Anda di halaman 1dari 10

KOMPRESOR BIOGAS

Diperuntukkan Dalam Rangka Memenuhi Tuntutan Tugas Mata Unit Operasi 2 : Mekanika
Fluida

Disusun oleh:

Asih Mustikasari 21030112130064


Ghozy Tsany Arifin 21030112140168
Hansen Hartanto 21030112130065
Rahmadani Wijaya Putra 21030112120004
Felicia Ruth Martha L2C009149

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Pengertian Fluida
Dalam konsep mekanika fluida semua bahan nampak berada dalam dua keadaan,
yaitu sebagai zat padat dan cair (fluida). Kebanyakan bahan bisa disebut entah sebagai zat
padat, zat cair, atau gas. Sebuah zat padat umumnya mempunyai bentuk yang tertentu,
sedangkan zat cair dan gas mempunyai bentuk yang ditetapkan oleh wadahnya. Perbedaan
dasar antara zat cair dan gas adalah bahwa gas akan menyebar dan mengisi seluruh wadah
yang ditempatinya.
Defenisi yang lebih tepat untuk membedakan zat padat dengan fluida adalah dari
krateristik deformasi bahan tersebut. Zat padat dianggap sebagai bahan yang menunjukkan
reaksi deformasi yang terbatas ketika menerima suatu gaya geser (shear). Fluida dapat
didefenisikan sebagai suatu zat yang terus menerus berubah bentuk apabila mengalami
tegangan gesar, fluida tidak mampu menahan tegangan geser tanpa berubah bentuk.
Kendatipun demikian ada bahan-bahan seperti oli, cat, ter dan larutan polimer yang
menunjukkan karakteristik entah zat padat atau fluida tergantung dari tegangan geser yang
dialami. (White, M.Frank, 1988)

Aliran Fluida
Aliran fliuida dikatakan laminar jika lapisan fluida bergerak dengan kecepatan
yang sama dan dengan lintasan partikel yang tidak memotong atau menyilang.
Partikel fluida pada aliran laminar jarang dijumpai dalam praktek hidrolika.
Sedangkan aliran dikatakan turbulen, jika gerakan fluida tidak lagi tenang dan tunak
(berlapis atau laminar) melainkan menjadi bergolak dan bergejolak (bergolak atau
turbulen). Aliran turbulen hampir dapat dijumpai pada praktek hidrolika. Dan diantara
aliran laminar dan turbulen terdapat daerah yang dikenal dengan daerah transisi.
Dan telah diketahui bahwa aliran laminar pada kondisi dimana bilangan
Reynolds lebih kecil dari 2000 (>2000) dan turbulen jika bilangan Reynolds lebih
besar 4000 (>4000). Dan jika bilangan Reynolds berada diantara 2000 dan 4000
adalah merupakan daerah transisi.

B. Tranporstasi Fluida
Penanganan fluida adalah aktivitas yang sangat penting pada sebagian besar proses
plant. Dalam menangani bahan-bahan proses di suatu pabrik, dapat digunakan berbagai
macam cara perpindahan, untuk bahan yang berupa fluida atau yang dapat diperlakukan
seperti fluida salah satu caranya adalah mengalirkan bahan yang bersangkutan melalui
saluran tertutup, umumnya saluran tersebut mempunyai penampang lingkaran dan sering
disebut pipa.
Sifat fisis dari suatu fluida dapat didefinisikan dengan berdasarkan pada:
Tekanan
Temperatur
Density
Viskositas

Transportasi fluida dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan pengangkutan yang


menggunakan tempat (wadah), dan dengan pengaliran fluida pada jaringan pengaliran
yang sudah tertentu. Cara pengaliran ada 2 macam, yaitu system terbuka yang berhubngan
dengan udara luar dan sistem tertutup yang biasanya menggunakan pipa. Dalam industri
kimia yang perlu diperhitungkan atau diperhatikan secara khusus dalam perancangan
adalah sistem aliran fluida secara tertutup yang dilakukan dalam pipa.
Dalam perancangan pengaliran secara tertutup, perlu diperhatikan sifat dari fluidanya,
yaitu gas akan mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan rendah, sedang zat cair akan
mengalir dari tempat atau tekanan tinggi ke yang rendah. Bila kondisinya sudah memenuhi
syarat tersebut fluida sudah bisa mengalir secara sendirinya, namun bila kondisinya belum
memenuhi perlu dirancang sedemikian sehingga bisa memenuhi persyaratan untuk
masing-masing fluida, misal dengan penambahan daya tambahan dari luar.

