Anda di halaman 1dari 14

Lukmanul Hakim Teknologi Pendidikan

UNY

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua
pengalaman belajar yang disediakan bagi siswa di sekolah. Rancangan ini disusun
dengan maksud memberi pedoman kepada para pelaksana pendidikan, dalam
proses pembimbingan perkembangan siswa, mencapai tujuan yang dicita-citakan
oleh siswa sendiri, keluarga maupun masyarakat. Banyak model yang dapat
digunakan dalam pengembangan kurikulum. Pemilihan suatu model
pengembangan kurikulum bukan saja didasarkan atas kelebihan dan kebaikan-
kebaikannya serta kemungkinan pencapaian hasil yang optimal, tetapi juga perlu
disesuaikan dengan sistem pendidikan mana yang digunakan.
(Sumber:http://arifin-kumpulanmakalah.blogspot.com/2012/02/model-model-
pengembangan-kurikulum.html)
Model pengembangan kurikulum pada dasarnya berkaitan dengan
rancangan yang dapat digunakan untuk menerjemahkan sesuatu realitas yang lebih
praktis sehingga mempermudah pengelolaan kurikulum itu sendiri. Dalam buku
Kurikulum dan Pembelajaran, menjelaskan manfaat model dalam pengembangan
kurikulum, diantaranya model dapat menjelaskan beberapa aspek perilaku dan
interaksi manusia, model dapat mengintegrasikan seluruh pengetahuan hasil
observasi dan penelitian, model dapat menyederhanakan suatu proses yang
bersifat kompleks dan model dapat digunakan sebagai pedoman untuk melakukan
kegiatan (Sanjaya, 2010: 82). Pengembangan kurikulum dalam bahasan makalah
ini mencakup perkembangan kurikulum Model Tyler, Model Taba, Model Olivia,
dan Model Saylor, Alexander and Lewis, Model Administratif (line-staff), Model
Grass Root, Model Demosntrasi, Model Beauchamp, Model Rogers, Model
Wheeler, Model Nicholls, dan Model Dynamic Skilbeck.
(Sumber:http://kebaikanuntuksemua.blogspot.com/2012/04/model-
pengembangan-kurikulum.html)

1
Lukmanul Hakim Teknologi Pendidikan
UNY

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi dari Model Pengembangan Kurikulum?
2. Apa yang dimaksud dengan Model Pengembangan Kurikulum Saylor?
3. Apa saja fungsi dari Model Pengembangan Kurikulum Saylor?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan Model Pengembangan Kurikulum
Saylor?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah
pengetahuan mengenai Model Pengembangan Kurikulum, Model
Pengembangan Kurikulum Saylor, Fungsi Model Pengembangan Saylor,
Kelebihan dan kekurangan Model Pengembangan Kurikulum Saylor.

2
Lukmanul Hakim Teknologi Pendidikan
UNY

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Pengembangan Kurikulum


Pengembangan kurikulum mempunyai makna yang cukup luas, menurut
Nana Syaodih Sukmadinata pengembangan kurikulum bisa berarti penyusunan
kurikulum yang sama sekali baru (curriculum construction), bisa juga
menyempurnakan kurikulum yang telah ada (curriculum improvement).
Sedangkan model adalah abstraksi dunia nyata atau representasi pristiwa
kompleks atau sistem, dalam bentuk naratif, matematis, grafis serta lambang-
lambang lainnya. (Wina Sanjaya 2007:177).
Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa model
pengembangan kurikulum adalah berbagai bentuk atau model yang nyata dalam
penyusunan kurikulum yang baru ataupun penyempurnaan kurikulum yang telah
ada.
Dalam pengembangan kurikulumn tidak dapat lepas dari berbagai faktor
maupun aspek yang mempengaruhinya, seperti cara berpikir, sistem nilai (nilai
moral, keagamaan, politik, budaya, dan sosial), proses pengembangan kebutuhan
peserta didik, lingkup (scope) dan urutan (sequence) bahan pelajaran, kebutuhan
masyarakat maupun arah program pendidikan.
(Sumber:http://chandrawati.wordpress.com/2009/04/20/model-model-
pengembangan-kurikulum-dan-fungsinya-bagi-guru/)

