Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya


hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari
hari pertama haid terakhir. (Prawirohardjo, 2008: 89)
Kehamilan Trimester III adalah Trimester terakhir dari kehamilan. Ini
adalah periode pertumbuhan bayi saat ia bersiap untuk hidup di luar rahim.
Pada akhir masa kehamilan, kepala bayi biasanya telah berada disebelah
bawah rahim. Ia menendang dan menggeliat, tetapi tidak sering lagi berbalik
dan berputar. (Whalley, 2009: 12).
Inisiasi menyusu dini (IMD) adalah proses yang dilakukan bayi menyusu
sendiri segera setelah lahir. Hal ini merupakan kodrat dan anugrah dari Tuhan
yang sudah diatur untuk kita. Melakukannya juga tidak sulit, hanya
membutuhkan waktu sekitar satu hingga dua jam (Utami, 2008: 3).
Dengan proses IMD yaitu sesaat setelah lahir sehabis ari-ari dipotong,
bayi langsung diletakkan di dada ibu, seluruh tubuh bayi termasuk kepala
secepatnya dibersihkan kecuali kedua tangannya. Setelah diletakkan di dada
ibu, biasanya si bayi akan diam selama 20-30 menit dan ternyata hal ini
terjadi karena si bayi sedang menyesuaikan peralihan dari keadaan dalam
kandungan kekeadaan luar kandungan (Nadine, 2009: 35).
Penelitian dilakukan oleh sekelompok peneliti Inggris pada tahun 2003-
2004, mereka meneliti 10.947 bayi di Ghana. Hasilnya jika bayi diberi
kesempatan menyusu dalam satu jam pertama dengan dibiarkan kontak kulit
ke kulit ibu maka 22% bayi dibawah usia 28 hari dapat diselamatkan (Utami,
2008: 7).
Penelitian juga dilakukan di Indonesia oleh Fika dan Syafiq (2003) dari
jurnal kedokteran Trisakti. Penelitian di Jakarta ini menunjukan bayi yang
diberi kesempatan untuk menyusu dini hasilnya 8 kali lebih berhasil dalam
melakukan ASI Eksklusif. (Utami, 2008: 7).

1
2

ASI Eksklusif merupakan makanan yang terbaik bagi bayi. Namun


karena pengetahuan yang kurang tentang ASI, tanpa kita sadari sudah
mengganggu proses kahidupan manusia. IMD memang hanya 1 jam, tetapi
mempengaruhi seumur hidup bayi (Utami, 2008: 1).
Kurang dari 1/6 ibu di Indonesia yang melakukan IMD dengan 3/4
diantaranya menginisiasi hanya 6 jam dari melahirkan, dimana ini dapat
menunda terbentuknya reflex menghisap dan produksi ASI (Utami, 2008).
Jika semua wanita mulai menyusu dalam satu jam setelah bayi lahir,
dapat dicegah kematian satu juta bayi baru lahir. WHO dan UNICEF yang
merekomendasikan inisiasi menyusu dini (early lact on) sebagai tindakan life
saving, karena Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dapat menyelamatkan 22% dari
bayi yang meninggal sebelum usia 1 bulan (Siregar, A. 2009).
Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di Indonesia menurut SDKI
tahun 2009 hanya 40,21% bayi yang disusui dalam 1 jam pertama setelah
kelahiran (SDKI, 2009).
Sedangkan data dari kabupaten sambas yang diambil pada satu tahun
terakhir dari 11.603 kelahiran,keberhasilan dalam pelaksanaan IMD
sebanyak 2.228 orang (19,2%), sedangkan jumlah bayi yang diberi ASI
Eksklusif mencapai 1.113 orang (9,6%). (Dinkes Kab.Sambas 2010).
Data satu tahun terakhir di wilayah Puskesmas Terigas, dari jumlah
persalinan sejumlah 420 orang, jumlah yang ditolong oleh petugas kesehatan
adalah 315 orang (75%), sedangkan jumlah ibu bersalin yang dilakukan IMD
210 orang (50%), demikian juga tingkat keberhasilan ibu-ibu yang
memberikan anaknya ASI Eksklusif sangat sedikit mencapai 15 orang
(3,57%). Dengan kriteria bayi yang hanya di berikan ASI saja sehingga
mencapai usia 6 bulan. (Profil Puskesmas Terigas , 2011).

