Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN KEPERWATAN

A. Pengkajian
1. Aktifitas/Istirahat.
Gejala : Riwayat pekerjaan yang perlu mengangkat benda berat,duduk, mengemudi dalam
waktu lama, membutuhkan papan atau matras yang keras saat tidur, penurunan rentang
gerak dari ekstremitas pada salah satu bagian tubuh, tidak mampu melakukan aktifitas yang
biasa dilakukan.
Tanda : Atrofi otot pada bagian tubuh yang terkena, gangguan dalam berjalan.
2. Eliminasi.
Gejala : konstipasi, adanya inkontinensia urine.
3. Integritas ego.
Gejala : ketakutan akan timbulnya paralisis, ansietas, masalah pekerjaan.
Tanda : cemas, depresi, menghindar dari keluarga atau orang terdekat.
4. Neurosensori.
Gejala : kesemutan, kekakuan, kelemahan dari tangan/ kaki.
Tanda : penurunan refleks tendon dalam, kelemahan otot, nyeri tekan dan spasme otot.
5. Nyeri/ Kenyamanan.
Gejala : nyeri seperti tertusuk pisau yang akan semakin memburuk dengan adanya batuk,
bersin, membengkokkan badan, mengangkat beban, defekasi, mengangkat kaki atau fleksi
pada leher ; nyeri yang tidak ada hentinya, ; nyeri yang menjalar kekaki, bokong (lumbal),
atau bahu/lengan, ; kaku pada leher (servikal), terdengar adanya suara krek saat nyeri
baru timbul/ saat trauma atau merasa punggung patah, keterbatasan untuk mobilisasi/
membungkuk kedepan.
Tanda : sikap dengan cara bersandar dari bagian tubuh yang terkena, perubahan cara
berjalan,berjalan dengan terpincang-pincang, pinggang terangkat pada bagian tubuh yang
terkena, nyeri pada saat palpasi.
6. Keamanan.
Gejala : adanya riwayat masalah punggung yang baru saja terjadi.
7. Penyuluhan/ Pembelajaran.
Gejala : gaya hidup yang monoton atau hiperaktif.
B. Diagnosa
1. Nyeri berhubungan dengan penjepitan saraf pada diskus intervetebralis
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparese/hemiplegia
3. Cemas berhubuangan dengan prosedur operasi, diagnosis, prognosis, anestesi, nyeri,
hilangnya fungsi
4. Perubahan eliminasi alvi (konstipasi) berhubungan dengan imobilisasi, intake cairan yang
tidak adekuat
5. Kurangnya pemenuhan perawatan diri yang berhubungan dengan hemiparese/hemiplegia
6. Resiko gangguan integritas kulit yang berhubungan tirah baring lama
C. Intervensi
1. Nyeri berhubungan dengan penjepitan saraf pada diskus intervetebralis
Tujuan : Nyeri berkurang atau rasa nyaman terpenuhi
Kriteria hasil :
a. Klien mengatakan tidak terasa nyeri.
b. Lokasi nyeri minimal
c. Keparahan nyeri berskala 0
d. Indikator nyeri verbal dan noverbal (tidak menyeringai)

Intervensi Rasional
Kaji keluhan nyeri, lokasi, lamanya Nyeri merupakan pengalaman subyektif
serangan, faktor pencetus / yang dan harus dijelaskan oleh pasien.
memperberat. Tetapkan skala 0 10 Identifikasi karakteristik nyeri dan
faktor yang berhubungan merupakan
suatu hal yang amat penting untuk
memilih intervensi yang cocok dan
untuk mengevaluasi keefektifan dari
terapi yang diberikan.

Pertahankan tirah baring, posisi semi


fowler dengan tulang spinal,
pinggang dan lutut dalam keadaan Untuk menghilangkan stres pada otot-
fleksi, posisi telentang otot punggung
Gunakan logroll (papan) selama
melakukan perubahan posisi
Batasi aktifitas selama fase akut
Logroll (Papan) mempermudah
sesuai dengan kebutuhan
melakukan mobilisasi
Berikan relaksan otot yang
Untuk menghindari adanya cidera
diresepkan, analgesik, dan agen
antiinflamasi dan evaluasi Agen-agen ini secara sistematik
keefektifan menghasilkan relaksasi umum dan
menurunkan inflamasi.

