Anda di halaman 1dari 22

MATA (MANAJEMEN POSBINDU POSYANDU TERPADU) RSI SULTAN AGUNG

SEMARANG

PKRS (PROMOSI KESEHATAN MRUMAH SAKIT)

RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Masalah usia lanjut merupakan tanggung jawab semua pihak, tidak hanya

pemerintah tetapi juga masyarakat, sebagai mana tertuang dalam pasal 8 UU No.31/1998

tentang lansia dikatakan bahwa baik pemerintah, masyarakat dan keluarga bertanggung

jawab atas terwujudnya upaya peningkatan kesejahteraan sosial lansia. Posbindu bertujuan

untuk meningkatkan derajat, mutu kehidupan dan kesehatan lansia untuk mencapai masa tua

bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai keberadaannya

agar bisa berperilaku sehat. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui hubungan

pengetahuan dengan sikap lansia mengenai posbindu di lingkungan RW kerjasama RSI

Sultan Agung Semarang dengan Puskesmas di Kecamatan Genuk (Puskesmas Genuk, Banget

Ayu) dan Puskesmas kecamatan Gayamsari.

Pelayanan yang dilakukan Posbindu meliputi pemeriksaan kesehatan fisik dan

mental emosional. Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada usia lanjut di Posbindu seperti

pemeriksaan aktifitas kegiatan sehari-hari lansia (makan atau minum, berjalan, mandi,

berpakaian, buang air besar dan kecil), pemeriksaan status mental, pemeriksaan status gizi

melalui penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, pengukuran tekanan darah

dengan menggunakan tensi meter dan stetoskop, pengukuran kadar gula darah sewaktu,

pelaksanaan rujukan ke puskesmas bila mana ada keluhan pada saat pemeriksaan,

penyuluhan dilakukan didalam atau diluar kelompok dalam rangka kunjungan rumah dan
konseling, kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi kelompok usia lanjut yang tidak

datang ke Posbindu.

Posbindu berjalan dengan baik bila mendapat dukungan dari kader, kader diharapkan

biasa memberikan dukungan berupa berbagai pelayanan yang meliputi pengukuran tinggi dan

berat badan, pengukuran tekanan darah, pengisian KMS, memberikan penyuluhan atau

penyebar luasan informasi kesehatan, menggerakkan serta mengajak usia lanjut untuk hadir

dan berpartisipasi dalam Posbindu karena itulah kader harus dibina, dituntun serta didukung

oleh pembimbing yang lebih terampil dan berpengalaman.

Era globalisasi yang terus berkembang ini, Indonesia sangat fokus dalam memajukan

negaranya, dengan berusaha mewujudkan masyarakat sehat, maju sejahtera. Kemajuan

terjadi pada segala bidang Ilmu telah menghasilkan percapaian hasil yang positif. Khususnya

pada Ilmu Pengetahuan dan Teknologi menghasilkan percapaian hasil yang positif.

Khususnya pada Ilmu Pengetahuan dan Teknologi bidang medis yang dapat meningkatkan

kualitas kesehatan penduduk dan meningkatkan umur harapan hidup manusia, yang pada

akhirnya berdampak pada jumlah penduduk lansia yang meningkat (Depkes, 2005).

Secara demografis, berdasarkan sensus penduduk tahun 2014, jumlah penduduk

Indonesia sebesar 244,814.9 juta jiwa, jumlah penduduk berusia (45-49 tahun) kelompok

prausia lanjut 15,901.2 juta jiwa, (60-64 tahun) kelompok usia lanjut 8,049.5 juta jiwa, (70

tahun keatas) 8,491.0 juta jiwa dari jumlah penduduk Indonesia.

