Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

KATARAK

A. Definisi Katarak
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa mata yang dapat
terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau
akibat kedua-duanya (Ilyas, 2000 : 207).
Katarak adalah sejenis kerusakan mata yang menyebabkanmata
berselaput dan rabun (Wikipedia, 2013).
Biasanya mengenai kedua mata dan berjalan progresif. Katarak
menyebabkan penderita tidak bisa melihat dengan jelas karena dengan lensa
yang keruh cahaya sulit mencapai retina dan akan menghasilkan bayangan
yang kabur pada retina.Jumlah dan bentuk kekeruhan pada setiap lensa mata
dapat bervariasi.
B. Etiologi
Penyebab penyakit katarak umumnya adalah usia lanjut, akan tetapi
dapat juga karena kelainan kongenital, atau penyulit penyakit mata lokal
menahun. Berbagai macam penyakit mata dapat mengakibatkan katarak
seperti glaukoma, ablasi, uveinitis dan retinitis pigmentosa (Ilyas, 2000 : 207)
Berikut ini adalah penyebab penyakit katarak, antara lain :
1. Fisik
2. Kimia
3. Penyakit predisposisi
4. Genetik dan gangguan perkembangan
5. Infeksi virus dimasa pertumbuhan janin
6. Usia
Berbagai faktor dapat mengakibatkan tumbuhnya katarak lebih cepat.
Faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan berkembangnya kekeruhan lensa
adalah obat tertentu, sinar ultra violet B dari cahaya matahari, efek racun dari
rokok, alkohol, gizi, kurangnya vitamin E dan radang menahun di dalam bola
mata. Obat yang dipergunakan untuk penyakit tertentu dapat mempercepat
timbulnya katarak sepert betametason, klorokuin, klorpromazin, kortison,
ergotamin, indometasin, medrison, neostigmin, pilokarpin dan beberapa obat
lainnya (Ilyas, 1999 : 10).
C. Klasfikasi Katarak
Berdasarkan usia katarak dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Katarak Kongenital
Katarak kongenital adalah katarak yang mulai terjadi sebelum atu
setelah lahir dan bayi berusia kurang dari 1 tahun. Katarak kongenital
digolongkan dalam katarak :
a. Kaspulolentikular dimana pada golongan ini termasuk katarak kaspular
dan katarak Polaris.
b. Katarak lentikular termasuk dalam golongan ini katarak yang
mengenai korteks atai nucleus lensa.
Untuk mengetahui penyebab katarak kongenital di perlukan
pemeriksaan riwayat prenatal infeksi ibu seperti rubella pada kehamilan
trisemester pertama dan pemakaian obat selama kehamilan. Katarak
congenital juga sering ditemukan pada bayi premature dan gangguan
system syaraf seperti retardasi mental.
Pemeriksaan darah pada katarak congenital perlu dilakukan karena
ada hubungan diabetes melitus, kalsium dan fosfor. Penanganan
tergantung pada unilateral dan bilateral, adanya kelainan mata lain, dan
saat terjadinya katarak. Katarak congenital prognosisnya kurang
memuaskan karena bergantung pada bentuk katarak dan mungkin sekali
pada mata tersebut telah terjadi ambliopia. Bila terdapat nistagmus maka
keadaan ini menunjukkan hal yang buruk pada katarak congenital. Dikenal
bentuk-bentuk katarak congenital :
a. Katarak piramidalis atau Polaris anterior
b. Katarak piramidalis atau katarak posterior
c. Katarak zonularis atau lamelris
d. Katarak pungata dan lain-lain.
Pada pupil mata bayi yang menderita katarak congenital akan
terlihat bercak putih atau suatu leukokoria. Pada setiap leukokoria.
Pemeriksaan leukokoria di lakukan dengan melebarkan pupil.
