Anda di halaman 1dari 7

TUGAS INDIVIDU

Komunikasi dalam keperawatan

Dosen MK: Ns.Irhamdi Ahmad, S.Kep.M.Kep

DISUSUN OLEH:
Suliana
Npm: 1420116211

STIKES MALUKU HUSADA

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

T.A 2017/2018
Pertanyaan : bagaimana anda melakukan pengkajian dengan
menggunakan metode inspeksi,perkusi auskultasi,palpasi serta
wawancara untuk mendapatkan data yang akurat dan valid .
1. Dalam melakukan pengkajian dengan klien gangguan pendengaran (Tuna
Rungu) dan tidak bisa berbicara(tuna wicara) di perlukan Komunikasi
Terapeutik Pada Kelompok kelompok khusus . Sebelumnya kita harus
memahami betul tentang pasien dengan gangguan tuna rungu dan tuna
wicara ini dengan memahami
a. Masalah Komunikasi Pada Pasien Tuna Rungu
1. Mengalami kesulitan dalam menerima dan memberikan informasi
dalam interaksinya.
2. Mudah marah dan cepat tersinggung (apabila salah dalam
mendengar)
3. Kurangnya kesadaran akan aspek-aspek diri sendiri yang akan
sangat mempengaruhi interaksi dengan orang lain.
b. Cara Penyelesaian Masalah Dalam Komunikasi sehingga
mendapatkan data untuk pengkajian dengan menggunakan metode
inspeksi ,palpasi perkusi dan auskultasi Pada Tuna Rungu dan tuna
wicara adalah Berikut:
1. Menggunakan bahasa isyarat.
2. Libatkan keluarga dalam komunikasi dengan tuna rungu.
3. Gunakan alat bantu dengar.
4. Gunakan bahasa pantomin.
c. Tekhnik komunikasi pada klien tuna rungu :
1. Penekanan intonasi dan gerak bibir
2. Menurunkan jarak.
3. Gunakan isyarat kata-kata atau bahasa yang berbentuk tindakan.
4. Pengulangan kata.
5. Menyentuh klien.
6. Menjaga kontak mata.
7. Jangan melakukan pembicaraan ketika sedang mengunyah.
8. Gunakan bahasa pantomin bila memungkinkan dengan gerak
sederhana dan perlahan.
9. Gunakan bahasa isyarat atau bahasa jari jika bisa dan diperlukan
10.Jika ada sesuatu yang sulit dikomunikasikan coba sampaikan
dalam bentuk tulisan, gambar atau simbol.
11.Gunakan bahasa, kalimat, kata-kata yang sederhana.
Karena pada dasarnya manusia adalah makhluk visual sehingga akan lebih
mudah bagi manusia untuk memahami bahasa dalam bentuk visual
dibandingkan verbal.
Referensi :
Perry.potter.2009.Fundamental Keperawatan Buku 1 Edisi 7.Salemba
Medika:Jagakarsa,Jakarta