Berdasarkan uraian tersebut diatas maka penulis ingin memperoleh


gambaran mengenai pengetahuan ibu Hamil Trimester III tentang IMD Di
Wilayah Puskesmas Terigas Sambas Tahun 2012.
3

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah, dalam karya tulis ini Bagaimana
pengetahuan ibu Hamil Trimester III tentang Inisiasi Menyusu Dini
(IMD) di Puskesmas Terigas Kabupaten Sambas ?

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum.
Memperoleh gambaran pengetahuan ibu Hamil Trimester III tentang
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Di Puskesmas Terigas Kabupaten
Sambas, Tahun 2012.
2. Tujuan Khusus
Untuk melihat pengetahuan tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
pada ibu Hamil Trimester III meliputi:

a. Pengertian Inisiasi Menyusu Dini (IMD).


b. Manfaat Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
c. Tatalaksana Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
d. Perilaku bayi dalam Inisiasi Menyusu Dini (IMD).

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Institusi Pendidikan Jurusan Kebidanan.

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan dalam


meningkatkan ilmu pengetahuan khususnya tentang Inisiasi Menyusu
Dini (IMD) dan dapat dijadikan sebagai referensi tambahan.
2. Dinas Kesehatan Sambas Kabupaten Sambas.

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam


penyusunan, program yang berkaitan dengan Inisiasi Menyusu Dini
(IMD).
4

3. Puskesmas Terigas Kabupaten Sambas.

Penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi kesehatan tentang


IMD dan digunakan dalam menyusun rencana strategi pelayanan
KIA
4. Penulis
Selain menambah wawasan, penulis juga dapat mengetahui
bagaimana pengetahuan ibu setelah bersalin tentang IMD dan bagi
peneliti lain yang tertarik pada penelitian ini.

E. KEASLIAN PENELITIAN
Penelitian tentang Inisiasi Menyusu Dini ini pernah diteliti
sebelumnya

N Nama Tahun Judul Metode Hasil Perbedaan


O

1 Indri Yati 2008 Pengetahuan Deskriptif Sebagian Variabel


Pengetahuan
bidan diklinik- Dengan besar
klinik bersalin pendekatan responden Sampel:
30 orang
swasta yang survey memiliki
responden.
berada di desa pengetahuan
Populasi:
Sui Raya Kec.Sui cukup (61%)
Ibu hamil
Raya Kab.Kubu trimester III
Raya tentang
Tempat:
IMD Klinik bersalin
Sui raya.
5

2 Wirdariany 2009 Pengetahuan ibu Deskriptif Pengetahuan Variabel


Pengetahuan
ulfi hamil Trimester III dengan responden
tentang IMD di pendekatan tentang IMD Semple :
30 orang
Puskesmas survey dikategorikan
responden
Alianyang tidak baik
Popolasi:
(60%)
Ibu hami
trimester III

Tempat:
Puskesmas
Alianyang
Pontianak
3 Nuraini 2012 Pengetahuan ibu Deskriptif Variabel
Pengetahuan
hamil trimester III dengan
tentang Inisiasi pendekatan Sampel:
42 orang
menyusu dini di survey
responden.
puskesmas Terigas
Populasi:
Kab.Sambas
Ibu hamil
trimester III.

Tempat:
Puskesmas
Terigas
Kab.Sambas

Perbedaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan


di lakukan adalah terletak pada populasi, jumlah sampel, waktu dan
tempat penelitian.
6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia, pengetahuan hanya dapat
menjawab pertanyaan apa sesuatu itu, terdiri dari sejumlah fakta dan teori
yang memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang di
hadapinya tersebut di peroleh baik dari pengalaman langsung maupun
melalui pengalaman orang lain. Pengetahuan juga berarti segala sesuatu
yang diketahui atau yang berkenaan dengan suatu kepandaian yang dimiliki
terhadap suatu bidang (Notoadmodjo, 2007: 139).