Posbindu didirikan bertujuan untuk meningkatkan derajat, mutu kehidupan dan

kesehatan lansia untuk mencapai masa tua bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan

keluarga dan masyarakat sesuai keberadaannya agar bisa berperilaku sehat. Posbindu ini

lebih spesifik untuk pelayanan kesehatan lansia, meskipun selain lansia dapat memeriksakan
kesehatannya di Pos Pelayanan Terpadu Lansia. Pelayanan yang dilakukan Posbindu

meliputi pemeriksaan kesehatan fisik dan mental emosional. Metode yang digunakan dalam

studi kasus ini adalah Analitik Korelatif dengan sampel semua lansia yang ada dalam

kelurahan kerjasama Puskesmas yang diajukan ke PKRS RSI Sultan Agung Semarang.

Meliputi Kecamatan Genuk dan Gayamsari. Wilayah kecamatan Genuk diantaranya:

kelurahan Sembung harjo, Karang roto, Teboyo Wetan, Trimulyo, Banget Ayu Wetan,

BAnget Ayu Kulon, Penggaron Lor dan wilayah kecamatan Gayamsari yaitu kelurahan

Tambakrejo, Data diperoleh menggunakan kuesioner secara langsung (primer) selanjutnya

data diolah dengan analisis univariat dan bivariat.

Pengumpulan data dikumpulkan sejak tanggal 26 Januari 2017 sampai bulan

Agustus 2017 yang dilakukan pada tanggal 27 Agustus dengan teknik pencatatan jumlah

hadir lansia saat dilaksanakan Posbindu. Dari metode yang digunakan dalam studi kasus ini

diperoleh hasil pada bulan Januari 2017 jumlah hadir lansia 7,40 %, bulan Februari 2017

7,40%, bulan Maret 2017 1,23%, bulan April 2017 4,93%, bulan Mei 2017 5,67%, bulan Juni

2017 7,66%, Bulan juli 2017 8,88%, Agustus 2017 8,7%. Jumlah angka cakupan bulan

januari 2017 sampai bulan Agustus 2017 sebesar 28,5%, sedangkan angka cakupan nasional

80%. Jadi tingkat kesadaran lansia untuk hadir disetiap pelayanan posbindu masih kurang.

B. TUJUAN

1. Tujuan umum

Untuk mengidentifikasi kesehatan usia lanjut agar dapat mencapai mutu kehidupan yang

berkualitas dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat.


2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi pendaftaran dilakukan sebelum pelaksanaan pelayanan

b. Mengidentifikasi pencatatan kegiatan sehari-hari yang dilakukan usia lanjut, serta

penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.

c. Mengidentifikasi pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kesehatan dan pemeriksaan

status mental.

d. Mengidentifikasi pemberian edukasi kesehatan/ konseling.

e. Mengidentifikasi pemberian kegiatan fisik lansia seperti olahraga, jalan sehat, senam

kaki

C. MANFAAT

1. Bagi peneliti Promosi Kesehatan Rumah Sakit

Peneliti diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang bermanfaat sehingga dapat

menerapkan pengalaman ilmiah yang diperoleh untuk penelitian yang akan datang.

2. Bagi Posbindu dan Kader

Diharapkan bagi para lansia dan kader mampu mengidentifikasi dirinya sendiri tentang

kesehatan.

3. Bagi praktik keperawatan

Diharapkan mampu mengembangkan keperawatan komunitas dalam praktik keperawatan

dan untuk promosi kesehatan para lansia semakin meningkat dalam kesehatannya.
BAB II

TINJAUAN KONSEP DAN TEORI

A. Posbindu

1. Definisi Posbindu

Posbindu adalah suatu forum komunikasi alih tehnologi dan pelayanan bimbingan

kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis dalam

mengembangkan sumber daya manusia sejak dini. (Effendy, 2001)

Posbindu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan terhadap lansia di

tingkat desa dalam wilayah kerja puskesmas. (Departemen Kesehatan RI, 2005)

Posbindu adalah pos pelayanan kesehatan untuk masyarakat usia lanjut disuatu

wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka

bisa mendapatkan pelayanan kesehatan Posyandu Lansia merupakan pengembangan dari

kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraanya

melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh

masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraanya. R.Fallen & R. Budi. Dwi. K,

(2010). Catatan Kuliah Keperawatan Komunitas. Yogyakarta:Nuha Medika.

