Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH JENIS KATALIS HCl DAN H2SO4 TERHADAP NILAI KONVERSI, KONSTANTA

KECEPATAN REAKSI DAN ARAH KESETIMBANGAN REAKSI HIDROLISA MINYAK JARAK

Putri Puspitasari, Riska Anindisa V. A, Yulius Harmawan S. P

Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Semarang


Jl. Prof Soedarto 50239 Semarang, Telp./Fax. 024-7460058

Abstrak

Lemak dan minyak adalah trigliserida yang berarti triester dari gliserol. Perbedaan antara trigliserida
adalah pada temperatur kamar, lemak akan berbentuk padat dan minyak berbentuk cair. Pohon jarak (Ricinus
communis) merupakan salah satu jenis tanaman penghasil nonedible oil. Asam lemak yang diperoleh dari
hidrolisis suatu minyak atau lemak umumnya mempunyai rantai karbon panjang dan tidak bercabang. Tujuan
dari percobaan ini adalah mengetahui pengaruh jenis katalis HCl dan H2SO4 terhadap konversi, nilai konstanta
kecepatan reaksi dan arah kesetimbangan reaksi hidrolisa minyak jarak serta mengetahui mekanisme reaksi
hidrolisa minyak jarak dengan bantuan katalis. Bahan yang digunakan dalam percobaan adalah minyak jarak
552,756 ml, aquadest dari proses 90,454 ml, NaOH teknis sebanyak 2,394 gram, etanol dengan kemurnian 96%
165 ml, Sunlight sebagai emulsifier 30 ml serta indikator PP 33 tetes. Katalis yang digunakan adalah katalis
asam HCl dengan kemurnian 25% 5,633 ml dan H2SO4 dengan kemurnian 96% 1,157 ml. Variabel tetap basis
campuran total 285 ml, volume emulsifier 15 ml, interval waktu 5 menit, konsentrasi NaOH 0,171N, suhu titrasi
60 oC, konsentrasi katalis 0,153 N, perbandingan mol minyak jarak dan air 1:10, waktu hidrolisis 20 menit,
suhu 73 oC. Berdasarkan percobaan, penggunaan katalis H2SO4 0,153 N menghasilkan konversi yang lebih
tinggi daripada dengan menggunakan katalis HCl 0,153 N. Variabel dengan katalis HCl 0,153 N memberikan
nilai konstanta laju reaksi yang lebih besar yaitu 0,001401 daripada variabel dengan katalis H 2SO4 0,153 N
yaitu 0,001448. Penggunaan katalis H2SO4 0,153 N menghasilkan konstanta kesetimbangan yang lebih tinggi
yaitu 0.1062 daripada dengan menggunakan katalis HCl 0,153 N yaitu 0,1024. Saran untuk praktikum ini
adalah titran yang keluar dari buret diatur sekecil mungkin keluarannya agar titik akhir titrasi tidak terlewat
dan menjaga suhu agar tetap konstan.

Kata kunci : hidrolisa, minyak jarak, katalis, konstanta kecepatan reaksi, konversi

Abstract

Fat and oil is a triglyceride which means the triester of glycerol. Difference between triglycerides are at
room temperature, the fat will be solid and oil shaped liquid. Castor tree (Ricinus communis) is one of the types
of plants producing nonedible oil. Fatty acid obtained from the hydrolysis of an oil or fat generally have a long
chain of carbon and not branched. The purpose of this experiment is to find out the influence of type of HCl and
H2SO4 catalyst toward conversion, the value of a constant speed and direction of the reaction equilibrium
hydrolysis castor oil as well as knowing the reaction mechanisms hydrolysis castor oil with a catalyst. The
materials used in the experiment was 552.756 ml castor oil, aquadest from process 90.454 ml, technical NaOH
2.394 grams, ethanol with purity 96% 165 ml, 30 ml of Sunlight as emulsifier and indicator PP 33 drops. The
catalyst is a catalyst of HCl acid with 5.633 ml 25% purity and H2SO4 with the purity of 96% 1.157 ml.
Constant variableare total compound with volume 285 ml, 15 ml volume of emulsifier, a 5-minute interval, the
concentration of NaOH 0, 171N titration, temperature 60 c, 0.153 N, mole ratio of catalyst concentration
between oil and water 1:10, hydrolysis time 20 minutes, the temperature of 73 C. Based on the experiment, the
use of 0.153 N H2SO4 catalyst generating higher conversion than by using the catalyst 0.153 N HCl. Variable
with 0.153 N HCl catalyst gives the reaction rate constants about 0.001401 higher than variable with H2SO4
catalyst 0.153 N that is 0.001448. The use of 0.153 N H2SO4 catalyst generates a higher equilibrium constant
that is 0.1062 than using catalyst HCl 0.153 N is 0.1024. The practical suggestions are titran that coming out
from the burette with output as small as possible so that the end point titration would not missed and keep the
temperature constant.

