Anda di halaman 1dari 23

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Komputerisasi telah membawa pengetahuan manusia menjadi ladang

usahapencarian aneka kemudahan tanpa henti. Di era yang modern dengan

teknologi yang serba canggih ini, segala sesuatu bisa didapatkan dengan

begitu mudahnya. Istilahnya tinggal tunjukseperti halnya para bangsawan

pada zaman dahulu atau para penguasanya (tuan tanah, dsb). Perbedaannya

adalah saat zaman dahulu teknologitidak secanggih zaman sekarang. Tinggal

tunjuk di era sekarang tentu saja memiliki pengertian yang berbeda dengan

yang dahulu.

Misalkan, sebagai contoh: malam nanti kita akan makan apa dan di

mana. Pilihannya bisa bermacam-macam, kita mungkin makan di rumah saja

dengan memasak sendiri. Tentunya makanan yang kita masak tergantung

dengan cita rasa masing-masing. Pilihan lainnya, kita dapat makan di luar,

yaitu di rumah makan. Di kota metropolitan seperti Jakarta, misalnya, tersedia

aneka ragam pilihan dari mulai masakan Sunda, Padang, hingga yang jarang

kita temui seperti masakan luar negeri Thailand atau Vietnam, dan lain

sebagainya. Kemampuan untuk memakan masakan yang berlainan jenis

menunjukkan cita rasa makanan yang plural. Ini yang disebut Ihde sebagai

pluripalate. Fenomenapluripalate terjadi akibat bentukan dari teknologi yang

menyebar ke seluruh dunia berkat jaringan komunikasi yang luas dan teknologi

1
tinggi. Fenomena yang lebih umum daripada soal makanan adalah soal

budaya yang mempengaruhi sebagian besar hidup kita, yang disebut oleh Ihde

sebagai plurikulturalitas. Cara makan tergolong dalam budaya. Memasak dan

mengolah makanan mengikutsertakan teknologi di dalamnya. Manusia tidak

mungkin hidup dalam dunia yang tidak menggunakan teknologi apapun.1

Kalau kita mengingat kembali peradaban dalam kehidupan manusia

dalam setiap periodenya selalu menemukan pergerakan moral kultural sebagai

jalan keluar stagnasi yang pasti terjadi setelah manusia menjalani suatu

periode zaman kehidupan tertentu.Pergerakan perkembangan moral budaya

manusia yang pasti dikenal misalnya: zaman Gotik (dark age), ketika pengaruh

gereja menjadi pemicu tata krama kehidupan umat. Perkembangan budaya

Islam, Renaissance, zaman teknologi yang melanda abad ke-19, saat manusia

menemukan kecanggihan penemuan mesin uap dan listrik. Tokoh-tokoh

seperti Watts dan Edison seperti menjadi Tuhan di eranya. Perubahan akibat

gejolak kultural tersebut membawa dampak sosial yang pasti berpengaruh

kepada tata krama kehidupan manusianya. Perubahansuatu kebiasaan

seringkali melahirkan benturan sosial yang nyata. 2 Di era ini, kehidupan

masyarakat mulai secara terbuka di-paksa menerima hal-hal yang tadinya

dianggap tabu. Misalnya; seks bebas, obat-obatan terlarang, society gay, dan

lesbianisme, pornografi, dan lain sebagainya. Teknologi canggih di era modern

1
Don Ihde tentang Manusia dan Alat, Filsafat Teknologi, Yogyakarta : Kanisius, 2008, hlm. 133-134
2
Fariz RM, Living in Harmony, Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2009, hlm. 138

2
yang terus-menerus dikembangkan oleh manusia memiliki manfaat dan

kegunaan untuk keberlangsungan kehidupan manusia, namun jangan lantas

merasa bahwa dengan teknologi kita jadi memiliki kebiasaan tak terbatas,

sehingga membuat kita menjadi arogan. 3 Hubungan teknologi dengan

kehidupan manusia semakin penting dan tergantung pada zaman modern.

Dengan itu, timbullah minat yang mendalam di kalangan pelbagai pihak untuk

mengkaji dan memahami kedudukan teknologi dalam kehidupan manusia,

terutama di kalangan para ahli falsafah, antropologi, dan sosiologi.4

Ketertanaman teknologi dalam budaya menunjukkan bahwa suatu alat

teknologi yang sama dalam konteks budaya yang lain bisa menjadi alat

teknologi yang berbeda karena penggunaannya berubah mengikuti budaya

yang menerapkannya. Setelah teknologi diterapkan dalam budaya yang

menerimanya, konteks penggunaanya menjadi stabil. Kemampuan teknologi

untuk berubah mengikuti budaya yang menerimanya dan menjadi stabil, yakni

menjadi struktur teknologibudaya. 5 Inilah yang menyebabkan Kebudayaan

tetap eksis meskipun teknologi telah begitu maju dan canggih.