Langkah yang harus anda komunikasikan sehingga pasien tetap


mendapat prioritas penanganan sesuai kebutuhan
2. Langkah yang harus saya buat adalah berkomunikasi antar tenaga
kesehatan terutama sesama perawat. Gangguan komunikasi antar perawat
dapat mengakibatkan proses keperawatan terhenti, kinerja asuhan
keperawatan juga akan menurun, bahkan menghambat pemenuhan tujuan
asuhan keperawatan. Sebagai suatu tim, tenaga keperawatan harus
memperhatikan kekompakkan tim yang hanya dapat dicapai melalui
kerjasama yang baik antar anggota tim. Kerja sama ini mengandung unsur
berbagi tugas untuk dikerjakan beberapa perawat untuk mencapai tujuan
keperawatan yang optimal, untuk itu jika ada masalah yang dialami pasien
sehubungan dengan pelayanan keperawatan yang tidak sesuai maka sebagai
perawat saya akan berkomunikasi dan berdiskusi dengan ketua tim saya di
ruangan (perawat primer) agar dapat di tindak lanjuti segera sehingga
pasien akan mendapat prioritas sesuai kebutuhan selanjutnya ketua tim
saya dapat menghubungi ketua tim lain (shift pagi dan siang ) agar dapat
membahas masalah ini agar dapat di selesaikan secara cepat dan akurat
demi kesembuhan pasien dan selanjutnya ketua tim melaporkan kepada
kepala ruang tentang perkembangan kondisi klien.
Referensi :
Perry.potter.2009.Fundamental Keperawatan Buku 1 Edisi 7.Salemba
Medika:Jagakarsa,Jakarta
Bagaimanakh komunikasi verbal dan non verbal yang harus anda
lakukan sehingga tindakan anda dibenarkan secara huklum
3. Seorang perawat memiliki kompetensi dalam melakukan asuhan
keperawatan profesional kepada pasien, bukan melakukan tindakan medis.
Bila perawat melakukan tindakan medis itu merupakan sebagai kegiatan
kolaborasi dengan dokter dan tenaga kesehatan lainnya. Fungsi kolaborasi
perawat dengan dokter dalam melakukan tindakan medis diatur dalam
Kepmenkes 1239/2001, pasal 15 ayat 4 yaitu: pelayanan tindakan medik
hanya dapat dilakukan berdasarkan permintaaan tertulis dari dokter. Ini
jelas bahwa tindakan medis hanya legal dilakukan oleh dokter, bukan
perawat. Apabila dokter tidak dapat melakukan tindakan medis maka dokter
boleh meminta bantuan perawat untuk melakukan tindakan tersebut,
dengan syarat dokter wajib memberikan pelimpahan kewenangan yang jelas
kepada perawat secara tertulis untuk melakukan tindakan medis tersebut.
Dalam hal pemberian obat intra vena ini
Sebelum menjalankan pesanan dokter misalnya menberikan obat, maka
perawat harus yakin dulu bahwa pesanan yang diberikan benar-benar jelas
dan dapat dilaksanakan. Perawat harus pula mengikuti pesanan dari waktu
kewaktu dalam arti perawat harus tahu kapan pesanan mulai diberikan,
dihentikan atau diganti.
Becker (1983) mengemukakan empat hal yang harus ditanyakan perawat
untuk melindungi mereka secara hukum:
a. Tanyakan setiap pesanan yang ditanyakan pasien, misalnya jika
seorang pasien yang telah menerima injeksi intra muskular
memberitahu perawat bahwa dokter telah mengganti pesanan obat
dari obat injeksi ke obat oral, maka perawat harus memeriksa
kembali sebelum memberikan obat.
b. Tanyakan setiap pesanan bila kondisi klien telah berubah, perawat
dianggap bertanggung jawab untuk memberitahu dokter tentang
setiap perubahan kondisi pasien, entah diminta atau tidak, Misalnya
bila seorang pasien yang menerima infus intravena tiba-tiba
mengalami peningkatan kecepatan denyut nadi, nyeri dada dan
batuk, perawat harus segera memberitahu dokter dan menanyakan
kelanjutan pengaturan kecepatan tetes infus.
c. Tanyakan dan catat pesanan verbal untuk mencegah kesalahan
komunikasi. Catat waktu/jam, tanggal, nama dokter, pesanan,
keadaan yang harus diberitahukan dokter, baca kembali pesanan
kepada dokter, dan catat bahwa dokter telah menyepakati
pesanannya sewaktu diberikan.
d. Tanyakan pesanan (standing order), terutama bila perawat tidak
berpengalaman. Standing order memberikan tambahan tanggung
jawab perawat dalam melatih diri membuat keputusan sewaktu
melaksanakannya. Perawat diberikan tugas membuat keputusan
kapan obat dibutuhkan. Bagi perawat yang merasa tidak
berpengalaman harus meminta petunjuk baik dari perawat senior
maupun dokter.

Referensi :

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang


Registrasi dan Praktek Keperawatan

Potter, P.A., Perry, A.G. Alih bahasa : Yasmin Asih, dkk. (1997/2005). Buku
ajar Fundamental Keperawatan : konsep, proses dan praktik. Edisi 4.
Jakarta : EGC.

Bagaimana komunikasi struktural dan organisasi yang harus anda


lakukan sehingga pelayanan akan menjadi semakin berkualitas

4. Kepala ruangan dalam sebuah ruangan keperawatan harus


mengkoordinasikan kegiatan unit yang menjadi tanggung jawabnya dan
melakukan evaluasi penampilan kerja staf dalam upaya mempertahankan
kualitas pelayanan pemberian asuhan keperawatan. Berbagai metode
pemberian asuhan keperawatan dapat dipilih dan disesuaikan dengan
kondisi dan jumlah pasien, kategori pendidikan dan pengalaman staf di unit
yang bersangkutan (Arwani, 2005).