Posbindu adalah sebuah wadah, tempat pelayanan terpadu yang diperuntuhkan

bagi lansia disuatu daerah tertentu yang didalamnya terdapat pelayanan kesehatan dan

kegiatan peningkatan kesehatan serta kesejahteraan lansia yang dalam pelaksanaanya

melibatkan peran masyarakat dan organisasi sosial. (Depkes RI, 2006)

Posbindu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan,

perwujudan dari peran serta masyarakat dalam menjaga meningkatkan derajat kesehatan

mereka. (Yulifah, dkk, 2009)


Jadi bisa ditarik kesimpulan dari pengertian diatas bahwa posbindu adalah suatu

bentuk pelayanan kesehatan oleh masyarakat, dari masyarakat, untuk masyarakat dan

untuk mensejahterakan lansia.

2. Manfaat Posbindu

Manfaat dari Posbindu adalah pengetahuan lansia menjadi meningkat, yang

menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau motivasi mereka

untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia sehingga lebih percaya diri dihari

tuanya.

Posbindu inimerupakan bentuk pendekatan proaktif untuk mendukung

peningkatan kualitas hidup dan kemandirian usia lanjut yang mengutamakan aspek

proakyif dan preventif. Disamping aspek kuratif dan rehabilitative posbindu mempunyai

manfaat sebagai berikut :

a. Memberikan semangat hidup bagi usia lanjut

b. Memberikan keringanan biaya pelayanan kesehatan bagi keluarga yang tidak mampu

c. Memberikan bimbingan pada usia lanjut dalam memelihara dan meningkatkan

kesehatanya, agar tetap sehat dan mandiri. (Depkes, 2007)

3. Tujuan Posbindu

a. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, sehingga

terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia.

b. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran masyarakat dalam pelayanan

posbindu untuk meningkatkan komunikasi.

c. Mengurangi angka kematian lansia di masyarakat.


d. Meningkatkan kemampuan petugas puskesmas dalam pembinaan kesehatan usia lanjut

yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan

dan penilaian termasuk pembinaan dan pengembangan.

e. Meningkatkan kemampuan kader dalam memberikan pelayanan kepada usia lanjut.

f. Meningkatkan kemampuan petugas puskesmas untuk menggalang peran serta

masyarakat dalam pembinaan kesehatan usia lanjut.

g. Meningkatkan peran serta usia lanjut, keluarga, kader, organisasi sosial dan lembaga

swadaya masyarakat dalam penyelenggaraan pembinaan kesehatan usia lanjut.

4. Strategi Pembinaan

Strategi pembinaan kesehatan usia lanjut dilaksanakan sebagai berikut:

a. Menyesuaikan perencanaan pembinaan kesehatan usia lanjut dalam perencanaan

puskesmas.

b. Menyesuaikan pengorganisasian dan pelaksanaan pembinaan kesehatan usia lanjut

dengan kegiatan pokok lainnya.

c. Melakukan kegiatan pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan usia lanjut

sesuai kondisi dan kebutuhan setempat.

d. Mendorong terwujudnya peran serta masyarakat khususnya dalam pembinaan

kesehatan usia lanjut melalui swadaya masyarakat, PKK, organisasi lainnya.

5. Sasaran Posbindu

a. Sasaran langsung kelompok pra usia lanjut (45-59 tahun) kelompok usia lanjut (60

tahun ke atas) kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi (70 tahun ke atas)
b. Sasaran tidak langsung, yang meliputi keluarga dimana usia lanjut berada, masyarakat

di lingkungan usia lanjut, organisasi sosial yang peduli terhadap pembinaan kesehatan

usia lanjut, petugas lain yang menangani Kelompok Usia Lanjut dan masyarakat luas.

6. Langkah langkah

Langkah-langkah yang ditempuh dalam pembinaan kesehatan usia lanjut sebagai

berikut:

a. Perencanaan

1) Informasi pembinaan kesehatan usia lanjut.

