teknologi yang serba canggih ini, segala sesuatu bisa didapatkan dengan
pada zaman dahulu atau para penguasanya (tuan tanah, dsb). Perbedaannya
tunjuk di era sekarang tentu saja memiliki pengertian yang berbeda dengan
yang dahulu.
Misalkan, sebagai contoh: malam nanti kita akan makan apa dan di
dengan cita rasa masing-masing. Pilihan lainnya, kita dapat makan di luar,
aneka ragam pilihan dari mulai masakan Sunda, Padang, hingga yang jarang
kita temui seperti masakan luar negeri Thailand atau Vietnam, dan lain
menunjukkan cita rasa makanan yang plural. Ini yang disebut Ihde sebagai
menyebar ke seluruh dunia berkat jaringan komunikasi yang luas dan teknologi
1
tinggi. Fenomena yang lebih umum daripada soal makanan adalah soal
budaya yang mempengaruhi sebagian besar hidup kita, yang disebut oleh Ihde
jalan keluar stagnasi yang pasti terjadi setelah manusia menjalani suatu
manusia yang pasti dikenal misalnya: zaman Gotik (dark age), ketika pengaruh
Islam, Renaissance, zaman teknologi yang melanda abad ke-19, saat manusia
seperti Watts dan Edison seperti menjadi Tuhan di eranya. Perubahan akibat
dianggap tabu. Misalnya; seks bebas, obat-obatan terlarang, society gay, dan
1
Don Ihde tentang Manusia dan Alat, Filsafat Teknologi, Yogyakarta : Kanisius, 2008, hlm. 133-134
2
Fariz RM, Living in Harmony, Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2009, hlm. 138
2
yang terus-menerus dikembangkan oleh manusia memiliki manfaat dan
merasa bahwa dengan teknologi kita jadi memiliki kebiasaan tak terbatas,
Dengan itu, timbullah minat yang mendalam di kalangan pelbagai pihak untuk
teknologi yang sama dalam konteks budaya yang lain bisa menjadi alat
untuk berubah mengikuti budaya yang menerimanya dan menjadi stabil, yakni
BAB II PEMBAHASAN
3
Ibid, hlm. 140
4
Ahmad Shukri Mohd. Nain & Rosman Md. Yusoff, Konsep, Teori, Dimensi dan Isu Pembangunan.
Universiti Teknologi Malaysia : Johor Darul Tazim, 2003, hlm. 204
5
Don Ihde tentang Manusia dan Alat, Filsafat Teknologi.... Op. Cit, hlm. 137
3
2.1. EKSISTENSI DAN EKSISTENSI KEBUDAYAAN
2.1.1. EKSISTENSI
Eksistensi ini perlu diberikan orang lain kepada kita, karena dengan adanya
respon dari orang di sekeliling kita ini membuktikan bahwa keberadaan atau
kita diakui. Masalah keperluan akan nilai eksistensi ini sangat penting, karena
ini merupakan pembuktian akan hasil kerja atau performa di dalam suatu
lingkungan. Eksistensi adalah kata yang berasal dari bahasa latin yaitu existere
yang memiliki arti: muncul, ada, timbul dan berada. Hal ini kemudian
2.1.2. KEBUDAYAAN
4
Menurut ilmu antropologi, kebudayaan adalah keseluruhan sistem
masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. 6 Dua orang
budaya dan kebudayaan. Demikianlah budaya adalah daya dan budi yang
berupa cipta, karsa dan rasa. Sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta,
karsa dan rasa itu. Dalam istilah antropologi budaya perbedaan itu
ditiadakan. Kata budaya disini hanya dipakai sebagai suatu singkatan saja dari
Soemardi merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta
6
Dr. Koentjaraningrat. PengantarIlmuAntropologiedisibaru. Jakarta: PT RinekaCipta. 2002. Hal. 180
7
SoerjonoSoekanto. SosiologiSuatuPengantar. Jakarta: PT RajagrafindoPersada. 2007. Hal. 149-150
5
masyarakat.8Para ahli mendefinisikan kebudayaan antara lain adalah sebagai
berikut:
semua hasil karya, rasa, cipta dan karsa masyarakat. Karya masyarakat
8
Soekanto. SosiologiSuatuPengantar. Jakarta: PT RajagrafindoPersada. 2007. Hal.151
6
Dan karsa adalah kehendak manusia terhadap adanya
belajar.