Kepala ruangan menentukan bagaimana jalan terbaik dalam merencanakan


kegiatan kerja sehingga sasaran organisasi dicapai secara efektif dan efisien
Marquis, B.L. & Huston, C., J. (2000). Dalam hal ini termasuk penggunaan
sumber daya secara bijak dan koordinasi pekerjaan dengan bagian lainnya.
Pemilihan model pengiorganisasian yang tepat dalam pemberian pelayanan
kesehatan pada tiap unit kerja atau organisasi bergantung kepada
keterampilan dan keahlian staf, keberadaan perawat professional yang
teregister, sumber daya ekonomi organisasi, karakteristik pasien, dan
kompleksitas tugas-tugas yang harus diselesaikan. Menurut Gillies (1994)
peran kepala ruangan harus lebih peka terhadap anggaran rumah sakit dan
kualitas pelayanan keperawatan, bertanggung jawab terhadap hasil dari
pelayanan keperawatan yang berkualitas, dan menghindari terjadinya
kebosanan perawat serta menghindari kemungkinan terjadinya saling
melempar kesalahan. Adapun fungsi kepala ruangan sebagai berikut
(Marquis dan Houston, 2000):
1. Perencanaan : dimulai dengan penerapan filosofi, tujuan, sasaran,
kebijaksanaan, dan peraturan-peraturan : membuat perencanaan jangka
pendek dan jangka panjang untuk mencapai visi, misi, dan tujuan,
organisasi, menetapkan biaya-biaya untuk setiap kegiatan serta
merencanakan dan pengelola rencana perubahan.
2. Pengorganisasian: meliputi pembentukan struktur untuk melaksanakan
perencanaan, menetapkan metode pemberian asuhan keperawatan
kepada pasien yang paling tepat, mengelompokkan kegiatan untuk
mencapai tujuan unit serta melakukan peran dan fungsi dalam organisasi
dan menggunakan power serta wewengan dengan tepat.
3. Ketenagaan: pengaturan ketegagaan dimulai dari rekruetmen, interview,
mencari, dan orientasi dari staf baru, penjadwalan, pengembangan staf,
dan sosialisasi staf.
4. Pengarahan : mencangkup tanggung jawab dalam mengelola sumber daya
manusia seperti motivasi untuk semangat, manajemen konflik,
pendelegasian, komunikasi, dan memfasilitasi kolaborasi.
5. Pengawasan meliputi penampilan kerja, pengawasan umum, pengawasan
etika aspek legal, dan pengawasan professional. Seorang manajer dalam
mengerjakan kelima fungsinya tersebut sehari-sehari akan bergerak
dalam berbagai bidang penjualan, pembelian, produksi, keuangan,
personalia dan lain-lain.

E Referensi :

Depkes RI & FK-UGM (2008), Evaluasi Pengembangan Manajemen Kinerja


Klinik Perawat dan Bidan di 2 provinsi, Direktorat Pelayanan Keperawatan
Direktorat Jendral Pelayanan Medik Depkes RI, Jakarta.
Gillies (1994). Nursing management: A system approach. (third edition).
Philadelphia: WB. Saunders.

La Monica L. Elaine. (1998). Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan,


Pendekatan Berdasarkan Pengalaman. Alih Bahasa Nurachmah. Elly.
EGC. Jakarta

angan bertanggung jawab untuk


mengorganisasi kegiatan asuhan
keperawatan di unit kerjanya untuk
mencapai tujuan pengorganisasian,
pelayanan keperawatan di ruangan
meliputi :
Beberapa petunjuk untuk melakukan
pendelegasian yang efektif :
- jangan membaurkan dengan pelemparan
tugas. Oleh karena itu jangan
mendelegasikan tugas yang anda sendiri
tidak mau melakukannya.
- jangan takut salah
- jangan mendelegasikan tugas pada
seseorang yang kurang memiliki
ketrampilan atau pengetahuan untuk
sukses
- kembangkan tingkat keterampilan dan
pengetahuan staf, sehingga mereka dapat
melakukan tugas yang didelegasikan
- perlihatkan rasa percaya atas
kemampuan staf untuk berhasil

Anda mungkin juga menyukai