2. Tingkat Pengetahuan.
Menurut Notoadmodjo (2007: 139), tingkat pengetahuan meliputi :

a. Tahu (Know)
Tahu artinya sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya.

b. Memahami (Comprehansif)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut sacara benar.

c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi
disini dapat diartikan aplikasi atau hukum-hukum, rumus, metode,
prinsip dan sebagainya dalam kondisi atau situasi.
7

d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur
organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (Synthesisi)
Sintesisi menunjukkan pada suatu kemampuan untuk melakukan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu kemampuan untuk
menyusun formula baru dari formulasi-formulasi yang ada.

f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu meteri atau objek. Penilaian-
penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang di tentukan sendiri atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
Berdasarkan penjabaran diatas maka peneliti hanya melakukan
penelitian sampai tahap tahu (know) saja. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan adalah sebagai berikut :
a. Umur
Umur adalah rentang hidup yang diukur dengan tahun. Dikatakan
masa awal dewasa adalah usia 18 40 tahun. Dewasa madya adalah
usia 41 60 tahun, dewasa lanjut > 60 tahun yang dihitung sejak
dilahirkan.

b. Pendidikan
Pendidikan merupakan penentuan manusia untuk berbuat dan
mengisi kehidupannya yang dapat digunakan untuk membedakan
informasi sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Semakin
tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin mudah menerima
informasi.
8

Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam menentukan


kualitas dan pengetahuan seseorang. Pendidikan membuat kehidupan
seseorang menjadi lebih bermakna. Dengan pendidikan, pengetahuan
seseorang akan meningkat.

c. Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat menjadi seseorang memperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik sacara langsung maupun secara
tidak langsung.

d. Minat
Sebagai suatu kecendrungan atau keinginan yang tinggi terhadap
sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba menekuni
suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih
mendalam.

e. Pengalaman
Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami
seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada
kecendrungan pengalaman yang kurang baik seseorang akan
berusaha melupakan, namun jika pengalaman terhadap objek
tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan
yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaannya,
dan akhirnya dapat pula membentuk sikap positif dalam
kehidupannya.

f. Kebudayaan dan lingkungan sekitar


Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai
pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Apabila dalam
suatu wilayah mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan maka
sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap untuk
9

selalu menjaga kebersihan lingkungan, karena lingkungan sangat


berpengaruh dalam pembentukan sikap pribadi atau sikap seseorang.

g. Informasi
Kemudahan untuk memperoleh informasi dapat membantu
mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru.
Pada penelitian ini diharapkan tingkat pengetahuan ibu hamil sampai
pada tahap memahami yaitu untuk memastikan ibu hamil benar-
benar tahu dan juga dapat memberikan penjelasan mengenai cara
melakukan Inisiasi Menyusu Dini.

3. Cara Memperoleh Pengetahuan


Menurut Notoadmodjo (2002: 10) terdapat dua cara memperoleh
Kebenaran pengetahuan yaitu:
a. Cara Tradisional atau Non Ilmiah
1. Cara Coba-Salah (Trial and Error)
Cara yang paling tradisional, yang pernah digunakan oleh
manusia adalah memperoleh pengetahuan melalui cara coba-coba
atau dengan kata yang lebih dikenal Trial and Error. Cara ini
telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan sebelum
adanya peradaban. Pada waktu itu seseorang apabila menghadapi
persoalan atau masalah, upaya pemecahannya dilakukan dengan
coba-coba.
2. Cara Kekuasaan atau Otoriter
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali
kebiasaan-kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa
melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau tidak.
Kebiasaan ini biasanya turun menurun dari generasi ke generasi
berikutnya.
10

3. Berdasarkan Pengalaman Pribadi


Pengalaman adalah guru yang baik demikian kata pepatah.
Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman ini
merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan
suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab
itu, pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk
memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara
mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.
4. Melalui Jalan Pikiran
Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia,
cara berpikir manusia juga ikut berkembang. Dari sini manusia
telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh
pengetahuan dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran
pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya baik
melalui Induksi maupun Deduksi. Induksi adalah apabila proses
pembuatan kesimpulan itu melalui pernyataan-pernyataan khusus
kepada yang umum. Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari
pernyataan umum ke khusus.

b. Cara Modern atau Cara Ilmiah


Cara ini disebut dengan metode ilmiah atau metodologi
penelitian. Cara ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Penarikan
kesimpulan dilakukan dengan observasi langsung dan membuat
pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta yang berhubungan
dengan objek yang diamati, menetapkan ciri-ciri atau unsur-unsur
pada suatu gejala dan selanjutnya diambil kesimpulan
(Notoadmodjo, 2002: 18).
11

B. Kehamilan

Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil


normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari
pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam tiga semester yaitu trimester
pertama di mulai konsepsi sampai usia kehamilan tiga bulan, trimester
kedua dari bulan keempat sampai enam bulan, dan trimester ketiga dari
bulan ketujuh sampai Sembilan bulan (Prawiroharjo, 2008: 89).

