Anda di halaman 1dari 6

CORE Metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk
Provided by E-Journal UPN "Veteran" Jatim (Universitas Pembangunan Nasional)

Puguh: Produksi Asam Lemak dari Minyak Kelapa Sawit dengan Hidrolisis Berkatalis Asam Khlorida

PRODUKSI ASAM LEMAK DARI MINYAK KELAPA SAWIT


DENGAN PROSES HIDROLISIS

Puguh Setyopratomo

Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Surabaya


Jl. Raya Kalirungkut, Surabaya 60292
Telp.(031)2981158 Faks. (031)2981178
E-mail: puguh_sptm@yahoo.com

Abstrak

Pada penelitian ini Crude Palm Oil (CPO) dihidrolisis menjadi asam lemak dengan katalis HCl.
Hidrolisis dilakukan di dalam reaktor gelas volume 1 liter yang berupa labu leher tiga berpengaduk.
Selama percobaan reaktor dipanaskan di dalam oil bath dan diaduk pada kecepatan konstan 450
rpm. Percobaan dilakukan dengan variasi suhu 40 oC, 60 oC, dan 80 oC, dan variasi nisbah mol
CPO/air sebesar 1:3, 1:6, 1:9, 1:12. Hasil penelitian menunjukkan bahwa reaksi konversi CPO
menjadi asam lemak melalui hidrolisis belum mencapai kesetimbangan reaksi setelah reaksi
berlangsung selama 8 jam. Konversi tertinggi yang dicapai dalam percobaan ini adalalah 69,77%,
yang dicapai pada suhu 80 oC dengan nisbah mol CPO/air 1:12. Dari data-data percobaan dapat
dilihat bahwa pada reaksi hidrolisis CPO menjadi asam lemak, suhu reaksi dan ekses air memegang
peranan yang sangat penting untuk mencapi tingkat konversi yang tinggi.

Kata kunci: asam lemak, CPO, hidrolisis, HCL

FATTY ACID PRODUCTION FROM PALM OIL BY HYDROLYSIS

Abstract

In this research work fatty acid was produced by hydrolysis of crude palm oil using hydrochloric
acid catalyst. The hydrolysis was performed in 1 liter stirred spherical glass reactor. Agitation speed
was maintained at 450 rpm, whereas oil bath was used to maintain the reaction mixture temperature.
The reaction mixture temperature was varied at 40 oC, 60 oC, and 80 oC, whereas crude palm oil/
water mol ratio was varied at 1:3, 1:6, 1:9, and 1:12. The experiment results showed that the reaction
equilibrium had not been achieved yet after the reaction running for 8 hours. The highest conversion
was 69.77% which was obtained at reaction temperature 80 oC and crude palm oil/water mol ratio
1:12. The experiment results also showed that the reaction temperature and water excess significantly
affecting the reaction conversion.

Key words: crude palm oil, fatty acid, hydrolysis, HCL

PENDAHULUAN coating, obat-obatan, makanan, produk perawatan


pertanian, industri dan pribadi (Satyarthi J.K, et al,
Hidrolisis minyak dan lemak merupakan suatu 2011). Dalam proses industri yang ada saat ini,
proses industri yang penting. Produk dari proses minyak sawit mentah dihidrolisis menjadi asam
tersebut yang berupa asam lemak dan gliserol lemak dan gliserol pada 250 oC dan tekanan 50 bar
adalah bahan baku dasar untuk berbagai aplikasi. selama 2 jam untuk mencapai konversi 96-99%.
Asam lemak digunakan sebagai bahan baku untuk Nisbah air terhadap minyak yang digunakan
produksi oleokimia seperti alkohol lemak, amin bervariasi pada rentang 0,4–1,5 (w/w), dengan
lemak dan ester lemak. Asam lemak juga digunakan kondisi tersebut, polimerisasi lemak dan pemben-
dalam penyusunan berbagai macam produk, seperti tukan produk samping akan terjadi sehingga
sabun, deterjen, surfaktan, pelumas, plasticizers, cat, dihasilkan asam lemak yang berwarna sangat gelap

