Anda di halaman 1dari 4

BAB IV

ANALISIS EKONOMI TEKNIK

Bab ini berisi tentang estimasi biaya langsung, biaya tetap, dan biaya tidak
langsung yang digunakan dalam pembuatan alat bantu serta analisis titik impas.

4.1 Estimasi Biaya-Biaya Langsung

Biaya langsung adalah biaya yang terlibat langsung dengan produk, yang
biasanya dikeluarkan untuk membiayai tenaga kerja dan bahan baku. Adapun
estimasi biaya langsung yang dikeluarkan untuk pembuatan alat bantu ini adalah
sebagai berikut :
1. Biaya Material
Biaya material merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membeli material
pembuatan alat bantu. Biaya yang dikeluarkan adalah sebanyak Rp 249.850
dengan rinciannya sebagai berikut :

besi strip 5 x 38 mild steel dengan tebal 5 mm panjang 121 mm


dan lebar 38 mm = Rp 11.000
besi siku 38 x 38 dengan tebal 3 mm panjang 352 mm = Rp. 12.100
besi strip 3 x 44 mild steel dengan tebal 3 mm panjang 109 mm = Rp. 16.500
besi strip 3 x 35 mild steel dengan tebal 3 mm = Rp. 11.000
pipa SCH. 40 22 (luar) sepanjang 778 mm = Rp. 17.250
Baut dan Mur = Rp. 3.000
pena standar/ pin sebanyak 6 buah = Rp. 18.000
ragum = Rp.150.000
besi strip 5 x 40 mild steel dengan tebal 5 ml dengan ukuran
40 x 38 mm = Rp. 11.000
Total biaya material = Rp 249.850

2. Biaya Operator
Biaya operator dapat dihitung dari total waktu pemesinan pembuatan alat
bantu dikalikan dengan upah operator per jam, total waktu pemesinan pembuatan
alat bantu ini diestimasikan selama 1 jam dengan upah operator per jam sebesar

18
Rp 25.000 / Jam. Berdasarkan dari estimasi tersebut didapat perkiraan untuk biaya
operator adalah 1 jam x Rp 50.000 / Jam = Rp 50.000.

3. Biaya Pemesinan
Biaya pemesinan dapat diketahui dengan menghitung biaya sewa mesin
dalam proses produksi pembuatan alat bantu ini. Proses pemesinan yang
digunakan dalam pembuatan alat bantu ini adalah proses pemotongan dan proses
pembentukan dan proses pembengkokan serta menggunakan mesin gurdi tetap.
Berdasarkan survei yang dilakukan maka harga sewa untuk kedua mesin dapat
diestimasikan sebesarnya adalah Rp 25.000.

Berdasarkan ketiga estimasi komponen biaya langsung di atas,


didapatkan total biaya langsung untuk pembuatan jix dan fixture adalah sebagai
berikut :

Biaya Material = Rp 249.850


Biaya Operator = Rp 50.000
Biaya Pemesinan = Rp 25.000 +
Rp 324.850

4.2 Estimasi Biaya Tetap dan Tidak Langsung

Estimasi biaya yang digunakan terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak
langsung, dimana rinciannya adalah sebagai berikut :
1. Estimasi biaya tidak langsung
Biaya tidak langsung merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam
kegiatan produksi namun tidak terkait langsung pada produk yang dibuat. Biaya
ini sifatnya adalah sebagai penunjang dan dapat memperlancar kegiatan produksi.
Biaya designer alat bantu = Rp 50.000
Rp 50.000

19
2. Estimasi biaya tetap
Biaya unit adalah biaya yang dikenakan terhadap biaya untuk proses gurdi
yang dilakukan pada komponen alat bantu yang akan dibuat . Biaya ini juga terdiri
dari biaya per unit dengan menggunakan alat bantu (Cp1) dan biaya per unit tanpa
menggunakan alat bantu (Cp2).
Biaya unit dapat dihitung dengan persamaan :
TC L
Cp =
LS
Keterangan : TC = biaya tools jika menggunakan alat bantu
L = biaya tenaga kerja
LS = Lot size

Penghematan yang dilakukan dapat dihitung dengan persamaan


a. Penghematan yang mengacu pada penghematan relatif yaitu selisih
penghematan antara dua metoda tooling yang akan digunakan
TS = LS (Cp2 Cp1)
b. Penghematan mutlak terhadap kondisi tanpa tools saat ini
TS = LS (Cp2 Cp1) TC

Biaya unit yang diperoleh adalah


TC L
Cp1 =
LS
2.435.200,
=
1000
= Rp 2.435 / unit (menggunakan alat bantu)

TC L
Cp2 =
LS
0 3.725.000
=
1000
= Rp 3725 / unit (tanpa menggunakan alat bantu)

Karena perbandingan yang dilakukan antara penggunaan alat bantu


dengan tanpa alat bantu, maka penghematan yang dilakukan adalah :

20
TS = LS (Cp2 Cp1) TC
= 1000(3.725 2.435) 374.850
= 1.290.000 374.850
= 915.150

Jadi, biaya per unit dengan menggunakan alat bantu (Cp 1) sebesar Rp
2.435 sedangkan biaya per unit tanpa menggunakan alat bantu (Cp 2) sebesar Rp
3.725 Dan biaya penghematan yang didapatkan sebesar Rp 915.150 .

Dari biaya-biaya yang diperoleh pada perhitungan di atas, maka untuk


mendapatkan titik impas (Break Event Point) dapat menggunakan persamaan
sebagai berikut :
TC
BEP = Cp2 - Cp1

374.850
BEP =
3.725 - 2.435
= 290.6
= 291

Jadi dapat dikatakan bahwa setelah diproduksi sebanyak 291 unit


produk, maka akan kembali ke modal awal.

21

Anda mungkin juga menyukai