Katarak congenital sering di temukan pada bayi yang dilahirkan
oleh ibu-ibu yang menderita penyakit rubella galaktosemia,
homosisteinuri, diabetes melitus, penyakit lain yang menyertai katarak
congenital biasanya merupakan penyakit yang berhubungan dengan
herediter seperti mikroftalmus, aniridia, dan lain-lain.
Kekeruhan pada katarak congenital dapat dijumpai dalam berbagai
bentuk dan gambaran morfologik. Tindakan pengobatan pada katarak
congenital adalah operasi.
Tindakan bedah pada katarak congenital bergantung pada :
a. Katarak total bilateral, dimana sebaiknya di lakukan pembedahan
secepatnya segera katark terlihat.
b. Katarak to tal unilateral, yang biasanya diakibatkan trauma, dilakukan
pembedahan 6 bulan sesudah terlihat atau segera sebelum terjadi
juling; bila terlalu muda akan mudah terjadi ambliopia bila tidak
dilakukan tindakan segera; perawatan untuk ambliopia sebaiknya di
lakukan sebaik-baiknya.
Katarak total atau congenital unilateral, mempunyai prognosis yang
buruk, karena mudah sekali terjadinya ambliopia; karena itu sebaiknya
dilakukan pembedahan secepat mungkin, dan diberikan kacamata
segera dengan latihan bebat mata.
c. Katarak bilateral partial, biasanya pengobatan lebih konservatif
sehingga sementara dapat di coba dengan kacamata; bila terjadi
kekerugan yang progresif disertai dengan memulainya tanda-tanda
juling dan ambliopia maka dilakukan pembedahan, biasanya
mempunyai prognosis yang lebih baik (Ilyas , 2000:209-210).

2. Katarak Juvenil
Katarak yang lembek dan terdapat pada orang muda, yang mulai
terbentuknya pada usia kurang dari 9 tahun dan lebih dari 3 bulan. Katarak
juvenile biasanya merupakan lanjutan dari katarak kongenital.
Katarak juvenile biasanya merupakan penyulit penyakit sistemik
ataupun metabolic dan penyakit lainnya seperti :
a. Katarak metabolic
Katarak diabetic dan galaktosemik (gula)
Katarak hipokalsemik (tetanik)
Katarak defisiensi gizi
Katarak aminoasiduria (termasuk sindrom Lowe dan
homosistinuria)
Penyakit Wilson
Katarak berhubungan dengan kelainan metabolic lain.
b. Otot
Distrofi miotonik (umur 20 sampai 30 tahun)
c. Katarak traumatic
Penyebab katarak traumatic yang paling sering dijumpai adalah
cedera karena benda asing pada lensa atau cedera tumpul pada bola
mata. Yang sering terjad adalah karena peluru senapan angin,
sedangkan . yang langka antara lain karena anak panah, batu, benturan,
terlalu lama terpajan terhadap panas, sinar-X, dan bahan-bahan
radioaktif. Sebagian besar katarak traumatic dapat dihindari. Dalam
industry, sarana pengaman yang paling baik adalah kaca mata
pelindung.
Segera setelah benda asing masuk ke dalam lensa, lensa
menjadi putih karena robeknya kapsul lensa, yang menyebabkan
masuknya cairan mata dan kadang-kadang juga badan kaca ke dalam
lensa (Vaughan, 1990 : 172).

d. Katarak komplikata
Kelainan konganital dan herediter (siklopia, koloboma,
mikroftalmia, anireidia, pembuluh hialoid persisten, heterokromia
iridris)
Katarak degenerative (dengan myopia dan distrofi vitreoretinal,
seperti : Wanger dan retinitis pigmentosa, dan neoplasma)
Katarak anoksik
Toksik
Lain-lain kelainan congenital, sindrom tertentu, disertai kelainan
kulit (sindermatik)< tulang, dan kromosom.
Katarak radiasi (Ilyas, 2000 : 211-212).
3. Katarak Senil
Katarak senile adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada
usia lanjut, yaitu usia diatas 50 tahun. Penyebabnya sampai sekarang tidak
di ketahui secara pasti.
