http://medicatherapy.com
Deskripsi
1. Nama & Struktur Kimia : Rifampin. C43H58N4O12
2. Golongan/Kelas Terapi : Anti Infeksi
3. Indikasi : Rifampicin biasanya digunakan untuk mengobati
infeksi Mycobacterium, termasuk tuberkulosis dan lepra.
4. Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap obat ini
5. Sifat Fisikokimia : Rifampisin merupakan serbuk kristal merah-coklat
dan sangat sedikit larut dalam air dan sedikit larut dalam alkohol. Obat ini
mempunyai pKa 7,9. Larut dalam kloroform, DMSO, etil asetat, metanol,
tetrahidrofuran. Dalam perdagangan, rifampisin tersedia dalam bentuk serbuk
steril untuk injeksi mengandung Natrium formaldehid, sulfoksilat, natrium
hidroksida yang ditambahkan untuk mengatur pH. Dalam perdagangan sediaan
oral rifampin tersedia sebagai obat tunggal, dalam bentuk kombinasi tetap dengan
isoniazid, serta dalam kombinasi tetap dengan isoniasid dan pirazinamid.
Rifampisin adalah salah satu obat antibiotik TBC yang digunakan untuk mengobati
infeksi bakteri. Rifampicin sering digunkan untuk pengobatan tuberculosis (TBC).
Obat ini juga dapat digunakan untuk mencegah infeksi setelah berkontak langsung
dengan seseorang yang sedang terkena infeksi TBC serius. Obat ini hanya diberikan
dengan menggunakan resep dokter.
Rifampisin akan membunuh bakteri yang menyebabkan infeksi. Cara kerja obat ini
yaitu dengan menonaktifkan enzim bakteri yang biasa disebut RNA polimerase.
Bakteri yang menggunakan RNA polimerase untuk membuat protein serta untuk
menyalin informasi genetik (DNA) mereka sendiri. Tanpa enzim ini bakteri tersebut
tidak dapat berkembang biak sehingga bakteri tersebut akan mati.
Mekanisme Kerja
Rifampicin menghambat DNA-dependent RNA polimerase pada sel-sel bakteri
dengan mengikat versi beta-subunit, sehingga mencegah transkripsi RNA dan
selanjutnya untuk terjemahan pada protein. Sifat lipofilik yang membuat calon yang
baik untuk mengobati bentuk meningitis tuberkulosis, yang membutuhkan distribusi
ke sistem saraf pusat dan penetrasi melalui sawar darah-otak.
Efek Samping
Gangguan saluran cerna seperti anoreksia, mual, muntah, diare (dilaporkan terjadi
kolitis karena penggunaan antibiotika); sakit kepala, drowsiness; gejala berikut terjadi
terutama pada terapi intermitten termasuk gelala mirip influenza ( dengan chills,
demam, dizziness, nyeri tulang), gejala pada respirasi (termasuk sesak nafas), kolaps
dan shock, anemia hemolitik, gagal ginjal akut, dan trombositopenia purpura;
gangguan fungsi liver, jaundice(penyakit kuning); flushing, urtikaria dan rash; efek
samping lain dilaporkan : edema, muscular weakness dan myopathy, dermatitis
exfoliative, toxic epidermal necrolysis, reaksi pemphigoid, leucopenia, eosinophilia,
gangguan menstruasi; urin, saliva dan sekresi tubuh yang lain berwarna orange-
merah; tromboflebitis dilaporkan pada penggunaan secara infus pada periode yang
lama.
Farmakologi
Durasi : < 24 jam
Absorbsi : Oral : diabsorpsi dengan baik; makanan dapat mengakibatkan penundaan
absorpsi (delay) atau sedikit menurunkan kadar puncak
Distribusi : sangat lipofilik , dapat menembus sawar darah otak (bood-brain barrier)
dengan baik
Difusi relatif dari darah ke dalam cairan serebrospinal : adekuat dengan atau tanpa
inflamasi
CSF : inflamasi meninges : 25%
Metabolisme : Hepatik; melalui resirkulasi enterohepatik
Ikatan protein : 80%
T eliminasi : 3-4 jam; waktu tersebut akan memanjang pada gagal hepar; gagal ginjal
terminal : 1,8-11 jam.
Waktu untuk mencapai kadar puncak, serum: oral : 2-4 jam
Ekskresi : Feses (60% - 65%) dan urin (~ 30%) sebagai obat yang tidak berubah
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, W. 2004. Pemanfaatan Bacillus licheniformis sebagai Bakteri Penghasil Enzim Protease
dengan Medium Tepung Biji Amaranth. PS MIPA Unsoed. Purwokerto.
Elrod, Susan Ph.D. William Stansfiel,Ph.D, 2007. Schaums Outlines of Theory and Problems of
Genetics, Fourth Edition, Erlangga, Jakarta
Marks, Dawn B. Ph.D., Allan D. Marks, MD, Collen M. Smith Ph.D.. 2000. Biokimia Kedokteran
Dasar, Buku Kedokteran EGC. Jakarta
Phillip, T. 2009. Enzymes Used in the Dairy Industry. www.About.com (diakses tanggal 1 Desember
2012)
Sarmoko. 2011. From Gene to Protein, Molecular Biology 2011. Departmen of Pharmacy Unsoed.
Yogyakarta