Anda di halaman 1dari 7

1

JURNAL PROSES KIMIA


TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS DIPONEGORO

PENGARUH PERBANDINGAN MOL REAKTAN TERHADAP REAKSI


HIDROLISIS MINYAK JARAK
Niswatun Chasanah.*), Muhammad Arya Pradana, Viola Noor Khaliza Rachmat,
Wahyu Sujatmiko
Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jln.Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, 50239, Telp/Fax: (024)7460058,
e-mail*: niswatunchasanah@students.undip.ac.id

Abstrak
Hidrolisa merupakan pengikatan gugus hidroksil (OH-) oleh suatu senyawa. Hidrolisa minyak nabati seperti
minyak jarak dapat dilakukan pada tekanan rendah akan tetapi reaksinya berlangsung lambat sehingga diperlukan
katalisator, misalnya H2SO4. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbandingan mol reaktan
terhadap konversi, konstanta laju reaksi, dan arah kesetimbangan pada reaksi hidrolisis minyak jarak. Pada hasil
percobaan diperoleh bahwa semakin tinggi perbandingan mol reaktan maka konversi yang dihasilkan semakin besar,
hal itu disebabkan karena untuk meningkatkan produksi hasil reaksi digunakan reaktan yang berlebih sehingga
kesetimbangan akan menuju ke arah pembentukan produk . Berdasarkan percobaan didapat nilai konstanta laju reaksi
pada variabel 1(1:8), variabel 2 (1:10) dan variabel 3 (1:12) adalah 0,05 /menit, 0,06/menit, dan 0,07/menit.
Katakunci:hidrolisis, minyak jarak, mol reaktan.

Abstract
Hydrolysis is a binding of hydroxyl groups by compound. Hydrolysis of vegetable oil such as castor oil can be
carried out at low pressure but it is slow reaction so it needs catalyst such as H 2SO4. The purpose of this experiment is
to find the effect of reactant mole ratio to conversion, reaction rate constant, and the direction of equilibrium in the
castor oil hydrolysis reaction. We find that the higher the reactant mole ratio so the conversion will be bigger, this is
because to increase the product of the reaction we need excess reactamt so that the reaction balance will beshift toward
the product. Based on the experiment we found the value of rate reaction of variable 1 (1:8), variable 2 (1:10) and
variable 3 (1:12) are 0,05/min, 0,06/min, and 0,07/min.

Keywords:hydrolysis, castor oil, reactant mole.

PENDAHULUAN
Minyak jarak merupakan minyak nabati yang sebagai solven pada industri makanan dan minuman.
diperoleh dengan cara pemerasan dari tanaman Ricinus Hidrolisa merupakan pengikatan gugus hidroksil
communis, kegunaan langsung minyak jarak terbatas (OH-) oleh suatu senyawa. Hidrolisa minyak nabati
pada industry genteng, obat – obatan , minyak rem, dapat dilakukan pada tekanan rendah akan tetapi
minyak lincir. Pengambilan minyak jarak dilakukan reaksinya berlangsung lambat sehingga diperlukan
dengan cara mekanis, yaitu menggunakan hidrolik pada katalisator, misalnya H2SO4. Pada reaksi dengan air
suhu ruang. fase minyak sangat dominan sehingga kinetika reaksi
Hidrolisa minyak jarak menjadi asam lemak dan ditentukan oleh kecepatan difusi air ke fasa minyak dan
gliserol dilakukan dengan cara memanaskan campuran reaksi antara air dan minyak berada di fasa minyak.
minyak jarak dan sedikit asam sulfat. Asam lemak Kecepatan difusi air ke fase minyak :
yang diperoleh dari hidrolisis suatu minyak atau lemak -rA = k1A(CA*- CA1) mgrek/gminyak/menit ....(1)
umumnya mempunyai rantai karbon panjang dan tidak Dengan:
bercabang. Hasil hidrolisa minyak jarak biasa CA = konsentrasi air di fase minyak yang seimbang
digunakan untuk kosmetik, bahan peledak, industri dengan konsentrasi air difase air atau CA* = k
farmasi, resin, industri tekstil, industri kertas serta CA2
------------------------------------------------------------------
*)
Penulis Korespondensi.
E-mail: niswatunchasanah@students.undip.ac.id
No Hp: +6281548321602
2