Tindakan penghilangan rasa nyeri


noninvasif dan nonfarmakologis Tindakan ini memungkinkan klien untuk
(posisi, balutan (24-48 jam), distraksi mendapatkan rasa kontrol terhadap
dan relaksas nyeri.

2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparese/hemiplegia


Tujuan : Klien mampu melaksanakan aktivitas fisik sesuai dengan kemampuannya
Kriteria hasil :
a. Tidak terjadi kontraktur sendi
b. Bertabahnya kekuatan otot
c. Klien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas

Intervensi Rasional
Berikan / bantu pasien untuk Dapat meningkatkan kemampuan pasien
melakukan latihan rentang gerak untuk melakukan rentang gerak pasif
pasif dan aktif dan aktif
Berikan perawatan kulit dengan baik, Untuk menghindari adanya tekanan
masase titik yang tertekan setelah pada area penonjolan tulang
rehap perubahan posisi. Periksa
keadaan kulit dibawah brace dengan
periode waktu tertentu.
Kolaborasi dalam pemberian
analgetik sesuai progran dan Penggunaan analgetik yang berlebihan
efektivitasnya dapat menutupi gejala, dan ini
menyulitykan defisit neurologis lebih
lanjut
Pasien yang mengalami kehilangan
Rujuk pasien untuk konsultasi
fungsi tubuh permanen akan merasa
psikologis bila kelemahan motorik,
sedih. Semakin besar makna kehilangan,
sensorik, dan fungdi seksual terjadi
semakin dalam lama reaksi kesedihan
permanen
ini dialami.
Kolaborasi dengan ahli fisioterapi Menurunkan resiko terjadinnya iskemia
untuk latihan fisik klien jaringan akibat sirkulasi darah yang
jelek pada daerah yang tertekan

3. Cemas berhubuangan dengan prosedur operasi, diagnosis, prognosis, anestesi, nyeri,


hilangnya fungsi
Tujuan : Rasa cemas klien akan berkurang/hilang.
Kriteria hasil :
a. Klien mampu mengungkapkan ketakutan/kekuatirannya.
b. Respon klien tampak tersenyum.
Intervensi Rasional
Berikan lingkungan yang nyaman Menurunkan stimulasi yang berlebihan
dapat mengurangi kecemasan

Pemahaman bahwa perasaan normal


Catat derajat ansietas
dapat membantu klien meningkatkan
beberapa perasaan control emosi.
Peran serta keluarga sangat membantu
Libatkan keluarga dalam proses dalam menentukan koping
keperawatan Menunjukkan kepada klien bahwa dia
dapat berkomunikasi dengan efektif
Diskusikan mengenai kemungkinan
tanpa menggunakan alat khusus,
kemajuan dari fungsi gerak untuk
sehingga dapat mengurangi rasa
mempertahankan harapan klien cemasnya.
dalam memenuhi kebutuhan sehari-
Dukungan dari bebarapa orang yang
hari memiliki pengalaman yang sama akan
Berikan support sistem (perawat,
sangat membantu klien.
keluarga atau teman dekat dan Agar klien menyadari sumber-sumber
pendekatan spiritual)
apa saja yang ada disekitarnya yang
Reinforcement terhadap potensi dan dapat mendukung dia untuk
sumber yang dimiliki berhubungan
berkomunikasi.
dengan penyakit, perawatan dan
tindakan

4. Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan hemiparese/hemiplegi, nyeri