Key words: hydrolysis, castor oil, catalyst, the reaction speed, conversion constants
1. PENDAHULUAN dengan konsentrasi air di fase air atau
Lemak dan minyak adalah trigliserida yang CA*=k. CA2
berarti triester (dari) gliserol. Perbedaan antara suatu CA1= konsentrasi air dif fase minyak
lemak adalah pada temperatur kamar, lemak akan CA2= konsentrasi air di fase air
berbentuk padat dan minyak berbentuk cair dan klA = konstanta kecepatan difusi air ke fase minyak
minyak mengandung presentase asam tak jenuh Kecepatan reaksi di fase minyak
lebih tinggi dibandingkan lemak (Hart, 1983: 268). ...(2)
Sebagian besar gliserida pada hewan merupakan dengan
lemak yang biasa disebut lemak hewani. Sedangkan CA1= konsentrasi air di fase minyak
gliserida dalam tumbuhan cenderung berupa minyak CB = konsentrasi minyak/ trigliserida
dan disebut sebagai minyak nabati. Untuk mencari langkah yang mengontrol pada
Pohon jarak (Ricinus communis) merupakan kinetika reaksi, disusun neraca massa air dan neraca
salah satu jenis tanaman penghasil nonedible oil. massa minyak di fase minyak sebagai berikut.
Hasil utama dari pohon jarak adalah bijinya, apabila Neraca massa air dalam fase minyak :
dikeringkan biji jarak akan menghasilkan minyak ...(3)
jarak. Penggunaan langsung minyak jarak terbatas
Asumsi : dengan adanya pengadukan, kecepatan
pada industri genteng, obat - obatan, minyak rem,
dan minyak lincir. Sifat fisik dari minyak jarak transfer massa padapersamaan di atas [k1a(CA* -
CA1)] dianggap jauh lebih besar daripada kecepatan
adalah cairan tidak berwarna atau berwarna kuning
pucat, bau lemak, rasa sedikit menggigit, viskositas reaksi kimia [k.CA1.CB] maka dianggap hanya
kecepatan reaksi kimia saja yang menentukan
tinggi dan bilangan asam akan tinggi sesuai dengan
waktu yang ditandai dengan biji rusak dan cara kecepatan reaksi keseluruhan.
Neraca massa minyak dalam fase minyak :
pemerasan yang tidak baik. Sifat kimia dari minyak
jarak adalah mengandung 46 53% minyak. ...(4)
Minyak jarak mengandung 80% gliserida, asam Bila jumlah air berlebihan dan transfer massa air ke
asinolat, stearat isoresinolat, dihidroksi stearat dan fase minyak sangat cepat, maka fase minyak
palmiat. Minyak jarak juga mengandung 20% dianggap selalu jenuh dengan air, maka
protein, 0,2 alkaloid piridin beracun, risinin serta CA1 = CA*yang bernilai konstan pada suhu tertentu,
enzim lipase. Minyak jarak mengandung zat toksin k1.CA1 = k sehingga :
risin.
Hidrolisa merupakan pengikatan gugus hidroksil
(-OH) oleh suatu senyawa. Gugus OH dapat
diperoleh dari air. Hidrolisis dapat digolongkan ...(5)
menjadi hidrolisis murni, hidrolisis katalis asam, ...(6)
hidrolisis katalis basa, gabungan alkali dengan air
dan hidrolisis dengan katalis enzim. Berdasarkan dimana :
fase reaksi hidrolisis dikelompokkan menjadi CB0= banyaknya trigliserida mula mula
hidrolisis fase cair dan fase uap. CB = banyaknya trigliserida suatu saat
Hidrolisa minyak nabati dapat dilakukan pada Bila , maka
tekanan rendah akan tetapi reaksinya berlangsung
lambat sehingga diperlukan katalisator, misalnya ...(7)
H2SO4 (Agra dan Warnijati, 1972). Katalisator tidak ...(8)
diperlukan, jika hidrolisis dilakukan pada tekanan
...(9)
sangat tinggi yaitu 700 psia dan 485 oF
dimana:
(Groggins,1985) dan konversi yang dicapai >
k = konstanta kecepatan reaksi tingkat satu
90%. Pada proses hidrolisis, air memecah gugus
t = waktu reaksi
alkil dalam trigliserida minyak menjadi asam lemak
Nilai konstanta kecepatan reaksi kimia sebagai
dan gliserol.
fungsi suhu dapat dinyatakan dengan persamaan
Pada reaksi dengan air, reaksi dimungkinkan
Arrhenius:
terjadi pada fase cair dan fase minyak
(Lewkowitsch, 1903), akan tetapi menurut
(Lascaray, 1949) reaksi pada fase minyaklah yang dimana :
dominan sehingga kinetika reaksi ditentukan oleh k = konstanta kecepatan reaksi
kecepatan difusi air ke dalam fase minyak dan T = suhu
reaksi antara air dan minyak di fase minyak yang R = tetapan gas
dapat disajikan ke dalam persamaan matematik Ea = energi aktivasi
Kecepatan difusi air ke fase minyak: Hidrolisa minyak jarak menjadi asam asam
