Dasar Teori 2
Alat Bahan 6
Langkah Kerja 6
Data 7
Kesimpulan 16
Daftar Pustaka 17
1
Maksud dan Tujuan
Maksud dari diadakannya praktikum acara ukuran butir sedimen adalah untuk
melakukan analisis distribusi ukuran butir sedimen dengan metode-metode tertentu.
Sedangkan tujuan diadakannya praktikum ini adalah untuk mengetahui proses-proses
geologi yang berperanan terhadap pembentukan dan deposisi sedimen tersebut
berdasarkan variasi ukuran butir.
Dasar Teori
=-log2 d
2
Terdapat beberapa cara yang digunakan untuk mengukur ukuran butir
sedimen. Pengukuran butir didasarkan pada ukuran dari butiran yang akaan diamati.
Berikut metode yang digunakan dalam pengukuran ukuran butir:
Pada acara ini gunakan metode ayakan untuk memisah-misahkan antara butir-
butiran pasir. Berikut adalah cara melakukan ayakan pada acara ini:
3
9. Tiap-tiap fraksi kemudian ditimbang. Sebaiknya tidak kehilangan berat >5% dari
berat awal. Apabila hal tersebut terjadi, maka proses harus diulangi dari awal.
Setelah itu dilakukan pengolahan data ukuran butir, secara umum hal yang
dilakukan adalah:
1. plotting data sebagai histogram, kurva distribusi frekuensi atau tipe grafik yang
lain yang dapat memberikan gambaran visual data.
2. perhitungan parameter statistik(rata-rata, standar deviasi, kurtosis, dll).
3. perhitungan momen statistik (rata-rata, standar deviasi, kurtosis, dll) dengan cara
matematis dari data presentase berat fraksi ukuran butir.
1. Median adalah ukuran butir partikel tepat pada tengah-tengah populasi, yang
berarti separuh dari berat keseluruhan partikel adalah lebih halus sedangkan
separuh lainnya lebih kasar dari ukuran butir tersebut.
2. Mode adalah ukuran butir yang frekuensinya lebih sering muncul.
3. Mean adalah rata-rata dari ukuran butir tersebut.
16+50+84
Graphic mean(Mz)= 3
4. Sortasi adalah nilai standar deviasi distribusi ukuran butir. Parameter ini
menunjukan tingkat keseragaman butir.
8416 955
Inclusive graphic standard deviation(1)= +
4 6,6
Klasifikasi 1 :
Nilai 1 Keterangan
<0,35 Very well sorted
0,35-0,50 Well sorted
0,50-0,71 Moderately well sorted
4
0,71-1,00 Moderately sorted
1,00-2,00 Poorly sorted
2,00-4,00 Very poorly sorted
>4,00 Extremely poorly sorted
5. Skewness adalah nilai kesimetrian suatu kurva frekuensi. Nilai skewness positif
menunjukan kurva frekuensi cenderung memuncak di sebelah kiri mean yang
berarti didominasi bahwa sedimen tersebut didominasi oleh partikel dengan
ukuran butir yang lebih kasar, begitu pula sebaliknya.
84+16+250 95+5250
Inclusive graphic skewness (SK1)= +
2(8416) 2(955)
Klasifikasi SK1:
+0,1 - +0,3 Very fine-skewee
+0,3 - +0,1 Fine-skewed
+0,1 - -0,1 Near-symmetrical
-0,1 - -0,3 Cooarse-skewed
-0,3 - -1,0 Very coarse-skewed
6. Kurtosis adalah nilai yang menunjukkan kepuncakkan kurva. Sebuah kurva
disebut kurva normal (mesokurtic) jika sebaran distribusi antara 5% dan 95%
adalah 2,44 kali sebaan distribusi antara 25% dan 95%.
955
Graphic kurtosis(KG)= 2,44(7525)
Klasifikasi KG
<0,67 Very platykutic
0,67-0,90 Platykurtic
0,90-1,11 Mesokurtic
1,11-1,50 Leptokurtic
1,50-3,00 Very leptocurtic
>3,00 Extremely leptokurtic
5
karena perhitungan ini menggunakan asumsi bahwa kurva distribusi frekuensinya bersifat
distribusi normal.