B. Model Pengembangan Kurikulum Saylor


Berdasarkan perkembangan dan pemikmiran para ahli kurikulum, maka
dewasa ini telah banyak disajikan model-model pengembangan kurikulum. Setiap
model pengembangan kuirkulum tersebut memiliki karakteristik dan ciri khusus
pada pola desain, implementasi, evaluasi dan tindak lanjut dalam pembelajaran.
Menurut Saylor, Alexander, and Lewis (1981) , We define curriculum as a
plan for providing sets of learning opportunities for person to be educate. Mereka
mendefinisikan kurikulum sebagai perangkat rencana yang diarahkan pada

3
Lukmanul Hakim Teknologi Pendidikan
UNY

sekumpulan kesempatan aktivitas pembelajaran bagi individu agar menjadi


terdidik.
(Sumber:http://abstrak.digilib.upi.edu/Direktori/TESIS/PENGEMBANGAN_KU
RIKULUM/039467_%20MUKSIN%20WIJAYA/T_PK_039467_Chapter2.pdf)

Konsep atau pengertian kurikulum dibagi dalam empat pandangan yaitu:


1. Kurikulum sebagai tujuan (The curriculum as objectives)
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
2. Kurikulum sebagai kesempatan belajar yang terencana (The
curriculum as planned opportunities for learning)
Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang disediakan untuk
membelajarkan siswa. Dengan program itu para siswa melakukan
berbagai kegiatan belajar, sehingga terjadi perubahan dan
perkembangan tingkah laku siswa, sesuai dengan tujuan pendidikan
dan pembelajaran. Dengan kata lain, sekolah menyediakan lingkungan
bagi siswa yang memberikan kesempatan belajar. Itu sebabnya, suatu
kurikulum harus disusun sedemikian rupa agar maksud tersebut dapat
tercapai.
3. Kurikulum sebagai mata pelajaran/mata kuliah (The curriculum as
subjects and subject matter)
Kurikulum ialah sejumlah mata ajaran yang harus ditempuh dan
dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan. Mata
ajaran (subject matter) dipandang sebagai pengalaman orang tua atau
orang-orang pandai masa lampau, yang telah disusun secara sistematis
dan logis. Mata ajaran tersebut mengisis materi pelajaran yang
disampaikan kepada siswa, sehingga memperoleh sejumlah ilmu
pengetahuan yang berguna baginya.
4. Kurikulum sebagai pengalaman (The curriculum as experience).

4
Lukmanul Hakim Teknologi Pendidikan
UNY

Semua kegiatan yang memberikan pengalaman belajar/pendidikan bagi


siswa pada hakikatnya adalah kurikulum. Kegiatan-kegiatan kurikulum
tidak terbatas dalam ruang kelas saja, melainkan mencakup juga
kegiatan-kegiatan diluar kelas. Tidak ada pemisahan yang tegas antara
intra dan ekstra kurikulum.
(Sumber:http://cookies.web.id/2012/04/pengertian-kurikulum-
pendidikan.html)

Perencanaan kurikulum merupakan beberapa rencana unit-unit kecil pada


bagian-bagian tertentu dari sebuah kurikulum. Langkah-langkah pengembangan
kurikulum model Saylor, Alexander, and Lewis adalah:
1. Kurikulum Desain
Terdapat tiga hal yang berhubungan dengan kurikulum desain ini, yaitu
tujuan, objek, dan bidangnya. Model ini di mulai dengan
mengidentifikasi tujuan utama pendidikan dan tujuan secara spesifik.
Saylor, Alexander, and Lewis mengklasifikasikan tujuan menjadi
empat domain, yaitu pengembangan pribadi, kompetensi sosial,
keterampilan belajar yang berkesinambungan, dan spesialisasi.
Pengembang kurikulum harus menentukan kesempatan belajar untuk
setiap domain, bagaimana dan kapan kesempatan belajar itu diberikan
dan memilih bidang yang akan dikembangkan dalam kurikulum,
misalnya pengembangan kurikulum berdasarkan pola sosial sebuah
instansi, atau berdasarkan hubungan kebutuhan siswa dan
kepentingannya.
(Sumber:http://kebaikanuntuksemua.blogspot.com/2012/04/model-
pengembangan-kurikulum.html)
2. Implementasi Kurikulum
Tahapan dimana untuk menentukan metode dan strategi yang akan
digunakan untuk menjalin hubungan dan berinteraksi dengan para
siswa.
3. Evaluasi Kurikulum