...(1) lemak dan gliserol dilakukan dengan cara
dengan memanaskan campuran minyak jarak dan sedikit
CA = konsentrasi air di fase minyak yang seimbang asam sulfat di dalam sebuah labu leher tiga.
Pemanasan dilangsungkan sampai suhu yang Bila salah satu zat pereaksi berlebihan
diinginkan sebelum air panas dimasukkan. Contoh jumlahnya, maka kesetimbangan dapat bergeser ke
diambil setiap waktu tertentu (10 menit) untuk sebelah kanan dengan baik, begitu pula sebaliknya,
dianalisa asam bebasnya, kecepatan hidrolisis jika produk diambil, maka reaksi akan bergeser ke
terutama ditentukan oleh kecepatan reaksi antara air kanan sehingga memperbesar frekuensi tumbukan,
dan trigliserida di fase minyak. Penggunaan air yang sehingga konstanta kecepatan reaksi bertambah
berlebihan memungkinkan fase minyak selalu jenuh (Kirk and Othmer, 1980).
dengan air sehingga reaksi hidrolisis bertingkat satu Pada hidrolisa minyak jarak surfaktan yang
semu terhadap konsentrasi gliserida. Umumnya digunakan ialah emulsifier berupa sabun. Molekul
asam lemak hasil hidrolisa merupakan rantai tak surfaktan memiliki gugus yang bersifat hidrofilik
bercabang dan jumlah atom karbonnya selalu genap. dan lipofilik sehingga dapat mempersatukan
Jika terdapat ikatan ganda-dua, biasanya campuran minyak dan air. Umumnya bagian
berkonfigurasi cis (atau Z) dan tidak terkonjugasi nonpolar (lipofilik) merupakan rantai alkil panjang
(Hart, 1983 : 266). Mekanisme hidrolisa minyak dan bagian yang polar (hidrofilik) mengandung
jarak dengan katalis mengikuti pemecahan ester. gugus hidroksil (Hart, 1983:271).
Radikal asam lemak bebas dipindahkan dari Di dalam molekul surfaktan salah satu
molekul gliserida, sehingga pemecahan lemak tidak gugus harus dominan jumlahnya. Bila gugus polar
berjalan sempurna. Pemecahan terjadi antara lebih dominan maka molekul surfaktan akan di
permukaan minyak dan lemak yang merupak absorpsi lebih kuat ke air dibanding minyak.
reaksi homogen melalui oksidasi air yang Akibatnya tegangan permukaan menurun sehingga
dilarutkan dalam fase minyak (Fessenden, kedua fase mudah menyebar dan menjadi fase
1984:135). Persamaan reaksi hidrolisa trigliserida kontinyu. Demikian pula sebaliknya bila gugus non
dapat dilihat pada gambar di bawah ini polar lebih dominan maka molekul surfaktan akan
diabsorpsi lebih kuat oleh minyak dibanding air
(Zuhrina, 2010).
2. METODE
Preparasi yang dilakukan sebelum praktikum
adalah menghitung densitas minyak jarak dan
katalis. Menimbang piknometer kosong (m1) setelah
itu menimbang piknometer berisi zat yang akan
dihitung densitasnya (m2). Menghitung densitasnya.
Analisa kadar asam lemak bebas dalam bahan
baku dilakukan dengan memasukkan 10 ml minyak
jarak ke dalam erlenmeyer kemudian menambahkan
Gambar 1. Reaksi hidrolisa trigliserida 15 ml etanol 96% dan memanaskannya sambil
Faktor yang mempengaruhi hidrolisa minyak diaduk pada suhu 60oC. Selanjutnya menambahkan
jarak antara lain adalah suhu, katalis, pencampuran 3 tetes indikator PP dan menitrasi dengan NaOH
dan perbandingan zat pereaksi. sampai warna berubah menjadi merah muda.
Kenaikan suhu akan memperbesar nilai Mencatat kebutuhan titran.
konstanta kecepatan reaksi. Suhu yang semakin Proses hidrolisa minyak jarak pada variabel
tinggi akan memperbesar kelarutan air di dalam fase pertama dilakukan dengan memasukkan 219,5 ml
minyak, sehingga makin banyak pula trigliserida minyak jarak ke dalam labu leher tiga; 5,6 ml katalis
yang bereaksi. HCl ke dalam labu leher tiga. Mengalirkan air
Katalisator yang dipakai dapat berupa enzim pendingin selama proses hidrolisa. Memanaskan
atau asam. Katalisator pada percobaan ini dipilih campuran tersebut sampai suhu 73oC kemudian
katalisator asam. Semakin banyak katalis asam yang menambahkan 44,8 ml aquadest yang telah
ditambahkan, konversi akan semakin besar dipanaskan ke dalam labu leher tiga dan emulsifier
demikian juga terhadap konstanta kecepatan sunlight 15 ml. Mengambil sampel dalam selang
reaksinya. Bila katalisator makin banyak, makin waktu 5 menit untuk dianalisa asam lemak dan asam
