SEMARANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masalah usia lanjut merupakan tanggung jawab semua pihak, tidak hanya
pemerintah tetapi juga masyarakat, sebagai mana tertuang dalam pasal 8 UU No.31/1998
tentang lansia dikatakan bahwa baik pemerintah, masyarakat dan keluarga bertanggung
jawab atas terwujudnya upaya peningkatan kesejahteraan sosial lansia. Posbindu bertujuan
untuk meningkatkan derajat, mutu kehidupan dan kesehatan lansia untuk mencapai masa tua
bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai keberadaannya
agar bisa berperilaku sehat. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
Sultan Agung Semarang dengan Puskesmas di Kecamatan Genuk (Puskesmas Genuk, Banget
mental emosional. Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada usia lanjut di Posbindu seperti
pemeriksaan aktifitas kegiatan sehari-hari lansia (makan atau minum, berjalan, mandi,
berpakaian, buang air besar dan kecil), pemeriksaan status mental, pemeriksaan status gizi
melalui penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, pengukuran tekanan darah
dengan menggunakan tensi meter dan stetoskop, pengukuran kadar gula darah sewaktu,
pelaksanaan rujukan ke puskesmas bila mana ada keluhan pada saat pemeriksaan,
penyuluhan dilakukan didalam atau diluar kelompok dalam rangka kunjungan rumah dan
konseling, kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi kelompok usia lanjut yang tidak
datang ke Posbindu.
Posbindu berjalan dengan baik bila mendapat dukungan dari kader, kader diharapkan
biasa memberikan dukungan berupa berbagai pelayanan yang meliputi pengukuran tinggi dan
berat badan, pengukuran tekanan darah, pengisian KMS, memberikan penyuluhan atau
penyebar luasan informasi kesehatan, menggerakkan serta mengajak usia lanjut untuk hadir
dan berpartisipasi dalam Posbindu karena itulah kader harus dibina, dituntun serta didukung
Era globalisasi yang terus berkembang ini, Indonesia sangat fokus dalam memajukan
terjadi pada segala bidang Ilmu telah menghasilkan percapaian hasil yang positif. Khususnya
pada Ilmu Pengetahuan dan Teknologi menghasilkan percapaian hasil yang positif.
Khususnya pada Ilmu Pengetahuan dan Teknologi bidang medis yang dapat meningkatkan
kualitas kesehatan penduduk dan meningkatkan umur harapan hidup manusia, yang pada
akhirnya berdampak pada jumlah penduduk lansia yang meningkat (Depkes, 2005).
Indonesia sebesar 244,814.9 juta jiwa, jumlah penduduk berusia (45-49 tahun) kelompok
prausia lanjut 15,901.2 juta jiwa, (60-64 tahun) kelompok usia lanjut 8,049.5 juta jiwa, (70
kesehatan lansia untuk mencapai masa tua bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan
keluarga dan masyarakat sesuai keberadaannya agar bisa berperilaku sehat. Posbindu ini
lebih spesifik untuk pelayanan kesehatan lansia, meskipun selain lansia dapat memeriksakan
kesehatannya di Pos Pelayanan Terpadu Lansia. Pelayanan yang dilakukan Posbindu
meliputi pemeriksaan kesehatan fisik dan mental emosional. Metode yang digunakan dalam
studi kasus ini adalah Analitik Korelatif dengan sampel semua lansia yang ada dalam
kelurahan kerjasama Puskesmas yang diajukan ke PKRS RSI Sultan Agung Semarang.
kelurahan Sembung harjo, Karang roto, Teboyo Wetan, Trimulyo, Banget Ayu Wetan,
BAnget Ayu Kulon, Penggaron Lor dan wilayah kecamatan Gayamsari yaitu kelurahan
Agustus 2017 yang dilakukan pada tanggal 27 Agustus dengan teknik pencatatan jumlah
hadir lansia saat dilaksanakan Posbindu. Dari metode yang digunakan dalam studi kasus ini
diperoleh hasil pada bulan Januari 2017 jumlah hadir lansia 7,40 %, bulan Februari 2017
7,40%, bulan Maret 2017 1,23%, bulan April 2017 4,93%, bulan Mei 2017 5,67%, bulan Juni
2017 7,66%, Bulan juli 2017 8,88%, Agustus 2017 8,7%. Jumlah angka cakupan bulan
januari 2017 sampai bulan Agustus 2017 sebesar 28,5%, sedangkan angka cakupan nasional
80%. Jadi tingkat kesadaran lansia untuk hadir disetiap pelayanan posbindu masih kurang.