C. Kompresor
Kompresor adalah peralatan mekanis yang berfungsi untuk memampatkan gas
sehingga tekanan gas menjadi naik dengan cara mengubah energi mekanik penggerak
menjadi energi aliran.
Pada dasarnya kompresor dari segi cara pengubahan energinya/kompresinya
dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu:
Kompesor perpindahan positif (Positive replacement compressor)
Kompresor dinamik (Dynamic compressor)

C.1. Kompresor Perpindahan Positif


Pada kompresor perpindahan positif tekanan gas atau udara dapat bertambah
dengan cara mengurangi volume gas yang dihisap masuk ke dalam silinder. Adanya
gaya yang diberikan penyekat pada gas atau udara akan mengakibatkan terjadinya
kenaikan tekanan yang akan memaksa gas atau udara tersebut keluar melalui katup
buang.
Kompresor perpindahan positif terbagi menjadi 2, yaitu:
1. Kompresor torak (Reciprocating compressor)
Kompresor torak merupakan salah satu jenis kompresor yang telah digunakan
untuk aplikasi yang sangat luas. Kompresor jenis ini dilengkapi dua jenis katup
yaitu katup isap dan katup tekan. Katup isap berfungsi sebagai saluran masuk gas
sebelum gas dikompresi. Setelah gas dikompresi, gas tersebut akan dialirkan ke
katup tekan. Katup ini hanya berlaku satu arah. Karena itu katup tekan juga
berfungsi untuk mencegah gas mengalir kembali ke kompresor.
Gambar 1. Kompresor Torak
2. Kompresor rotari (Rotary compressor)
Kompresor putar dapat menghasilkan tekanan yang sangat tinggi. Pada
kompresor putar getaran yang dihasilkan relatif kecil dibandingkan dengan
kompresor torak. Hal ini disebabkan sudu-sudu pada kompresor putar, yang
merupakan elemen bolak-balik, mempunyai masa yang jauh lebih kecil daripada
torak. Selain itu kompresor putar tidak memerlukan katup, sedangkan fluktuasi
alirannya sangat kecil dibandingkan dengan kompresor torak.

C.2. Kompresor Dinamik


Kompresor dinamik bekerja dengan cara memindahklan energi pada sudu dengan
dasar pembelokan aliran sehingga energi kinetik dalam kompresor akan bertambah seiring
bertambahnya kecepatan alirannya. Proses ini berlangsung pada bagian yang bergerak
yang disebut impeler.
Setelah melewati impeler, gas tersebut akan dilewatkan pada rumah kompresor yang
berbentuk volut. Bentuk rumah kompresor ini akan menurunkan kecepatan aliran gas atau
dengan kata lain mengubah energi kinetik menjadi energi tekanan.
Berdasarkan arah alirannya, kompresor dinamik dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Kompresor arah radial (Radial flow compressor)
2. Kompresor arah axial (Axial flow compressor)
3. Kompresor arah Campuran (Mixed flow compressor

.
BAB II
ISI

KOMPRESI BIOGAS
1. Kondisi Operasi
Operasi yang dilakukan berupa kompresi biogas dari 1 atm ke tangki bertekanan 6
atm dengan kapasitas 0,6 ton/jam. Untuk mengkompresi biogas dari tekanan 1 atm
sampai 6 atm dibutuhkan kompresor multi stage dengan jumlah stage sebanyak 2
buah.

Stage pertama :
P (tekanan) : 1 - 2,4495 atm
T (suhu masuk) : 298 K
T(suhu keluar) : 367,3 K
T (suhu keluar cooler) : 315,3 K

Stage kedua
P (tekanan) : 2,4495 - 6 atm
T (suhu masuk) : 315,3 K
T (suhu keluar) : 386,5 K

2. Spesifikasi
Kompresi biogas dari 1 atm ke tangki bertekanan 6 atm dengan kapasitas 0,6 ton/jam
menggunakan sistem pemipaan jenis stainless steel sch 40 dilengkapi dengan flange
jenis threaded flange. Diameter pipa dapat dihitung sebagai berikut,

Dari tabel Perrys Chemical Engineering Handbook diperoleh nilai Dinside = 7,981 in
dan Luas pipa (A) = 0,3474 ft2.
Penggunaan pipa comercial steel dikarenakan fluida yang mengalir dalam pipa
berbentuk udara yang tidak memiliki sifat korosi, selain itu pipa commercial steel
yang umum digunakan pada banyak industri ini memiliki ketahanan yang cukup pada
kondisi suhu dan tekanan yang tidak terlalu tinggi, dan harganya yang lebih murah
dari pipa modifikasi lainnya. Sch 40 dipilih karena jumlah stage yang digunakan
berjumlah 2 sehingga pipa yang dibutuhkan tidak terlalu tebal. Threaded Flange
dipilih karena kondisi aliran yang tidak pada suhu dan tekanan yang cukup tinggi atau
ekstrim.
http://eryhartoyo.wordpress.com/2011/09/13/jenis-jenis-flange/
jangan lupa snipping tool perry cp/cv dan diameter 24

3. Perhitungan Tenaga
Kompresor yang digunakan berupa kompresor kerja positif. Dimana persamaan
umumnya yaitu,

( ) ..