Mean(x)=
()2
Sortasi()= 100
()3
Skewness(Sk)=
1003
()4
Kurtosis (K)= 1004
Langkah Kerja
6
d) Persiapkan alat ayakan dengan cara membersihkan dengan menggunakan kuas
terlebih dahulu.
e) Saringan disusun dengan nomor mesh terbesar di bawah dan kecil diatas.
f) Masukkan sampel pada saringan yang paling atas kemudian tutup, jalankan
mesin selama 10 menit.
g) Setelah selesai, maka butiran sedimen akan terpisah sesuai fraksi-fraksi sesuai
ukurannya.
h) Pisahkan tiap fraksi dan masukkan dalam plastik sampel, gunakan kuas untuk
memasukan butiran hingga meminimalkan yang tertinggal di mesin.
i) Tiap-tiap fraksi kemudian ditimbang. Sebaiknya tidak kehilangan berat >5%
dari berat awal. Apabila hal tersebut terjadi, maka proses harus diulangi dari
awal.
Setelah itu dilakukan pengolahan data ukuran butir, secara umum hal yang
dilakukan adalah:
plotting data sebagai histogram, kurva distribusi frekuensi atau tipe grafik yang
lain yang dapat memberikan gambaran visual data.
perhitungan parameter statistik(rata-rata, standar deviasi, kurtosis, dll).
perhitungan momen statistik (rata-rata, standar deviasi, kurtosis, dll) dengan cara
matematis dari data presentase berat fraksi ukuran butir.
Data
LP 1
7
Grafik Phi VS Frekuensi Grafik Phi VS Frekuensi
Berat (%) Kumulatif
50 120
100
40
80
30
60
20
40
10 20
0 0
0 2 4 6 8 0 2 4 6 8
-10
Perhitungan Grafis:
Mean: 2,083
8
MEAN 2,0705625
SORTASI 0,735 (moderately sorted)
SKEWNESS -0,142548638 (coarse skewed)
KURTOSIS 4,460705418 (extremely leptocurtic)
LP 2
LP 2 grafis
30
Berat (%) Kumulatif
100
20
10 50
0 0
0 1 2 3 4 5 6 7 0 1 2 3 4 5 6 7
Mean
Sortasi
9
84 16 95 5 2,4 0,9 3,75 0,6
1 = + = +
4 6,6 4 6,6
1,5 3,15
= + = 0,375 + 0,477 = 0,852 ( )
4 6,6
Skewness
84 + 16 250 95 + 5 250
1 = +
2(84 16) 2(95 5)
2,4 + 0,9 2(1,7) 3,75 + 0,6 2(1,7) 0,1 0,95
= + = +
2(2,4 0,6) 2(3,75 0,6) 3,6 6,3
= 0,028 + 0,151 = 0,123 ( )
Kurtosis
95 5 3,75 0,6 3,15
= = = = 1,174 ()
2,44(75 25) 2,44(2,3 1,2) 2,684
LP 2 matematis
1.
Mean
232,079
= = = 2,32079
100
Sortasi
( )2 86,647
= = = 0,931 (moderately sorted)
100 100
10
Skewnes
( )3 51,805
= = = 0,642 (very fine skewed)
100 3 80,695
Kurtosis
( )4 292,134
= = = 3,889 (extremely leptocurtic)
100 4 75,127
LP 3
LP 3 grafis
25 80
20
60
15
40
10
5 20
0 0
0 1 2 3 4 5 6 7 0 1 2 3 4 5 6 7
Mean
11
Sortasi
84 16 95 5 2,75 0,9 4 0,6
1 = + = +
4 6,6 4 6,6
1,85 3,4
= + = 0,463 + 0,515 = 0,978 ( )
4 6,6
Skewnes
84 + 16 250 95 + 5 250
1 = +
2(84 16) 2(95 5)
2,75 + 0,9 2(1,85) 4 + 0,6 2(1,85) 0,05 0,9
= + = +
2(2,75 0,9) 2(4 0,6) 3,7 6,8
= 0,014 + 0,132 = 0,118( )
Kurtosis
95 5 4 0,6 3,4
= = = = 1,212 ()
2,44(75 25) 2,44(2,4 1,25) 2,806
LP 3 Matematis
Mean
245,218
= = = 2,45218
100
Sortasi
12
( )2 95,627
= = = 0,978 (moderately sorted)
100 100
Skewness
( )3 52,133 (fine-skewed)
= = = 0,557
100 3 93,544
Kurtosis
( )4 294,937
= = = 3,224 (extremely leptocurtic)
100 4 91,486
Dari perhitungan diatas, dapat diambil dua macam data berupa data grafis dan
matematis berikut perbandingannya. Berikut adalah data-data grafis :