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Untuk mengidentifikasi kesehatan usia lanjut agar dapat mencapai mutu kehidupan yang
status mental.
e. Mengidentifikasi pemberian kegiatan fisik lansia seperti olahraga, jalan sehat, senam
kaki
C. MANFAAT
menerapkan pengalaman ilmiah yang diperoleh untuk penelitian yang akan datang.
Diharapkan bagi para lansia dan kader mampu mengidentifikasi dirinya sendiri tentang
kesehatan.
dan untuk promosi kesehatan para lansia semakin meningkat dalam kesehatannya.
BAB II
A. Posbindu
1. Definisi Posbindu
Posbindu adalah suatu forum komunikasi alih tehnologi dan pelayanan bimbingan
kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis dalam
tingkat desa dalam wilayah kerja puskesmas. (Departemen Kesehatan RI, 2005)
Posbindu adalah pos pelayanan kesehatan untuk masyarakat usia lanjut disuatu
wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka
melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh
masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraanya. R.Fallen & R. Budi. Dwi. K,
bagi lansia disuatu daerah tertentu yang didalamnya terdapat pelayanan kesehatan dan
perwujudan dari peran serta masyarakat dalam menjaga meningkatkan derajat kesehatan
bentuk pelayanan kesehatan oleh masyarakat, dari masyarakat, untuk masyarakat dan
2. Manfaat Posbindu
menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau motivasi mereka
untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia sehingga lebih percaya diri dihari
tuanya.
peningkatan kualitas hidup dan kemandirian usia lanjut yang mengutamakan aspek
proakyif dan preventif. Disamping aspek kuratif dan rehabilitative posbindu mempunyai
b. Memberikan keringanan biaya pelayanan kesehatan bagi keluarga yang tidak mampu
3. Tujuan Posbindu
g. Meningkatkan peran serta usia lanjut, keluarga, kader, organisasi sosial dan lembaga
4. Strategi Pembinaan
puskesmas.
5. Sasaran Posbindu
a. Sasaran langsung kelompok pra usia lanjut (45-59 tahun) kelompok usia lanjut (60
tahun ke atas) kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi (70 tahun ke atas)
b. Sasaran tidak langsung, yang meliputi keluarga dimana usia lanjut berada, masyarakat
di lingkungan usia lanjut, organisasi sosial yang peduli terhadap pembinaan kesehatan
usia lanjut, petugas lain yang menangani Kelompok Usia Lanjut dan masyarakat luas.
6. Langkah langkah
berikut:
a. Perencanaan
puskesmas.
6) Melakukan survei mawas diri bersama tenaga kecamatan dan desa setempat
peventif:
1) Kegiatan Promotif
usia lanjut agar merasa tetap dihargai dan tetap berguna . upaya promotif juga
tentang gizi usia lanjut, pengetahuan tentang proses denegeratif yang akan terjadi
pada usia lanjut, upaya meningkatkan kesegaran jasmani serta upaya lain yang
2) Kegiatan preventif
Kegiatan yang di lakukan berupa deteksi dini kesehatan usia lanjut yang dapat
7. Mekanisme Posbindu
terlatih, tokoh dari PKK dan tokoh masyarakat dibantu oleh tenaga kesehatan dari
pelayanan kesehatan suatu wilayah. Ada yang menyelenggarakan posyandu lansia dengan
Pencatatan kegiatan sehari-hari yang dilakukan usia lanjut, serta penimbangan berat
a. Pemeriksaan aktifitas, seperti mandi, makan dan minum, mencuci baju, berpakaian,
berjalan,.