5
Lukmanul Hakim Teknologi Pendidikan
UNY

Komponen-komponen yang dievaluasi pada model kurikulum


Saylor, Alexander, and Lewis, yaitu:
a. tujuan (goals, subgoals, dan objectives)
b. pembelajaran (instructional)
c. segmen khusus dari program pendidikan (the specific segments of
the education program)
d. program pendidikan secara keseluruhan (the program of education
as a totality)
e. program evaluasi (evaluation program).

Langkah-langkah model evaluasi kurikulum Saylor, Alexander,


and Lewis yaitu:
a. Evaluasi Tujuan Kurikulum (Goals, Subgoals, and Objectives)
Pada langkahini, perencana kurikulum harus membuat analisis
apakah tujuan kurikulum yang dibuat memang didasari atas
kebutuhan masyarakat dan individu.
1) Analisis kebutuhan masyarakat
Masyarakat dalam hal ini adalah masyarakat lingkungan
pendidikan dimana output pendidikan itu sendiri
ditempatkan.
2) Analisis kebutuhan individu
Individu yang dimaksud adalah peserta didik.
3) Analisis dari berbagai kelompok dan ahli bidang tertentu
Setelah analisis kebutuhan masyarakat dan individu
dilaksanakan maka perencana kurikulum membuat analisis
dari berbagai kelompok serta analisis dari ahli bidang
tertentu.
4) Penggunaan data sumatif sebelumnya
Analisis ini dapat dilakukan dengan metode survey.
Perencana kurikulum dapat mencari penilaian dari siswa (jika
mereka cukup matang), guru, orang tua, dan orang awam

6
Lukmanul Hakim Teknologi Pendidikan
UNY

lainnya apakah tujuan kurikulum itu memang sesuai dengan


disiplin ilmu tertentu. Perencana kurikulum juga harus
berkonsultasi dengan ahli pada bidangnya mengenai
pencapaian dan keseuaian tujuan kurikulum. Data yang
diperoleh dari program ujicoba sebelumnya harus digunakan
untuk merevisi tujuan kurikulum sebelum evaluasi
berikutnya. Untuk tujuan praktis, selain merujuk pada tujuan
kurikulum, perencana kurikulum dapat membuat validasi
berdasarkan penilaian dari penilaian berbagai kelompok dan
ahli kurikulum lainnya.
b. Evaluasi Pembelajaran (Instructional)
Evaluasi pembelajaran merupakan evaluasi dalam bidang
pembelajaran. Tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk
menghimpun informasi yang dijadikan dasar untuk mengetahui
taraf kemajuan, perkembangan, dan pencapaian belajar siswa,
serta keefektifan pengajaran guru. Pembelajaran merupakan
sistem yang terdiri atas beberapa unsur, yaitu masukan, proses
dan hasil. Berdasarkan hal tersebut, terdapat tiga jenis evaluasi
sesuai dengan sasaran evaluasi pembelajaran, yaitu evaluasi
masukan, proses dan hasil pembelajaran.
(1) Evaluasi masukan pembelajaran
Evaluasi ini menekankan pada evaluasi karakteristik peserta
didik, kelengkapan dan keadaan sarana dan prasarana
pembelajaran, karakteristik dan kesiapan guru, strategi
pembelajaran yang sesuai, serta keadaan lingkungan dimana
pembelajaran berlangsung.
(2) Evaluasi proses pembelajaran
Evaluasi proses pembelajaran menekankan pada evalusi
pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh pembelajar
meliputi keefektifan strategi pembelajaran yang dilaksanakan,