banyak pula molekul molekul trigliserida yang total selama 20 menit. Untuk variabel dua
teraktifkan. menggunakan 223,2 ml minyak jarak; 1,1 ml katalis
Agar zat dapat saling bertumbukan dengan H2SO4; dan 45,6 ml aquadest.
baik, maka perlu adanya pencampuran. Untuk Penentuan kadar asam lemak bebas dilakukan
proses batch, hal ini dapat dicapai dengan dengan memasukkan 10 ml minyak jarak yang telah
bantuan pengaduk. Apabila prosesnya kontinyu dihidrolisa ke dalam erlenmeyer. Menambahkan
maka pengadukan dilakukan dengan cara etanol 96% 15 mL dan dipanaskan sambil diaduk
mengatur aliran dalam reaktor agar terjadi pada suhu 60oC. Menambahkan 3 tetes indikator PP,
olakan. Reaksi dapat berjalan baik apabila kemudian dititrasi dengan NaOH sampai warna
dilakukan pencampuran dengan baik. Pengadukan merah muda. Mencatat kebutuhan titran. Serta
dapat menurunkan tahanan perpindahan massa dan mengulanginya untuk variabel lain. Rangkaian alat
mempercepat difusi zat reaksi (Fogler, 1999).
idrolisa yang digunakan nampak seperti gambar di Gambar 3. Hubungan waktu terhadap konversi
bawah ini. . hidrolisa minyak jarak yang dihasilkan
Dari Grafik 4.1 terlihat bahwa penggunaan
katalis H2SO4 0,153 N menghasilkan konversi yang
lebih tinggi bila dibandingkan dengan penggunaan
katalis HCl 0,153 N. Katalis adalah suatu substansi
yang mampu meningkatkan laju reaksi kimia
dengan menurunkan besarnya energi aktivasi yang
dibutuhkan oleh reaksi tersebut. Konsep dasar
katalis adalah zat yang dalam jumlah kecil dapat
menyebabkan perubahan yang besar. Konsep dasar
Gambar 2. Rangkaian Alat Hidrolisa ini berasal dari pendekatan secara kimiawi terhadap
Keterangan: katalis, yaitu bahwa reaksi terkatalisis adalah proses
1. Magnetic stirer + heater siklis dimana katalis membentuk kompleks dengan
2. Waterbatch reaktan, kemudian katalis terdesorpsi dari produk
3. Labu leher tiga akhirnya kembali ke bentuk semula. Katalis dan
4. Termometer reaktan saling berinteraksi sebelum terjadinya suatu
5. Pendingin balik zat antara (intermediate) yang reaktif. Dari zat
6. Klem antara tersebut akan terbentuk suatu produk. Katalis
7. Statif meningkatkan laju reaksi dengan cara
mempengaruhi energi pengaktifan suatu reaksi
3. HASIL DAN PEMBAHASAN kimia. Keberadaan katalis akan menurunkan energi
3.1. Pengaruh Jenis Katalis Terhadap Konversi pengaktifan, sehingga reaksi dapat berjalan dengan
Reaksi Hidrolisa Minyak Jarak cepat. Senyawa intermediate atau radikal bebas
Pada percobaan hidrolisa minyak jarak, merupakan senyawa yang sangat reaktif sehingga
dilakukan dengan dua variabel yang berbeda yaitu reaksi dapat berjalan semakin cepat. Akibat
berdasarkan jenis katalisnya (HCl dan H2SO4). terbentuknya intermediate atau radikal bebas
Pada percobaan ini dilakukan pengaruh jenis tersebut maka energi aktivasi yang dibutuhkan
katalisterhadap konversi reaksi hidrolisa minyak untuk menjalankan reaksi tersebut akan menurun.
jarak yang dilakukan selama 20 menit untuk setiap Pada percobaan ini katalis H2SO4 memberikan
katalis dengan pengamatan selang waktu 5 menit. konversi yang lebih besar dibandingkan dengan
Hasil yang didapatkan dari percobaan dapat katalis HCl, karena katalis H2SO4 memiliki
diketahui melalui tabel berikut konsentrasi ion H+ lebih besar dibanding HCl.
Tabel 1. Data konversi hidrolisa minyak jarak H2SO4 memiliki bilangan ekuivalen 2 dan HCl
terhadap waktu hidrolisa hanya memiliki bilangan ekuivalen 1, sehingga pada
Jenis Katalis t (menit) XA (%) normalitas yang sama yaitu H2SO4 0,153 N dan HCl
0 0 0,153 N, H2SO4 memiliki konsentrasi ion H+ yang
lebih besar (Utomo dan Laksono, 2007).
5 7.51
3.2. Pengaruh Jenis Katalis Terhadap
HCl 10 8,31 Konstanta Kecepatan Reaksi Hidrolisa
15 8,80 Minyak Jarak
Selain pengujian jenis katalis terhadap konversi
20 9,29 reaksi, percobaan hidrolisa minyak jarak ini juga
0 0 dilakukan untuk mengethaui pengaruh jenis katalis
5 7,88 terhadap konstanta kecepatan reaksi hidrolisa
H2SO4 10 8,61 minyak jarak. Berdasarkan percobaan yang telah
0.12
15 9,17 dilakukan, didapat data sebagai berikut:
0.1
Tabel 2. Data hubungan waktu terhadap konstanta
Konversi