melalui berbagai media mengenai usia lanjut. Upaya ini di lakukan terhadap berbagai
a. Melakukan kegiatan olah raga secara teratur sesuasi kemampuan, secara perorangan
hobi dll.
b. Menjalani pemeriksaan secara berkala, mengisi catatan pribadi secara teratur, makan
B. Kader
1. Definisi Kader
a. Definisi Kader adalah Tenaga sukarela yang dipilih masyarakat dan bertugas
b. Kader adalah laki-laki atau permpuan yang sudah terlatih untuk menanggani
c. Kader secara umum kader yaitu tenaga yang berasal dari masyarakat , dipilih oleh
lansia (R. Fallen dan R. Budi Dwi K , Nuha Medika ; Yogyakarta, Juni 2010).
2. Fungsi Kader
d. Memberi pelayanan:
1) Membagi obat
3. Tugas Kader
a. Kegiatan di posyandu:
1) Melaksanakan pendaftaran
3) Memberikan penyuluhan
c. Melakukan pendaftaran
d. Melakukan penimbangan
dilaksanakan.
g. Melakukan kegiatan Posbindu seperti : jalan sehat, senam lansia, bersepeda atau
h. Melakukan pencatatan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah diskriptif korelasi dengan rancangan Cross
Sectional yaitu dengan melakukan pengukuran variabel umur, pendidikan, pekerjaan, sikap,
dan jumlah lansia dengan variabel perilaku kader posyandu dan posbindu memanfaatkan
a. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh kader dan peserta Posbindu di wilayah
Posbindu binaan RSI Sultan Agung Semarang, yaitu yang berada di wilayah Kecamatan
Genuk dan Gayamsari sebanyak 150 orang yang menyebar pada 8 posyandu.
b. Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah kader dan lansia di posbindu posyandu Kecamatan
Genuk dan Gayamsari yang memenuhi criteria inklusi sebanyak 82 orang. Teknik
pengambilan sampel pada penelitian ini dengan stratified proporsional random sampling,
yaitu pengambilan sampel dengan cara mengidentifikasi kader dan lansia tiap posyandu.
1. Variabel Penelitian
Semarang
penyuluhan.
2. Definisi Operasional
1. Alat Penelitian
a. Kuesioner A : data karakteristik responden yang terdiri atas : kode responden, umur,
meja penyuluhan oleh kader kesehatan di Posyandu yang terdiri atas 15 butir
c. Lembar observasi : data jumlah lansia yang berkunjung dan data perilaku kader
1. Validitas
Semarang pada tanggal 25 Januari 2017-Februari 2017 kepada 20 kader. Instrumen yang
digunakan berupa kuesioner data pertanyaan tentang sikap kader kesehatan dengan
pemanfaatan meja penyuluhan oleh kader kesehatan di Posyandu yang terdiri atas 15 butir
kader posyandu di daerah tersebut memiliki karakteristik yang sama yaitu umur,
2. Uji Reliabilitas
F. Jalannya Penelitian
BAB IV
A. Analisis Kebutuhan
Kegiatan posbindu merupakan suatu kegiatan rutin yang dilaksanakan para petugas
medis tiap bulannya. Dari sekian banyak aspek yang dilakukan pada kegiatan posbindu,
namun lansia menjadi faktor utama yang sangat diperhatikan dalam masalah kesehatannya..
Namun pelaksanaan posbindu yang ada belumlah sesuai dengan juknis yang distandarkan
oleh kemenkes, terutama pada pemeriksaan kesehatan dan adanya edukasi/ konseling
kesehatan, sehingga hal ini memberikan peluang kepada rumah sakit untuk mengambil peran
aktif sebagai pemberi jasa kesehatan untuk berpartisipasi di kegiatan posbindu tersebut
sebagai bentuk kegiatan sosial rumah sakit di lingkungan sekitar rumah sakit berada.
