka masing masing. Dan apakah berpacaran itu dapat
1
mempengaruhui prestasi mereka di sekolah. Itulah yang membuat penulis tertarik untuk
1. Bagaimana tanggapan siswa/i lain terutama siswa/i yang belum atau tidak
berpacaran.
4. Bagaimana pandangan siswa/i sendiri melihat dampak positif dan negatif dari
5. Serta bagaimana menurut para guru mengenai dampak yang di berikan dari
6. Dan bagaimana caranya bagi siswa maupun siswi yang memang sudah berprestasi
Adapun perumusan masalah dari laporan penelitian ini adalah : Apakah terdapat
PATOKBEUSI ?
1.4. Tujuan
adalah :
2
1. bagaimana tanggapan mereka mengenai dampak positif maupun negatif yang di
berikan.
3. Karya tulis ini juga mencari tahu bagaimana cara berpacaran yang memang pantas di
4. Dan karya tulis ini mempunyai tujuan lain yaitu, agar pembaca tahu baik buruk nya
siswa maupun siswi yang merasakan pengaruh positif dari hal tersebut.
1.5. Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
Sesuai dengan judul karya tulis dan masalah yang di kemukakan, maka penulis
akan menggunakan hipotesis verbal sebagai dugaan sementara di dalam penelitian ini :
Hipotesi alternatif (Ha) : Adanya pengaruh berpacaran terhadap prestasi belajar siswa
Istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pacaran dan Prestasi Belajar.
Pacaran adalah aktivitas menumpahkan rasa suka dan sayang kepada lawan jenis,
(JNC 58). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi ketiga, 2002 : 807) Pacar
3
adalah kekasih atau teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan
http://m.kompasiana.com
Sedangkan Prestasi belajar adalah hasil yang di capai oleh seseorang setelah ia
melakukan perubahan belajar baik di sekolah maupun di luar sekolah. Didalam Webster
Achievement test a standardized test for measuring the skill or knowledge by person in
4
BAB II
LANDASAN TEORI
sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria.
Rentang usia remaja ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu usia12/13 tahun sampai
dengan 17/18 tahun adalah remaja awal, dan usia 17/18 tahun sampai dengan 21/22
tahun adalah remaja akhir. Menurut hukum di Amerika Serikat saat ini, individu
dianggap telah dewasa apabila telah mencapai usia 18 tahun, dan bukannya 21 tahun
seperti ketentuan sebelumnya (Hurlock, 1991). Pada usia ini anak sedang duduk di
Remaja, yang dalam bahasa aslinya di sebut adolescence, berasal dari bahasa
latin adolescere yang artinya tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan.
luas, mencakup kematangan mental, emosional, social, dan fisik (Hurlock, 1991).
Pandangan ini didukung oleh Piaget yang mengatakan bahwa secara psikologis, remaja
adalah suatu usia dimana individu menjadi terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa,
suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang
lebih tua melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar. Memasuki masyarakat
dewasa ini mengandung banyak aspek afektif, lebih atau kurang dari usia pubertas.
Transformasi intelektual dari cara berpikir remaja ini memungkinkan mereka tidak
merupakan karakteristik yang paling menonjol dari semua periode perkembangan (Shaw
5
Perkembangan intelektual yang terus-menerus menyebabkan remaja mencapai
tahap berpikir operasional formal. Tahap ini memungkinkan remaja mampu berpikir
secara lebih abstrak, menguji hipotesis, dan mempertimbangkan apa saja peluang yang
ada padanya daripada sekadar melihat apa adanya. Kemampuan intelektual seperti ini
yang membedakan fase remaja dari fase-fase sebelumnya (Shaw dan Costanzo).
Hal yang dikeluhkan oleh remaja umumnya adalah masalah sekolah dan
pekerjaan rumah, kursus wajib, makan di kantin, dan cara pengelolaan sekolah. Mereka
bersikap kritis terhadap guru-guru dan cara mereka mengajar. Namun demikian,
mayortitas remaja akhir bias menyesuaikan diri secara baik di sekolah , baik dengan
terhadap pendidikan. Bagi mereka pendidikan tinggi dianggap sebagai batu loncatan
untuk meraih pekerjaan. Pada umunya remaja lebih menaruh minat pada pelajaran-
pelajaran yang nantinya akan bermanfaat dalam bidang pekerjaan yang dipilihnya.