BAB II PEMBAHASAN

3
Ibid, hlm. 140
4
Ahmad Shukri Mohd. Nain & Rosman Md. Yusoff, Konsep, Teori, Dimensi dan Isu Pembangunan.
Universiti Teknologi Malaysia : Johor Darul Tazim, 2003, hlm. 204
5
Don Ihde tentang Manusia dan Alat, Filsafat Teknologi.... Op. Cit, hlm. 137

3
2.1. EKSISTENSI DAN EKSISTENSI KEBUDAYAAN

2.1.1. EKSISTENSI

DalamKamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI), eksistensi diartikan

sebagai keberadaan. Artinya, eksistensi menjelaskan tentang penilaian ada

atau tidak adanya pengaruh terhadap keberadaan seseorang tersebut.

Eksistensi ini perlu diberikan orang lain kepada kita, karena dengan adanya

respon dari orang di sekeliling kita ini membuktikan bahwa keberadaan atau

kita diakui. Masalah keperluan akan nilai eksistensi ini sangat penting, karena

ini merupakan pembuktian akan hasil kerja atau performa di dalam suatu

lingkungan. Eksistensi adalah kata yang berasal dari bahasa latin yaitu existere

yang memiliki arti: muncul, ada, timbul dan berada. Hal ini kemudian

melahirkan empat penjelasan baru tentang eksistensi, antaralain:

1. Eksistensi adalah apa yang ada.

2. Eksistensi adalah apa yang memiliki.

3. Eksistensi adalah segala sesuatu yang dialami dengan penekanan

bahwa sesuatu itu ada.

4. Eksistensi adalah kesempurnaan.

Jadipengertianeksistensiadalahkeadaan yang hidupataumenjadinyata.

2.1.2. KEBUDAYAAN

4
Menurut ilmu antropologi, kebudayaan adalah keseluruhan sistem

gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan

masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. 6 Dua orang

antropolog terkemuka, yaitu Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski,

mengemukakan bahwa Cultural Determinismberarti segala sesuatu yang

terdapat didalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki

oleh masyarakat itu.7

Kata kebudayaan berasal dari kata Sansekerta buddhayah, yaitu bentuk

jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Dengandemikianke-budaya-

an dapatdiartikan: hal-hal yang bersangkutandenganakal. Ada sarjana lain

yang mengupas kata budayasebagaisuatuperkembangandari kata majemuk

budi-daya, yang berarti daya danbudi. Karena itu mereka membedakan

budaya dan kebudayaan. Demikianlah budaya adalah daya dan budi yang

berupa cipta, karsa dan rasa. Sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta,

karsa dan rasa itu. Dalam istilah antropologi budaya perbedaan itu

ditiadakan. Kata budaya disini hanya dipakai sebagai suatu singkatan saja dari

kebudayaan dengan arti yang sama.Selo Soemardjan dan Soelaemen

Soemardi merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta

6
Dr. Koentjaraningrat. PengantarIlmuAntropologiedisibaru. Jakarta: PT RinekaCipta. 2002. Hal. 180
7
SoerjonoSoekanto. SosiologiSuatuPengantar. Jakarta: PT RajagrafindoPersada. 2007. Hal. 149-150

5
masyarakat.8Para ahli mendefinisikan kebudayaan antara lain adalah sebagai

berikut:

Kebudayaan menurut E.B. Taylor (Primitive Culture)Kebudayaan

adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan,

kesenian, moral,hukum, adat-istiadat dan lain-lain kemampuan serta

kebiasaan yang didapatkan oleh manusiasebagai anggota masyarakat.

Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari

polakelakuan normatif, yaitu mencakup segala cara-cara atau pola

berpikir merasakan dan bertindak.

Kebudayaan menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman SoemardiYaitu

semua hasil karya, rasa, cipta dan karsa masyarakat. Karya masyarakat

menghasilkanteknologi teknologi dan kebudayaan kebendaan (material

culture) yang diperlukan oleh manusiauntuk menguasai alam

sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat diabadikan pada

keperluanmasyarakat. Rasa adalah kemampuan indra yang mendorong

manusia unuk mengembangkan Kebudayaan dan Masyarakat rasa

keindahan yang melahirkan karya-karya seni yang agung. Cipta

merupakan kemampuanmental, kemampuan berpikir, dari orang-orang

yang hidup bermasyarakat antara lain Filsafat,serta Ilmu Pengetahuan.