26
Jurnal Teknik Kimia Vol.7, No.1, September 2012

dan larutan gliserol yang tidak berwarna. Pemurnian Pada akhir proses hidrolisis, asam lemak dan
lebih lanjut dengan distilasi diperlukan untuk meng- gliserol akan terpisah pada fasa yang berbeda.
hilangkan warna dan pemisahan hasil samping Kegunaan asam lemak terutama adalah sebagai
tersebut. Hidrolisis yang diikuti distilasi untuk bahan baku dalam industri makanan dan kosmetik,
memurnikan merupakan proses yang memerlukan sedangkan gliserol dapat digunakan sebagai pelarut,
energi yang sangat besar. Oleh karena itu, akan sebagai bahan baku dalam industri obat-obatan,
sangat menguntungkan untuk mengembangkan industri makanan, dan industri bahan peledak.
proses dengan konsumsi energi yang rendah dan Beberapa faktor yang mempengaruhi proses hidroli-
menghasilkan produk yang tidak berwarna (Noor, sis adalah: suhu, katalis, perbandingan pereaksi,
I.M, 2003; Moquin, P.H.L., & Temelli, F., 2008). waktu reaksi dan pengadukan (Mahargiani, T.,
Beberapa penelitian hidrolisis minyak nabati telah 2003).
dilakukan, diantaranya: hidrolisis minyak sawit Asam lemak bebas yang diperoleh dari hidrolisis
dengan menggunakan enzim lipase dalam bioreaktor CPO akan memiliki komposisi yang sama dengan
berpengaduk (Noor, I.M., et al., 2003, Al-Zuhair, S. komposisi asam lemak penyusun trigliserida dalam
et al., 2003 ), hidrolisis minyak sawit dalam system CPO, dimana sebagian besar akan berupa asam olet
lechitin/isooctane (Knezevic, Z. et al., 2002), hidro- dan asam palmitat. Salah satu parameter yang
lisis minyak sawit dan minyak olive di dalam reaktor menunjukkan tingkat konversi CPO menjadi asam
hollow fiber (Shamel, M.M. et al., 2007), dan lemak adalah angka asam dari produk hidrolisis.
hidrolisis minyak sawit dengan katalis lipase dengan Angka asam menyatakan mg KOH yang diperlukan
iradiasi ultrasonik (Gonçalves, K.M., 2012). Bebe- untuk menetralkan 1 gram minyak.
rapa peneliti telah mengembangkan model kinetik Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hidrolisis minyak nabati, diantaranya: Model kine- pengaruh suhu dan perbandingan mol reaktan pada
tika unsteady state hidrolisis minyak sawit dalam konversi CPO menjadi asam lemak terhadap
bioreactor batch berpengaduk (Al-Zuhair, S. et al., parameter-parameter termodinamika maupun kineti-
2004), dan Studi kinetika hidrolisis parsial minyak ka reaksi. Disamping itu juga ingin diketahui rumu-
sawit dengan katalis Rhizomucor miehei lipase san persamaan kinetika reaksi dengan memodelkan
(Phuaha, E. et al., 2012). reaksi sebagai reaksi elementer, satu arah (irrever-
Produksi CPO di Indonesia selalu mengalami sible), homogen, dengan konsentrasi air yang