2) Membuat kesepakatan tentang pelaksanaan pembinaan kesehatan usia lanjut.

3) Melakukan pembimbingan pembinaan kesehatan usia lanjut kepada staf

puskesmas.

4) Membuat rencana kegiatan pembinaan kesehatan usia lanjut.

5) Melakukan pendekatan lintas jalur tingkat kecamatan dan desa termasuk

lembaga swadaya masyarakat dan LKMD untuk menginformasikan dan

menjelaskan perannya dalam pembinaan kesehatan usia lanjut.

6) Melakukan survei mawas diri bersama tenaga kecamatan dan desa setempat

untuk mengenal masalah yang berkaitan dengan kesehatan usia lanjut.

7) Melakukan musyawarah masyarakat desa untuk mencapai kesepakatan tentang

upaya yang akan dilakukan.

8) Membentuk kelompok kerja/tim kerja dalam pembinaan kesehatan usia lanjut.

9) Mendorong pembentukan dan pengembangan pembinaan kesehatan usia lanjut

di masyarakat secara mandiri.


b. Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan mencakup secara umum kegiatan pelaksanaan promotif dan

peventif:

1) Kegiatan Promotif

Kegiatan yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan gairah hidup para

usia lanjut agar merasa tetap dihargai dan tetap berguna . upaya promotif juga

ditunjukan kepada keluarga dan masyarakat di lingkungan usia lanjut. Kegiatan

ini berperan upaya penyuluhan mengenai perilaku hidup sehat , pengetahuan

tentang gizi usia lanjut, pengetahuan tentang proses denegeratif yang akan terjadi

pada usia lanjut, upaya meningkatkan kesegaran jasmani serta upaya lain yang

dapat memelihara kemandirian serta produktifitas usia lanjut.

2) Kegiatan preventif

Upaya yang dilakukan bertujuan untuk mencegah sedini mungkin

terjadinya penyakit dan komplikasi yang di akibatkan oleh proses degeneratif.

Kegiatan yang di lakukan berupa deteksi dini kesehatan usia lanjut yang dapat

dilakukan di kelompok, puskesmas.

7. Mekanisme Posbindu

Penyelenggaraan posyandu lansia dilaksanakan oleh kader kesehatan yang

terlatih, tokoh dari PKK dan tokoh masyarakat dibantu oleh tenaga kesehatan dari

puskesmas.Posyandu lansia di selenggarakan berdasarkan mekanisme dan kebijakan

pelayanan kesehatan suatu wilayah. Ada yang menyelenggarakan posyandu lansia dengan

system 5 meja, dengan kegiatan sebagai berikut :


a. Tahap Meja Satu

Pendaftaran dilakukan sebelum pelaksanaan pelayanan

b. Tahap Meja Kedua

Pencatatan kegiatan sehari-hari yang dilakukan usia lanjut, serta penimbangan berat

badan dan pengukuran tinggi badan.

c. Tahap Meja Ketiga

Pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kesehatan dan pemeriksaan status mental.

d. Tahap Meja Keempat

Pemeriksaan air seni dan kadar darah (laboratorium sederhana)

e. Tahap Meja Kelima

Pemberian penyuluhan dan konseling

8. Bentuk Pelayanan Posbindu

a. Pemeriksaan aktifitas, seperti mandi, makan dan minum, mencuci baju, berpakaian,

berjalan,.

b. Pemeriksaan status mental : pemeriksaan ini berhubungan dengan mental emosi.

c. Pengukuran Tekanan Darah..

d. Pelaksanaan rujukan bila diperlukan untuk dirujuk.

e. Penyuluhan dan Konseling kesehatan usia lanjut.

9. Kegiatan petugas puskesmas

a. Melakukan penyuluhan secara teratur dan berkesinambungan sesuai kebutuhan

melalui berbagai media mengenai usia lanjut. Upaya ini di lakukan terhadap berbagai

kelompok sasaran itu sendiri usia lanjut, keluarga dan masyarakat.


b. Melakukan penjaringan usia lanjut resiko tinggi , pemeriksaan berkala, memberi

petunjuk upaya pencegahan penyakit, gangguan psikososial dan bahaya kecelakaan

yang dapat terjadi pada usia lanjut.