8
Soekanto. SosiologiSuatuPengantar. Jakarta: PT RajagrafindoPersada. 2007. Hal.151

6
Dan karsa adalah kehendak manusia terhadap adanya

kesempurnaanhidup, kemuliaan dan kebahagiaan.

Kebudayaan menurut Koentjaraningrat Kebudayaan adalah

keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam

rangkakehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan

belajar.

Dari sekian banyak pemikiran para ahli tentang apakah sesungguhnya

kebudayaan itu, secara umum inti pengertian kebudayaan:9

1. Bahwa kebudayaan yang terdapat antara umat manusia itu sangat

beraneka ragam.

2. Bahwa kebudayaan itu didapat dan diteruskan secara social melalui

proses pembelajaran.

3. Bahwa kebudayaan itu terjabarkan dari komponen biologis sosiologis,

dan psikologis dari eksistensi manusia.

4. Bahwa kebudayaan itu berstruktur.

5. Bahwa kebudayaan itu memuat beberapa aspek.

6. Bahwa kebudayaan itu bersifat dinamis.

7. Bahwa nilai dalam kebudayaan itu bersifat relatif.

Kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri dari unsur-unsur

besar maupun unsur-unsur kecil yang merupakan bagian dari suatu kebulatan

9
I Gede A.B. Wiranata, S.H.,M.H. AntropologiBudaya. Bandung: PT Citra Aditya Bakti. 2002. Hal. 96-97

7
yang bersifat sebagai kesatuan. Beberapa orang sarjana telah mencoba

merumuskan unsur-unsur pokok kebudayaan. Misalnya, Melville J. Herskovits

mengajukan empat unsur pokok kebudayaan, yaitu:10

1. Alat- alat Teknologi.

2. Sistem Ekonomi.

3. Keluarga.

4. Kekuasaan Politik.

2.1.3. EKSISTENSI KEBUDAYAAN

Eksistensi Kebudayaan adalah keberadaan, keadaan, adanya

keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia yang

diterapkan dalam tingkah laku sehari-hari dan dapat menghasilkan hasil karya

yang terdiri dari tiga wujud yaitu wujud fisik, sosial dan budaya.

Kebudayaan akan terustercipta dari masakemasa, dari tempatketempat

dan dari orang keorang.Kebudayaan adalah sebuah warisan dari para pendiri

bangsa ini. Perkembangannya dari dalam diri masyarakat, juga dari bangsa

asing yang dahulu datang ke nusantara. Dari itu terlahirlah suatu

budayabangsa Indonesia yang modern seperti yang ada saat ini.Bangsa

Indonesia telah dikenal dunia internasional karena kebudayaan yang

10
Soerjono Soekanto.Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. 2007. Hal. 153

8
dimiliki.Banyak orang-orang asing yang sedangmempelajarikebudayaan di

Indonesia, karenakeanekaragaman yang ada.

JikadijumlahkanmulaidariSabangsampaiMerauketerdapatberibu

ribukebudayaan yang berbeda. Mulaidariadatistiadat,kebiasaan,

bahasa,rumahadat, pakaianadat,makanankhas, danmasihbanyak yang

lainnya.

Arus globalisasi saat ini telah menimbulkan pengaruh terhadap

perkembangan budaya bangsa Indonesia . Derasnya arus informasi dan

telekomunikasi ternyata menimbulkan sebuah kecenderungan yang mengarah

terhadap memudarnya nilai-nilai pelestarian budaya. Perkembangan mulai dari

transportasi, telekomunikasi, dan teknologimengkibatkan berkurangnya

keinginan untuk melestarikan budaya negeri sendiri.Saat ini, ketika teknologi

semakin maju, ironisnya kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut semakin

lenyap di masyarakat. Derasnya arus informasi, yang juga ditandai dengan

hadirnya internet, turut serta menyumbang bagi perubahan cara

berpakaian.Salah satu keberhasilan penyebaran kebudayaan Barat ialah

meluasnya anggapan bahwa ilmu dan teknologi yang berkembang di Barat

merupakan suatu yang universal.

Globalisasi mempunyai dampak yang besar terhadap budaya.Pengaruh

globalisasi disatu sisi ternyata menimbulkan pengaruh yang negatif bagi

kebudayaan bangsa Indonesia . Norma-norma yang

9
terkandungdalamkebudayaanbangsa Indonesia perlahan-

lahanmulaimemudar. Gencarnyaserbuanteknologidisertainilai-nilaiintrinsik

yang diberlakukan didalamnya, telah menimbulkan isu mengenai globalisasi

dan pada akhirnya menimbulkan nilai baru tentang kesatuan dunia.