CA1 = konsentrasi air di fase minyak , mgrek / g


minyak
CA2 = konsentrasi air di fase air
k1a = konstanta kecepatan difusi air ke fase minyak,
menit-1
Kecepatan reaksi di fase minyak:
rA = rB = kr CA1 CB …(2)
dengan : CA1 = konsentrasi air di fase minyak
CB = konsentrasi minyak / trigliserida
Neraca massa minyak dalam fase minyak : Gambar 1. Reaksi Hidrolisa Trigliserida
dC A 1 Mekanisme hidrolisa minyak jarak dengan
= −k r CA1 CB .....(3)
dt katalis mengikuti pemecahan ester. Radikal asam
Jika diasumsikan bahwa reaksi mengikuti orde satu, lemak bebas dipindahkan dari molekul gliserida,
maka salah satu reaktan dibuat berlebih. Bila jumlah air sehingga pemecahan lemak tidak berjalan sempurna.
berlebihan dan transfer massa air ke fase minyak sangat Pemecahan terjadi antara permukaan minyak dan
cepat, maka fase minyak dianggap selalu jenuh dengan lemak yang merupak reaksi homogen melalui oksidasi
air, maka CA1 = CA* yang bernilai konstan pada suhu air yang dilarutkan dalam fase minyak (Fessenden.
tertentu, k1 CA1 = k’ sehingga : -rB = -k’ CB 1984:135).
dC A 1 dC B
= = −k′CB Mekanisme reaksi hidrolisis meliputi :
dt dt
C B dC B t 1. Pada tahap pertama, terjadi pemecahan gugus
C Bp dt
= −k 0
dt .... (4)
ester dan gugus hidroksil dari trigliserida.
CB
ln = −k′t ...... (5) 2. Tahap kedua, melibatkan adisi nukleofil yakni
CB 0
gugus OH pada air menyerang karbon karbonil
dimana : yang berada pada gugus ester sehingga terbentuk
CB0 = banyaknya trigliserida mula – mula , mgrek/gr ikatan C-OH baru (ikatan asam karboksilat).
minyak 3. Tahap ketiga, atom karbon karbonil pada gugus
CB = banyaknya trigliserida suatu saat = CB0 – ester akan terprotonasi oleh ion H+ dari air.
banyaknya asam lemak bebas yang terjadi, Terjadi transfer proton dari air menuju ke atom
mgrek/gr minyak oksigen karbonil.
banyaknya asam bebas yang terbentuk 4. Tahap terakhir, terbentuknya asam karboksilat
Bila X = , maka
banyaknya trigliserida mula −mula berupa lemak dan gliserol sebagai hasil hidrolisis
C Bo − C B
X= ............. (6) trigliserida.
C BO
CB C BO −(C BO −C B )
= = (1 − X) ............. (7)
C BO C BO Reaksi hidrolisis minyak jarak dipengaruhi oleh
ln⁡
(1−X) = -kt ............. (8) beberapa faktor. Berikut merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi reaksi hidrolisis minyak jarak:
Dimana : 1. Waktu reaksi
k = konstanta kecepatan reaksi tingkat satu, s-1 Semakin lama waktu reaksi maka
t = waktu reaksi, s kesempatan zat-zat untuk bereaksi semakin
Nilai konstanta kecepatan reaksi kimia sebagai fungsi banyak sehingga konversi semakin besar. Pada
suhu dapat dinyatakan dengan persamaan Arrhenius : saat kesetimbangan reaksi tercapai, bertambahnya
k = Ae−Ea /RT waktu reaksi tidak akan meningkatkan konversi.
Dimana : 2. Suhu
k = konstanta kecepatan reaksi, s-1 Kenaikan suhu akan memperbesar nilai
T = suhu, K konstanta kecepatan reaksi. Suhu yang semakin
R = tetapan gas tinggi akan memperbesar kelarutan air di dalam
Ea = energi aktivasi fase minyak, sehingga makin banyak pula
trigliserida yang bereaksi. Menurut Rahayu
(1999) hubungan antara konstanta kecepatan
reaksi dengan suhu dapat dinyatakan dengan
persamaan :
k=1,2515.108e-8022/T = 1,2515e-15939/RT.
3. Katalisator
Katalisator adalah zat yang ditambahkan
ke dalam suatu reaksi dengan maksud
3