beraneka ragam.
proses pembelajaran.
besar maupun unsur-unsur kecil yang merupakan bagian dari suatu kebulatan
9
I Gede A.B. Wiranata, S.H.,M.H. AntropologiBudaya. Bandung: PT Citra Aditya Bakti. 2002. Hal. 96-97
7
yang bersifat sebagai kesatuan. Beberapa orang sarjana telah mencoba
2. Sistem Ekonomi.
3. Keluarga.
4. Kekuasaan Politik.
diterapkan dalam tingkah laku sehari-hari dan dapat menghasilkan hasil karya
yang terdiri dari tiga wujud yaitu wujud fisik, sosial dan budaya.
dan dari orang keorang.Kebudayaan adalah sebuah warisan dari para pendiri
bangsa ini. Perkembangannya dari dalam diri masyarakat, juga dari bangsa
10
Soerjono Soekanto.Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. 2007. Hal. 153
8
dimiliki.Banyak orang-orang asing yang sedangmempelajarikebudayaan di
JikadijumlahkanmulaidariSabangsampaiMerauketerdapatberibu
lainnya.
9
terkandungdalamkebudayaanbangsa Indonesia perlahan-
lahanmulaimemudar. Gencarnyaserbuanteknologidisertainilai-nilaiintrinsik
bangsanya agar tidak luntur dan hilang. Kelestarian tidak dapat berdiri
kebudayaan pun dengan cara mendalami atau paling tidak mengetahui tentang
secara individu tidak dapat memesan suatu teknologi tertentu dari pencipta-
10
masyarakat akan selalu responsif terhadap kebutuhan masyarakat itu
teknologi informasi dan komunikasi baik itu berupa internet, telepon, dan alat
Kebudayaan atau culture berasal dari kata Latin colere yang berarti
mengolah, mengerjakan, terutama mengolah tanah atau bertani. Dari arti ini
berkembang arti culture sebagai segala daya upaya serta tindakan manusia
untuk mengolah tanah dan mengubah alam.14 Teknologi berasal dari bahasa
seluruh seni dan kerajinan. Istilah tersebut memiliki akar kata techne dalam
bahasa Yunani kuno berarti seni (art), atau kerajinan (craft). Dari makna
11
Ronny Hanitijo Sumitro, Pengaruh Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Terhadap
Hukum,(Bandung; Remadja Karya, 1985), hlm 48
12
Idem
13
Dennis Michel Thie, Dapmpak Globalisasi Terhadap Teknologi, Academia.edu,
, Indonesian Law Journal Vol. 5, December 2014, hlm. 6.
14
Dr. Koentjaraningrat. Pengantar Ilmu Antropologi . Jakarta : PT.Rineka Cipta. 2009. Hlm 146
11
harfiah tersebut, teknologi dalam bahasa Yunani kuno dapat didefinisikan
dalam arti ke-mampuan untuk mengerjakan sesuatu dengan nilai yang tinggi,
karena memiliki akal. Dengan akalnya manusia ingin keluar dari masalah,
ingin hidup lebih baik, lebih aman, dan sebagainya. Tentunya kemampuan
makin tajam. Misalnya bila dahulu sudah ada alat alat pertama berupa
batang sebatang kayu untuk tongkat pukul ataupun segumpal batu untuk
15
Muhamad Ngafifi, Kemajuan Teknologi Dan Pola Hidup Manusia dalam Perspektif Sosial Budaya ,
Jurnal Pembangunan Pendidikan , 2:10 (Jakarta,Mei 2014) , 36
12
senjata lempar. Kemudian akal manusia berinovasi dengan memperuncing
ataupun bongkahan batu yang ada dipertajam pada sisi belahannya sehingga
sifat lahir dan batin orang untuk menyesuaikan diri dengan keadaan alam
ganas itu.16 Mereka hanya mendapat makanan dengan cara berburu dan
menciptakan rumah tahan dingin yang terbuat dari es yakni igloo. Sebagai
ruangan tetap hangat sewaktu pintu dibuka. Untuk jendelanya dan sirkulasi
udara maka ada satu atau dua balok es yabg dapat dilepas. Sebagai
quilliq. Sedangkan orang orang Hopi (suku dari Amerika Utara) mempunyai
16
R.Firth, B.Mochtan dan S.Puspanegara,Ciri-ciri dan Alam Hidup Manusia.Bandung : Van Hoeve .