C. Inisiasi Menyusu Dini

1. Pengertian Inisiasi Munyusu Dini


Inisiasi Menyusu Dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini
adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Dengan cara
menempelkan kulit bayi langsung dengan kulit ibunya. Setidaknya satu
jam segera setelah lahir. Cara bayi melakukan Inisiasi Menyusu Dini ini
dinamakan the breast crawl atau merangkak mencari payudara ( Utami,
2008: 3).
Ada beberapa intervensi yang dapat mengganggu kemampuan alami
bayi untuk mencari dan menemukan sendiri payudara ibunya.
Diantaranya, obat kimiawi yang diberikan saat ibu melahirkan bisa
sampai ke janin melalui ari-ari dan mungkin menyebabkan bayi sulit
menyusu pada payudara ibunya. Kelahiran dengan obat-obatan atau
dengan tindakan, seperti operasi Caesar, vacum, forcep, bahkan perasaan
sakit di daerah yang digunting saat episiotomy dapat pula mengganggu
kemampuan alami ini (Utami, 2008: 4).
Informasi ini penting untuk tenaga kesehatan, keluarga, ibu hamil
sebelum melakukan IMD. Juga dianjurkan untuk menciptakan suasana
yang tenang, nyaman, dan penuh kesabaran untuk memberi kesempatan
merangkak mencari payudara ibu atau the breast crawl (Utami, 2008:4).
12

2. Manfaat Inisiasi Menyusu Dini


Menurut Utami, (2008: 13), manfaat menyusu dini meliputi :
a. Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat selama bayi
merangkak mencari payudara. Ini akan menurunkan angka
kematian karena kedinginan (hipotermi).
b. Ibu dan bayi merasa lebih tenang. Pernafasan dan detak jantung
bayi lebih stabil. Bayi akan lebih jarang menangis sehingga
mengurangi pemakaian energi.
c. Saat merangkak mencari payudara, bayi memindahkan bakteri dari
kulit ibunya dan dia akan menjilat-jilat kulit ibu, menelan bakteri
baik dari kulit ibu. Bakteri baik ini akan berkembang biak
membentuk koloni di kulit dan usus bayi, menyaingi bakteri jahat
dari lingkungan.
d. Bounding ( Ikatan kasih sayang ) antara ibu dan bayi akan lebih
baik karena pada 1-2 jam pertama, bayi dalam keadaan siaga.
Setelah itu biasanya bayi tidur dalam waktu yang lama.
e. Makanan awal non ASI mengandung zat putih telur yang bukan
berasal dari susu manusia, misalnya dari susu hewan. Hal ini dapat
mengganggu pertumbuhan fungsi usus dan mencetuskan alergi
lebih awal.
f. Bayi yang diberi kesempatan menyusu dini akan lebih berhasil
menyusu eksklusif dan akan lebih lama disusui, fungsinya ASI
sangat cukup untuk tumbuh kembang bayi dengan baik, sebagai
titik awal kualitas sumber daya manusia. ASI juga sebagai alat
kontrasepsi 3 bulan dan juga dapat memperkecil angka kejadian
kanker payudara.
g. Hentakkan kepala bayi kedada ibu, sentuhan tangan bayi ke
payudara ibu dan sekitarnya, emutan dan jilatan bayi pada puting
merangsang pengeluaran hormon oksitosin.
h. Hormon oksitosin akan bekerjasama dengan hormon prolaktin yang
akan menyebabkan otot kecil disekeliling alveoli mengkerut
13

sehingga mengalirkan air susu ke puting, pengeluaran oksitosin


juga menyebabkan rahim berkontraksi dan membantu pengeluaran
plasenta serta mengurangi perdarahan.
i. Bayi mendapat ASI kolestrum, ASI yang pertama kali keluar.
Kolestrum atau ASI istimewa yang kaya akan daya tahan tubuh,
penting untuk ketahanan terhadap infeksi, penting untuk
pertumbuhan usus bayi yang belum matang sekaligus
mematangkan dinding usus.
j. Ibu dan ayah akan merasa bahagia bertemu dengan bayinya untuk
pertama kali dalam kondisi seperti ini. Bahkan ayah mendapat
kesempatan mengadzankan anaknya didada ibu, suatu pengalaman
batin bagi ketiganya yang sangat indah.