peningkatan dari tahun ke tahun, di mana saat ini berlebih.
merupakan penghasil CPO terbesar di dunia. Selama Untuk merancang suatu reaktor skala industri,
ini selain untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri, perlu diketahui secara pasti parameter-parameter
minyak sawit diekspor dalam bentuk CPO. Untuk terkait besaran-besaran termodinamika maupun
meningkatkan nilai ekonomis ekspor komoditi ini, kinetika reaksi. Pengetahuan parameter-parameter
CPO perlu diolah menjadi produk lain yang tersebut sangat penting dalam optimasi perancangan
mempunyai nilai ekonomi lebih tinggi. Peningkatan peralatan proses. Untuk memulai mencari solusi
produksi dan peningkatan nilai ekonomi CPO terhadap permasalahan tersebut, perlu dilakukan
melalui konversi menjadi produk yang bernilai studi untuk mengetahui karakteristik reaksi, baik
ekonomi lebih tinggi, akan memberikan dampak yang menyangkut aspek termodinamika maupun
yang sangat berarti terhadap pendapatan masyarakat kinetika reaksi.
Indonesia pada umumnya dan khususnya petani Reaksi hidrolisis CPO menjadi asam lemak ini
sawit. Salah satu cara peningkatan nilai ekonomi merupakan reaksi dua arah (reversible) heterogen,
minyak kelapa sawit adalah dengan proses hidrolisis karena fasa minyak dan fasa air tidak saling larut.
menjadi asam lemak dan gliserol yang bernilai jual Reaksi hidrolisis terjadi di fasa minyak, dan untuk
lebih tinggi. mencapai fasa minyak molekul air harus berdifusi
Komponen utama CPO adalah trigliserida de- dahulu ke fasa minyak. Pada reaksi hidrolisis CPO
ngan kandungan sampai 93%. Kandungan gliserida ini peristiwa difusi molekul air ke fasa minyak
yang lain dalam CPO adalah digliserida 4,5% dan berlangsung relatif lebih cepat dibandingkan reaksi
monolgliserida 0,9%. Selain itu, CPO juga me- yang terjadi, sehingga laju reaksi secara keseluruhan
ngandung pengotor seperti: asam lemak bebas, dan dikendalikan oleh laju reaksi kimia (Mahargiani, T.,
gum dimana didalamnya terdapat phospolipid dan 2003). Atas dasar kondisi tersebut, pendekatan ke
glikolipid. Komponen asam lemak bebas utama model reaksi homogen dapat dilakukan.
penyusun CPO adalah palmitat (40-45%) dan oleat Jika perilaku reaksi hidrolisis CPO ini dimodel-
(39-45%) (Herman, S., & Khairat, 2004). Komposisi kan sebagai reaksi elementer, satu arah homogen,
CPO bisa bervariasi, tergantung dari spesies, lokasi dengan konsentrasi air yang berlebih (sehingga
tumbuh, dan umur tanaman sawit. konsentrasi air dianggap konstan sepanjang waktu),
Reaksi di atas merupakan reaksi total, akan tetapi maka dapat diturunkan model kinetika sebagai
sebenarnya, proses hidrolisis trigliserida berlangsung berikut:
melalui 3 tahap (Ritonga.M, 2004). A + 3B 3C +D