10. Kegiatan usia lanjut

a. Melakukan kegiatan olah raga secara teratur sesuasi kemampuan, secara perorangan

atau kelompaok , ikut serta dalam kegiatan rekreasi, ketrampilan, pengembangan

hobi dll.

b. Menjalani pemeriksaan secara berkala, mengisi catatan pribadi secara teratur, makan

sesuai kebutuhan gizi, perilaku sehat.

c. Berperan serta terhadap penyuluhan mengenai kesehatan usia lanjut secara

berkelompok melalui media massa.

B. Kader

1. Definisi Kader

a. Definisi Kader adalah Tenaga sukarela yang dipilih masyarakat dan bertugas

mengembangkan masyarakat ( Yulifah, dkk 2009).

b. Kader adalah laki-laki atau permpuan yang sudah terlatih untuk menanggani

masalah kesehatan (Meilani, dkk 2009)

c. Kader secara umum kader yaitu tenaga yang berasal dari masyarakat , dipilih oleh

masyarakat dan bekerja secara sukarela untuk menjadi penyelengara posbindu

lansia (R. Fallen dan R. Budi Dwi K , Nuha Medika ; Yogyakarta, Juni 2010).

2. Fungsi Kader

a. Fungsi Kader Merencakan kegiatan antara lain menyampaikan data,


b. Melakukan komunikasi, informasi , motivasi.

c. Menggerakan masyarakat, mendorong masyarakat untuk bergotong royong dan

mengadakan kesepakatan kegiatan apa yang akan dilaksanakan.

d. Memberi pelayanan:

1) Membagi obat

2) Membantu mengumpulkan bahan pemeriksaan

3) Mengawasi pendatang didesannya supaya melapor

4) Memberi pertolongan pemantauan penyakit.

3. Tugas Kader

Kader bukanlah tenaga professional melainkan hanya membantu dalam pelayanan

kesehatan, dalam rangka melaksanankan kegiatan antara lain:

a. Kegiatan di posyandu:

1) Melaksanakan pendaftaran

2) Melaksanakan pencatatan hasil penimbangan

3) Memberikan penyuluhan

4) Memberi dan membantu pelayanan kesehatan.

4. Syarat menjadi kader Depkes RI (2003)

a. Dipilih dari dan oleh masyarakat setempat

b. Bersedia dan mampu bekerja bersama masyarakat secara sukarela

c. Bisa membaca dan menulis huruf latin

d. Sabar dan memahami usia lanjut

5. Peran kader dan penyelenggaraan Posbindu

a. Memberitahukan hari dan jam buka Posbindu kepada masyarakat


b. Menyiapkan peralatan untuk penyelenggaraan Posbindu sebelum pelaksanaan

Posbindu (buku catatan, KMS, alat peraga)

c. Melakukan pendaftaran

d. Melakukan penimbangan

e. Mencatat hasil penimbangan pada KMS

f. Melakukan penyuluhan perorangan kepada lansia

6. Peran Kader Diluar Posbindu

a. Mengunjungi rumah bagi lansia yang tidak hadir.

b. Melakukan Survei Mawas Diri atau pendekatan sesama petugas.

c. Melaksanakan musyawaroh bersama untuk menentukan jadwal Posbindu

dilaksanakan.

d. Menentukan lansia yang akan dikunjungi (lansia yang beresiko).

e. Mengajak lansia untuk hadir di Posbindu.

f. Memberikan informasi Posbindu dan menggalang sumber daya seperti dana.

g. Melakukan kegiatan Posbindu seperti : jalan sehat, senam lansia, bersepeda atau

kegiatan lainnya seperti mengikuti pengajian.

h. Melakukan pencatatan.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah diskriptif korelasi dengan rancangan Cross

Sectional yaitu dengan melakukan pengukuran variabel umur, pendidikan, pekerjaan, sikap,

dan jumlah lansia dengan variabel perilaku kader posyandu dan posbindu memanfaatkan

meja penyuluhan dalam satu waktu (point approach).

B. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh kader dan peserta Posbindu di wilayah

Posbindu binaan RSI Sultan Agung Semarang, yaitu yang berada di wilayah Kecamatan

Genuk dan Gayamsari sebanyak 150 orang yang menyebar pada 8 posyandu.

b. Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah kader dan lansia di posbindu posyandu Kecamatan

Genuk dan Gayamsari yang memenuhi criteria inklusi sebanyak 82 orang. Teknik

pengambilan sampel pada penelitian ini dengan stratified proporsional random sampling,

yaitu pengambilan sampel dengan cara mengidentifikasi kader dan lansia tiap posyandu.

Jumlah sampel tiap posyandu disajikan dalam tabel 3.1

Tabel 3.1 Jumlah Sampel Kader dan lansia di 8 Posyandu

Kecamatan Genuk dan Gayamsari

No Posbindu Kecamatan Kader Lansia Jumlah


Kelurahan Sampel
1. Trimulyo Genuk 11 28
2. Terboyo Wetan Genuk 8 30
3. Karangroto Genuk 8 36
4. Banget Ayu Kulon Genuk 12 15
5. Banget Ayu Wetan Genuk 6 23
6. Sembungharjo Genuk 6 24
7. Penggaraon Lor Genuk 7 12
8. Tambakrejo Gayamsari 11 33
Jumlah 69 201

C. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

a. Variabel bebas : Manajemen Terpadu Posbindu Posyandu RSI Sultan Agung

Semarang

b. Variabel Terikat : Perilaku kader dan lansia posyandu memanfaatkan meja

penyuluhan.

2. Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala


1 Umur (th) Lamanya kehidupan kader dan Kuesioner A Umur dalam tahun, Ordinal
lansia posyandu posbindu dengan kategori :
dihitung sejak tahun lahir a. Dewasa awal(18-40th)
sampai saat dilakukan b. Dewasa madya (40-
penelitian dihitung dengan 60th)
angka tahun c. Dewasa lanjut (>60 th)
2 Pendidikan Pendidikan formal yang dicapai Kuesioner A Dengan Kategori Ordinal
responden berdasarkan ijazah a. SD
terakhir sampai penelitian b. SMP
c. SMA
d. D3/PT
3 Pekerjaan Aktifitas seorang kader dan Kuesioner A Dengan kategori Nominal
lansia di Posyandu untuk a. Ibu RT
mencari nafkah, baik untuk b. Swasta
sendiri maupun keluarga c. PNS
4 Sikap Respon tertutup kader tentang Diukur dengan Dengan kategori: Interval
pemanfaatan meja penyuluhan kuesioner B a. Mendukung (35-75)
baik yang bersifat intern yang terdiri dari b. Tidak mendukung (5-
maupun ekstern sehingga dari 15 34)
manifestasinya tidak dapat pernyataan sikap
langsung dilihat dengan pilihan
maksimal 5 yaitu
dengan kategori
: (Favourable)
5 sangat setuju
4 setuju
3 ragu ragu
2 tidak setuju
1 sangat tidak
setuju
(unfavourable)
5 sangat tidak
setuju
4 tidak setuju
3 ragu-ragu
2 setuju
1 sangat setuju
5 Jumlah lansia Banyaknya lansia yang Diukur dengan Dengan kategori : Interval
berkunjung ke posyandu dalam menggunakan a. 10-30
kegiatan posyandu rutin lembar observasi b. 31-60
c. 61-80
6 Perilaku Tindakan nyata yang dilakukan Diukur dengan 1. Memanfaatkan meja Nominal
Pemanfaatan oleh kader dan lansia posyandu menggunakan penyuluhan
Meja dalam memanfaatkan meja lembar observasi 2. Tidak memanfaatkan
Penyuluhan penyuluhan Posyandu untuk meja penyuluhan
kegiatan penyuluhan

D. Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data

1. Alat Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, yaitu:

a. Kuesioner A : data karakteristik responden yang terdiri atas : kode responden, umur,

alamat, pendidikan, dan pekerjaan.

b. Kuesioner B : data pertanyaan tentang sikap kader kesehatan dengan pemanfaatan

meja penyuluhan oleh kader kesehatan di Posyandu yang terdiri atas 15 butir

pernyataan. Pernyataan terdiri dari pertanyaan favourable dan unfavourable. Nomer

pertanyaan favourable yaitu 1,2,5,7,8,10,11,12,dan 15, sedangkan pertanyaan

unfavourable nomer : 3,4,6,9,13, dan 14.

c. Lembar observasi : data jumlah lansia yang berkunjung dan data perilaku kader

kesehatan memanfaatkan meja penyuluhan.


E. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

Uji validitas instrument penelitian telah dilakukan di Kelurahan Kuningan Kecamatang

Semarang pada tanggal 25 Januari 2017-Februari 2017 kepada 20 kader. Instrumen yang

digunakan berupa kuesioner data pertanyaan tentang sikap kader kesehatan dengan

pemanfaatan meja penyuluhan oleh kader kesehatan di Posyandu yang terdiri atas 15 butir

pernyataan. Uji validitas dilakukan di Kelurahan Kuningan Kecamatan Semarang karena

kader posyandu di daerah tersebut memiliki karakteristik yang sama yaitu umur,

pendidikan, dan pekerjaan dengan kader posyandu di Kelurahan

2. Uji Reliabilitas

F. Jalannya Penelitian
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Kebutuhan

Kegiatan posbindu merupakan suatu kegiatan rutin yang dilaksanakan para petugas

medis tiap bulannya. Dari sekian banyak aspek yang dilakukan pada kegiatan posbindu,

namun lansia menjadi faktor utama yang sangat diperhatikan dalam masalah kesehatannya..

Namun pelaksanaan posbindu yang ada belumlah sesuai dengan juknis yang distandarkan

oleh kemenkes, terutama pada pemeriksaan kesehatan dan adanya edukasi/ konseling

kesehatan, sehingga hal ini memberikan peluang kepada rumah sakit untuk mengambil peran

aktif sebagai pemberi jasa kesehatan untuk berpartisipasi di kegiatan posbindu tersebut

sebagai bentuk kegiatan sosial rumah sakit di lingkungan sekitar rumah sakit berada.

B. Gambaran Umum Program Kerja Pusat Promosi Kesehatan Rumah Sakit Islam Sultan

Agung Semarang

Lokasi Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang, terletak dekat pemukiman,

akses jalan raya, perusahaan, bahkan pusat kesehatan seperti puskesmas. Puskesmas menjadi

unit yang diajak berkolaborasi dalam kegiatan pelayanan kesehatan warga setempat.

Kegiatan rutinan biasanya dilakukan 1 bulan 8 kali dengan unit kerja didampingi kader

posyandu, posbindu warga setempat. Petugas Puskesmas memberikan pelayanan penunjang

non perawatan.

RSI Sultan Agung Semarang bersama unit puskesmas beserta kader binaan dan

warga binaan berupaya secara teknis menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu

wilayah kerja. Adapun fungsinya adalah pusat penggerak pembangunan berwawasan


kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama.

Adapun pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab Puskesmas

dengan unit kader binaan meliputi pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan

masyarakat.

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pelayanan posbindu yang dilakukan rumah sakit adalah hasil kerjasama rumah sakit

dengan Puskesmas Genuk, Puskesmas Banget Ayu dan Puskesmas Gayamsari. Setiap bulan

rumah sakit melakukan koordinasi dengan puskesmas terkait dengan jadwal posbindu yang

ada di wilayah binaan puskesmas tersebut. Ada Delapan posbindu binaan rumah sakit.