1950. Hlm 44
13
pengetahuan tentang pertanian , namun terpaksa menggantungkan pertanian
mereka bukan langsung atas penampungan air hujan, tetapi atas air banjir
itu sangat dalam ditanah dengan jarak yang lebar antara masing masing
saluran air untuk mengumpulkan dan mengatur pemakaian air. Disini faktor -
bagian dari binatang binatang yang dibunuh supaya dapat dimakan sebaik-
rupa sehingga berat dan panjangnya sesuai dengan tingginya orang dengan
17
R.Firth, B.Mochtan dan S.Puspanegara,Ciri-ciri dan Alam Hidup Manusia.Bandung : Van Hoeve .
1950. Hlm 47
14
teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan ini,
KEBUDAYAAN
dunia yang lebih baik. Melalui teknologi manusia membangun masa depan
ditentukan oleh nilai-nilai budaya yang ada, tetapi justru dapat membentuk
18
Ibid., hlm 57
19
Yasraf Amir Pilian, BudayaTeknologi di Indonesia: KendaladanPeluangMasaDepan(Bandung: ITB
Bandung, 2013),247.
15
Teknologi menurut pandangan kebudayaan merupakan hasil rekayasa,
rakyat Indonesia.
menyeleksi. Hal ini tentu saja tidak baik melihat kebudayaan Negara kita
20
RatihDwiLuky, Mausia (Kebudayaan) SainsdanTeknologi,
diaksesdarihttp://www.luky15180.web.unej.ac.id/2015/10/22/62/, padatanggal 9 April 2017 pukul
5:29
21
Pilian, Op.Cit., 248.
22
Fetty, DampakTeknologiInformasidariSegiSosial, Budaya, Politik, danEkonomiTeknologiinformasi.,
diaksesdarihttp://fetty.note.fisip.uns.ac.id/2014/12/18/dampak-teknologiinformasidari-segi-sosial-
budaya-politik-ekonomi-teknologi-informasi/, padatanggal 11 April 2017 pukul 7:58
16
dengan Negara cenderung jauh berbeda. Sudah jelas bahwa kebudayaan di
setiap Negara itu berbeda-beda dan tidak semuanya cocok dan bisa
anak remaja jaman sekarang mengikuti tren fashion dari Negara barat yang
masyarakat lokal yang tidak begitu mengikuti budaya orang barat tentui
banyak dicontoh oleh masyarakata dalah hubungan antara wanita dan laki-laki.