27
Puguh: Produksi Asam Lemak dari Minyak Kelapa Sawit dengan Hidrolisis Berkatalis Asam Khlorida

dimana A: trigliserida, B: air, C: asam lemak, dan D: Konversi reaksi (XA) dihitung dengan menggunakan
gliserol. Persamaan laju reaksi dituliskan sebagai : persamaan sebagai berikut :
− rA = k C A (C B )
3
(1) b A − Aso (6)
X =A = st
Karena konsentrasi air sangat tinggi dan dianggap a At − Aso
konstan, maka dapat dituliskan:
Percobaan diulang dengan variasi suhu: 40 oC,
3
− rA = [ k (C B ) ] C A (2) 60 oC, dan 80 oC, variasi nisbah mol CPO/air
sebesar: 1:3, 1:6, 1:9, dan1:12, dan variasi waktu
− rA = K C A (3)
reaksi: 2, 4, 6, dan 8 jam.

Substitusi ke persamaan reaktor untuk sistem batch : HASIL DAN PEMBAHASAN

dt = C Ao [dX A / (KC A )] (4) Konversi reaksi dari seluruh percobaan disajikan


− ln(1 − X A ) = K t (5) pada Tabel 1. Dari Tabel 1 tersebut dapat dilihat
bahwa konversi tertinggi, yaitu sebesar 69,77%,
Jadi dari data XA pada berbagai waktu t dapat dicapai pada suhu 80 oC dengan nisbah mol CPO/air
diperoleh harga konstanta laju reaki k. 1:12 dan waktu reaksi 8 jam. Peningkatan waktu
reaksi selalu diikuti oleh peningkatan konversi, hal
METODE PENELITIAN ini menunjukkan bahwa reaksi belum mencapai
kesetimbangan termodinamik.
Bahan dan Alat Kurva konversi reaksi terhadap suhu pada
Bahan utama yang digunakan dalam percobaan berbagai nisbah mol CPO/air dengan waktu reaksi
adalah berupa minyak sawit mentah (CPO) diperoleh selama 8 jam disajikan pada Gambar 2.
dari industri di Surabaya. Katalis yang digunakan
adalah HCl pekat dengan konsentrasi 10,6 N dengan Tabel 1. Konversi reaksi
jumlah katalis yang ditambahkan sebanyak 1%
terhadap massa campuran reaksi. Waktu Suhu Konversi pada rasio mol CPO/air
(jam) (oC) (XA , %)
Prosedure percobaan 1:3 1:6 1:9 1 : 12
Sebelum reaksi hidrolisa CPO dilangsungkan, 40 10,69 20,43 24,17 29,87
terlebih dahulu dilakukan penentuan angka asam 2 60 23,98 29,23 33,46 38,94
lemak total dan angka asam lemak bebasnya dari 80 34,19 39,94 45,31 49,02
CPO yang akan digunakan. Setelah angka asam 40 11,95 22,88 27,66 31,91
lemaknya ditentukan, sejumlah CPO dimasukkan ke 4 60 31,88 36,74 41,70 47,19
dalam reaktor gelas volume 1 liter, yang berupa labu 80 40,38 44,76 48,74 57,89
leher tiga berpengaduk, dan kemudian dipanaskan di 40 26,55 29,07 34,56 36,36
dalam oil bath dan diaduk pada kecepatan konstan 6 60 46,37 47,91 46,46 53,13
450 rpm. Reaktor dilengkapi dengan refluk konden- 80 47,02 54,58 56,79 63,24
sor tegak dengan pendingin air untuk memperta- 40 32,78 37,66 40,45 44,15
hankan massa campuran reaksi dalam jumlah yang 8 60 47,11 55,15 54,46 57,98
tetap. Hal ini juga menjaga tekanan operasi selama 80 59,79 62,97 69,59 69,77
reaksi selalu atmosferik. Setelah suhu yang dikehen-
daki tercapai katalis HCl sebanyak 1% dan air, pada Dari Gambar 2 tersebut dapat dilihat bahwa
suhu yang sama dengan suhu CPO di reaktor, kenaikan suhu menyebabkan kenaikan konversi
dimasukan kedalam reaktor dan suhu reaksi reaksi. Karena reaksi belum mencapai kesetim-
dipertahankan konstan. Analisis terhadap produk bangan termodinamik, maka pengaruh suhu terhadap
hasil reaksi dilakukan setelah reaksi berakhir sesuai konversi ini dapat dijelaskan dari aspek kinetika
dengan waktu yang dikehendaki. reaksi. Dimana dari aspek kinetika hal ini sesuai
Karena produknya membentuk 2 fasa, pada akhir dengan hukum Arrhenius yang menyatakan bahwa
percobaan campuran reaksi dimasukkan ke dalam kenaikan suhu reaksi akan selalu menyebabkan
corong pisah terlebih dahulu untuk pemisahan kedua kenaikan laju reaksi. Kenaikan suhu sebesar 20 °C
fasa yang terbentuk. CPO yang belum terkonversi menyebabkan kenaikan konversi yang cukup
dan asam lemak bebas berada pada fasa atas, signifikan, yaitu sebesar lebih dari 12%. Dengan
sedangkan air dan gliserol berada pada fasa bawah. mengamati kecenderungan kurva konversi reaksi
Fasa CPO yang belum terkonversi dan asam lemak terhadap suhu tersebut, kenaikan konversi secara
bebas dipisahkan untuk dianalisis angka asam signifikan masih bisa dicapai dengan menjalankan
lemaknya. Analisis angka asam lemak dilakukan reaksi pada suhu di atas 80 oC.
dengan menggunakan metode titrasi.