Kekeruhan lensa dengan nucleus yang mengeras akibat usia lanjut
yang biasanya mulai terjadi pada manusia lebih dari 60 tahun. Pada
katarak senile sebaiknya singkirkan penyakit mata local dan penyakit
sistemik seperti diabetes mellitus yang dapat menimbulkan katarak
komplikata.
Katarak senile secara klinik dikenal dalam 4 stadium yaitu
insipient, imatur, matur, dan hipermatur. Perbedaan stadium katarak senile
Insipien Imatur Matur Hipermatur
Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif
Cairan Normal Bertambah Normal Berkurang
Lensa (air (air+massa lensa
masuk) keluar)
Iris Normal Terdorong Normal Tremulans
Bilik Mata Normal Dangkal Normal Dalam
Depan
Sudut Bilik Normal Sempit Normal Terbuka
Mata
Shadow Negatif Positif Negatif Pseudopos
Test
Penyulit - Glaukoma - Uveitis+Glaukoma
Perbedaan stadium katarak senile :
a. Stadium insipient
Katarak stadium dini
Visus belum terganggu
Kekeruhan terutama terdapat pd bagian perifer berupa bercak seperti
jari jari roda
b. Stadium immature
Kekeruhan belum mengenai seluruh lap lensa
Terjadi hidrasi kortek yang menyebabkan lensa konveks shg indeks
refraksi berubah & mata menjadi myopia(intumesensi) konveksnya
lensa mendorong iris kedepan,menyebabkan sudut bilik mata depan
menjadi sempit dan menimbulkan komplikasi glukoma
c. Stadium matur
Terjadi pengeluaran air shg lensa berukuran normal kembali
Lensa telah keruh seluruhnya shg semua sinar yang masuk pupil
dipantulkan kembali
Dipupil tampak lensa seperti mutiara
d. Stadium dismatur
Korteks lensa yang seperti bubur mencair shg nucleus lensa turun
karena daya beratnya
Melalui pupil nucleus kelihatan sebagai setengah lingkaran dibagian
bawah dengan warna berbeda dari yang diatasnya yaitu kecoklatan
Terjadi kerrusakan kapsul lensaa yg lebih permeable shg isi korteks
dapat keluar dan lensa menjadi kempis (Ilyas, 2000: 212-214).

D. Manifestasi Klinis
Katarak terjadi secara perlahan-lahan sehingga tidak disadari oleh
penderitanya. Maka dari itu, penting untuk menngetahui tanda serta gejala-
gejalanya, yakni sebagai berikut :
1. Penurunan ketajama penglihatan dan silau serta gangguan fungsional
yang diakibatkan oleh kehilangan penglihatan
2. Pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil sehingga retina tak
akan tampak dengan oftalmoskop
3. Pandangan menjadi kabur dan redup
4. Pupil tampak abu-abu atau putih
5. Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek
6. Terlalu peka terhadap sinar atau cahaya
7. Penglihatan diplopia monokuler
8. Penurunan ketajaman penglihatan
9. Kesulitan melihat pada malam hari
10. Persepsi terhadap warna berubah
Menurut Dr. Robert Youngson tanda dan gejala katarak secara
keseluruhannya sebagai berikut :
1. Perubahan penglihatan atas warna
2. Mata yang berubah menjadi miopi selama waktu terbatas
3. Cahaya yang terpencar dan penglihatan yang makin buruk (Youngson,
1986:70).
E. Patofisiologi
Lensa berisi 65% air , 35% protein dan mineral penting. Katarak
merupakan kondisi penurunan ambilan oksigen, penurunan air, peningkatan
kandungan kalsium dan berubahnya protein yang terlarut menjadi tidak
terlarut serta trauma yang dialami si penderita.
