Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan nasional yang berlangsung secara terus-menerus dan


berkesinambungan selama ini, bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat baik
materiil dan spiritual. Untuk merealisasikan tujuan tersebut diperlukan anggaran
pembangunan yang cukup besar. Salah satu usaha untuk mewujudkan peningkatan
penerimaan untuk pembangunan tersebut adalah dengan menggali sumber dana
yang berasal dari dalam negeri, yaitu pajak. Secara ekonomi, pemungutan pajak
merupakan penerimaan negara yang digunakan untuk meningkatkan taraf
kehidupan masyarakat. (Mulyo Agung, 2007). Taraf hidup masyarakat akan
meningkat diperlukan anggaran yang selalu meningkat pula. Hal ini dapat dilihat
dari besarnya anggaran pemerintah Indonesia untuk tahun 2015. Realisasi belanja
Negara dalam APBN 2015 sebesar Rp 1.796,6 Triliun meningkat dari tahun 2014
yang hanya sebesar Rp 1.767,3 Triliun. Sedangkan tahun 2016 realisasi Belanja
Negara dalam APBN sebesar Rp 1860,3 (89,3%)triliun.

Sekarang ini pajak merupakan sumber penerimaan yang dominan dalam


struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Hampir 80 persen
penerimaan berasal dari sektor pajak. Realisasi penerimaan pajak pada tahun 2015
sebesar 1.240 triliun atau sekitar 82,97% dari seluruh penerimaan negara dalam
Anggaran Pendapatan Belanja Negara (ABPN) 2015. Sedangkan untuk tahun
2016 realisasi penerimaan pajak sebesar Rp Rp1.360,2 triliun atau sekitar 75%
dari seluruh penerimaan negara. Pendapatan negara dari tahun ke tahun selalu
mengalami peningkatan, namun demikian peluang untuk terus ditingkatkan di
masa yang akan datang terbuka lebar karena potensinya belum digali secara
optimal. Untuk menggali penerimaan negara dari sektor perpajakan dibutuhkan
upaya-upaya nyata, serta diimplementasikan dalam bentuk kebijakan pemerintah.
Upaya-upaya tersebut dapat berupa intensifikasi maupun ekstensifikasi

1
2

perpajakan. Intensifikasi pajak dapat berupa peningkatan jumlah Wajib Pajak


(WP) maupun peningkatan penerimaan pajak itu snediri. Upaya ekstensifikasi
dapat berupa perluasan objek pajak yang selama in belum tergarap. Untuk
mengejar penerimaan pajak, perlu didukung situasi sosial ekonomi politik yang
stabil, sehingga masyarakat juga bisa dengan sukarela membayar pajaknya.
Pemerintah tentu diharapkan dapat mempertimbangkan kembali kebijakan
perpajakan yang bisa menarik minat masyarakat menjadi wajib pajak seperti
sunset policy. Demikian juga, salah satu kebijakan yang perlu dipertimbangkan
adalah diberikannya tax amnesty atau pengampunan pajak. Kebijakan ini
diharapkan dapat meningkatkan subyek pajak maupun obyek pajak. Subyek pajak
dapat berupa kembalinya dana-dana yang berada di luar negeri, sedangkan dari
sisi obyek pajak berupa penambahan jumlah wajib pajak. Indonesia pernah
menerapkan amnesti pajak pada 1984. Namun pelaksanaannya tidak efektif
karena wajib pajak kurang merespons dan tidak diikuti dengan reformasi sistem
administrasi perpajakan secara menyeluruh.2 Disamping itu peranan sektor pajak
dalam sistem APBN masih berfungsi sebagai pelengkap saja sehingga pemerintah
tidak mengupayakan lebih serius. Pada saat itu penerimaan negara banyak
didominasi dari sektor ekspor minyak dan gas bumi. Berbeda dengan sekarang,
penerimaan pajak merupakan sumber penerimaan dominan dalam struktur APBN
Pemerintah Indonesia. Saat ini, sebagai bentuk reformasi perpajakan salah satu
agendanya adalah menerapkan Pengampunan Pajak atau Tax Amnesty.