0.08 20 9,60
kecepatan reaksi pada variabel jenis katalis.
0.06
Jenis t XA -ln (1- k
0.04
Katalis (menit) (%) XA) (menit-1)
0.02
0 0 0
0
5 7.51 0,0780
0 5 10 15 20
HCl HCl 10 8,31 0,0867 0,001401
Waktu (menit) H2SO4
15 8,80 0,0921
20 9,29 0,0975
0 0 0
H2SO4 5 7,88 0,082 0,001448
10 8,61 0,090
15 9,17 0,096 dengan rumus Arrhenius. Oleh karena itu, konstanta
laju reaksi dengan menggunakan katalis H2SO4
20 9,60 0,101
0,153 N lebih besar dibanding konstanta laju reaksi
dengan menggunakan katalis HCl 0,153 N (Utomo
dan Laksono, 2007; Levenspiel, 1999).
0.15
y = 0,0064x 3.3. Pengaruh Katalis Terhadap Arah
R = 0,443
-ln(1-XA)

0.1 Keseimbangan
Pada percobaan proses hidrolisa minyak jarak,
0.05 y = 0,0061x juga dilakukan pengujian pengaruh jenis katalis
R = 0,4576 terhadap arah keseimbangan, dengan menghitung
0 konstanta kesetimbangan (K) setiap variabel.
0 5 10 15 20 Dengan dua jenis katalis yang digunakan adalah
HCl HCl dan H2SO4. Pada percobaan ini didapatkan
Waktu (menit) H2SO4 hasil nilai K yang berbeda tiap variabel, dengan
hasil yang dapat dilihat berikut ini:
Gambar 4. Hubungan waktu dengan konstanta Tabel 4.3 Data hubungan antara jenis katalis dan
kecepatan reaksi pada variabel jenis katalis konstanta kesetimbangan
Dari data hasil percobaan didapat bahwa nilai Jenis
konstanta kecepatan reaksi dengan katalis H2SO4 K
Katalis
0,153 N sebesar 0,001448. Sedangkan nilai 0
konstanta kecepatan reaksi HCl sebesar 0,001401. HCl
,1024
Maka dapat disimpulkan bahwa katalis H2SO4 0,153 0
H2SO4
N memberikan hasil yang lebih baik apabila ,1062
dibandingkan dengan katalis HCl 0,153 N. Pada
katalis H2SO4 memiliki bilangan ekuivalen 2 dan 0.107
Kesetimbangan

katalis HCl memiliki bilangan ekuivalen 1, hal ini 0.106


0.105
mempengaruhi banyaknya ion H+. Pada konsentrasi 0.104
yang sama yaitu 0,153 N, ion H+ pada H2SO4 lebih 0.103
banyak dibanding pada HCl karena pengaruh 0.102
bilangan ekuivalen. Semakin banyak konsentrasi ion 0.101
H+ yang ditambahkan maka akan semakin banyak 0.1
senyawa intermediate yang terbentuk. Senyawa HCl H2SO4
Katalis HCl
intermediate atau radikal bebas merupakan senyawa
H2SO4
yang sangat reaktif sehingga reaksi dapat berjalan
semakin cepat. Akibat terbentuknya intermediate Gambar 4.3 Hubungan antara jenis katalis asam
atau radikal bebas tersebut maka energi aktivasi dengan konstanta kesetimbangan reaksi (K).
yang dibutuhkan untuk menjalankan reaksi tersebut Dari data percobaan yang didapat, terlihat bahwa
akan menurun. Dengan menurunnya energi aktivasi nilai konstanta kesetimbangan dengan
yang dibutuhkan, maka kecepatan reaksi akan menggunakan katalis H2SO4 lebih besar apabila
meningkat. Karena energi aktivasi berbanding dibandingkan dengan nilai konstanta
terbalik dengan nilai konstanta laju reaksi pada kesetimbangan dengan menggunakan katalis HCl.
rumus Arrhenius, maka semakin kecil energi Nilai konstanta kesetimbangan menggunakan
aktivasi yang dibutuhkan untuk menjalankan reaksi H2SO4 sebesar 0,1062, sedangkan untuk HCl
maka nilai konstanta laju reaksi yang diperoleh akan sebesar 0,1024. Nilai konstanta kesetimbangan
semakin besar. Dapat dilihat pada rumus Arrhenius tersebut diperoleh menggunakan rumus :
berikut : [ ]
= Ea/ [ ]
Dimana: Dari rumus umum K, ada hubungan antara
k = konstanta laju reaksi Ea = energi aktivasi konstanta kesetimbangan dengan jumlah produk dan
A = Frekuensi tumbukan R = konstanta gas ideal reaktan. Untuk produk berbanding lurus dengan
T = suhu nilai K, sehingga semakin besar produk maka K
Jadi karena jumlah ion H+ pada H2SO4 lebih banyak semakin besar. Sedangkan hubungan K dengan
dari HCl, mengakibatkan senyawa intermediate reaktan berbanding terbalik. Jika jumlah reaktan
yang terbentuk dengan menggunakan katalis H2SO4 kecil , maka nilai K akan besar. Pada katalis H2SO4
lebih banyak dibanding menggunakan katalis HCl. 0,153 N dan katalis HCl 0,153 N didapat bahwa
Senyawa intermediate bersifat sangat reaktif, konversi dan konstanta laju reaksi dengan
sehingga mampu menurunkan energi aktivasi yang menggunakan katalis H2SO4 0,153 N lebih tinggi
dibutuhkan pada suatu reaksi. Dengan seiring dibanding menggunakan katalis HCl 0,153 N. Hal
menurunnya energi aktivasi, maka konstanta laju ini disebakan karena adanya perbedaan bilangan
reaksi yang diperoleh akan semakin besar sesuai
ekuivalen. H2SO4 memiliki bilangan ekuivalen 2 katalis asam sehingga mengakibatkan malekul
dan HCl memiliki bilangan ekuivalen 1, sehingga trigliserida semakin aktif
konsentrasi ion H+ pada H2SO4 jumlahnya lebih 2. Atom O dari air berperan sebagai nukleofil dan
banyak dibanding konsentrasi ion H+ pada HCl.
menyerang ikatan =O pada trigliseriga
Semakin banyak ion H+ yang ada maka senyawa
intermediate yang bersifat sangat reaktif akan 3. Deprotonasi oksigen oleh katalis asam untuk
semakin banyak terbentuk. Senyawa intermediate menetralkan muatan
ini karena sifatnya yang reaktif, maka dapat 4. Protonasi oleh katalis asam untuk melepasakan
menurunkan energi aktivasi yang dibutuhkan dalam gugus O=R molekul alkohol yang bermuatan
suatu reaksi. Dengan menurunnya energi aktivasi netral
maka konstanta laju reaksi akan semakin besar Pelepasan elektron dan molekul oksigen untuk
nilainya, karena energi aktivasi dan konstanta laju
membentuk molekul alkohol yang bermuatan netral
reaksi berbanding terbalik. Semakin besar nilai laju
reaksi, maka reaksi akan berjalan semakin cepat, (Levenspiel, Octave. Chemical Reaction
dengan demikian konversi yang didapatkan juga Engineering. 3rd ed).
akan semakin besar. Apabila konversi semakin besar
maka produk yang didapat akan semakin besar pula,
sedangkan reaktan sisa menjadi semakin sedikit.
Dengan semakin banyaknya produk yang terbentuk
maka nilai K akan semakin besar karena produk dan
nilai K adalah sebanding. Sedangkan reaktan dengan
nilai K adalah berbanding terbalik, maka semakin
kecil reaktan akan memberikan nilai K yang
semakin besar (Kristianingrum, 2010).
Jenis reaksi dapat dibagi menjadi dua macam
yaitu reaksi irreversibel dan reaksi reversibel.
Reaksi irreversibel adalah reaksi yang tidak dapat Gambar 4.4 Mekanisme Kerja Katalis
balik. Sedangkan reaksi reversible adalah reaksi
yang dapat balik atau bolak-balik. Sistem
kesetimbangan terjadi pada reaksi dapat balik. Suatu
reaksi dikatakan setimbang apabila:
1. Kecepatan reaksi ke arah produk sama dengan
kecepatan reaksi ke arah reaktan.
2. Konsentrasi pereaksi dan hasil reaksi relatif
tetap.
3. Terjadi kesetimbangan dinamis (jumlah zat yang
terlibat dalam reaksi tetap tetapi proses reaksi
terus berjalan).
Reaksi hidrolisis merupakan reaksi reversible
yang konversi maksimalnya dibatasi oleh konversi
kesetimbangannya. Salah satu cara yang digunakan
untuk meningkatkan konversinya adalah dengan
cara pengambilan produk yang terbentuk secara Gambar 4.5 Mekanisme Kerja Katalis Pada
kontinyu (Setyawardhani, 2013). Hidrolisa Minyak Jarak
(Roliadi, 2011)
3.4. Mekanisme Reaksi Hidrolisa Minyak Jarak
dengan Bantuan Katalis Asam
Katalis merupakan substansi yang menambah 4. KESIMPULAN
nilai dari konstanta laju reaksi tetapi tidak Penggunaan katalis H2SO4 0,153 N
menghasilkan konversi yang lebih tinggi daripada
mengubah konstanta kesetimbangan reaksi.
dengan menggunakan katalis HCl 0,153 N. Variabel
Mekanisme kerja katalis secara umum dapat dibagi dengan katalis HCl 0,153 N memberikan nilai
menjadi dua. Pertama katalis bergabung dengan konstanta laju reaksi yang lebih besar yaitu
reaktan (substrat) membentuk suatu intermediate 0,001401 daripada variabel dengan katalis H2SO4
(kompleks) kemudian terurai membentuk katalis dan 0,153 N yaitu 0,001448. Penggunaan katalis H2SO4
produk (Oswal, 1902). 0,153 N menghasilkan konstanta kesetimbangan
Langkah-langkah mekanisme kerja katalis yang lebih tinggi yaitu 0.1062 daripada dengan
menggunakan katalis HCl 0,153 N yaitu 0,1024.
sebagai berikut: Mekanisme kerja katalis secara umum dibagi
1. Reaksi dengan katalis asam dimana ion H+ dari menjadi dua, katalis bergabung dengan reaktan
asam akan memprotonasi gugus karboksil dengan
membentuk suatu intermediate kemudian terurai
membentuk katalis dan produk.

DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Dian. dan Roliadi, Han. 2011.
Pembuatan PULP Dari Tandan Kosong
Kelapa Sawit Untuk Karton Pada Usaha Skala
Kecil. Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol. 29
No. 3, September 2011 : 211-225.
Agra, S. B. dan Warnijati S. 1972. Hidrolisis
Minyak Kelapa dengan Katalisator Asam.
Forum Teknik.2(1): 31 - 40.
Ariza, B.T.S. 2007. Proses Pembuatan Biodiesel
Minyak Jarak Pagar Dengan
Transesterifikasi Satu dan Dua Tahap.
Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Dwi, Ardiana Setyawardhani. 2013. Kinetika Reaksi
Esterifikasi Asam Formiat dengan Etanol
pada Varian Suhu dan Konsentrasi Katalis
Fessenden, R.J., dan Fessenden, J.S.1999. Kimia
Organik. jilid 2. Ed.3. hal 83. Jakarta:
Erlangga,
Groggins, P.H. 1958. Unit Processes in Organic
Synthesis. pp.699. New York : McGraw Hill.
Inc.
Hart, Harold. 1983. Organic Chemistry, a Short
Course. Ed.6. England : Houghton Mifflin Co.
Kirk, R. E. and Othmer, D. F. 1953. Encyclopedia of
Chemical Technology 6, pp. 231 236. New
York : The Interscience Encyclopedia. Inc.,
Kristianingrum, Susila. 2010. Kesetmbangan Kimia.
Jurusan Pendidikan FMIPA UNY.
Lascaray, L. 1949. Mechanism of fat splitting.
Industrial & Engineering Chemistry 41(4),
786-790.
Levenspiel, Octave. 1999. Chemical Reaction
Engineering. 3rd Edition. New York: John
Wiley & Sons.
Lewkowitsch, J. 1903. J. Soc. Chem. Indust., 22, 67.
Oswal. 1902. The Ostwald Process. Chemistry
Assignment.
Utomo MP dan Laksono EW. 2007. The Study of
Catalyst Deactivation on The Heterogeneous
Catalysis Reaction. Jurnal. Staf pengajar
Jurdik Kimia FMIPA UNY. Yogyakarta.
Rahayu, S. 1999. Hidrolisis Minyak Jarak
dengan Katalisator Asam Sulfat. Prosiding
Seminar Nasional Rekayasa Dan Proses.
Zuhrina. 2010. Optimasi Sintesis Surfaktan
Alkanolamida dari Asam Laurat sengan
Dietanolamina dan N-Metil Glukamina
Secara Enzimatik. Disertasi Doktor.
Universitas Sumatera Utara.

Anda mungkin juga menyukai