Kegiatan yang dilakukan diantaranya adalah Pemberian Makanan Tambahan (PMT),

pemeriksaan kesehatan dasar, penyuluhan kesehatan dengan tema-tema penyaki yang ada di

masyarakat, Gizi, penggunaan obat yang aman, Perilaku Hidup Bersih Sehat, manfaat

olahraga dan olahraga yang bagus khususnya untuk lansia.

Disamping kegiatan untuk lansia yang bisa dilaksanakan di posbindu, rumah sakit

juga menyelenggarakan kegiatan yang mendukung program posbindu tetapi pelaksanaannya

tidak bersamaan dengan jadwal posbindu dimasing-masing wilayah binaan. Kegiatan

pendukung di lakuakan di area Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang dan pesertanya

adalah gabungan dari posbindu binaan rumah sakit dan juga lingkungan sekitar rumah sakit

sebagai upaya meningkatkan derajat kesehatannya. Kegiatan yang dilakuakan berupa senam

diabetes dan senam jantung sehat setiap pekan sekali. Di sela-sela kegiatan senam tersebut

tetap ada penyuluhan kesehatan rutin, pemeriksaan gula darah, pemeriksaan Indek Massa

Tubuh (IMT), senam kaki yang sudah terjadwal setiap pekannya.


Sebagian besar wilayah binaan, cukup respek dan antusias terkait kunjungan rumah

sakit dalam peran aktifnya di program posbindu, sehingga hal ini memberikan daya tarik

tersendiri bagi lansia untuk hadir di posbindu tersebut dan secara tidak langsung hal ini juga

meningkatkan citra Rumah Sakit Islam Sultan Agung di masyarakat wilayah binaan

Posbindu . tidak sedikit dari wilayah sekitar binaan posbindu juga yang ingin mendapatkan

kunjungan yang sama dari Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang.

D. Kesimpulan

1. Kegiatan Posbindu rutin yang di lakukan oleh wilayah sekitar rumah sakit masih kurang

sesuai dengan standar juknis yang ditetapkan oleh Kemenkes

2. Peran Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang mengisi kekurangan tersebut dengan

kunjungan setiap bulannya di wilayah binaaan posbindu bekerjasama dengan puskesmas

sekitar rumah sakit diantaranya Puskesmas Genuk, Banget Ayu dan Gayamsari

3. Hasil kerjasama dengan puskesmas tersebut didapatkan wilayah binaan posbindu

diantaranya adalah: kelurahan Sembungharjo, Karangroto, Penggaron Lor, BAnget Ayu

Wetan, Banget Ayu Kulon, Trimulyo, Terboyo Wetan dan Tambak rejo.

4. Kegiatan yang dilakukan di posbindu oleh rumah sakit diantaranya Pemberian Makanan

Tambahan (PMT) untuk lansia, pemeriksaan kesehatan dasar, edukasi/ konseling

kesehatan dengan tema-tema penyakit yang ada di masyarakat, Gizi, penggunaan obat

yang aman, Perilaku Hidup Bersih Sehat, manfaat olahraga dan olahraga yang bagus

khususnya untuk lansia

5. Disamping kegiatan untuk lansia yang bisa dilaksanakan di posbindu, rumah sakit juga

mengadakan kegiatan gabungan dari semua posbindu di wilayah binaan yang bertempat di
area Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang berupa senam jantung, senam diabetes,

sekali setiap pekannya dan masing-masing pada pelaksanaan senam tersebut terjadwal

juga penyuluhan kesehatan rutin, pemeriksaan gula darah, pemeriksaan Indek Massa

Tubuh (IMT), senam kaki diabetes.

6. Kunjungan Rumah Sakit Islam Sultan Agung memberikan dampak tersendiri diantaranya

meningkatnya angka kunjungan lansia di posbindu dan meningkatkan citra rumah sakit di

mata masyarakat

7. Adanya keinginan diluar binaan posbindu Rumah Sakit Islam Sultan Agung untuk

mendapatkan program yang sama dari rumah sakit seperti yang selama ini sudah rumah

sakit lakukan di wilayah binaan posbindu.

Anda mungkin juga menyukai