Pembentukan katarak secara kimiawi ditandai oleh penurunan
penyerapan oksigen dan mula-mula terjadi peningkatan kandungan air diikuti
oleh dehidrasi. Kandungan natrium dan kalsium meningkat; kandungan
kalium, asam askorbat, dan protein berkurang. Pada lensa yang mengalami
katarak tidak ditemukan glutation (Vaughan, 1999 : 169).
Pada makalah ini kami membahas beberapa kondisi sehingga
seseorang dapat mengalami katarak. Yang pertama adalah proses degenerasi
atau proses penuaan. Pada proses penuaan, ukuran dan densitasnya
bertambah. Penambahan densitas ini akibat kompresi sentral pada lensa yang
menua. Serat lensa yang baru akan selalu diproduksi di korteks, menyebabkan
serat yang tua ditekan ke arah sentral. Inilah yang menyebabkan kekeruhan
dapat terjadi pada beberapa bagian lensa.Kekeruhan sel selaput lensa yang
terlalu lama menyebabkan kehilangan kejernihan secara progresif, yang dapat
menimbulkan nyeri hebat dan sering terjadi pada kedua mata.
Yang kedua adalah perubahan keseimbangan protein pada mata.
Normalnya lensa berwarna transparan, hal ini terjadi karena adanya
keseimbangan antara protein yang dapat larut dengan protein yang tidak dapat
larut dalam membran semi permiabel. Perubahan kimia dalam lensa ini
mengakibatkan hilangnya transparansi. Perubahan kimia dalam protein lensa
dapat menyebabkan koagulasi, sehingga mengabutkan pandangan dengan
menghambat jalannya cahaya ke retina. Bila terdapat peningkatan jumlah
protein yang tidak dapat diserap, maka terjadi penurunan sintesa protein
sehingga jumlah protein dalam lensa berlebihan yang berupa massa yang
transparan atau bintik kecil disekitar lensa dan membentuk suatu kapsul.
Dan yang ketiga adalah trauma. Trauma akan mengakibatkan
degenerasi dini lensa mata sehingga terjadi perubahan protein dan senyawa
kimia pada lensa yang mengakibatkan koagulasi serat protein sehingga
keadaan lensa akan keruh.
Beberapa kondisi diatas dapat memburamkan bayangan semu yang
sampai pada retina. Akibatnya otak menginterpretasikan sebagai bayangan
berkabut. Pada katarak yang tidak diterapi, lensa mata akan menjadi putih susu
kemudian berubah menjadi warna kuning bahkan dapat berubah menjadi
coklat atau hitam dan klien mengalami kesulitan dalam melihat.

F. Penatalaksanaan
Gejala-gejala yang timbul pad akatarak yang masih ringan dapat
dibantu menggunakan kacamata, lensa pembesar, cahaya yang lebih terang
atau kacamata yang dapat meredamkan cahaya. Pada tahap ini tidak
diperlukan operasi.
Tindakan operasi katarak merupakan cara yang efektif untuk
memperbaiki lensa mata, tetapi tidak semua kasus katarak memrlukan operasi.
Operasi katarak perlu dilakukan jika kekeruhan lensa menyebabkan penurunan
tajam penglihatan sedemikian rupa sehingga mengganggu pekerjaan sehari-
hari. Operasi katarak dapat dipertimbangkan untuk dilakukan jika katarak
terjadi berbarengan dengan penyakit mata lainnya, seperti uveitis
Ada beberapa jenis operasi yang dapat dilakukan pada penderita
katarak, antara lain :
1. Operasi Ektraksi Katarak Ekstra Kapsular (EKEK)
Ini merupakan pembedaha pada lensa katarak dimana isi lensa
dikeluarkan setelah pembungkus atau kapsul lensa ditinggalkan.
Dengan teknik ini terdapat ruang bebas di temat bekas lensa sehingga
memungkinkan menempatkan lensa pengganti yang disebut lensa
tanam bilik mata belakang (posterior chamber intraocular lens). Bedah
cara ini mengurangi penyulit yang sering terjadi pada EKIK. Dngan
teknik ini saytan lebih kecil (10-11 mm), sedikit jahitan dengan waktu
penyembuhan lebih pendek. Bahkan pada fakoemulsifikasi maka
sayatan sangat kecil dengan jumlah jahitan sedikit dan bisa tidak
dijahit sama sekali sehingga otomatis penyulit berkurang.