B. Gambaran Umum Program Kerja Pusat Promosi Kesehatan Rumah Sakit Islam Sultan
Agung Semarang
Lokasi Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang, terletak dekat pemukiman,
akses jalan raya, perusahaan, bahkan pusat kesehatan seperti puskesmas. Puskesmas menjadi
unit yang diajak berkolaborasi dalam kegiatan pelayanan kesehatan warga setempat.
Kegiatan rutinan biasanya dilakukan 1 bulan 8 kali dengan unit kerja didampingi kader
non perawatan.
RSI Sultan Agung Semarang bersama unit puskesmas beserta kader binaan dan
Adapun pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab Puskesmas
dengan unit kader binaan meliputi pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan
masyarakat.
Pelayanan posbindu yang dilakukan rumah sakit adalah hasil kerjasama rumah sakit
dengan Puskesmas Genuk, Puskesmas Banget Ayu dan Puskesmas Gayamsari. Setiap bulan
rumah sakit melakukan koordinasi dengan puskesmas terkait dengan jadwal posbindu yang
ada di wilayah binaan puskesmas tersebut. Ada Delapan posbindu binaan rumah sakit.
pemeriksaan kesehatan dasar, penyuluhan kesehatan dengan tema-tema penyaki yang ada di
masyarakat, Gizi, penggunaan obat yang aman, Perilaku Hidup Bersih Sehat, manfaat
Disamping kegiatan untuk lansia yang bisa dilaksanakan di posbindu, rumah sakit
pendukung di lakuakan di area Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang dan pesertanya
adalah gabungan dari posbindu binaan rumah sakit dan juga lingkungan sekitar rumah sakit
sebagai upaya meningkatkan derajat kesehatannya. Kegiatan yang dilakuakan berupa senam
diabetes dan senam jantung sehat setiap pekan sekali. Di sela-sela kegiatan senam tersebut
tetap ada penyuluhan kesehatan rutin, pemeriksaan gula darah, pemeriksaan Indek Massa
sakit dalam peran aktifnya di program posbindu, sehingga hal ini memberikan daya tarik
tersendiri bagi lansia untuk hadir di posbindu tersebut dan secara tidak langsung hal ini juga
meningkatkan citra Rumah Sakit Islam Sultan Agung di masyarakat wilayah binaan
Posbindu . tidak sedikit dari wilayah sekitar binaan posbindu juga yang ingin mendapatkan
kunjungan yang sama dari Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang.
D. Kesimpulan
1. Kegiatan Posbindu rutin yang di lakukan oleh wilayah sekitar rumah sakit masih kurang
2. Peran Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang mengisi kekurangan tersebut dengan
sekitar rumah sakit diantaranya Puskesmas Genuk, Banget Ayu dan Gayamsari
Wetan, Banget Ayu Kulon, Trimulyo, Terboyo Wetan dan Tambak rejo.
4. Kegiatan yang dilakukan di posbindu oleh rumah sakit diantaranya Pemberian Makanan
kesehatan dengan tema-tema penyakit yang ada di masyarakat, Gizi, penggunaan obat
yang aman, Perilaku Hidup Bersih Sehat, manfaat olahraga dan olahraga yang bagus
5. Disamping kegiatan untuk lansia yang bisa dilaksanakan di posbindu, rumah sakit juga
mengadakan kegiatan gabungan dari semua posbindu di wilayah binaan yang bertempat di
area Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang berupa senam jantung, senam diabetes,
sekali setiap pekannya dan masing-masing pada pelaksanaan senam tersebut terjadwal
juga penyuluhan kesehatan rutin, pemeriksaan gula darah, pemeriksaan Indek Massa
6. Kunjungan Rumah Sakit Islam Sultan Agung memberikan dampak tersendiri diantaranya
meningkatnya angka kunjungan lansia di posbindu dan meningkatkan citra rumah sakit di
mata masyarakat
7. Adanya keinginan diluar binaan posbindu Rumah Sakit Islam Sultan Agung untuk
mendapatkan program yang sama dari rumah sakit seperti yang selama ini sudah rumah