memperbesar kecepatan reaksi. Fungsi katalis Pada hidrolisa minyak jarak surfaktan yang
adalah memperbesar kecepatan reaksinya digunakan ialah emulsifier berupa sabun. Molekul
(mempercepat reaksi) dengan jalan memperkecil surfaktan memiliki gugus yang bersifat hidrofilik dan
energi aktivasi suatu reaksi. Dengan menurunnya lipofilik sehingga dapat mempersatukan campuran
energi aktivasi maka pada suhu yang sama reaksi minyak dan air.
dapat berlangsung lebih cepat. Katalis yang dapat
digunakan berupa enzim, asam, basa, garam,
maupun penukar ion. Katalisator pada percobaan
ini dipilih katalisator asam. Semakin banyak
katalis asam yang ditambahkan, konversi akan
semakin besar demikian juga terhadap konstanta Gambar 2. Rumus Bangun Surfaktan
kecepatan reaksinya. Bila katalisator makin Di dalam molekul surfaktan salah satu gugus
banyak, makin banyak pula molekul – molekul harus dominan jumlahnya. Bila gugus polar lebih
trigliserida yang teraktifkan. dominan maka molekul surfaktan akan di absorpsi
Menurut Rahayu (1999) hubungan antara lebih kuat ke air dibanding minyak. Akibatnya
konstanta kecepatan reaksi (Kc) dengan tegangan permukaan menurun sehingga kedua fase
konsentrasi asam (c) mgmol H2SO4 / gr minyak mudah menyebar dan menjadi fase kontinyu. Demikian
dapat dinyatakan dengan persamaan : pula sebaliknya bila gugus non polar lebih dominan
Kc = 0,14525 c13 maka molekul surfaktan akan diabsorpsi lebih kuat
Dengan c = mgmol H2SO4 /gr minyak oleh minyak dibanding air (Zuhrina, 2010).
Katalis dapat menurunkan energi aktivasi Hidrolisa minyak jarak menggunakan etanol atau
(Ea) dengan mengubah proses mekanisme. disebut juga etil alkohol. Dalam kondisi kamar, etanol
Katalis menurunkan Ea dengan meningkatkan berwujud cairan yang mudah meguap, mudah terbakar,
energi intermediet sehingga energi yang harus dan tidak berwarna (Safaatul & Prima, 2010). Fungsi
dilewati untuk menjadi produk menjadi kecil dari alkohol untuk menghancurkan sel yang
(Kurniawan D.W, 2012). mengandung minyak dan melarutkan minyak.
4. Pencampuran
Agar zat dapat saling bertumbukan dengan BAHAN DAN METODE
baik, maka perlu adanya pencampuran. Untuk Bahan dan Alat yang Digunakan
proses batch, hal ini dapat dicapai dengan bantuan Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah
pengaduk. Apabila prosesnya kontinyu maka minyak jarak, aquadest, katalis HCl, NaOH, etanol,
pengadukan dilakukan dengan cara mengatur surfaktan berupa sunlight, dan indikator PP. Sedangkan
aliran dalam reaktor agar terjadi olakan. Reaksi alat yang digunakan pada praktikum ini adalah labu
dapat berjalan baik apabila dilakukan leher tiga, statif, klem, buret, heater, magnetic stirer,
pencampuran dengan baik. Pengadukan dapat termometer, pendingin balik, waterbath, dan
menurunkan tahanan perpindahan massa dan erlenmeyer.
mempercepat difusi zat reaksi (Fogler, 1999). Variabel Operasi
Semakin tinggi suhu yang dioperasikan Variabel kontrol pada praktikum ini adalah basis
maka semakin banyak konversiyang dihasilkan. campuran total, volume emulsifier, waktu pengambilan
Hal ini sesuai dengan persamaan Arrhenius, bila sampel, konsentrasi NaOH, konsentrasi HCl, suhu
suhu naik maka harga k semakin besar, sehingga hidrolisa dan suhu titrasi, volume etanol. Sedangkan,
reaksi berjalan cepat dan hasil konversi makin variabel bebasnyaadalah perbandingan mol minyak
besar. jarak dan air yaitu 1:8, 1:10, dan 1:12.
5. Perbandingan Zat Pereaksi Respon Uji Hasil
Bila salah satu zat pereaksi berlebihan Respon yang diambil berupa kadar asam lemak
jumlahnya, maka kesetimbangan dapat bergeser bebas yang terbentuk sebagai hasil dari hidrolisa
ke sebelah kanan dengan baik, begitupula minyak jarak.
sebaliknya, jika produk diambil, maka reaksi akan
bergeser kekanan sehingga memperbesar PELAKSANAAN PERCOBAAN
frekuensi tumbukan, sehingga konstanta Sebelum memulai percobaan persiapkan seluruh
kecepatan reaksi bertambah (Kirk and Othmer, alat dan bahan yang diperlukan. Kemudian rangkai alat
1980). yang dibutuhkan dalam percobaan. Setelah itu hitung
densitas minyak jarak dan katalis. Lalu, menganalisis
kadar asam lemak dalam bahan baku dengan
4