3. Tatalaksana Inisiasi Menyusu Dini


a. Inisiasi Menyusu Dini sangat membutuhkan kesabaran dari sang
ibu, dan rasa percaya diri yang tinggi dan membutuhkan dukungan
yang kuat dari suami dan keluarga, jadi akan membantu ibu apabila
saat IMD suami atau keluarga mendampinginya.
b. Disarankan untuk tidak atau mengurangi penggunaan obat kimiawi
saat persalinan, dapat diganti dengan cara non kimiawi, misalnya
pijet, aroma terapi, gerakan.
c. Biarkan ibu menentukan cara persalinan yang diinginkan, misalnya
melahirkan didalam air atau jongkok.
d. Setelah bayi dilahirkan, seluruh badan dan kepala bayi dikeringkan
secepatnya, kecuali tangannya, lemak putih atau vernik yang
menyamankan bayi sebaiknya dibiarkan.
e. Bayi ditengkurapkan didada atau perut ibu dengan skin to skin
contact, posisi ini dipertahankan selama minimum 1 jam atau
setelah menyusui awal selesai.
f. Bayi dibiarkan mencari puting susu ibu, ibu dapat merangsang bayi
dengan sentuhan lembut, tetapi tidak memaksa bayi ke puting.
14

g. Ayah didukung agar membantu ibu untuk mengenali tanda-tanda


atau perilaku bayi sebelum menyusu yang dapat berlangsung
beberapa menit atau 1 jam atau lebih. Jika belum menemukan
puting ibunya dalam waktu 1 jam, biarkan kulit bayi tetap
bersentuhan dengan kulit ibunya sampai berhasil menyusu pertama.
h. Bagi ibu-ibu yang melahirkan dengan tindakan berikan kesempatan
untuk skin to skin contact.
i. Bayi dipisahkan dari ibu untuk ditimbang, diukur dan dicap, setelah
1 jam atau menyusu awal selesai. Prosedur yang invasive ,misalnya
suntikan vit. K dan tetes mata bayi dapat ditunda.
j. Dengan rawat gabung ibu akan mudah merespon bayi selama 24
jam, ibu dan bayi tidak dapat dipisahkan dan bayi selalu dalam
jangkauan ibu. Pemberian cairan prelaktal di hindarkan.

4. Perilaku Bayi Pada Saat Inisiasi Menyusu Dini.


Dalam IMD akan melalui 5 tahap perilaku sebelum dia dapat
menyusu, yakni (Utami 2009: 17) :
a. Dalam 30 menit pertama, stadium istirahat/diam dalam keadaan
siaga. Bayi diam tidak bergerak, sesekali matanya terbuka lebar
melihat ibunya. Masa tenang yang istimewa ini merupakan masa
peralihan dari keadaan dalam kandungan ke keadaan luar
kandungan.
b. Antara 30-40 menit, mengeluarkan suara, gerakan mulut seperti
mau minum, menjilat tangan, bayi mencium dan merasakan air
ketuban yang ada ditangannya, bau ini sama dengan bau cairan
yang dikeluarkan payudara ibu, bau dan rasa ini akan membimbing
bayi untuk menemukan payudara dan puting susu ibu.
c. Mengeluarkan air liur saat menyadari ada makanan disekitarnya,
bayi mulai mengeluarkan air liurnya.
d. Bayi mulai bergerak kearah payudara. Areola sebagai sasaran,
dengan kaki menekan perut ibu, ia menjilat-jilat kulit ibu,
15

menghentak-hentakkan kepala, menoleh kekanan dan kekiri serta


menyentuh dan meremas daerah puting susu dan sekitarnya dengan
tangannya.
e. Menemukan, menjilat, mengulum puting, membuka mulut lebar,
melekat dan menyusu dengan baik.

D. Kerangka Teori.

Pengetahuan IMD
1. Pengertian IMD
1. Pengertian Pengetahuan
2. Manfaat IMD
2. Tingkat Pengetahuan
3. Tatalaksana IMD
3. Cara Memperoleh
4. Perilaku Bayi Dalam
Pengetahuan
IMD

Ibu Hamil

Trimester III

Keterangan :
Gambar 2.1. Kerangka Teori Menurut (Notoadmodjo, 2009), dan Utami (2008).
Dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu hamil Trimester III
tentang IMD.
16

E. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini, yaitu
sebagai berikut:

Pengetahuan IMD:

1. Pengertian IMD
Ibu Hamil 2. Manfaat IMD
3. Tata Laksana IMD
Trimester III
4. Perilaku Bayi Dalam
IMD.

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian

Keterangan: area yang diteliti

Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana pengetahuan ibu tentang pengertian IMD?