28
Jurnal Teknik Kimia Vol.7, No.1, September 2012

0.80 1.4

y = 0.0852x + 0.508
0.60 1.2 R2 = 0.9954
Konversi

-ln(1-X A)
0.40 1:3 1
1:6
0.20 1:9
0.8
1:12

0.00 0.6
30 40 50 60 70 80 90 0 2 4 6 8 10

o waktu, t (jam)
Suhu reaksi ( C)
Gambar 4. - ln(1-XA) terhadap waku t untuk nisbah
Gambar 2. Konversi reaksi terhadap suhu untuk waktu mol CPO/air 1:12 dan suhu reaksi 80 oC
reaksi 8 jam
Untuk kajian kinetika reaksi digunakan data per-
Pada Gambar 3 disajikan kurva konversi reak- cobaan dengan nisbah mol CPO/air 1:12 dengan
si terhadap rasio mol CPO/air pada berbagai suhu suhu reaksi 80 oC, dengan mengambil model reaksi
dengan waktu reaksi selama 8 jam. Dari Gambar 3 elementer, satu arah homogen, dengan konsentrasi
tersebut terlihat bahwa kenaikan nisbah mol CPO/air air yang berlebih (konsentrasi air dianggap konstan
sampai 1:12 menghasilkan kenaikan konversi reaksi. sepanjang waktu). Konstanta laju reaksi diperoleh
Ini menunjukkan bahwa ekses air memberikan dengan membuat kurva -ln(1-XA) terhadap t, seperti
kontribusi yang sangat signifikan pada reaksi ini. yang disajikan pada Gambar 4. Kurva pada Gambar
Disamping penambahan jumlah air akan menggeser 4 tersebut mengikuti persamaan - ln(1-XA) = Kt. Dari
kesetimbangan ke arah pembentukan produk asam kurva pada Gambar 4 tersebut diperoleh harga K,
lemak, secara kinetika laju reaksi juga bisa yang merupakan gradien dari kurva, yaitu 0,0852.
mempunyai ketergantungan terhadap konsentrasi air Harga K merupakan perkalian konstanta laju reaksi
dalam sistem reaksi. Melihat kecenderungan kurva dengan konsentrasi air, K = [k(CB)3]. Untuk rasio
pada Gambar 3 tersebut, masih dimungkinkan untuk mol CPO/air 1:12 diperoleh konsentrasi air CB =
meningkatkan konversi reaksi dengan jalan 0,01140709 mol/ml. Dari data-data tersebut di-
meningkatkan ekses air pada rasio mol CPO/air di peroleh harga konstanta laju reaksi k = 56303,3
atas 1:12, terutama untuk reaksi pada suhu reaksi 40 [lt3/(mol3s3)], dengan diperolehnya konstanta laju
o
C. reaksi maka didapat persamaan kinetika reaksi, yaitu
0.80 -ln(1-XA) = 0,0852t. Persamaan ini dapat ditulis
dalam bentuk lain yaitu: XA = 1–e–Kt . Persamaan ini
merupakan model kinetika yang dapat digunakan
0.60 untuk menentukan konversi reaksi setiap waktu. Plot
Konversi