Keanekaragaman budaya menjadi suatu kebanggaan sekaligus

tantangan untuk mempertahankan serta mewarisi kepada generasi

selanjutnya. Maka dari itu hendaknya para generasi-generasi muda

selanjutnya haruslah dapat menjaga kelestarian-kelestarian budaya

bangsanya agar tidak luntur dan hilang. Kelestarian tidak dapat berdiri

sendiri,oleh karena itu harus dikembangkan pula. Melestarikan suatu

kebudayaan pun dengan cara mendalami atau paling tidak mengetahui tentang

budaya itu sendiri.

2.3 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MASUKNYA TEKNOLOGI

Faktor yang memepengaruhi masuknya teknologi dalam suatu

masyarakat dipengaruhi oleh masyarakat itu sendiri. Setiapa anggota

masyarakat dapat memilih teknologi yang ingin dipergunakannya, akan tetapi

secara individu tidak dapat memesan suatu teknologi tertentu dari pencipta-

pencipta teknologi secara khusus. Teknologi yang ada dalam masyarakat

merupakan hasil perencanaan dan perancangan masyarakat. Hal ini selaras

dengan apa yang dikemukakan oleh Hayami Ruttan yang mengemukakan

bahwa lembaga penelitian dan kegiatan-kegiatan penelitian dalam suatu

10
masyarakat akan selalu responsif terhadap kebutuhan masyarakat itu

sendiri. 11 Setiap orang sebernarnya menghadapi keterbatasan-keterbatasan

dalam memilih teknologi itu. Keterbatasan ini disebabkan karena faktor-faktor

ekonomi , pandangan masyarakat atau karena adanya pengaturan oleh

ketentuan-ketentuan hukum. 12 Meskipun adanya keterbatsan tersebut pada

zaman sekarang hal tersebut tidak membatasi masuknya teknologi, hal

tersebut dikarenakan adanya globalisasi yang didukung oleh perkembang

teknologi informasi dan komunikasi baik itu berupa internet, telepon, dan alat

informasi dan telekomunikasi lainya.13

2.4 Hubungan Antara Kebudayaan (Antropologi) Dengan Teknologi

Kebudayaan atau culture berasal dari kata Latin colere yang berarti

mengolah, mengerjakan, terutama mengolah tanah atau bertani. Dari arti ini

berkembang arti culture sebagai segala daya upaya serta tindakan manusia

untuk mengolah tanah dan mengubah alam.14 Teknologi berasal dari bahasa

Yunani, yaitu tecnologia yang berarti pembahasan sistematik mengenai

seluruh seni dan kerajinan. Istilah tersebut memiliki akar kata techne dalam

bahasa Yunani kuno berarti seni (art), atau kerajinan (craft). Dari makna

11
Ronny Hanitijo Sumitro, Pengaruh Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Terhadap
Hukum,(Bandung; Remadja Karya, 1985), hlm 48
12
Idem
13
Dennis Michel Thie, Dapmpak Globalisasi Terhadap Teknologi, Academia.edu,
, Indonesian Law Journal Vol. 5, December 2014, hlm. 6.
14
Dr. Koentjaraningrat. Pengantar Ilmu Antropologi . Jakarta : PT.Rineka Cipta. 2009. Hlm 146

11
harfiah tersebut, teknologi dalam bahasa Yunani kuno dapat didefinisikan

sebagai seni memproduksi alat-alat produksi dan menggunakannya. Definisi

tersebut kemudian berkembang menjadi penggunaan ilmu pengetahuan

sesuai dengan kebutuhan manusia. Teknologi dapat pula dimaknai sebagai

pengetahuan mengenai bagaimana membuat sesuatu (know-how of making

things) atau bagaimana melakukan sesuatu (know-how of doing things),

dalam arti ke-mampuan untuk mengerjakan sesuatu dengan nilai yang tinggi,

baik nilai manfaat maupun nilai jualnya. 15

Penggunaan teknologi oleh manusia diawali dengan pengubahan

sumber daya alam menjadi alat-alat sederhana. Teknologi dapat dipandang

sebagai kegiatan yang membentuk atau mengubah kebudayaan suatu

kelompok. Jika teknologi suatu kelompok mengalami perubahan, maka cara

berpikir manusia juga akan mengalami perubahan. sedangkan kebudayaan

sendiri dapat diperhitungkan sebagai faktor yang mempengaruhi teknologi

apa yang akan diciptakan oleh manusia. Manusia menggunakan teknologi

karena memiliki akal. Dengan akalnya manusia ingin keluar dari masalah,

ingin hidup lebih baik, lebih aman, dan sebagainya. Tentunya kemampuan

akal manusia dalam mengembangkan konsep konsep teknologi makin lama

makin tajam. Misalnya bila dahulu sudah ada alat alat pertama berupa

batang sebatang kayu untuk tongkat pukul ataupun segumpal batu untuk

15
Muhamad Ngafifi, Kemajuan Teknologi Dan Pola Hidup Manusia dalam Perspektif Sosial Budaya ,
Jurnal Pembangunan Pendidikan , 2:10 (Jakarta,Mei 2014) , 36

12
senjata lempar. Kemudian akal manusia berinovasi dengan memperuncing

batang batang kayu tersebut sehingga dapat menjadi senjata tusuk,

ataupun bongkahan batu yang ada dipertajam pada sisi belahannya sehingga

dapat berfungsi sebagai alat potong.