Bila kita melihat saat diterapkannya Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007


sebagai perubahan UU No.6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan (UU KUP) diundangkan, banyak yang memperhatikan ketentuan-
ketentuan tersebut terutama dalam pasal 37A dimana kebijakan ini merupakan
versi mini dari program pengampunan pajak yang banyak diminta kalangan usaha.
Meskipun belum mampu memuaskan semua pihak tetapi kebijakan yang lebih
dikenal dengan nama Sunset Policy ini telah menimbulkan kelegaan bagi banyak
pihak 3 Dalam pelaksanaannya, implementasi perpajakan di Indonesia masih
mempunyai beberapa permasalahan. Pertama, kepatuhan wajib pajak masih
3

rendah. Kedua, kekuasaan Direktorat Jenderal Pajak masih terlalu besar karena
mencakup fungsi eksekutif, legislatif, dan yudikatif sekaligus sehingga
menimbulkan ketidakadilan dalam melayani hak wajib pajak yang berefek
turunnya tingkat kepatuhan wajib pajak. Ketiga, masih rendahnya kepercayaan
kepada aparat pajak dan berbelitnya aturan perpajakan

Berdasarkan uraian di atas, ternyata masalah tenaga kerja merupakan salah


satu faktor yang penting bagi perusahaan, sehingga kompensasi merupakan salah
satu cara untuk meningkatkan prestasi kerja yang akhirnya akan dapat
meningkatkan produktivitas karyawan sesuai dengan tujuan perusahaan.
Mengingat pentingnya masalah tersebut, maka penulis mengambil judul:
Pengaruh Kompensasi terhadap Presrtasi Kerja Karyawan pada PT SHAS
Advertising Sukabumi.

Uji Beda Penerimaan Pajak Sebelum Dan Sesudah Penerapan Kebijakan


Tax Amnesty

1.2 Identifikasi masalah

Berdasarkan masalah yang dikemukakan diatas, maka identifikasi


masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pemberian kompensasi pada pada PT SHAS advertising


Sukabumi.
2. Bagaimana prestasi kerja pada PT SHAS advertising Sukabumi
3. Seberapa besar pengaruh antara kompensasi terhadap prestasi kerja pada PT
SHAS advertising Sukabumi

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Dalam melakukan penelitian dengan maksud memperoleh data-data


mengenai kompensasi terhadap prestasi kerja karyawan di PT SHAS advertising
Sukabumi dimana data-data tersebut akan digunakan sebagai bahan skripsi. Juga
4

diharapkan dengan penelitian ini dapat memperluas wawasan keilmuan khususnya


mengenai kompensasi dan prestasi kerja karyawan.

Sedangkan tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui Pemberian Kompensasi pada PT SHAS advertising


Sukabumi
2. Untuk mengetahui Prestasi Kerja pada PT SHAS advertising Sukabumi
3. Untuk mengetahui Pengaruh Kompensasi terhadap Prestasi Kerja pada PT
SHAS advertising Sukabumi.

1.4 Kegunaan penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan kegunaan sebagai:

1. Bagi perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan memberi sumbangan pemikiran bagi PT
SHAS Advertising& Sukabumi untuk mengembangkan program program
perusahaan dalam rangka meningkatkan prestasi kerja karyawan.
2. Bagi akademisi
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
kepada para akademisi atau pihak yang tertarik pada masalah kompensasi
dan prestasi kerja karyawan.
3. Bagi penulis
Sebagai salah satu syarat untuk menempuh ujian akhir sidang sarjana, juga
diharapkan dengan penelitian ini dapat memperluas wawasan keilmuan
khususnya mengenai kompensasi dan prestasi kerja karyawan.

1.5 Kerangka Pemikiran

1.5.1 Landasan Teori


5

Perusahaan dalam melakukan aktivitasnya tentu membutuhkan karyawan


atau sumberdaya manusia SDM diperlukan untuk menggerakan roda aktivitas
perusahaan agar dapat mencapai tujuan maupun fungsi perusahaan yang
diinginkan. Dalam proses pengadaan sumber daya manusia untuk dapat
menggerakan roda perusahaan tersebut disesuaikan dengan tahapan aktivitas.
Dalam waktu tertentu perusahaan menyampaikan informasi kepada masyarakat
akan kebutuhan karyawan melalui proses rekruitmen.