Dimana, W : kerja kompresor ( )


m : kapasitas massa ( )
T : suhu mutlak (R)
R : tetapan gas ideal
k : 1,303 (metana)
P1 : tekanan dalam kompresor (atm)
P2 : tekanan luar kompresor (atm)
Jadi dapat dihitung dengan persamaan diatas sebagai berikut :

Stage 1
P (tekanan) : 1-2,4495 atm
T (suhu masuk) : 298 K
K298 methane : 1,303

( )

(( ) )


( )

Stage 2
P (tekanan) : 2,4495-6 atm
T (suhu masuk) : 315,3 K





( )

(( ) )



( )
4. Pemilihan Kompresor

Kompresor yang digunakan yaitu kompresor kerja positif (torak/reciprocating).


Kompresor kerja positif ada beberapa jenis, yaitu :
Kompresor kerja bolak balik
Blower bertekanan
Blower non bertekanan
Jenis yang dipakai untuk kasus kompresi biogas dari 1 atm ke tangki bertekanan 6 atm
dengan kapasitas 0,6 ton/jam adalah kompresor kerja positif bolak balik. Alasannya
adalah karena kompresor tersebut bisa digunakan untuk tekanan yang sangat tinggi.
Blower bertekanan dan blower non bertekanan sangat jarang digunakan. Sehingga
yang kami ambil adalah komprsesor kerja bolak balik.
Dalam perancangan kompresornya, dilihat tekanan akhir yang diinginkan. Jika
menggunakan multi stage, setiap stage berlaku rasio kompresi maksimal 1:4. Dalam
kasus di atas, tekanan akhir yang diinginkan adalah 6 atm. Untuk menentukan jumlah
stage dilakukan sebagai berikut,
Stage I :1-4
II :4-6
Untuk mencapai 6 atm dibutuhkan 2 stage pada rasio idealnya. Untuk itu, bisa dicari
tekanan disetiap stagenya dengan, . Maka,
Stage I : 1 - 2,4495
II : 2,4495 - 6
Oleh karena itu, dipilihlah kompresor multi stage jenis kompresor kerja positif bolak
balik.
Di antara kompresornya diberi inter cooler dengan tujuan untuk memperkecil kerja
total dari kompresor. Hal itu bisa dilihat dari persamaan,

( )
Dari persamaan diatas dapat dilihat bahwa suhu berbanding lurus dengan kerja
kompresor. Jika tekanan udara pada kompresor mengalami peningkatan maka suhu
udara didalamnya juga akan meningkat. Untuk itu diberi intercooler untuk
menurunkan suhunya agar kerja total kompresor tidak terlalu besar.

BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Untuk mengkompresi biogas dari 1 atm ke tangki bertekanan 6 atm dengan kapasitas
0,6 ton/jam digunakan kompresor multi stage dengan jumlah stage sebanyak 2 stage
dengan asumsi efisiensi kompresor dan motor sebesar 75%. Kompresor yang
digunakan adalah kompresor kerja positif dengan jenis kompresor bolak balik. Di
antara kompresornya diberi intercooler untuk menurunkan kerja kompresor. Sistem
pemipaan menggunakan pipa comercial steel sch 40 dengan diameter nominal sebesar
8 inchi dengan diameter dalam sebesar 7,891 inchi.

2. Saran
1) Untuk menentukan jenis kompresor dilihat dari tekanan akhir yang diinginkan
2) Untuk menentukan jenis pipa dilihat dari fluida yang ditransportasikan
3) untuk menentukan penggunaan flange dalam transportasi udara dilihat dari
tekanan dan suhu serta getaran yang dihasilkan oleh kompresor
DAFTAR PUSTAKA

Younglove, and Ely. 1987. Thermophysical Properties of Fluid. II. Methane, Ethane,
Propane, Isobutane, and Normal Butane. National Engineering Laboratory. Colorado.
Perrys Chemical Engineering Handbook Seventh Edition
http://eryhartoyo Maloney, James O. 2008. Perrys Chemical Engineering Handbook
8th Edition. McGraw-Hill Copmanies Inc:New York.
https://www.google.com/search?q=jenis+jenis+flange+untuk+kompresor&ie=utf-
8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozzila
http://syofuan.wordpress.com/2013/01/
wordpress.com/2011/09/13/jenis-jenis-flange/

Anda mungkin juga menyukai