Kebudayaan yang mempengaruhi teknologi amat dipengaruhi sifat-

sifat lahir dan batin orang untuk menyesuaikan diri dengan keadaan alam

suatu daerah, terutama keadaan iklim dan keadaan buminya. Contohnya

orang orang eskimo harus mempunyai pakaian dan perumahan untuk

melindungi mereka dari angin dingin yabg membekukakan badan, tetapi

mereka tidak mungkin dapat melalukakan pertanian akibat keadaan yang

ganas itu.16 Mereka hanya mendapat makanan dengan cara berburu dan

memancing yang umumnya dimakan dalam keadaan mentah. Karena

dinginnya daerah yang mereka tempati, mereka mempunyai inovasi dalam

menciptakan rumah tahan dingin yang terbuat dari es yakni igloo. Sebagai

pintu masuk dibangun sebuah terowongan kecil yang bertujuan agar

menghambat masuknya angin secara langsung ke dalam ruangan sehingga

ruangan tetap hangat sewaktu pintu dibuka. Untuk jendelanya dan sirkulasi

udara maka ada satu atau dua balok es yabg dapat dilepas. Sebagai

penghangat ruangan dipasang lampu tradisional sukun eskimo yang disebut

quilliq. Sedangkan orang orang Hopi (suku dari Amerika Utara) mempunyai

16
R.Firth, B.Mochtan dan S.Puspanegara,Ciri-ciri dan Alam Hidup Manusia.Bandung : Van Hoeve .
1950. Hlm 44

13
pengetahuan tentang pertanian , namun terpaksa menggantungkan pertanian

mereka bukan langsung atas penampungan air hujan, tetapi atas air banjir

untuk ladang jagung mereka disebabkan karena keadaan daerah mereka

yang gersang. Cara berladang mereka adalah menanam tanaman-tanaman

itu sangat dalam ditanah dengan jarak yang lebar antara masing masing

tanaman. Mereka membuat penahan angin, galangan galangan dan

saluran air untuk mengumpulkan dan mengatur pemakaian air. Disini faktor -

faktor keadaan bumi mempengaruhi penghidupan masyarakat , dalam

masyarajat yang sederhana pengaruh kekuasaan alam tidak boleh diartikan

gampang saja. Seperti rakyat pribumi Australia yang mempunyai

pengetahuan luas tentang alam. Mereka pandai mempergunakan semua

bagian dari binatang binatang yang dibunuh supaya dapat dimakan sebaik-

baiknya, serta mempunyai pengetahuan sederhana tentang ilmu mekanika.

Mereka dapat membuat bumerang dengan sangat sempurna sehingga

ukuran sudut bumerang itu tepat, keseimbangan lembing dicari sedemikian

rupa sehingga berat dan panjangnya sesuai dengan tingginya orang dengan

panjangnya tangan si empunya lembing.17 Bumerang tersebut mereka buat

untu tujuan berburu dalam mencari makanan di alam mereka.

Perkembangan teknologi terjadi karena seseorang menggunakan

akalnya untuk menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya. Kemajuan

17
R.Firth, B.Mochtan dan S.Puspanegara,Ciri-ciri dan Alam Hidup Manusia.Bandung : Van Hoeve .
1950. Hlm 47

14
teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan ini,

karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu

pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif

bagi kehidupan manusia. Teknologi juga memberikan banyak kemudahan,

serta sebagai cara baru dalam melakukan aktivitas manusia. Seperti

contohnya dalam bidang pertanian , saat awal -awal manusia

mempergunakan tongkat prncubgkil tanah yang sederhana untuk melakukan

pertanian kemudian memakai alat semacam cangkul yang kemudian

berkembang mempergunakan bajak 18 Manusia juga sudah menikmati

banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi teknologi yang telah

dihasilkan dalam dekade terakhir ini.