Bagi karyawan yang lulus test setelah melalui tahapan rekruitmen akan
ditetapkan sebagai karyawan tetap dengan pemberian kompensasi yang besarnya
disesuaikan dengan tingkat pendidikan dan lama kerja. Kompensasi yang
diberikan perusahaan kepada karyawan adalah berupa gaji, intensif, komisi/bonus,
dan tunjangan. Pemberian kompensasi diharapakan dapat memacu produktifitas
karyawan yang pada akhirnya akan memberikan keuntungan kepada perusahaan.
Pemberian kompensasi dirasa semakin besar manfaatnya karena tuntutan
kebutuhan pekerjaan dan pemberian kompensasi sebagai akibat dari persaingan
perusahaan.

Menurut Henry Simamora (2001 : 541) kompensasi karyawan merujuk


pada semua bentuk upah atau imbalan yang berlaku dan muncul dari pekerjaan
mereka serta mempunyai 3 komponen. Adapun pembayaran keuangan langsung
dalam bentuk gaji, intensif, komisi/bonus. Terdapat pembayaran tidak langsung
dalam bentuk tunjangan dan asuransi. Karyawan diberikan ganjaran nonfinasial
seperti seperti pelatihan, pemberian wewenang dan tanggung jawab.penghargaan
atas kinerja dan lingkungan kerja yang mendukung.

Pengertian diatas terlihat bahwa kompensasi merupakan alat pengikat


perusahaan terhadap karyawannya. Faktor penarik bagi calon karyawan dan faktor
pendorong seseorang menjadi karyawan. Kompensasi mempunyai fungsi yang
begitu penting didalam memperlancar jalannya roda organisasi. Kompensasi bisa
berupa fisik maupun non fisik dan harus dihitung dan diberikan kepada karyawan
sesuai dengan pengorbanan yang telah diberikannya kepada perusahaan tempat ia
6

bekerja. Besarnya kompensasi mencerminkan status, pengakuan dan tingkat


pemenuhan kebutuhan yang dinikmati oleh karyawan beserta keluarganya.

Henry Simamora (2001 : 541) Dimensi-dimensi kompensasi

1. Kompensasi Financial langung (direct financial compensation)


2. Kompensasi Finansial tidak langsung (indirect financial compensation)
3. Kompensasi non finansial ( nonfinancial compensation)

Pengertian prestasi kerja menurut mangkunegara (2005:67) adalah

Prestasi kerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Dari uraian prestasi kerja diatas menyimpulkan bahwa prestasi kerja


merupakan hasil kerja secara nyata yang dicapai oleh seorang karyawan baik
secara kualitas maupun kuantitas dalam melaksanakan tugas-tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Prestasi kerja yang efektif
yaitu memenuhi sasaran standar yang ditetapkan didalam suatu perusahaan.
Tinggi rendahnya prestasi kerja seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor
kemampuan. Pengetahuan dan motivasi seseorang dalam memahami
pekerjaannya. Karena semakin tinggi potensi yang dimiliki oleh karyawan akan
menghasilkan prestasi kerja yang optimal.

Dimensi prestasi kerja menurut Gomes (2003 : 134) yaitu :

1. Quality of Work, mencakup akurasi keahlian dan kesempurnaan dalam


pekerjaan.
2. Quantity of Work, mencakup banyaknya bentuk yang diproses,
lamanya waktu yang digunakan dan banyaknya kesalahan yang
dilakukan.
3. Job Knowledge, pemahaman karyawan mengenai fakta-fakta atau
faktor-faktor yang berhubungan dengan pekerjaan.
7

4. Cooperation, kemampuan dan kerelaan untuk bekerja dengan rekan


dan bawahan untuk mencapai tujuan organisasi bersama.
5. Initiative. Merupakan kesungguhan dalam meminta tanggung
jawab,memulai diri dan tidak gentar untuk memulai.
6. Creativeness, keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan
tindakan untuk menyelesaikan persoalan yang muncul.
7. Dependability, merupakan aspek penilaian prestasi kerja dimana
pekerja mengikuti petunjuk dan kebijakan perusahaan tanpa
pengawasan dari pimpinan.
8. Personal Qualities, meliputi kepribadian, penampilan, sosioabilitas,
kepemimpinan dan integritas.