memasukkan 10 ml minyak jarak ke dalam erlenmeyer,


dan tambahkan 10 ml etanol 98% dan
memanasakannya sambil diaduk pada suhu 60 ºC,
menambahkan 3 tetes indikator PP dan titrasi dengan
NaOH hingga warna berubah menjadi merah muda.
Langkah selanjutnya yaitu hidrolisa minyak jarak Gambar 4.Persamaan Reaksi Hidrolisa Minyak
dengan memasukkan minyak jarak ke dalam labu leher Untuk meningkatkan produksi hasil reaksi
tiga sesuai variabel, masukkan katalis HCl ke dalam digunakan reaktan yang berlebih sehingga
labu leher tiga, mengalirkan air pendingin selama kesetimbangan akan menuju kea rah pembentukan
proses hidrolisa, memanaskan campuran sampai suhu produk (Barkah, 2011). Berdasarkan penjelasan diatas,
75ºC lalu tambahkan aquadest sesuai variabel dan maka semakin besar perbedaan mol rasio antara pelarut
emulsifier sebanyak 10ml. Pengambilan sampel dan minyak maka konversi yang didapatkan akan
dilakukan setiap 4 menit untuk dianalisa asam lemak semakin besar dan berdasarkan fenomena yang kami
bebas dan asam total selama 20 menit. Ulangi langkah dapatkan sudah sesuai dengan teori yang ada.
hidrolisa dan analisis kadar asam lemak untuk variabel
perbandingan mol reaktan lain. Pengaruh Perbandingan Mol Reaktan dengan Nilai
Konstanta Kecepatan Reaksi
HASIL DAN PEMBAHASAN
0,16
Pengaruh Perbandingan Mol Pereaktan dengan y = 0,007x
Konversi 0,14 R² = 0,565 y = 0,006x K (1:8)
R² = 0,726
0,12
0,14 - ln (1-XA) 0,1 K (1:10)

0,12 0,08
0,1 K (1:12)
0,08 0,06
XA

0,06 XA (1:8) 0,04 y = 0,005x


Linear (K
0,04 XA (1:10) R² = 0,747 (1:8))
0,02
0,02
0 XA (1:12) 0 Linear (K
(1:10))
0 4 8 12 16 20 24 0 4 8 12 16 20 24
t (menit) t (menit) Linear (K
(1:12))

Gambar 3. Grafik hubungan waktu dengan Gambar 5. Grafik Hubungan Waktu dengan
konversi Konstanta Kecepatan Reaksi
Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa Dari gambar 5 dapat dilihat bahwa nilai konstanta
pada variabel 1 yaitu perbandingan mol pereaktan 1:8 kecepatan reaksi yang dihubungkan dengan nilai -ln(1-
(mol minyak : mol air) didapatkan nilai konversi XA) semakin meningkat seiring dengan meningkatnya
sebesar 0,08534, 0,11044 pada perbandingan mol waktu hidrolisa dan semakin besar perbandingan mol
pereaktan 1:10 dan 0,1146 pada perbandingan mol pereaktan antara minyak jarak dan air. Hal ini
pereaktan 1:12 pada akhir hidrolisis. Berdasarkan dibuktikan dengan hasil percobaan dimana nilai
penjelasan grafik diatas dapat dilihat bahwa semakin konstanta kecepatan reaksi tertinggi yaitu sebesar
besar perbandingan mol pereaktan maka konversi yang 0,1217 pada waktu hidrolisa 20 menit dan
didapatkan mengalami peningkatan. perbandingan mol pereaktan minyak jarak dan air 1:12.
Berdasarkan Azaz Le Chatelier, Jika konsentrasi Dalam mendapatkan nilai k (konstanta laju reaksi
salah satu komponen diperbesar maka system bereaksi hidrolisis minyak jarak), dapat menggunakan
untuk mengurangi komponen tersebut, dan sebaliknya persamaan :
jika konsentrasi komponen diperkecil maka system
bereaksi untuk menambah komponen tersebut. Berikut
persamaan reaksi hidrolisa minyak :
5


dCA
 k .CA
Pengaruh Perbandingan Mol Reaktan terhadap
dt Arah Kesetimbangan Reaksi (K)
CA t
dCA
  k  dt 0,3
CA 0
CA 0