7
Lukmanul Hakim Teknologi Pendidikan
UNY

keefektifan media pembelajaran, cara mengajar yang


dilaksanakan, dan minat, sikap serta cara belajar peserta didik.
(3) Evaluasi hasil pembelajaran
Evaluasi hasil pembelajaran atau evaluasi hasil belajar antara
lain menggunakan tes untuk melakukan pengukuran hasil
belajar. Hasil belajar tersebut dapat dilihat berdasarkan aspek
kognitif, afektif dan psikomotor.
c. Segmen Khusus dari Program Pendidikan (The Specific Segments
of The Education Program)
Apabila suatu program pendidikan memiliki segmen khusus maka
perlu adanya evaluasi terhadap segmen khusus tersebut. Pada
pendidikan yang ada di Indonesia, segmen khusus tersebut
misalnya adanya Sekolah Bertaraf Internasional (SBI). Kurikulum
pada sekolah bertaraf internasional tentunya berbeda dengan
sekolah standar nasional pada umumnya. Sebagai contoh, untuk
mata pelajaran sains pada sekolah SBI sebaiknya digunakan
bahasa pengantar yaitu bahasa inggris. Evaluasi dapat dilakukan
mengenai apakah pelaksanaan kurikulum tersebut cukup efektif
untuk mencapai tujuan kurikulum yang dibuat.
d. Evaluasi Program Pendidikan secara Keseluruhan (The Program
of Education as a Totality)
Program pendidikan secara keseluruhan merupakan sesuatu yang
kompleks. Evaluasi ini menyangkut evaluasi sistem pendidikan.
Evaluasi program pendidikan secara keseluruhan dapat dilakukan
baik di tingkat satuan pendidikan ataupun tingkat yang lebih
tinggi misalnya kabupaten, provinsi, ataupun tingkat nasional.
Saylor, Alexander, dan Lewis dalam Oliva (1992: 487)
merekomendasikan evaluasi formatif program pendidikan secara
keseluruhan dengan cara "penilaian dari ahli kurikulum,
penelitian data tentang kebutuhan manusia, dan rekomendasi dari
kelompok belajar." Mereka merekomendasikan evaluasi sumatif

8
Lukmanul Hakim Teknologi Pendidikan
UNY

dari program pendidikan melalui "survei, tindak lanjut penelitian,


penilaian ulama, warga, dan siswa; data uji". Evaluasi sumatif
dari program pendidikan dilakukan dalam beberapa cara. Data
empiris dikumpulkan untuk menentukan apakah tujuan kurikulum
telah dicapai. Contohnya, sebagai tindak lanjut studi
mengungkapkan mengenai tingkat keberhasilan atau kekurangan
lulusan setelah meninggalkan sekolah. Kemudian dilakukan
survei kepada guru, orangtua, siswa, dan lain-lain untuk
mengevaluasi program sekolah.
e. Program Evaluasi (Evaluation Program)
Program untuk mengevaluasi kurikulum harus terus dinilai.
Penilaian tentang bagaimana evaluasi akan dilakukan harus
dilakukan sebelum sebuah inovasi atau perubahan yang
dilaksanakan sebagai sebuah kebijakan publik. Teknik-teknik
untuk evaluasi berkelanjutan dan evaluasi akhir harus hati-hati
direncanakan dan diikuti. Pertanyaan-pertanyaan mengenai
evaluasi program evaluasi antara lain, apakah instrumen yang
akan digunakan adalah mampu diandalkan dan valid, apakah
program evaluasi telah mencakup semua dimensi kurikulum, dan
apakah prosedur yang dilakuakn telah sesuai. Masukan dan saran
tentang prosedur evaluasi dapat diperoleh dari para peserta didik
dan guru. Jika penelitian harus dilakukan, ahli di dalam atau di
luar sistem harus meninjau teknik penelitian yang diajukan untuk
menentukan apakah mereka memenuhi standar penelitian yang
diterima. Bila data telah dikumpulkan, para perencana kurikulum
mungkin merasa perlu untuk meminta bantuan ahli evaluasi untuk
menganalisis dan menginterpretasikan data. Sekarang harus
ditentukan apakah semua variabel telah dipertimbangkan dan
tepat dikontrol dan apakah langkah-langkah evaluasi yang
dirancang untuk telah sesuai untuk menilai tujuan-tujuan.