Remaja yang lebih tua sebagaimana remaja muda, memandang keberhasilan dalam
olahraga dan kehidupan social sama pentingnya dengan keberhasilan dalam tugas-tugas
Diantara remaja, ada juga yang tidak berminat pada pendidikan, bahkan
membenci sekolah. Pertama, remaja yang orangtuanya memiliki cita-cita tinggi yang
tidak realistis terhadap prestasi akademik atau prestasi social yang terus-menerus
mendesak untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. Kedua, remaja yang kurang
yang matang lebih awal fisiknya jauh lebih besar dibandingkan teman-teman sekelasnya.
6
Karena penampilannya lebih tua dari usia yang sesungguhnya, sering dia diharapkan
Ketiga jenis remaja yang kurang berminat pada pendidikan itu biasanya
dibawah kemampuannya dalam setiap mata pelajaran atau dalam mata pelajaran yang
tidak disukainya, membolos dan berusaha memperoleh izin dari orangtua untuk berhenti
sekolah sebelum waktunya, berhenti sekolah setelah duduk di kelas terakhir tanpa
merasa perlunya ijazah. Gejala seperti ini sering tampak pada remaja yang matang lebih
awal yang hanya memandang sekolah sebagai sebagai sesuatu yang tidak
Remaja sangat sadar akan dirinya tentang bagaimana pandangan lawan jenis
mengenai dirinya. Dalam konteks ini, kublen (Simanjuntak dan Pasaribu, 1984 : 153)
bahkan menegaskan bahwa : the social interest of adolescent are essentially sex socoal
interest. Oleh sebab itu, masa remaja seringkali disebut juga sebagai masa biseksual.
Meskipun kesadaran akan lawan jenis ini berhubungan dengan perkembangan jasmani,
yang berlainan, melainkan tumbuhnya ketertarikan terhadap jenis kelamin yang lain.
Hubungan social yang tidak terlalu menghiraukan perbedaan jenis kelamin pada masa-
masa sebelumnya, kini beralih ke hubungan sosial yang dihiasi perhatian terhadap jenis
kelamin. Ada yang mengistilahkan bahwa dunia remaja telah menjadi dunia erotis
(Sunarto, 1998). Keinginan mambangun hubungan sosial dengan jens kelamin lain dapat
7
2.4 Sarana / Prasarana dalam berpacaran
Sarana yang sudah tidak asing lagi didengar bagi pelajar SMA pastinya adalah
disekolah. Karena tidak sedikit pula siswa maupun siswi yang suka dengan lawan jenis
nya, lebih tepat lagi siswa maupun siswi mempunyai lebih banyak waktu untuk
mengenal lawan jenis nya lebih detail.Karena seperti yang dikatakan penulis dari mata
turun ke hati. Itulah yang mengakibatkan tidak sedikit dari pelajar yang sudah
berpacaran dengan teman sekelas maupun teman lain kelas. Disekolah juga disediakan
sarana dan prasarana untuk menunjang kenyamanan bagi siswa maupun siswi seperti:
taman, kantin, danau, kolam renang, lapangan basket, lapangan voly, lapangan tenis dan
lain lain.
Sarana tersebut selain digunakan untuk kepentingan pendidikan siswa maupun
siswi, juga dapat dipergunakan untuk berpacaran. Selain disekolah juga banyak tempat-
tempat umum yang dapat mereka pergunakan. Karena di jaman sekarang ini bagi siswa
maupun siswi berpacaran adalah hal yang sudah lumrah jadi mereka juga merasa bebas
untuk berpacaran dimanapun. Karena yang penting mereka merasa nyaman di tempat
itu. Dan tidak ada yang mengganggunya. Mereka pun tidak sungkan untuk
memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada disekolah, karena memang sarana dan
prasarana tersebut dibuat untuk kenyamanan siswa maupun siswi yang bersekolah
disekolah tersebut.