CA 0,2
 ln  k .t

K
CA 0
CA(1  XA)
0,1
 ln  k .t K
CA 0 0
 ln(1  XA)  k .t
(1:8) (1:10) (1:12)
Dengan menggunakan pendekatan least square maka
diketahui : Perbandingan Mol
 ln(1  XA)  k.t
Gambar 6. Grafik hubungan mol pereaktan
y  mx
terhadap nilai arah kesetimbangan reaksi
Maka nilai k bisa didapatkan dari persamaan yang
Pada grafik tersebut dapat diketahui bahwa nilai arah
diperoleh dari grafik tersebut, yaitu dari slope atau nilai
kesetimbangan reaksi pada variabel 1 yaitu
m dari persamaan y = mx.
perbandingan mol pereaktan 1:8 (mol minyak : mol air)
Dari gambar 5 dan menggunakan pendekatan least
adalah 0,1559. Pada variabel 2 yaitu perbandingan mol
square juga dapat diperoleh nilai konstanta laju reaksi
pereaktan 1:10 didapatkan nilai 0,252. Pada variabel 3
secara keseluruhan pada variabel 1, 2, dan 3 secara
yaitu perbandingan mol pereaktan 1:12 didapatkan nilai
berurutan adalah 0,05/menit, 0,06/menit, 0,07/menit.
0.144. Berdasarkan penjelasan grafik diatas dapat
Dari pendekatan least square dapat diketahui bahwa
dilihat bahwa semakin besar perbandingan mol
hubungan antara –ln(1-XA) dengan harga k (konstanta
pereaktan maka arah kesetimbangan reaksi yang
kecepatan reaksi) adalah linear sehingga semakin besar
didapatkan mengalami peningkatan tetapi pada
nilai –ln(1-XA) akan mengakibatkan nilai konstanta
perbandingan mol 1:12 justru mengalami penurunan
kecepatan reaksi semakin besar pula.
dan memiliki harga yang paling rendah di antara yang
Reaksi hidrolisis dimulai dengan perpindahan
lain.
massa air ke fase minyak melalui permukaan antar fasa
Pada umumnya, reaksi akan berlangsung lebih
dan sebaliknya. Oleh karena itu perbandingan
cepat jika konsentrasi pereaksi diperbesar. Zat yang
konsentrasi air yang lebih besar dibandingkan
konsentrasinya besar mengandung jumlah partikel yang
konsentrasi minyak dapat menyebabkan reaksi
lebih banyak, sehingga partikel-partikelnya tersusun
berlangsung lebih cepat. Konsentrasi air di fase minyak
lebih rapat dibanding zat yang konsentrasinya rendah.
merupakan faktor yang menentukan kecepatan reaksi
Partikel yang susunannya lebih rapat, akan lebih sering
hidrolisis secara keseluruhan karena kecepatan reaksi
bertumbukan dibanding dengan partikel yang
kimia difase minyak lebih dominan dibandingkan
susunannya renggang, sehingga kemungkinan
dengan kecepatan perpindahan massa (Rahayu dkk.,
terjadinya reaksi makin besar (Brady, 1990 dalam Aziz,
2005). Ekses air memberikan kontribusi yang sangat
dkk, 2013). Perbandingan konsentrasi air yang lebih
signifikan pada reaksi ini. Penambahan jumlah air akan
besar dibandingkan konsentrasi minyak dapat
menggeser kesetimbangan ke arah pembentukan
menyebabkan reaksi berlangsung lebih cepat.
produk asam lemak, kinetika laju reaksi juga bisa
Konsentrasi air di fasa minyak merupakan faktor yang
mempunyai ketergantungan terhadap konsentrasi air
menentukan kecepatan reaksi hidrolisis secara
salam sistem (Setyopratomo, 2012). Sehingga,
keseluruhan karena kecepatan reaksi kimia difasa
konstanta kecepatan reaksi hidrolisa minyak jarak pada
minyak lebih dominan dibandingkan dengan kecepatan
variabel 1 dengan perbandingan mol pereaktan minyak
perpindahan massa (Rahayu dkk., 2005).
jarak dan air 1: 8 lebih kecil dari konstanta kecepatan
Pada penjelasan diatas, semakin besar
reaksi variabel 2 dengan perbandingan mol pereaktan
perbandingan mol rasio antara pelarut dan minyak akan
minyak jarak dan air 1: 10 dan konstanta kecepatan
meningkatkan nilai arah kesetimbangan reaksi dan
reaksi variabel 2 kurang daripada variabel 3 dengan
berdasarkan fenomena yang kami dapatkan sudah
perbandingan mol pereaktan minyak jarak dan air 1: 12.
sesuai dengan teori yang ada pada variabel 1 dan 2
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan
tetapi mengalami penyimpangan pada variabel 3. Hal
bahwa data yang diperoleh sesuai dengan teori yang
tersebut dikarenakan reaksi hidrolisis belum
ada bahwa semakin besar perbandingan mol akan
berlangsung sepenuhnya sehingga asam lemak dan
meningkatkan nilai konstanta kecepatan reaksi
gliserol yang terbentuk sedikit, trigliserida dan air yang
hidrolisis minyak jarak.
tersisa besar dan menyebabkan nilai K (konstanta
kesetimbangan reaksi) kecil. Adanya kandungan lignin
6