konversi reaksi yang dihitung dari model tersebut


0.40 pada berbagai waktu disajikan pada Gambar 5.
Dari kurva pada Gambar 5 terlihat bahwa kon-
40 oC versi yang dihitung dari model kinetika dibanding-
0.20 60 oC
80 oC kan dengan data percobaan masih terdapat pe-
nyimpangan yang cukup besar. Penyimpangan
0.00
semakin kecil ketika waktu reaksi semakin panjang.
1:00 1:03 1:06 1:09 1:12 1:14Penyimpangan yang cukup besar ini bisa disebabkan
Rasio mol CPO/air oleh pengambilan asumsi reaksi yang bersifat
elementer yang tidak didukung oleh bukti yang
memperkuat asumsi. Oleh karena itu studi tentang
Gambar 3. Konversi reaksi terhadap nisbah mol
orde reaksi untuk reaksi hidrolisis CPO ini menjadi
CPO/air untuk waktu reaksi 8 jam
hal yang sangat menarik.

29
Puguh: Produksi Asam Lemak dari Minyak Kelapa Sawit dengan Hidrolisis Berkatalis Asam Khlorida

CPO/air lebih dari 1:12 masih bisa dilakukan dalam


0.80 percobaan rangka meningkatkan konversi reaksi.
model
Untuk mendapatkan hasil pemodelan kinetika
reaksi yang lebih sesuai, perlu dilakukan terlebih
0.60
dahulu studi tentang orde reaksi hidrolisis CPO
konversi, X A

menjadi asam lemak ini.


0.40
DAFTAR NOTASI

0.20 a angka asam lemak terikat dalam minyak, [mg


KOH/g sampel]
Aso angka asam lemak bebas sebelum dihidrolisis,
0.00 [mg KOH/g sampel]
0 2 4 6 8 10 Ast angka asam lemak bebas setelah dihidrolisis,
[mg KOH/g sampel]
waktu, t (jam)
At angka asam lemak total sebelum dihidrolisis,
[mg KOH/g sampel]
Gambar 5. Konversi reaksi XA terhadap waktu t b angka asam lemak terikat yang terhigrolisis,
untuk suhu reaksi 80 oC [mg KOH/g sampel]
CA konsentrasi A, [mol/liter]
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian CAo konsentrasi A pada saat awal, [mol/liter]
yang dilakukan oleh Herman, S., & Khairat, 2004, CB konsentrasi B, [mol/liter]
yang melakukan studi kinetika reaksi hidrolisis k konstanta laju reaksi, [lt3/(mol3s3)]
minyak sawait dengan katalis asam khlorida. K konstanta, [k(CB)3]
Hidrolisis dilakukan pada suhu yang lebih tinggi, rA laju reaksi, [mol/(liter. s)]
yaitu 110–140 oC. Dari penelitian tersebut didapat- t waktu, [s]
kan bahwa reaksi ber-orde 1,6 terhadap minyak dan XA konversi reaksi
0,4 terhadap air. Konstanta kecepatan reaksi yang
diperoleh dipengaruhi oleh suhu yaitu berharga 5x10 DAFTAR PUSTAKA
-5 3
m /(mol.s) pada suhu 110 oC dan berharga 37x10 -5
m3/(mol.s) pada suhu 140 oC. Konversi tertinggi Al-Zuhair, S., Hasan, M., & Ramachandran, K.B.
yang dicapai sebesar 51,24% pada suhu 140 oC (2003). Kinetics of the enzymatic hydrolysis of
selama 4 jam. Sedangkan konversi tertinggi yang palm oil by lipase, Process Biochemistry, 38:
dicapai pada penelitian ini adalah, 69,77% pada suhu 1155-1163.
reaksi 80 oC selama 8 jam. Al-Zuhair, S., Hasan, M., & Ramachandran, K.B.
(2004). Unsteady-state kinetics of lipolytic hydro-
SIMPULAN lysis of palm oil in a stirred bioreactor,
Biochemical Engineering Journal, 19:81–86.
Dari data-data perobaan dapat disimpulkan bahwa Gonçalves, K.M., Sutili, F.K., Leite, S.G.F., Souza,
reaksi konversi CPO menjadi asam lemak melalui R.O.M.A., & Ramos Leal, I.C., (2012). Palm oil
hidrolisis belum mencapai kesetimbangan reaksi hydrolysis catalyzed by lipases under ultrasound
setelah reaksi berlangsung selama 8 jam. Hal ini irradiation – The use of experimental design as a
ditunjukkan masih terus bertambahnya konversi tool for variables evaluation, Ultrasonics Sono-
reaksi sampai waktu reaksi 8 jam. Suhu reaksi chemistry, 19: 232–236.
memegang peranan penting untuk mencapi tingkat Herman, S., & Khairat, (2004). Kinetika Reaksi
konversi yang tinggi, karena disamping secara Hidrolisis Minyak Sawit dengan Katalisator
kinetik akan mempercepat reaksi, reaksi yang Asam Klorida, Jurnal Natur Indonesia, 6(2): 118-
bersifat endotermis memerlukan suhu yang tinggi 121.
untuk menggeser kesetimbangan reaksi ke arah Knezevic, Z., Bobic, S., Milutinovic, A., Obradovic,
pembentukan produk asam lemak. Peningkatan suhu B., Ljiljana Mojovic, L., & Bugarski, B. (2002).
reaksi di atas 80 oC masih bisa dilakukan untuk Alginate-immobilized lipase by electrostatic
mendapatkan konversi reaksi yang lebih tinggi. extrusion for the purpose of palm oil hydrolysis
Ekses air juga berpengaruh sangat signifikan in lecithin/isooctane system, Process Biochemis-
dalam meningkatkan konversi reaksi, disamping try, 38: 313-/318.
penambahan jumlah air akan menggeser kesetim- Mahargiani, T., (2003). Kinetika Reaksi Hidrolisis
bangan ke arah pembentukan produk asam lemak, Minyak Kelapa Sawit dengan Katalisator HCl.
secara kinetika laju reaksi juga bisa mempunyai Prosiding SRKP 2003 Teknik Kimia Undip, B-
ketergantungan terhadap konsentrasi air dalam 11-1 s.d. B-11-4.
sistem reaksi. Peningkatanekses air dengan rasio mol