9
Lukmanul Hakim Teknologi Pendidikan
UNY

(Sumber:http://a-rahayu.blogspot.com/2012/03/evaluasi-
kurikulum-model-evaluasi.html)

C. Fungsi Model Pengembangan Kurikulum Saylor


Wina Sanjaya mengutip pendapat Nadler yang menjelaskan bahwa
model yang baik adalah model yang dapat menolong pengguna untuk
mengerti dan memahami suatu proses secara mendasar dan menyeluruh.(2008:
82). Hal ini berarti model pengembangan kurikulum yang baik adalah model
yang dapat membantu para pengembang kurikulum dalam mengembangkan
kurikulum di lapangan.
Berkenaan dengan model-model pengembangan kurikulum diatas,
maka fungsi model pengembangan kuirkulum adalah:
1. Sebagai pedoman bagi guru untuk memilih model pengembangan yang
sesuai dengan pelaksanaan pengembangan kurikulum di lapangan.
2. Sebagai bahan pengetahuan untuk melihat lahirnya bagaimana sebuah
kurikulum tercipta dari mulai perencanaan sampai pelaksanaan di
lapangan, yang mungkin selama ini guru hanya mengetahui bahwa
kurikulum itu sebagai sesuatu yang siap saji, padahal melalui proses
yang panjang sesuai dengan model mana yang dipilih oleh
pengembang kurikulum atau penganbil kebijaksanaan.
3. Sebagai bahan untuk menyusun kurikulum yang sesuai dengan visi,
misi, karakteristik, dan sesuai dengan pengalaman belajar yang
diharapkan atau dibutuhkan oleh siswa.
4. Sebagai bahan untuk mengadakan penelitian yang merupakani bagian
tugas profesional guru yang memiliki tanggung jawab dalam
meningkatkan kinerjanya sebagai guru.
5. Sebagai bahan untuk melihat perbandingan dan keberhasilan tentang
model pengembangaan kurikulum yang digunakan suatu sekolah, yang
nantinya diharapkan untuk memperbaiki kurikulum yang dilaksanakan.
(Sumber:http://chandrawati.wordpress.com/2009/04/20/model-model-
pengembangan-kurikulum-dan-fungsinya-bagi-guru/)

10
Lukmanul Hakim Teknologi Pendidikan
UNY

D. Kelebihan dan Kekurangan Model Pengembangan Kurikulum Saylor


1. Kelebihan
a. Kurikulum dapat digunakan sebagai rencana kegiatan pembelajaran
Ini sebagai satu rencana yang dikembangkan untuk mendukung proses
mengajar/belajar didalam arahan dan bimbingan sekolah, akademi atau
unversitas dan para anggotanya stafnya.
b. Kurikulum dapat digunakan untuk mempengaruhi proses belajar
Proses belajar disini baik yang berlangsung di kelas, di halaman
maupun yang ada di luar sekolah, seperti di lingkungan masyarakat.
c. Kurikulum dapat digunakan sebagai tujuan hasil pembelajaran
Menempatkan kekuatan-kekuatan fundamental yang peka sekali,
karena hasil yang diinginkan tidak hanya sangat mempengaruhi bentuk
kurikulum, tetapi memberikan arah dan fokus untuk seluruh program
pendidikan.
d. Kurikulum dapat digunakan sebagai hasil belajar
Semua rencana hasil belajar (learning outcomes) yang merupakan
tanggung jawab sekolah adalah kurikulum, maka belajar yang
diharapkan dapat tercapai. Memandang kurikulum sebagai rekontruksi
pengetahuan dan pengalaman, yang secara sistematis dikembangkan
dengan bantuan sekolah atau (universitas), agar memungkinkan siswa
menambah penguasaan pengetahuan dan pengalamannya.
e. Kurikulum dapat digunakan sebagai evaluasi pembelajarn
Ini ditujukan untuk melakukan evaluasi terhadap belajar siswa (hasil
dan proses) maupun keefektifan kurikulum dan pembelajaran.
f. Kurikulum merupakan pengalaman belajar
Pengalaman belajar bagi siswa dan pedoman penyelenggaraan
Kegiatan Belajar Mengajar bagi semua pihak di sekolah, sehingga
siswa dapat berkembang untuk mencapai tujuan pendidikan.