di dalam minyak jarak yang berasal dari biji jarak minyak dan pengambilan asumsi reaksi yang bersifat
sebesar 45,3 % dapat menghambat proses hidrolisa elementer yang tidak didukung oleh bukti yang dapat
(Makkar, et.al, 1998 dalam Umam, 2007). Minyak memperkuat asumsi tersebut.
jarak dapat diperoleh dengan cara mengepres biji jarak
yang telah dikeringkan dengan teknologi yang cukup Kesimpulan
sederhana (Julianti, 2014). Struktur lignin yang Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan
berbentuk kristalin menjadi penghambat utama dalam bahwa semakin besar perbandingan mol reaktan akan
proses hidrolisa (Harianja, dkk, 2015). Kerusakan mengakibatkan semakin besar konversi yang dihasilkan
lemak yang ada pada minyak jarak juga dapat pada reaksi hidrolisa minyak jarak, semakin besar nilai
menghambat reaksi hidrolisa sehingga hidrolisa kurang konstanta laju reaksi sehingga reaksi berlangsung lebih
optimal. Kerusakan lemak dapat diakibatkan karena cepat dan kesetimbangan reaksi semakin bergeser ke
terjadinya oksidasi asam lemak bebas. Oksigen akan arah kanan atau produk berupa asam lemak dan
bereaksi dengan air, senyawa nitrogen, dan garam gliserol.
mineral sehingga terjadinya dekomposisi lemak
(Kusuma, dkk, 2016). Biji jarak mengandung beberapa DAFTAR PUSTAKA
senyawa raun yaitu kursin (lektin), ester forbol, Agra, S. B. dan Warnijati S. 1972. Hidrolisis Minyak
inhibitor tripsin. Kursin merupakan merupakan Kelapa dengan Katalisator Asam.Forum
molekul protein kompleks yang memiliki Teknik.2(1): 31 - 40.
kompleksisitas yang tinggi (Sudradjat, dkk, 2008). Aziz, Isalmi, dkk. 2013. Pembuatan Gliserol dengan
Adanya molekul protein kompleks dan inhibitor tripsin Reaksi Hidrolisis Minyak Goreng Bekas.
di dalam minyak jarak dapat menghambat reaksi Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
hidrolisis. Seperti yang kita ketahui, bahwa salah satu Barkah, Awaliatul. 2011. Studi Reakdi Esterifikasi
kerja inhibitor adalah menghambat berjalannya suatu antara Asam Lemak Hasil Hidrolisis Minyak
reaksi sehingga reaksi berlangsung kurang optimal. Kelapa dengan Sukrosa Menggunakan Lipase
Selain itu, penyimpangan tersebut dapat disebabkan Candida rugosa EC 3.1.1.3. Depok: Universitas
oleh pengambilan asumsi reaksi yang bersifat Indonesia.
elementer yang tidak didukung oleh bukti yang dapat Fessenden, R.J., dan Fessenden, J.S.1999. Kimia
memperkuat asumsi tersebut (Setyopratomo, 2012). Organik.jilid 2. Ed.3. hal 83. Jakarta: Erlangga,
Reaksi hidrolisis minyak menghasilkan asam Groggins, P.H. 1958.Unit Processes in Organic
lemak dan gliserol. Gliserol memiliki sifat mudah larut Synthesis. pp.699. New York : McGraw
dalam air sehinga gliserol yang terbentuk dianggap Hill.Inc.
langsung berpindah ke fasa air. Oleh karena itu di Harianja Jhon Wesly, dkk. 2015. Optimasi Jenis dan
dalam fasa minyak dianggap tidak pernah ada gliserol Konsentrasi Asam Pada Hidrolisi Selulosa
dan reaksi hidrolisis minyak dianggap reaksi dalam Tongkol Jagung. JKK, Tahun 2015,
irreversible. Apabila CBa dan CA masing-masing adala Volume 4(4), halaman 66-71.
konsentrasi air di fasa minyak dan konsentrasi gliserid Hart, Harold. 1983. Organic Chemistry, a Short
dalam minyak, maka kecepatan berkurangnya gliserid Course. Ed.6. England : Houghton Mifflin Co.
(kecepatan reaksi hidrolisis) di fasa minyak : Julianti, Elisa. 2014. Pengembangan Minyak Jarak
dCA Pagar sebagai Biodiesel. Medan: Univesitas
− = k CBa CA Sumatera Utara.
dt
Oleh karena kecepatan reaksi kimia jauh lebih lambat Kirk, R. E. and Othmer, D. F. 1953. Encyclopedia of
daripada kecepatan transfer massa air minyak, maka Chemical Technology 6, pp. 231–236. New
minyak dianggap selalu jenuh dengan air atau York : The Interscience Encyclopedia. Inc.
konsentrasi air di fasa minyak CB bernilai tetap. Kusuma, Titis Sarim dkk. 2016. Asam Lemak Bebas
Dengan k=k’CB maka rekasi tersebut dapat dituliskan dan Bilangan Asam Selai Kacang “Home
sebagai reaksi bertingkat satu semu (Rahayu, dkk, Fortification” selama Penyimpanan. Indonesian
2005) Journal of Human Nutrition, Desember 2016m
Vol. 3 No.2: 84-92.
dCA Lascaray, L. 1949.Mechanism of fat splitting.
− = kCA
dt Industrial & Engineering Chemistry 41(4),786-
790.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan Lewkowitsch, J. 1903. J. Soc. Chem. Indust., 22, 67.
bahwa data yang diperoleh tidak sesuai dengan teori Mahani. 2008. Prarancangan Pabrik Gliserol dari
yang ada dikarenakan adanya kandungan beberapa zat Crude Palm Oil (CPO) dan Air dengan Proses
yang dapat menghambat proses reaksi hidrolisis Continous Fat Splitting Kapasitas 44.000
7