Fakoemulsifikasi merupakan teknik EKEK baru dimana lensa yang
keruh atau katarak dikeluarkan melalui sayatan 2-3mm.(Ilyas, 1999:
25)
Pembedahan ini dilakukan pada pasien katarak muda, pasien
dengan kelainan endotel, bersama-sama keratoplasti, implantasi lensa
ocular posterior, perencanaan implantasi sekunder lensa intra ocular,
kemungkinan akan dilakukan pembedahan glaucoma, mata dengan
predisposisi untuk terjadinya prolaps badan kaca, mata sebelahnya
telah mengalami prolaps badan kaca, sebelumnya mata mengalami
ablasi retina, mata dengan sitoid macular edema, pasca bedah ablasi,
untuk mencegah penyulit pada saat melakukan pembedahan katarak
seperti prolaps badan kaca (Ilyas, 2000 : 218).
2. Operasi Ekstraksi Katarak Intra Kapsular (EKIK)
Ini merupakan tindakan pembedahan pada lensa katarak
dimana seluruh lensa bersama dengan pembungkusnya atau kasulnya
dikeluarkan dengan lidi (probe) beku (dingin). Pada operasi ini dibuat
sayatan selaput bening yang cukup luas, jahitan yang banyak (14-15
mm), sehingga penyembuhan lukanya memakan waktu yang lama
(Ilyas, 1999 : 25).
Ini merupakan pembedahan yang sangat lama danpopuler.
Pembedahan ini dilakukan dengan menggunakan mikroskop dan
pemakaian alat khusus sehingga penyulit tidak banyak seperti
sebelumnya. Katarak ekstraksi intra kapsuler ini tidak boleh dilakukan
atau kontra indikasi pada pasien berusia kurang dari 40 tahun yang
masih mempunyai ligament hialoidea kapsular. Penyulit yang dapalt
terjadi pada pembedahan ini antara lain astigmatisme, glaucoma,
uveitis, endoftalmitis dan pendarahan (Ilyas, 2000 : 218).
G. Komplikasi
1. Glaukoma
2. Infeksi pasca operasi
3. Perdarahan
4. Edema
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marylinn dkk. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Penerbit EGC:


Jakarta.
http://dotowawan.wordpress.com/2011/07/13/katarak-senilis/
http://dwilibra56.blogspot.com/2012/01/asuhan-keperawatan-pada-pasien-
katarak.html 18 SEPT 2013 20.15
http://erfansyah.blogspot.com/2011/11/askep-katarak.html
http://fitrihiperemesis.blogspot.com/2011/03/asuhan-keperawatan-dengan-pasien.html
diunduh 12 september 2013
http://hanyasekedarblogg.blogspot.com/2013/07/pathway-katarak.html diunduh 12
september 2013 pukul 17.56
http://id.wikipedia.org/wiki/Katarak 1 diunduh pada 3 sept 21.33.
http://nuzulul-fkp09.web.unair.ac.id/artikel_detail-35543-Kep%20Sensori%20dan
%20Persepsi-Askep%20Katarak.html Diunduh pada 13 sept 2013 22.15.
Ilyas, Sidarta. (1999). Katarak Lensa Mata Keruh , FKUI: Jakarta.
Ilyas, Sidarta. (2000). Ilmu Penyakit Mata, FKUI: Jakarta.
Ilyas, Sidarta. (2000). Sari Ilmu Penyakit Mata, FKUI: Jakarta.
Youngson, Robert. (1986). Segala Sesuatu Tentang Mata. Penerbit Archan: Jakarta.
Vughan, Daniel. (1990) Oftalmologi Umum Jilid 1 1990. Widya Medika: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai