Abstrak
Hidrolisa minyak jarak menjadi asam lemak dan gliserol dilakukan dengan cara memanaskan
campuran minyak jarak dan sedikit asam sulfat. Hasil hidrolisa minyak jarak biasa digunakan
untuk kosmetik, bahan peledak, industri farmasi, resin, industri tekstil, industri kertas serta
sebagai solven pada industri makanan dan minuman. Tujuan Praktikum ini adalah mengetahui
pengaruh suhu terhadap konversi hidrolisa minyak jarak (x), mengetahui pengaruh suhu terhadap
nilai konstanta kecepatan reaksi hidrolisa minyak jarak (k), dan mengetahui pengaruh suhu
terhadap arah kesetimbangan reaksi hidrolisa minyak jarak (k). Pada percobaan didapatkan data
bahwa pada suhu 75oC memiliki konversi yang lebih besar ketimbang pada suhu 55oC dan 65oC, karena
semakin tinggi suhu semakin besar pula konversinya. Suhu menyebabkan tumbukkan antarmolekul
semakin banyak, maka laju reaksi akan makin besar. Suhu juga mempengaruhi konstanta
kesetimbangan pula, semakin panas, reaksi akan bergerak ke arah produk karena endotermis, maka
energi bebas standarnya semakin besar, reaksi semakin negatif, dan nilai K akan semakin besar.
Abstract
[title : The Effect of Temperature to the Conversion, Constanta of Reaction Rate, and The
Equilibrium Direction of Castor Oil.] Hydrolysis of castor oil into fatty acids and glycerol is done by
heating a mixture of castor oil and a little sulfuric acid. The results of hydrolysis of castor oil are
commonly used for cosmetics, explosives, pharmaceutical industries, resins, the textile industry, the
paper industry as well as solvents in the food and beverage industry. The purpose of this Practice is to
determine the effect of variables on the hydrolysis conversion of castor oil (x), to know the effect on the
reaction velocity value of castor oil hydrolysis reaction (k), and to know the effect of the variable on
equilibrium direction of the hydrolysis reaction of castor oil (k). (OH-) by a compound. The OH group
can be obtained from water. Castor oil is vegetable oil obtained by squeezing from the Ricinus
communis plant, the direct use of limited castor oil in the tile industry, medicines, brake fluid, and
lubricating oil. In the experiment data obtained that at a temperature of 75oC has a greater conversion
than at temperatures of 55oC and 65oC, because the higher the temperature the greater the conversion.
The temperature causes more intermolecular collisions, the greater the reaction rate. The temperature
also influences the equilibrium constant, the more heat, the reaction will move towards the product
because of the endotherm, the greater the free energy, the more negative the reaction, and the greater
the K value.
Keywords : Hidrolysis; Castor Oil; Temperature
*) Penulis Korespondensi
agistaislamia@gmail.com
2
1. Pendahuluan 𝑑𝐶𝐴1
= −𝑘𝑟 𝐶𝐴1 𝐶𝐵 ... (4)
𝑑𝑡
Pohon jarak (Ricinus communis) merupakan
Jika diasumsikan bahwa reaksi mengikuti orde
sumber minyak terbarukan, temasuk non-edible oil
satu, maka salah satu reaktan dibuat berlebih. Bila
sehingga tidak bersaing dengan kebutuhan
jumlah air berlebihan dan transfer massa air ke fase
konsumsi manusia seperti minyak kelapa sawit,
minyak sangat cepat, maka fase minyak dianggap
minyak jagung, dan lain-lain. Hasil utama dari
selalu jenuh dengan air, maka CA1 = CA* yang
pohon jarak adalah bijinya, apabila dikeringkan biji
bernilai konstan pada suhu tertentu, k1 CA1 = k’
jarak akan menghasilkan minyak jarak.
sehingga : -rB = -k’CB
Hasil hidrolisa minyak jarak biasa digunakan 𝑑𝐶𝐴1 𝑑𝐶𝐵
untuk kosmetik, bahan peledak, industri farmasi, = = −𝑘′𝐶𝐵
resin, industri tekstil, industri kertas serta sebagai 𝑑𝑡 𝑑𝑡
𝐶𝐵 𝑑𝐶 𝑡
solven pada industri makanan dan minuman ∫𝐶 𝑑𝑡𝐵 = −𝑘′ ∫0 𝑑𝑡 .... (5)
𝐵𝑂
(Maharani, 2008). 𝐶
𝑙𝑛 𝐶 𝐵 = −𝑘′𝑡 .... (6)
Hidrolisa merupakan pengikatan gugus 𝐵0
hidroksil (OH-) oleh suatu senyawa. Gugus OH- dimana :
dapat diperoleh dari air. Hidrolisa minyak nabati CB0 = banyaknya trigliserida mula – mula ,
dapat dilakukan pada tekanan rendah akan tetapi mgrek/grminyak
reaksinya berlangsung lambat sehingga diperlukan CB = banyaknya trigliserida suatu saat = CB0 –
katalisator, misalnya H2SO4 (Agra dan Warnijati , banyaknya asam lemak bebas yang terjadi,
1972). Katalisator tidak diperlukan, jika hidrolisis mgrek/gr minyak
dilakukan pada tekanan sangat tinggi yaitu 700 psia
dan 4850 F (Groggins, 1985) dan konversi yang banyaknya asam bebas yang terbentuk
Bila X =
dicapai > 90%. Pada proses hidrolisis, air memecah banyaknya trigliserida mula − mula
gugus alkil dalam trigliserida minyak menjadi asam maka :
lemak dan gliserol. 𝐶 −𝐶𝐵
𝑋 = 𝐵0 𝐶
…(7)
Pada reaksi dengan air reaksi dimungkinkan 𝐵𝑂
diambil setiap waktu tertentu (10 menit) untuk Katalis dapat menurunkan energi aktivasi
dianalisa asam bebasnya, kecepatan hidrolisis (Ea) dengan mengubah proses mekanisme.
terutama ditentukan oleh kecepatan reaksi antara air Katalis menurunkan Ea dengan meningkatkan
dan trigliserida di fase minyak. Penggunaan air energi intermediet sehingga energi yang harus
yang berlebihan memungkinkan fase minyak selalu dilewati untuk menjadi produk menjadi kecil
jenuh dengan air sehingga reaksi hidrolisis (Kurniawan D.W, 2012).
bertingkat satu semu terhadap konsentrasi gliserida. • Pencampuran
Umumnya asam lemak hasil hidrolisa merupakan Agar zat dapat saling bertumbukan dengan
rantai tak bercabang dan jumlah atom karbonnya baik, maka perlu adanya pencampuran. Untuk
selalu genap. Jika terdapat ikatan ganda-dua, proses batch, hal ini dapat dicapai dengan
biasanya berkonfigurasi cis (atau Z) dan tidak bantuan pengaduk. Apabila prosesnya kontinyu
terkonjugasi (Hart, 1983 : 266). maka pengadukan dilakukan dengan cara
Faktor – faktor yang mempengaruhi hidrolisa mengatur aliran dalam reaktor agar terjadi
minyak jarak yaitu : olakan.
• Waktu Reaksi • Perbandingan Zat Pereaksi
Semakin lama waktu reaksi maka Bila salah satu zat pereaksi berlebihan
kesempatan zat-zat untuk bereaksi semakin jumlahnya, maka kesetimbangan dapat bergeser
banyak sehingga konversi semakin besar. Pada ke sebelah kanan dengan baik, begitupula
saat kesetimbangan reaksi tercapai, sebaliknya, jika produk diambil, maka reaksi
bertambahnya waktu reaksi tidak akan akan bergeser kekanan sehingga memperbesar
meningkatkan konversi. frekuensi tumbukan, sehingga konstanta
• Suhu kecepatan reaksi bertambah (Kirk and Othmer,
Kenaikan suhu akan memperbesar nilai 1980).
konstanta kecepatan reaksi. Suhu yang semakin Hidrolisa adalah suatu proses menggunakan air
tinggi akan memperbesar kelarutan air di dalam untuk memecah senyawa. Minyak jarak merupakan
fase minyak, sehingga makin banyak pula trigliserida dari lemak, yang apabila dihidrolisa oleh
trigliserida yang bereaksi. Menurut Rahayu air akan menghasilkan asam lemak bebas dan
(1999) hubungan antara konstanta kecepatan gliserin. Dengan rumus bangun seperti gambar di
reaksi dengan suhu dapat dinyatakan dengan bawah ini (Kirk dan Othmer,1953):
persamaan:
k=1,2515.108e-8022/T =1,2515e-15939/RT
Dengan:
k = konstanta kecepatan reaksi s-1
T = suhu absolut K
R = tetapan gas = 1,987 cal/gmol K
• Katalisator
Katalisator adalah zat yang ditambahkan ke
dalam suatu reaksi dengan maksud
memperbesar kecepatan reaksi. Fungsi katalis Gambar 1. Reaksi Hidrolisa Trigliserida
adalah memperbesar kecepatan reaksinya Mekanisme hidrolisa minyak jarak dengan
(mempercepat reaksi) dengan jalan katalis mengikuti pemecahan ester. Radikal asam
memperkecil energi aktivasi suatu reaksi. lemak bebas dipindahkan dari molekul gliserida,
Dengan menurunnya energi aktivasi maka pada sehingga pemecahan lemak tidak berjalan
suhu yang sama reaksi dapat berlangsung lebih sempurna. Pemecahan terjadi antara permukaan
cepat. Katalis yang dapat digunakan berupa minyak dan lemak yang merupak reaksi homogen
enzim, asam, basa, garam, maupun penukar ion. melalui oksidasi air yang dilarutkan dalam fase
Katalisator pada percobaan ini dipilih minyak (Fessenden. 1984:135).
katalisator asam. Semakin banyak katalis asam Pada hidrolisa minyak jarak surfaktan yang
yang ditambahkan, konversi akan semakin besar digunakan ialah emulsifier berupa sabun. Molekul
demikian juga terhadap konstanta kecepatan surfaktan memiliki gugus yang bersifat hidrofilik
reaksinya. Bila katalisator makin banyak, makin dan lipofilik sehingga dapat mempersatukan
banyak pula molekul – molekul trigliserida yang campuran minyak dan air. Molekul yang bersifat
teraktifkan. hidrofilik (suka air) dan molekul yang bersifat
Menurut Rahayu (1999) hubungan antara lipofilik(suka minyak). Umumnya bagian nonpolar
konstanta kecepatan reaksi (Kc) dengan (lipofilik) merupakan rantai alkil panjang dan
konsentrasi asam (c) mgmol H2SO4 / gr minyak bagian yang polar (hidrofilik) mengandung gugus
dapat dinyatakan dengan persamaan : hidroksil (Hart, 1983:271).
Kc = 0,14525 c13
Dengan c = mgmol H2SO4 /gr minyak
4
55◦C
indikator PP dan menitrasi dengan NaOH sampai 0,02
warna berubah menjadi merah muda, mencatat 65◦C
kebutuhan titran. 0 75◦C
Hidrolisa minyak jarak dilakukan dengan 0 10 20
memasukkan minyak jarak ke dalam labu leher tiga,
memasukkan katalis HCl ke dalam labu leher tiga, t (waktu, menit)
mengalirkan air pendingin selama proses hidrolisa,
memanaskan campuran tersebut sampai suhu (55, Gambar 5. Hubungan Konversi Minyak Jarak
65, dan 75)oC kemudian menambahkan aquadest terhadap Waktu
yang telah dipanaskan ke dalam labu leher tiga, dan
5
Dari gambar 4.1 dapat diketahui bahwa konversi menganggap k sebagai gradien. Melalui persamaan
untuk tiap variabel selalu mengalami kenaikan Arrhenius didapatkan fakta bahwa nilai konstanta
seiring waktu. Variabel 3 dengan suhu 75oC kecepatan reaksi berbanding lurus dengan
memiliki konversi minyak jarak yang lebih tinggi perubahan suhunya, ketika suhu naik maka nilai
dibandingkan dengan variabel 1 dengan suhu 55oC konstanta kecepatan reaksi juga akan meningkat.
dan variabel 2 dengan suhu 65oC untuk waktu yang Dapat dibuktikan dengan persamaan Arrhenius
sama hingga 20 menit. berikut:
Hal ini disebabkan oleh suhu yang semakin k = Ae-Ea/RT (Levenspiel, 1999)
tinggi menyebabkan energi kinetik yang dimiliki Temperatur hidrolisis berhubungan dengan laju
oleh molekul pereaksi juga semakin besasr. Hal ini reaksi. Semakin tinggi temperatur hidrolisis, maka
akan berdampak pada semakin banyaknya hidrolisis akan berlangsung lebih cepat. Hal ini
tumbukkan antarmolekul reaktan sehingga konversi disebabkan konstanta laju reaksi meningkat dengan
reaksi semakin besar (Aziz, 2013). meningkatnya temperatur operasi dan penambahan
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil waktu reaksi, akan semakin memperbesar konversi
percobaan sudah sesuai dengan teori yang ada yaitu (Ozvaldo. Dkk, 2012). Dalam proses esterifikasi
kenaikkan suhu akan meningkatkan kenaikkan atau transesterifikasi semakin tinggi suhu
konversinya pula. menyebabkan gerakan molekul semakin cepat atau
energi kinetik yang dimiliki molekul-molekul
Pengaruh Perubahan Suhu Terhadap Nilai pereaksi semakin besar (Cholik, 2018).
Konstanta Kecepatan Reaksi Hidrolisa Minyak
Jarak (k) Pengaruh Perubahan Suhu Terhadap Arah
Melalui percobaan dan perhitungan yang telah Kesetimbangan
dilakukan didapatkan data hasil sebagai berikut: Dari percobaan hidrolisa minyak jarak dengan
Tabel 4. Nilai k Terhadap Perubahan Suhu perubahan suhu sebagai variabel bebas didapatkan
Suhu (oC) k data variabel 1, 2, dan 3 secara berturut-turut yaitu
55 0,0009 3,944 x 10-8 ;4,394 x 10-8; dan 4,871 x 10-8.
65 0,0013 Didapatkan grafik batang sebagai berikut:
75 0,0015 6 4,871
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa –ln(1- 4,394
Nilai K (x10-8)
3,944
XA) akan meningkat seiring dengan waktu dan 4
semakin tinggi perubahan suhunya. Didapatkan
bahwa pada suhu 75oC memiliki nilai konstanta 2
kecepatan reaksi yang lebih besar. Hal ini sesuai
0
dengan persamaan:
𝑑𝐶𝐵 55˚C 65˚C 75˚C
= −𝑘𝑟 × 𝐶𝑎1 × 𝐶𝐵
𝑑𝑡 Suhu (T dalam celcius)
𝑑𝐶𝐴1 𝑑𝐶𝐵 Gambar 6. Pengaruh Suhu Terhadap
= = −𝑘′ × 𝐶𝐵
𝑑𝑡 𝑑𝑡 Kesetimbangan Reaksi
𝐶𝐵 𝑡
Dari grafik diatas, didapatkan fenomena
𝑑𝐶𝐵 semakin tinggi suhunya maka nilai konstanta
∫ = −𝑘′ ∫ 𝑑𝑡
𝐶𝐵0 𝐶𝐵 0 kesetimbangan juga akan bertambah. Perhitungan
nilai konstanta kesetimbangan reaksi didasarkan
𝐶𝐵 pada perhitungan jumlah reaktan dan produk pada
ln = −𝑘 ′ 𝑡 saat setimbang. Tetapan Kesetimbangan (K) adalah
𝐶𝐵0
hasil kali produk dipangkatkan koefisien reaksi dan
𝐶𝐵0 − 𝐶𝐵 dibagi oleh hasil kali reaktan dipangkatkan
𝑥= koefisien reaksi. Mekanisme dapat dituliskan
𝐶𝐵0
sebagai berikut:
𝐶𝐵 𝐶𝐵0 − (𝐶𝐵0 − 𝐶𝐵 ) Trigliserida + 3 H2O → 3 Asam Lemak + Gliserol
= = (1 − 𝑥) A + 3B → 3C + D
𝐶𝐵0 𝐶𝐵0
Sehingga,
[𝐴𝑠𝑎𝑚 𝐿𝑒𝑚𝑎𝑘 ]3 × [𝐺𝑙𝑖𝑠𝑒𝑟𝑜𝑙]1
ln(1 − 𝑥 ) = −𝑘𝑡 𝐾=
[𝑇𝑟𝑖𝑔𝑙𝑖𝑠𝑒𝑟𝑖𝑑𝑎]1 × [𝐻2 𝑂]3
−ln(1 − 𝑥 ) = 𝑘𝑡 Menurut Le Chatelir, suatu sistem
Dari persamaan diatas dapat dilihat bahwa – kesetimbangan akan tetap mempertahankan
ln(1-x) berbanding lurus dengan besarnya konstanta posisinya jika terdapat perubahan yang
kecepatan reaksi dan waktu. Melalui persamaan mengakibatkan terjadinya pergeseran reaksi
tersebut dapat ditentukan nilai k-nya dengan kesetimbangan. Faktor yang mempengaruhi salah
satunya adalah faktor suhu, penambahan suhu akan
6
mengakibatkan reaksi akan bergeser ke arah tinggi nilai pHnya maka akan semakin besar pula
endoterm, dan pengurangan suhu mengakibatkan konversinya. Karena dengan bertambahnya katalis
reaksi bergeser ke arah eksoterm (Setyawardhani, akan semakin menurunkan energi aktivasi sehingga
2013). Dalam hal ini reaksi dipanaskan, maka reaksi reaksi bisa berlangsung lebih cepat, bila katalis
bersifat endotermis dan akan bergerak ke produk makin banyak, makin banyak pula molekul-
sehingga produk lebih banyak, sehingga molekul trigliserida yang teraktifkan, sehingga nilai
kesetimbangan akan lebih besar setiap perubahan konversinya akan semakin besar pula (Aziz, 2007
suhu, karena ketika temperatur naik maka energi dalam Aziz, 2013). Selain itu pH katalis yang
bebas standarnya menjadi semakin besar, maka semakin tinggi memiliki keuntungan seperti tidak
reaksi menjadi semakin negatif, maka nilai K nya diperlukannya lagi recovery asam dan tidak adanya
lebih besar tiap perubahan suhu (Free Energy and ion asam yang hilang pada proses (Iranmahboob et
Equilibrium,tt: 651-652). Reaksi hidrolisis CPO al, 2002 dalam Ozvaldo, 2012).
merupakan reaksi endotermis. Konsep tinjauan
termodinamika dari reaksi pembuatan gliserol Mekanisme Hidrolisis Minyak dengan Katalis
ditinjau dari reaksi utamanya, yaitu : Asam
Hidrolisis adalah suatu proses kimia yang
menghasilkan air sebagai pemecah suatu
persenyawaan termasuk inversi gula, saponifikasi
lemak dan ester, pemecahan protein dan reaksi
Grignard. Terdapat 3 jenis hidrolisis yang umum,
yaitu: hidrolisis murni, hidrolisis dalam larutan
Untuk mengetahui reaksi berlangsung secara asam, serta hidrolisis dalam larutan basa.
Dalam reaksi hidrolisis dalam larutan asam,
eksotermis atau endotermis, dapat dihitung dengan
persamaan: memiliki pengertian yaitu suatu proses hidrolisis
menggunakan asam encer atau pekat seperti HCl
atau H2SO4 yang berfungsi sebagai katalisator.
Pemakaian H2SO4 lebih sering dipakai karena HCl
bersifat korosif. Memiliki reaksi sebagai berikut:
H2C == CH2 + H2SO4 H3C CH2OSO3H
+ H2O
C2H5OH + H2SO4
(Tamamy, 2012)
Mekanisme kerja katalis asam disebut juga
Harga ∆H yang positif menunjukkan bahwa reaksi esterifikasi terdiri dari beberapa tahap, yaitu:
reaksi yang terjadi merupakan reaksi endotermis transfer proton dari katalis asam ke atom oksigen
yaitu reaksi yang menyerap panas atau karbonil sehingga meningkatkan elektrofisitas dari
membutuhkan panas, sehingga untuk menjaga agar atom karbon karbonil, Atom karbon karbonil
reaksi tetap berlangsung pada kondisi proses perlu diserang oleh atom oksigen dari alkohol yang
ditambahkan panas (Kuncoro, 2017). bersifat nukleofilik sehingga terbentuk ion
Melalui penjelasan diatas maka data yang oksonium, terjadi pelepasan proton dari gugus
didapatkan dari percobaan sudah sesuai dengan hidroksil alkohol menghasilkan kompleks
teori yang ditemukan. Semakin tinggi suhu maka teraktivasi, dan protonasi terhadap salah satu gugus
akan semakin besar pula nilai kesetimbangannya. hidtoksil yang diikuti oleh pelepasan molekul air
menghasilkan ester (Ningtyas. Dkk, 2004).
Pengaruh Tingkat Keasaman Katalis Asam
Terhadap Nilai Konversi
pH katalis sangat berpengaruh terhadap nilai
konversi dari semua jenis hidrolisis tak terkecuali
dengan hidrolisis minyak jarak. Dengan reagen
asam klorida yang dijadikan variabel tetap dengan
kadar 25% dan volume 4,366 ml, didapatkan
fenomena percobaan peningkatan konversinya,
namun pada percobaan pH katalis dianggap tidak Gambar 5. Mekanisme Kerja Katalis Asam
terlalu berpengaruh karena sama tiap variabel, maka Proton menyerang karbonil oksigen yang
dianggap konstan. terpolarisasi negatif untuk memproduksi sebuah ion
Namun pada teori yang didapatkan, dapat oksonium (I). Gugus karbonil-oksigen kemudian
diketahui bahwa pH katalis sangat berpengaruh menjadi lebih positif dan lebih mudah diserang
terhadap konversi hidrolisis minyak jarak, semakin molekul nukleofilik. Penyerangan (I) oleh molekul
7
akan memproduksi produk tambahan (addition Groggins, P.H. 1958.Unit Processes in Organic
product), yang dapat membentuk intermediate Synthesis. pp.699. New York : McGraw
kedua dengan perpindahan proton. Kehilangan Hill.Inc.
sebuah molekul air dari senyawa (III) karena aksi Hart, Harold. 1983. Organic Chemistry, a Short
proton akan menghasilkan ester (IV) (Pastika, TT). Course. Ed.6. England : Houghton Mifflin Co.
Kirk, R. E. and Othmer, D. F. 1953. Encyclopedia
4. Kesimpulan of Chemical Technology 6, pp. 231–236. New
Semakin tinggi suhu, semakin besar pula York : The Interscience Encyclopedia. Inc.,
konversinya, hal ini disebabkan oleh suhu yang Kuncoro, Rizky Yudha. 2017. Praperancangan
semakin tinggi menyebabkan energi kinetik yang Pabrik Gliserol dari Crude Oil Palm (CPO)
dimiliki oleh molekul pereaksi yang juga besar yang dan Air Kapasitas 9.000 Ton/Tahun.
menyebabkan semakin banyaknya tumbukkan Surakarta: Universitas Muhammadiyah
antarmolekul reaktan sehingga konversinya besar, Surakarta.
didapat nilai k pada suhu 55oC, 65oC, dan 75oC Lascaray, L. 1949. Mechanism of fat splitting.
secara berturut-turut yaitu 0,0009; 0,0013; dan Industrial & Engineering Chemistry
0,0015. Semakin tinggi suhu menyebabkan gerak 41(4),786-790.
molekul semakin cepat, sehingga tumbukkan Levenspiel. O., 1999. Chemical Reaction
antarmolekulnya makin cepat sehingga laju reaksi Engineering 3rd ed, Mc. Graw Hill Book
makin besar, Didapatkan nilai konstanta Kogakusha Ltd, Tokyo.
kesetimbangan pada 55oC, 65oC, dan 75oC secara Lewkowitsch, J. 1903. J. Soc. Chem. Indust., 22, 67.
berturut-turut yaitu 3,944 x 10-8 ;4,394 x 10-8; dan Ningtyas, Diah Probo. 2013. Pengaruh Katalis
4,871 x 10-8. Hubungan antara suhu dengan Basa (NaOH) pada Tahap Reaksi
konstanta kesetimbangan adalah ketika temperatur Transesterifikasi Terhadap Kualitas Biofuel
naik maka reaksi akan bergeser ke arah produk dari Minyak Tepung Ikan Sardin. Yogyakarta:
sehingga nilai K makin besar karena energi bebas Universitas Gadjah Mada.
standarnya menjadi semakin besar, maka reaksi Ozvaldo Z. S. 2012. Pengaruh Konsentrasi Asam
menjadi semakin negatif, maka nilai Knya lebih dan Waktu pada Proses Hidrolisis dan
besar tiap perubahan suhu. Fermentasi Pembuatan Bioetanol dari Alang-
Alang. Palembang: Universitas Sriwijaya.
5. Ucapan Terimakasih Rahayu, S. 1999. Hidrolisis Minyak Jarak dengan
Pada Kesempatan kali ini, penulis mengucapkan Katalisator Asam Sulfat. Prosiding Seminar
terimakasih kepada Bapak Didi Dwi Anggoro, Nasional Rekayasa Dan Proses.
M.Eng selaku penanggungjawab laboratorium Setyawardhani, Dwi Ardiana. Dkk. 2013.
proses kimia, kepada Prof. Dr. Istadi, S.T.,M.T. Penggeseran Reaksi Kesetimbangan
selaku dosen pengampu materi Hdirolisa Minyak Hidrolisis Minyak dengan Pengambilan
Jarak, kepada Miftaqul Huda selaku koordinator Gliserol untuk Memperoleh Asam Lemak
asisten, lalu Nur Haniza Roviqoh Dewi selaku Jenuh dari Minyak Biji Karet. Surakarta:
asisten pengampu materi Hidrolisa Minyak Jarak, Universitas Sebelas Maret.
serta seluruh Laboran dan pihak-pihak terkait dalam Tamamy, Faiz. 2012. Hidrolisis Minyak Jarak
praktikum proses kimia tahun 2019, atas bantuan Pagar Menggunakan Katalis Heterogen CaO.
dan tersusunnya jurnal laporan Hidrolisa Minyak Surabaya: Universitas Airlangga.
Jarak ini. Wahyuni, Silvira. Dkk. 2015. Pengaruh Suhu
Proses dan Lama Pengendapan Terhadap
6. Daftar Pustaka Kualitas Biodiesel dari Minyak Jelantah.
Agra, S. B. dan Warnijati S. 1972. Hidrolisis Padang: Universitas Negeri Padang.
Minyak Kelapa dengan Katalisator
Zuhrina. 2010. Optimasi Sintesis Surfaktan
Asam.Forum Teknik.2(1): 31 - 40.
Alkanolamida dari Asam Laurat sengan
Anonim. 1967. Free Energy and Equilibrium. 651- Dietanolamina dan N-Metil Glukamina
652. Secara Enzimatik. Disertasi Doktor.
Aziz, Isalmi. Dkk. 2013. Pembuatan Gliserol Universitas Sumatera Utara.
dengan Reaksi Hidrolisis Minyak Goreng Zulhardi, Rizky. Dkk. 2018. Penambahan Metanol
Bekas. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah. pada Pembuatan Biodiesel dari Minyak
D, Rindy Pastika. Tanpa Tahun. Prarancangan Jelantah dengan Katalis Abu Gosok. Riau:
Pabrik Butil Asetat dari Butanol dan Asam Universitas Riau.
Asetat Dengan Metode Fischer Proses Batch
Kapasitas 80.000 ton/tahun. Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Fessenden, R.J., dan Fessenden, J.S.1999. Kimia
Organik.jilid 2. Ed.3. hal 83.
Jakarta:Erlangga,