Ton/Tahun. Surakarta: Universitas


Muhammadiyah Surakarta.
Rahayu, S. 1999. Hidrolisis Minyak Jarak dengan
Katalisator Asam Sulfat. Prosiding Seminar
Nasional Rekayasa Dan Proses.
Rahayu, Suprihastuti Sri, dkk. 2005. Hidrolisis Minyak
Sawit : Katalitik dan Non Katalitik. Forum
Teknik Vol, 29, No.3, September 2005.
Setyopratomo, Puguh. 2012. Produksi Asam Lemak
dari Minyak Kelapa Sawit dengan Proses
Hidrolisis. Jurnal Teknik Kimia Vol. 7, No.1,
September 2012.
Sudradjat, R, dkk. 2008. Detoksifikasi dan Uji
Toksisitas Akut Limbah Bungkil Biji Jarak
Pagar terhadap Tikus Putih. Bogor: Institut
Pertanian Bogor.
Umam, Muchammad Chaerul. 2007. Optimasi
Penambahan Limbah Gliserol Hasil Samping
Transesterifikasi Minyak Jarak Pagar dan
Perekat Tapioka pada Pembuatan Biomass
Pellets Bungkil Jarak Pagar (Jatropha curcas
L.). Bogor: Institus Pertanian Bogor.
Zuhrina. 2010. Optimasi Sintesis Surfaktan
Alkanolamida dari Asam Laurat sengan
Dietanolamina dan N-Metil Glukamina Secara
Enzimatik. Disertasi Doktor. Universitas
Sumatera Utara.

Anda mungkin juga menyukai