30
Jurnal Teknik Kimia Vol.7, No.1, September 2012

Mahargiani, T., (2003). Hidrolisis Minyak Kelapa Phuaha, E., Lai, O., Choongc, T.S., Tand, C., &
Sawit Ditinjau Secara Heterogen. Prosiding Loe, S., (2012). Kinetic study on partial
SRKP 2003 Teknik Kimia Undip, B-10-1 s.d. B- hydrolysis of palm oil catalyzed by Rhizomucor
10-4. miehei lipase, Journal of Molecular Catalysis B:
Moquin, P.H.L., & Temelli, F. (2008). Kinetic Enzymatic, 78: 91– 97.
modeling of hydrolysis of canola oil in Ritonga, M, (2004). Pengaruh Bilangan Asam
supercritical media, J. of Supercritical Fluids, Terhadap Hidrolisa Minyak Kelapa Sawit.
45:94–101. Digital Library Universitas Sumatera Utara
Noor, I.M., Hasan, M., & Ramachandran, K.B. (USU).
(2003). Effect of operating variables on the Satyarthi J.K., Srinivas D., & Ratnasamy P. (2011).
hydrolysis rate of palm oil by lipase, Process Hydrolysis of vegetable oils and fats to fatty
Biochemistry, 39:13-20. acids over solid acid catalysts, Applied Catalysis
A: General, 391:427–435.
Shamel, M.M., Ramachandran, K.B., Hasan, M., Al-
Zuhair , S., (2007). Hydrolysis of palm and olive
oils by immobilized lipase using hollow fiber
reactor, Biochemical Engineering Journal, 34:
228–235.

31

Anda mungkin juga menyukai