2.5 PENGARUH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MODERN TERHADAP

KEBUDAYAAN

Teknologi adalah manifestasi dari imajinasi manusia tentang sebuah

dunia yang lebih baik. Melalui teknologi manusia membangun masa depan

kebudayaandan kehidupan mereka. Perkembangan teknologi tidak saja

ditentukan oleh nilai-nilai budaya yang ada, tetapi justru dapat membentuk

budaya-budaya baru: budaya media, budaya informasi atau budaya virtual.19

18
Ibid., hlm 57
19
Yasraf Amir Pilian, BudayaTeknologi di Indonesia: KendaladanPeluangMasaDepan(Bandung: ITB
Bandung, 2013),247.

15
Teknologi menurut pandangan kebudayaan merupakan hasil rekayasa,

proses, dan mengembangkan keterampilan dari manusia. Teknologi ini

sebagai tuntutan manusia untuk mengetahui segala sesuatu yang kurang

mereka pahami dan belum ada sebelumnya.20Teknologi memperkenalkan kita

kepada berbagaima camhal di dunia termasuk kebudayaan Negara lain.

Perkembangan sains dan teknologi dalam konteks kebudayaan

Indonesia sangat dipengaruhi berbagai mitos, relasike-kuasaan(power

relation), dan kondisi hiperrealitas. Hal ini, menciptakan berbagai bentuk

kepalsuan, kesemuan, dan manipulasi kultural sehingga menciptakan

jurangantara imagining Indonesia dan realitas sesungguhnya.21Berdasarkan

hal tersebut, teknologi layaknya sesuatu yang menciptakan celah diantara

rakyat Indonesia.

Teknologi informasi dankomunikasi telah menimbulkan pengaruh

terhadap perkembangan budaya bangsa Indonesia yang menimbulkan sebuah

kecenderungan yang mengarah terhadap memudarkan nilai-nilai pelestarian

budaya. 22 Orang-orang yang rentan terhadap budaya asing, maksudnya

mudah terpengaruh, akan menyerap budaya tersebut secara utuh tanpa

menyeleksi. Hal ini tentu saja tidak baik melihat kebudayaan Negara kita

20
RatihDwiLuky, Mausia (Kebudayaan) SainsdanTeknologi,
diaksesdarihttp://www.luky15180.web.unej.ac.id/2015/10/22/62/, padatanggal 9 April 2017 pukul
5:29
21
Pilian, Op.Cit., 248.
22
Fetty, DampakTeknologiInformasidariSegiSosial, Budaya, Politik, danEkonomiTeknologiinformasi.,
diaksesdarihttp://fetty.note.fisip.uns.ac.id/2014/12/18/dampak-teknologiinformasidari-segi-sosial-
budaya-politik-ekonomi-teknologi-informasi/, padatanggal 11 April 2017 pukul 7:58

16
dengan Negara cenderung jauh berbeda. Sudah jelas bahwa kebudayaan di

setiap Negara itu berbeda-beda dan tidak semuanya cocok dan bisa

diadaptasikan di negara lain.

Contoh yang sudah banyak buktinya adalah cara berpakaian. Anak-

anak remaja jaman sekarang mengikuti tren fashion dari Negara barat yang

cenderung lebih terbuka dari pada pakaian tradisional Indonesia. Bagi

masyarakat lokal yang tidak begitu mengikuti budaya orang barat tentui

tubukanlah sesuatu yang patutdicontoh. Tapi seiring berkembangnyazaman,

sekarang pakaian sepertiitus udah dianggap biasa di Indonesia karena

semakin derasnya globalisasi.

Kebudayaan negarabarat lain yang tidakcocok di negara Indonesia dan

banyak dicontoh oleh masyarakata dalah hubungan antara wanita dan laki-laki.

Dulu jika ada perempuan dan laki-laki yang bukan suami istri bergandengan di

tempatumum, orang-orang yang melihatnya pasti merasa rishi dan bahkan

langsung menegur. Dan hal tersebut bukanlah hal yang lazim. Tapi seiring

berkembangnya teknologi, orang-orang sudah tidak malu memperlihatkan

kedekatan antara perempuan dan laki-laki. Bahkan mereka sampai berani

melakukan hal yang tidak senonoh. Sangat melihaatkebudayaan Negara

Indonesia sudah terjungkir dan tersingkir oleh budaya Negara lain.

Dari contoh-contohdiatas, bisa dilihat bahwa golongan orang yang

mudah terpengaruh adalah remaja. Karena mereka masih bisa dikatakan labil

dan belummenetapkanpendirian yang kuat, masih terhanyut arus dari teman-

17
temannya. Berdasarkan hal tersebut, permasalahannya adalah kurangnya

rasa nasionalisme yang ditanamkankepadaindividusejakkecil. Rasa mencintai

dan menghormati budaya sendiripun lama kelamaan lenyap.

Selain itu, kemajuan teknologi memicu perilaku individualisme.