11
Lukmanul Hakim Teknologi Pendidikan
UNY

2. Kekurangan
a. Ketidak relevansinya pendidikan dengan kurikulum yang berkaitan
dengan tujuan tuntutan di era modern.
b. Adanya masalah mutu pendidikan yang berkaitan dengan peningkatan
aspek pendidikan demi menghasilkan lulusan yang berkualitas sesuai
dengan kurikulum yang diajarkan.
c. Terdapat kesenjangan efisiensi antara terselenggaranya pembelajaran
dengan menggunakan kurikulum tersebut yang berkaitan dengan
usaha memanfaatkan kesempatan dalam proses pendidikan.

12
Lukmanul Hakim Teknologi Pendidikan
UNY

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keberadaan model-model pengembangan kurikulum memegang peranan
penting dan sangat penting untuk dipahami oleh barbagai pihak yang terlibat
dalam kegiatan pengembangan kurikulum. (Saylor dan Alexander dalam
Nasution, 2008:4) mengemukakan bahwaThe Curriculum is the sum total of
schools effort to influence learning, whether in classroom, on the playground or
out of school. Jadi segala usaha sekolah untuk mempengaruhi anak belajar,
apakah dalam ruang kelas, di halaman sekolah atau di luar sekolah termasuk
kurikulum.
Banyak para ahli yang mengemukakan tentang model-model
pengembangan kurikulum, namun dari berbagai model tersebut mempunyai
kelebihan dan kelemahan masing-masing, dan masing-masing model arah titik
berat pengembangannya sangat berbeda, ada yang menitikberatkan pada
pengambil kebijaksanaan, pada perumusan tujuan, perumusan isi pelajaran,
pelaksanaan kurikulum itu sendiri dan evaluasi kuirkulum.
Pemilihan suatu model pengembangan kuirkulum bukan saja didasarkan
pada asas kelebihan dan kebaikan-kebaikannya serta kemungkinan pencapaian
hasil yang optimal, tetapi juga perlu disesuaikan dengan sistem pendidikan dan
sistem pengelolaan pendidikan yang dianut serta model konsep pendidikan mana
yang digunakan.

B. Saran
Makalah mengenai Mengenal Pengembangan Model Kurikulum Saylor
diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu referensi dalam proses pengajaran
maupun dalam proses pembelajaran. Dan dapat menjadi gambaran tentang
penyusunan kurikulum dalam lingkungan pembelajaran dan bisa dilakukan dalam
proses pembelajaran di dalam kelas.

13
Lukmanul Hakim Teknologi Pendidikan
UNY

DAFTAR PUSTAKA

Dedi Supriyanto. 2012. Model Pengembangan Kurikulum. (online)


(http://kebaikanuntuksemua.blogspot.com/2012/04/model-pengembangan-
kurikulum.html, diakses hari Selasa 1 Mei 2012 pukul 15.10 WIB)

Arifin. 2012. Model-model Pengembangan Kurikulum. (online)


(http://arifin-kumpulanmakalah.blogspot.com/2012/02/model-model-
pengembangan-kurikulum.html, diakses hari Selasa 1 Mei 2012 pukul
14.52 WIB)

Sri Rahayu Chandrawati, S.Pd. 2009. Model-model Pengembangan Kurikulum


dan Fungsinya bagi guru. (online)
(http://chandrawati.wordpress.com/2009/04/20/model-model-
pengembangan-kurikulum-dan-fungsinya-bagi-guru/, diakses hari Selasa 1
Mei 2012 pukul 10.36 WIB)

Muksin Wijayat. 2010. Pengembangan Kurikulum. (online)


(http://abstrak.digilib.upi.edu/Direktori/TESIS/PENGEMBANGAN_KUR
IKULUM/039467_%20MUKSIN
%20WIJAYA/T_PK_039467_Chapter2.pdf, diakses hari Selasa 1 Mei
2012 pukul 10.20 WIB)

Sandi Prayoga. 2012. Pengertian Kurikulum Pendidikan. (online)


(http://cookies.web.id/2012/04/pengertian-kurikulum-pendidikan.html,
diakses hari Selasa 1 Mei 2012 pukul 10.18 WIB)

Ayu Rahayu. 2012. Model Evaluasi Kurikulum. (online)


(http://a-rahayu.blogspot.com/2012/03/evaluasi-kurikulum-model-
evaluasi.html, diakses hari Selasa 1 Mei 2012 pukul 10.37 WIB)

14

Anda mungkin juga menyukai