Tujuan : Kebutuhan perawatan diri klien terpenuhi
Kriteria hasil
a. Klien dapat melakukan aktivitas perawatan diri sesuai dengan kemampuan klien
b. Klien dapat mengidentifikasi sumber pribadi/komunitas untuk memberikan bantuan
sesuai kebutuhan
Intervensi Rasional
Monitor kemampuan dan tingkat Membantu dalam

kekurangan dalam melakukan mengantisipasi/merencanakan

perawatan diri pemenuhan kebutuhan secara

individual

Beri motivasi kepada klien untuk Meningkatkan harga diri dan


tetap
semangat untuk berusaha terus-
melakukan aktivitas dan beri bantuan
menerus
dengan sungguh-sungguh
Klien mungkin menjadi sangat
Hindari melakukan sesuatu untuk
ketakutan dan sangat tergantung
klien

meskipun bantuan yang


yang dapat dilakukan klien sendiri,

diberikan bermanfaat dalam


tetapi berikan bantuan sesuai kebutuhan

mencegah frustasi, adalah penting

bagi klien untuk melakukan

sebanyak mungkin untuk diri-

sendiri untuk mepertahankan harga

diri dan meningkatkan pemulihan

Meningkatkan perasaan makna diri


Berikan umpan balik yang positif dan kemandirian serta mendorong
untuk
klien untuk berusaha secara
setiap usaha yang dilakukannya atau
kontinyu
keberhasilannya
Memberikan bantuan yang mantap

untuk mengembangkan rencana

terapi dan mengidentifikasi


Kolaborasi dengan ahli
kebutuhan alat penyokong khusus
fisioterapi/okupasi

5. Gangguan eliminasi alvi (konstipasi) berhubngan dengan imobilisasi, intake cairan yang
tidak adekuat
Tujuan : Klien tidak mengalami konstipasi
Kriteria hasil :
a. Klien dapat defekasi secara spontan dan lancar tanpa menggunakan obat
b. Konsistensifses lunak
c. Tidak teraba masa pada kolon ( scibala )
d. Bising usus normal ( 15-30 kali permenit

Intervensi Rasional
Berikan penjelasan pada klien dan Klien dan keluarga akan mengerti
keluarga
tentang penyebab obstipasi
tentang penyebab konstipasi
Bising usus menandakan sifat
Auskultasi bising usus
aktivitas peristaltik

Diit seimbang tinggi kandungan serat


Anjurkan pada klien untuk makan merangsang peristaltik dan eliminasi

maknanan yang mengandung serat reguler

Masukan cairan adekuat membantu

Berikan intake cairan yang cukup (2 mempertahankan konsistensi feses


liter
yang sesuai pada usus dan membantu
perhari) jika tidak ada kontraindikasi
eliminasi reguler

Aktivitas fisik reguler membantu

eliminasi dengan memperbaiki tonus


Lakukan mobilisasi sesuai dengan
otot abdomen dan merangsang nafsu
keadaan

makan dan peristaltik


Klien

Pelunak feses meningkatkan efisiensi


pembasahan air usus, yang melunakkan
Kolaborasi dengan tim dokter dalam massa feses dan membantu eliminasi

pemberian pelunak feses (laxatif,

suppositoria, enema)

6. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring lama


Tujuan : Klien mampu mempertahankan keutuhan kulit
Kriteria hasil :
a. Klien mau berpartisipasi terhadap pencegahan luka
b. Klien mengetahui penyebab dan cara pencegahan luka
c. Tidak ada tanda-tanda kemerahan atau luka
Intervensi Rasional
Anjurkan untuk melakukan latihan Meningkatkan aliran darah kesemua
ROM (range of motion) dan daerah
mobilisasi jika mungkin
Menghindari tekanan dan meningkatkan
Rubah posisi tiap 2 jam
aliran darah
Gunakan bantal air atau pengganjal Menghindari tekanan yang berlebih pada
yang lunak di bawah daerah-daerah daerah yang menonjol
yang menonjol Menghindari kerusakan-kerusakan
Lakukan massage pada daerah yang kapiler-kapiler
menonjol yang baru mengalami
Hangat dan pelunakan adalah tanda
tekanan pada waktu berubah posisi
kerusakan jaringan
Observasi terhadap eritema dan
kepucatan dan palpasi area sekitar
terhadap kehangatan dan pelunakan
jaringan tiap merubah posisi

Jaga kebersihan kulit dan seminimal Mempertahankan keutuhan kulit


mungkin hindari trauma, panas
terhadap kulit

Anda mungkin juga menyukai