2. Bagaimana pengetahuan ibu tentang manfaat IMD?

3. Bagaimana pengetahuan ibu tentang tatalaksana IMD?

4. Bagaimana pengetahuan ibu tentang perilaku bayi dalam IMD?


17

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian


Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriftif dengan
pendekatan survey. Metode penelitian deskriftif dengan pendekatan
survey. Metode penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang
dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif
tentang suatu keadaan secara objektif. Sedangkan pendekatan survey
adalah suatu cara penelitian deskriptif yang dilakukan terhadap
sekumpulan objek yang biasanya cukup banyak dalam jangka waktu
tertentu (Notoadmodjo, 2005: 26).

B. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja puskesmas Terigas pada
bulan Maret Juli 2012, yang dimulai dari pembuatan proposal sampai
berhasil.

C. Subyek Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester
III di wilayah kerja puskesmas Terigas pada 1 Tahun terakhir yaitu
sebanyak 210 orang berdasarkan laporan register kohort ibu hamil
bulanan puskesmas Terigas tahun 2011.

2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang
diteliti dan dianggap keseluruhan populasi. Apabila populasi kurang
dari 100 lebih baik diambil semua, bila populasi lebih dari 100
diambil 10-20% atau 20-30%, (Arikunto, 2002: 112).
18

Karena keterbatasan waktu, tenaga dan biaya dalam penelitian ini,


maka penelitian ini mengambil 10% dari total populasi yaitu sebesar
420 x 10% sama dengan 42 sampel, maka sampel dalam penelitian ini
42 responden, dengan kriteria inklusi sebagai berikut :
a. Ibu hamil yang bisa membaca dan menulis.
b. Ibu hamil trimester III.
c. Berada di wilayah puskesmas Terigas.
d. Bersedia menjadi responden.

3. Teknik sampling
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive
sampling yaitu : di dasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang
dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi
yang sudah diketahui sebelumnya (Notoadmodjo, 2005).

D. Veriabel Penelitian
Di dalam penelitian ini peneliti menggunakan variabel tunggal yaitu
gambaran pengetahuan ibu hamil tentang IMD di puskesmas Terigas
Kab. Sambas.
19

E. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

NO Variabel Definisi Alat Ukur Skala Hasil Ukur


Operasional
1. Pengetahuan Segala hasil tahu Ibu Test Ordinal - Baik:
ibu hamil Hamil Trimester III Tertulis
> 75-100.
Trimester III tentang IMD yang
- Cukup:
tentang IMD meliputi
Pengetrian IMD 56-75.
Manfaat IMD - Kurang:
Tatalaksana
< 56.
IMD
Perilaku bayi
dalam IMD

F. Teknik Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data menggunakan data primer dengan
melakukan wawancara langsung pada responden serta membagi test
tertulis yang bersifat tertutup untuk mengetahui pengetahuan responden
terhadap IMD.

G. Instrumen Penelitian
Instumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa test
tertulis yang diambil dari Ulfi wirdariani dan dimodifikasi sesuai
kebutuhan penulis (terlampir).
20

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Test Tertulis


Pengetahuan ibu hamil trimester III
tentangInisiasi Menyusu Dini

No Kisi-Kisi Soal Soal


1 Pengertian tentang Inisiasi Menyusu Dini 5
2 Manfaat Inisiasi Menyusu Dini 5
3 Tatalaksana Inisiasi Menyusu Dini 5
4 Perilaku Bayi Dalam Inisiasi Menyusu Dini 5
JUMLAH 20