Gambaran penjelasan diatas dalam bentuk kerangka teori sebagai berikut :

Kompensasi Prestasi Kerja

1. Financial langung Quality


Gaji Quantity
Job Knowledge
Intensif
Cooperation
Komisi Initiative
2. Finansial tidak langsung Creativeness
Tunjangan Dependability
Personal Quality
Asuransi
3. Non finansial
: Gomes (2003 : 134)
Fasilitas
Pujian

Henry Simamora (2001 : 541)

1.5.2 Studi Empiris


8

Pada sub bab ini, akan menyajikan beberapa hasil-hasil penelitian


sebelumnya yang diambil dari skripsi, untuk mendukung kerangka penelitian
untuk variable yang akan diteliti. Adapun hasil-hasil penelitian sebelumnya adalah
sebagai berikut :

No Peneliti Judul Variabel Metode Analisis Hasil Penelitian


Penelitian
1. Wahidi Pengaruh Kompensasi Analisis Regresi Kompensasi
(2004) Kompensasi kepuasan Linear berganda. berpengaruh positif
dan kerja, serta dan signifikan
Kepuasan kinerja. terahadap kinerja
Kerja guru, kepuasan kerja
Terhadap berpengaruh positif
Kinerja Guru. terhadap kinerja
guru.

2. Sri Pengaruh Kompensasi Analisis Regresi Kompensasi


Wahyuni Kompensasi Lingkungan Linear berpengaruh posotif
(2008) dan Kerja, Berganda, signifikan terhadap
Lingkungan Prestasi dengan motivasi, lingkungan
Kerja Kerja, serta menggunakan kerja berpengaruh
Terhadap Motivasi. Metode Analisis positif signifikan
Prestasi Jalur Path terhadap motivasi.
Kerja, Analysis. Kompensasi
dengan berpengaruh positif
Motivasi terhadap prestasi
Sebagai kerja, lingkungan
Mediasi ( kerja berpengaruh
Studi pada positif dan signifikan
satuan Polisi terhadap prestasi
Pamong Praja kerja.
9

Provinsi awa
Tengah
3. Astrid Pengaruh Mutasi Analisis Regresi Pemberian
Tanjung Kompensai Kerja Linear Berganda kompensasi
sari (2008) Terhadap Kompensasi berpengaruh positif
Kinerja serta pada kinerja
Karyawan Kinerja. karyawan.
pada PT
Berkah Surya
Abadi Unit
Semarang
4. Eka Dwi Pengaruh Kompensasi Analisi Regresi Kompensasi
Surya Kompensasi Keahlian, Linear Berganda berpengaruh positif
(2009) Keahlian dan Motivasi dan signifikan
Motivasi serta terhadap prestasi
Kerja Prestasi kerja, keahlian
terhadap Kerja. berpengaruh positif
Prestasi Kerja dan signifikan
pada PT tehadap prestasi
Pembangkan kerja, motivasi
Muara berpengaruh positif
Tawar. dan signifikan
terhadap prestasi
kerja.

1.5.3 Hipotesis

Menurut Sugiono (2008 : 93) Hipotesis adalah jawabaan sementara terhadap


masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan
kebenarannya. Mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang
akan diteliti.
10

Dari kerangka pemikiran diatas, maka dapat diambil beberapa hipotesis


sebagai berikut:
1. Pemberian kompensasi diasumsikan baik.
2. Prestasi kerja diasumsikan baik.
3. Diduga pemberian kompensasi berpengaruh signifikan terhadap prestasi
kerja.

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksaknakan di PT SHAS advertising Jl.karang tengah


No44o Cibadak Sukabumi, dimana waktu pelaksanaan yang dilakukan pada bulan
februari 2017 sampai dengan april 2017.

Anda mungkin juga menyukai