Individualisme adalahsikap seseorang dimana dia tidak bersosialisasi dengan

orang lain secara langsung sehingga tidak ada rasa empati atau simpati

terhadap sesama manusia. Sekarang banyak yang disebut media social

dimana kita bisa bersosialisasi dengan orang banyak hanya dengan

mengakses internet. Denganini, orang-orang akan asyik sendri dengan

gadgetnya masing-masing sehingga mereka tidak lagi bersosialisasi secara

langsung. Hal ini dapat menimbulkan ketergantungan, maka dari itu kemajuan

teknologi dapat memicu timbulnya sikap individualisme.

Disamping itu semua ,teknologi tentu juga memberikan kita banyak

keuntungan dalam bidang sosial budaya. Dengan teknologi, kita bisa lebih

banyak mengenal orang di seluruh penjuru dunia, memudahkan kita dalam

mendapatkan informasi terkini maupun informasi yang sudah lampau untuk

dijadikan pelajaran, mempelajari berbagai kebudayaan di seluruh dunia dan

menambah wawasan, dan masih banyak lagi.

Kendala budaya yang tidak ditanamkan sejak dini, yaitu (1) kehendak

berpikir (bebas), (2) budaya riset, (3) kehendak inovasi dan prestasi, (4)

penyimpangan modal intelektual (intellec-tual capital, habitus yang tidak sehat

18
dengan segala modal di dalamnya). 23 Kendala tersebut menyebabkan

kurangnya pendirian dan mental yang kuat dari pada pengguna teknologi dan

penerima kebudayaan luar.

Baik atau tidaknya teknologi tergantung dar bagaimana cara kita

menggunakan teknologi tersebut. Manfaat yang kita dapatkan bisa disimpan

sendiri atau dibagikan ke orang lain. Yang perlu diperbaiki demi melindungi

kebudayaan bangsa agar tetap ada bukan dengan cara menghilangkan

teknologi, melainkan dengan cara meningkatkan mentalitas masyarakat agar

dapat menggunakan teknologi tersebut dengan sebaik mungkin dan

mengurangi dampak negatifnya sebanyak mungkin.

2.6 Pengaruh Kebudayaan Terhadap Perkembangan Teknologi Modern

Menurut pendapat Krisna (Pengaruh Globalisasi Terhadap

Pluralisme Kebudayaan Manusia di Negara Berkembang. Internet, public

jurnal.september 2005) yaitu sebagai suatu proses yang dimana globalisasi

berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi antar bangsa, yaitu dimensi

ruang dan waktu. Ruang makin dipersempit dan waktu makin dipersingkat

dalam interaksi dan komunikasi pada skala dunia. Globalisasi ini berlangsung

berada dalam beberapa bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik,

ekonomi, sosial dan budaya, pertahanan keamanan dan lain- lain. Pengaruh

23
Pilian, Op.Cit., 248

19
Globalisasi dalam kebudayaan diseluruh dunia memberikan suatu gambaran

terhadap suku-suku bangsa di Negara tertentu untuk menjaga nilai-nilai

kebudayaan asli sebagai warisan mereka.

Kebudayaan yang dimiliki oleh suatu bangsa merupakan keseluruhan

hasil cipta, karsa, dan karya manusia. Indonesia sendiri sebagai Negara

kepulauan dikenal dengan keberagaman budayanya, yang mana

keanekaragaman itulah menunjukkan betapa pentingnya aspek kebudayaan

bagi suatu Negara karena jelas bahwa kebudayaan adalah suatu identitas dan

jati diri bagi suatu bangsa dan Negara. Telah dijelaskan tentang nilai budaya

sebagai pedoman yang memberi arah dan orientasi terhadap hidup, bersifat

amat umum. Sebaliknya, norma yang berupa aturan-aturan untuk bertindak

bersifat khusus sedangkan perumusannya bersifat amat terperinci jelas, tegas

dan tidak meragukan.24

Setengah abad setelah penelitian Kroeber dan Kluckhohn, pengertian

kebudayaan dalam ilmu-ilmu budaya pun bergeser. Dalam pemakaiannya

dewasa ini, menurut Smith, pengertian kebudayaan cenderung berlawanan

dengan struktur material, teknologi, dan sosial dalam arti lebih abstrak.