13
2 2,32 0,931(moderately 0,642(very fine 3,889(extremely
sorted) skewed) leptocurtic)
3 2,45 0,978(moderately 0,978(very fine 3,224(extremely
sorted) skewed) leptocurtic)
LP 1: Pada LP ini berada pada ujung utara dari bagian STA 11 berdekatan dengan
aspek antropologis berupa groundsiil sehingga sedikit banyak mempengaruhi dari
proses sedimentasi yang terjadi. Berdasar data perhitungan grafis didapat sortasi
yang moderately well sorted sehingga butiran memiliki keseragaman butir yang
tersortasi dengan baik lebih baik dari LP 2 dan LP 3. Dan jika dilihat dari aspek
skewness yang bernilai negatif(very coarse skewed) menunjukan bahwa dominasi
14
butir oleh butiran kasar. Ditunjang kecepatan di LP ini lebih besar dari LP 2 dan
LP 3 yaitu 0,83 m/s yang mampu membawa partikel yang lebih kasar. Meskipun
demikian, proses sedimentasi sedikit banyak terpengaruh oleh aktifitas groundsiil.
Berdasarkan grafik Visher menunjukan bahwa dominasi proses transportasi
berupa gerakan saltasi dan .
LP 2: Pada LP ini memiliki kemiripan dengan LP 3. Kemiripan terlihat baik dari
data matematis maupun grafis yang memiliki nilai yang hampir sama. Ditunjang
pula oleh data kecepatan arus yang hampir sama yaitu 0,625 m/s. Pada LP ini
berdasarkan pada sortasi yang moderately sorted menunjukan bahwa butiran
terdistribusi secara cukup. Ditambah pula dengan data skewness yang bernilai
positif sehingga dominasi partikel terbentuk dari partikel yang lebih halus.
Berdasarkan grafik Visher menunjukan bahwa dominasi proses transportasi
berupa gerakan saltasi dan suspensi.
LP 3: Pada LP ini memiliki kemiripan dengan LP 2. Kemiripan terlihat baik dari
data matematis maupun grafis yang memiliki nilai yang hampir sama. Ditunjang
pula oleh data kecepatan arus yang hampir sama yaitu 0,68 m/s. Pada LP ini
berdasarkan pada sortasi yang moderately sorted menunjukan bahwa butiran
terdistribusi secara cukup. Ditambah pula dengan data skewness yang bernilai
positif sehingga dominasi partikel terbentuk dari partikel yang lebih halus.
Berdasarkan grafik Visher menunjukan bahwa dominasi proses transportasi
berupa gerakan saltasi.
Berdasar intepretasi tiap LP diatas, dapat ditarik hubungan antara LP 1, LP 2,
LP 3. Pada LP 1 yang paling dekat dengan hulu menunjukan sortasi yang paling
buruk dari pada yang 2 LP lain. Juga pada butirannya yang semakin ke hilir lebih
halus.
Akan tetapi ada aktifitas manusia yang sedikit banyak menganggu proses
sedimentasi yaitu berupa pembuatan groundsiil, pembuatan groundsiil ini
memang memiliki tujuan untuk menghambat proses sedimentasi.
15
Kesimpulan
Pada praktikum acara Ukuran Butir Sedimen ini memiliki kesimpulan bahwa
pada STA 11 proses geologi yang berperan dalam sedimentasi adalah proses
alluvial yang sudah terpengaruh oleh suatu kegiatan manusia. Sedangkan proses
deposisi akhir pada STA 11 umumnya berupa gerakan saltasi.
16
Daftar Pustaka
Surjono, S. Sugeng., D. Hendra Amijaya., dan Sarju Winardi. 2010. Analisis
Sedimentasi.Yogyakarta: Pustaka Geo.
17