H. Teknik Olah Data


Setelah data terkumpul, maka dilakukan pengolahan data dengan
melalui beberapa tahapan, yang terdiri dari :
a. Memeriksa Data (Editing)
Langkah ini dilakukan untuk mempermudah proses kelengkapan
penyempurnaan data yang kurang atau tidak sesuai. Dalam hal ini yang
diperlukan adalah kelengkapan data, kejelasan data, konsistensi data dan
kesesuaian responsi.
b. Memberi Kode (coding)
Kegiatan ini mengklasifikasikan data menurut kategorinya. Langkah
pemberian kode pada atribut dan variabel ini memudahkan penulis dalam
tahap analisis data.
c. Menyusun Data (Tabulating)
Mengelompokkan data kedalam suatu kelompok data tertentu menurut
sifat-sifat yang dimiliki sesuai dengan tujuan penelitian.
d. Data Entry
Data yang sudah diolah kemudian dimasukkan kedalam master tabel atau
data base computer.
21

I. Teknik Penyajian dan Analisa Data


1) Teknik Penyajian Data
Analisa yang digunakan adalah analisa deskriptif untuk
menggambarkan tingkat pengetahuan ibu hamil Trimester III tentang
IMD dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan untuk memudahkan
pembaca juga disediakan dalam bentuk penjabaran (Narasi).
2) Teknik Analisa Data
Didalam penelitian ini teknik analisa data yang digunakan adalah
distribusi frekuensi, yakni strategi pertama untuk mengorganisasi data
secara sistematis dalam bentuk angka-angka mulai dari yang paling
rendah ke yang paling tinggi bersamaan dengan perhitungan (persentase)
dari angka-angka yang muncul.
Setiap jawaban yang benar akan diberi skor 1 dan jawaban yang salah
akan diberi skor 0. Selanjutnya hasil angket akan diolah secara tabulasi
dengan menggunakan metode Distribusi Frekuensi dan untuk
menganalisa digunakan dengan teknik presentase dengan rumus (Ircham
Machfoedz, 2010: 157).
F
P = X 100%
N

Keterangan : P = presentase
F = jumlah jawaban benar
N = Jumlah pertanyaan
22

Pada bagian akhir, pengukuran pengetahuan responden tersebut disimpulkan


menurut kategori penelitian dilakukan (Ircham Machfoedz, 2010: 157) adalah
sebagai berikut:

1. Kategori baik apabila pertanyaan dijawab benar oleh responden


> 75 100.
2. Kategori cukup apabila pertanyaan dijawab benar oleh responden
56 75.
3. Kategori kurang apabila pertanyaan dijawab benar oleh responden
< 56.

J. Jalannya Penelitian
1. Tahapan Persiapan
Persiapan-persiapan yang dilakukan sebelum penelitian adalah :
a. Melakukan studi pendahuluan dengan wawancara singkat pengetahuan
ibu hamil Trimester III tentang Inisiasi Menyusu Dini ( IMD ) di
Wilayah kerja Puskesmas Terigas.
b. Melakukan pertemuan dengan kepala Puskesmas Terigas mengadakan
penelitian dan penyusunan proposal penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan
Beberapa hal yang dilakukan dalam pelaksanaaan penelitian yaitu:
a. Melakukan wawancara terpimpin pada calon responden.
b. Meminta persetujuan untuk menjadi responden kepada calon responden
sehingga dapat dilakukan penelitian terhadap calon responden.
c. Pengisian test tertulis oleh responden, penelitian dilakukan dengan
memberikan lembar test tertulis yang kemudian diisi oleh responden.
d. Melakukan pemeriksaan ulang terhadap kelengkapan dan kesesuaian
data dari pengisian lembar test tertulis yang telah diisi oleh responden.
e. Menghitung nilai hasil test tertulis.
23

f. Melakukan editing dan analisa data dan memasukkan data tersebut


kedalam master tabel menurut aspek-aspek yang diteliti.

3. Tahap Akhir
Tahap ini dilakukan dengan penyajian data yang diolah, melakukan
pembahasan hasil penelitian, menarik kesimpulan serta memberikan saran
atau rekomendasi berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh dari hasil
penelitian.

K. Jadwal penelitian

Tabel 3.3 Rencana Penelitian Pengetahuan Ibu Hamil Trimeter III Tentang
Inisiasi Menyusu Dini Di Wilayah Puskesmas Terigas Kabupaten
Sambas Tahun 2012.

No Alokasi Waktu
Kegiatan Maret April Mei Juni Juli
4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1
1 Pengajuan judul dan
Studi Pendahuluan
2 Penyusunan proposal
3 Seminar
4 Perbaikan proposal
5 Penelitian
6 Seminar Hasil
7 Perbaikan KTI

Anda mungkin juga menyukai