Dulu jika ada perempuan dan laki-laki yang bukan suami istri bergandengan di
langsung menegur. Dan hal tersebut bukanlah hal yang lazim. Tapi seiring
mudah terpengaruh adalah remaja. Karena mereka masih bisa dikatakan labil
17
temannya. Berdasarkan hal tersebut, permasalahannya adalah kurangnya
orang lain secara langsung sehingga tidak ada rasa empati atau simpati
langsung. Hal ini dapat menimbulkan ketergantungan, maka dari itu kemajuan
keuntungan dalam bidang sosial budaya. Dengan teknologi, kita bisa lebih
Kendala budaya yang tidak ditanamkan sejak dini, yaitu (1) kehendak
berpikir (bebas), (2) budaya riset, (3) kehendak inovasi dan prestasi, (4)
18
dengan segala modal di dalamnya). 23 Kendala tersebut menyebabkan
kurangnya pendirian dan mental yang kuat dari pada pengguna teknologi dan
sendiri atau dibagikan ke orang lain. Yang perlu diperbaiki demi melindungi
berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi antar bangsa, yaitu dimensi
ruang dan waktu. Ruang makin dipersempit dan waktu makin dipersingkat
dalam interaksi dan komunikasi pada skala dunia. Globalisasi ini berlangsung
ekonomi, sosial dan budaya, pertahanan keamanan dan lain- lain. Pengaruh
23
Pilian, Op.Cit., 248
19
Globalisasi dalam kebudayaan diseluruh dunia memberikan suatu gambaran
hasil cipta, karsa, dan karya manusia. Indonesia sendiri sebagai Negara
bagi suatu Negara karena jelas bahwa kebudayaan adalah suatu identitas dan
jati diri bagi suatu bangsa dan Negara. Telah dijelaskan tentang nilai budaya
sebagai pedoman yang memberi arah dan orientasi terhadap hidup, bersifat
dengan struktur material, teknologi, dan sosial dalam arti lebih abstrak.
sosial. Berbagai usaha dilakukan agar kebudayaan tetap bebas nilai. Dalam
24
Prof.Dr.Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta: Renika Cipta. 2015. Hlm.158
20
perkembangan ilmu-ilmu budaya dan humaniora, C.A. van Peursen meninjau
isi konsep. Dari segi maksud kata, menurut van Peurseun, dewasa ini
masyarakat), kerja (ilmu alam dan teknologi), dan kegiatan-kegiatan lain yang
lebih sederhana. Sementara isi konsep kebudayaan dewasa ini telah bergeser
dari kata benda menjadi kata kerja, di mana kebudayaan adalah kegiatan
membuat alat, mendidik, berburu, tata upacara, dan lain sebagainya. (Mudji
Apakah suatu teknologi itu netral? Pertanyaan itu dapat dijawab dari
beberapa aspek. Apabila dari segi teknis dimana teknologi dibuat dan dari segi
cara kerja dapat dikatakan netral. Tetapi ketika teknologi itu digunakan pada
kehidupan sehari hari manusia, teknologi tampak tidak netral karena banyak
hal yang mempengaruhi pengguna teknologi tersebut antara lain status sosial,
kemampuan / daya beli, skill, dll. Dalam kehidupan manusia di era ini memang
teknologi tidak dapat dipisahkan dalam kehudupan manusia. Mulai dari bangun
tidur, sedang melakukan aktvitas hingga tidur lagi. Semua nya akan
21
beruhubungan dengan teknologi. Perkembangan teknologi sangatlah pesat
sangat sederhana (obvius), sampai kini menjadi teknologi modern yang sangat
berbagai alat dan teknologi untuk melakukan abstraksi secara efisien, apa
Dengan kata lain, suatu penggunaan teknologi itu bergantung dari letak
daerah yaitu Inggris, Belanda, dan Amerika. Di Inggris dan Belanda yang
memiliki luas tanah yang sempit diperlukan efisiensi jumlah pekerja sehingga
25
M. Sahari Besari, Teknologi di Nusantara : 40 Abad Hambatan Inovasi, Jakarta : Penerbit Salemba
Teknika, 2008, hlm. 10
22
Sedangkan di Amerika yang memiliki luas tanah yang luas dapat
mengubah alam, termasuk badannya sendiri atau badan orang lain maka
unsur kebudayaan fisik, maka perlu diingat lagi bahwa teknologi muncul dalam
keseniannya.
26
http://www.waena.org/index.php?option=com_content&task=view&id=386&Itemid=41 (diakses
pada tanggal 12 April 2017, pukul 20.15)
23