Kebudayaan dipandang sebagai yang ideal, spiritual, nonmateri, dan otonom

terhadap kekuataan ekonomi, distribusi kekuasaan atau kebutuhan struktur

sosial. Berbagai usaha dilakukan agar kebudayaan tetap bebas nilai. Dalam

24
Prof.Dr.Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta: Renika Cipta. 2015. Hlm.158

20
perkembangan ilmu-ilmu budaya dan humaniora, C.A. van Peursen meninjau

pergeseran-pergeseran arti kebudayaan yang menyangkut maksud kata dan

isi konsep. Dari segi maksud kata, menurut van Peurseun, dewasa ini

kebudayaan diartikan sebagai perwujudan kehidupan setiap orang dan setiap

kelompok orang yang berupaya mengolah dan mengubah alam sehingga

membedakan dirinya dengan hewan. Kebudayaan adalah gejala manusiawi

dari kegiatan berpikir (mitos, ideology, dan ilmu), komunikasi (sistem

masyarakat), kerja (ilmu alam dan teknologi), dan kegiatan-kegiatan lain yang

lebih sederhana. Sementara isi konsep kebudayaan dewasa ini telah bergeser

dari kata benda menjadi kata kerja, di mana kebudayaan adalah kegiatan

membuat alat, mendidik, berburu, tata upacara, dan lain sebagainya. (Mudji

Sutrisno dan Hendar Putranto (editor)), Teori-Teori Kebudayaan, Yogyakarta

: Kanisius, 2005, hlm. 258- 259)

Apakah suatu teknologi itu netral? Pertanyaan itu dapat dijawab dari

beberapa aspek. Apabila dari segi teknis dimana teknologi dibuat dan dari segi

cara kerja dapat dikatakan netral. Tetapi ketika teknologi itu digunakan pada

kehidupan sehari hari manusia, teknologi tampak tidak netral karena banyak

hal yang mempengaruhi pengguna teknologi tersebut antara lain status sosial,

kemampuan / daya beli, skill, dll. Dalam kehidupan manusia di era ini memang

teknologi tidak dapat dipisahkan dalam kehudupan manusia. Mulai dari bangun

tidur, sedang melakukan aktvitas hingga tidur lagi. Semua nya akan

21
beruhubungan dengan teknologi. Perkembangan teknologi sangatlah pesat

terlebih lagi dalam bidang industri dan komunikasi.

Dengan meningkatnya kebutuhan manusia dalam jumlah maupun

kegunaannya, maka teknologi pun ber-evolusi seiring dengan peningkatan

tersebut bersama bergulirnya waktu. Teknologi telah berkembang mulai yang

sangat sederhana (obvius), sampai kini menjadi teknologi modern yang sangat

rumit (complicated). Manusia merupakan satu-satunya makhluk yang berhasil

mengembangkan emosi serta inteligensinya sampai taraf yang sangat tinggi.

Dengan kemampuannya, manusia menciptakan serta mengembangkan

berbagai alat dan teknologi untuk melakukan abstraksi secara efisien, apa

yang dibutuhkan bagi kehidupannya dengan memanfaatkan sumber daya

yang ada di sekelilingnya. 25

Dengan kata lain, suatu penggunaan teknologi itu bergantung dari letak

daerah masyarakat yang menggunakannya. Hal ini dapat ditunjukkan dengan

perkembangan sektor pertanian dengan menggunakan teknologi di beberapa

daerah yaitu Inggris, Belanda, dan Amerika. Di Inggris dan Belanda yang

memiliki luas tanah yang sempit diperlukan efisiensi jumlah pekerja sehingga

diperlukan perkembangan teknologi seperti penemuan bibit unggul, sistem

pengairan yang baik, perkembangan teknologi seperti penemuan traktor.

25
M. Sahari Besari, Teknologi di Nusantara : 40 Abad Hambatan Inovasi, Jakarta : Penerbit Salemba
Teknika, 2008, hlm. 10

22
Sedangkan di Amerika yang memiliki luas tanah yang luas dapat

menggunakan jumlah pekerja yang ada sehingga perkembangan teknologi

tidak sepesat yang terjadi di Inggris dan Belanda.26

Definisi J.J Honigmann, The World of Man (1959:hlm.290) Bahwa

teknologi itu mengenali segala tindakan baku dengan apa manusia

mengubah alam, termasuk badannya sendiri atau badan orang lain maka

teknologi mengenai cara manusia membuat, memakai, dan memelihara

seluruh peralatannya, bahkan mengenai cara manusia bertindak dalam

keseluruhan hidupnya. Dalam membatasi teknologi tradisional yang memiliki

unsur kebudayaan fisik, maka perlu diingat lagi bahwa teknologi muncul dalam

cara-cara manusia melaksanakan mata pencarian hidupnya, dalam cara-cara

ia mengorganisasi masyarakat, dan dalam memproduksi hasil-hasil

keseniannya.

26
http://www.waena.org/index.php?option=com_content&task=view&id=386&Itemid=41 (diakses
pada tanggal 12 April 2017, pukul 20.15)

23

Anda mungkin juga menyukai