Anda di halaman 1dari 4

No. 30 Vol.1 Thn.

XV November 2008 ISSN: 0854-8471


PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP KEKUATAN
DIELEKTRIK MINYAK NABATI SEBAGAI BAHAN ISOLASI
TRANSFORMATOR DAYA
Melda Latif
Staf Pengajar Teknik Elektro UNAND
e-mail : melda_latif@ft.unand.ac.id, mlatif_2002@yahoo.co.uk
ABSTRAK
Transformator daya merupakan salah satu peralatan utama sistem tenaga listrik. Dalam
penggunaannya transformator daya membutuhkan isolator cair untuk mengisolasi bagian intinya
dari medan listrik dan sebagai media pendingin. Salah satu cara sifat bahan isolasi cair adalah
mempunyai kekuatan dielektrik yang tinggi. Makalah ini menyajikan kekuatan dielektrik minyak
nabati sabagai bahan isolasi alternatif untuk transformator daya. Minyak nabati yang digunakan
adalah minyak goreng kelapa sawit, minyak jagung dan minyak kelapa. Kekuatan dielektrik dapat
diketahui dengan melakukan pengujian tegangan tembus pada setiap minyak dengan temperatur
yang berbeda pada tegangan uji bolak balik. Semakin tinggi tegangan tembus suatu jenis minyak
nabati maka semakin tinggi kekuatan dielektrik minyak tersebut sehingga semakin baik digunakan
untuk bahan isolasi transformator daya.

Kata kunci: Isolasi cair, transformator daya, minyak nabati, kekuatan dielektrik, tegangan
tembus, temperatur.
sehingga meningkatkan temperatur kerja minyak
1. PENDAHULUAN isolasi.
Pada transformator daya biasanya digunakan
2. PERALATAN DAN METODE PENGUJIAN
isolasi cair sebagai bahan isolasi pada bagian
intinya. Isolasi cair yang biasa digunakan adalah Sebagai objek uji digunakan tiga jenis minyak
minyak hasil olahan dari minyak bumi, antara lain goreng nabati yaitu minyak kelapa sawit, minyak
minyak Shell Diala, Esso, dll. Tetapi dengan jagung dan minyak kelapa. Pengujian dilakukan di
pemakaian minyak bumi yang juga sebagai bahan laboratorium Teknik Tegangan Tinggi Jurusan
bakar akan dapat mempercepat habisnya persediaan Teknik Elektro Unand. Pengujian tegangan tembus
minyak bumi yang merupakan sumber daya alam dilakukan untuk mengetahui kekuatan dielektrik
yang tak terbaharukan. setiap minyak dengan perubahan temperatur.
Pemakain minyak sintetis merupakan salah satu Rangkaian pengujian tegangan tembus dapat dilihat
cara untuk mengatasi permasalahan keterbatasan pada gambar 1.
tersebut. Tetapi minyak sintetis memiliki sifat Rd

nonbiodegradable (tak terurai sempurna secara


CM 100 pF
alami). Jadi jika terjadinya kebocoran tentunya dapat Bejana
Uji
menimbulkan pencemaran lingkungan. 68 nF
Salah satu alternatif lain adalah pemakaian
OT
minyak nabati. Hal ini dikarenakan minyak nabati
termasuk sumber daya alam yang terbaharukan dan DMI

juga bersifat biodegradable. Khususnya Indonesia, Gambar-1 Rangkaian pengujian tegangan tembus
penggunaan minyak nabati ini sangat potensial
sekali karena Indonesia termasuk produsen minyak Pengujian tegangan tembus ini menggunakan
nabati yang cukup besar di dunia. bejana standar VDE 0370 dengan alat penguji dari
Penelitian terhadap minyak nabati belum begitu Haefely AC High Voltage Measurement Kit.
banyak yang melakukan. Peneliti (1-2) Pengujian dimulai dari temperatur ruang dan
menggunakan minyak nabati mentah (crude oil) dinaikkan sampai 70 oC, dengan setiap kenaikan 10
o
sebagai objek uji. Peneliti (3-4) menggunakan C.
minyak nabati goreng sebagai objek uji. Metode Proses tembus pada zat cair sampai saat ini
pengujian yang dilakukan antara lain viskositas dan kurang banyak diketahui dibandingkan dengan teori
titik nyala. kegagalan isolasi gas atau isolasi padat. Proses
Untuk objek uji minyak goreng belum berikut dapat dijadikan salah satu acuan untuk
ditemukan penelitian yang memberikan pengaruh proses tembus pada zat cair yaitu :
perubahan temperatur. Pengaruh temperatur sangat
penting karena minyak isolasi tidak selalu bekerja 2.1 Kegagalan Elektronik Pada Zat Cair
dalam temperatur ruang. Hal ini terjadi jika
transformator daya mengalami kelebihan beban Jika di antara elektroda diterapkan suatu kuat
medan listrik yang tinggi, sedangkan pada elektroda

TeknikA 48
No. 30 Vol.1 Thn. XV November 2008 ISSN: 0854-8471
tersebut memiliki bagian permukaan tidak rata (ada Kegagalan gelembung atau kavitasi merupakan
yang runcing) maka kuat medan listrik yang terbesar bentuk kegagalan isolasi zat cair yang disebabkan
terdapat pada bagian yang runcing tersebut. Kuat oleh adanya gelembung-gelembung gas didalamnya.
medan listrik maksimum ini akan mengeluarkan Sebab-sebab timbulnya gelembung gas
elektron e1 (lihat gambar 2) yang akan memulai (menurut Kao dan Krasucki) adalah :
terbentuknya banjiran elektron (electron avalance). a. Permukaan elektroda tidak rata, sehingga
Elektron yang dihasilkan e1, e2, e3 dan en yang terjadi kantong-kantong udara
kemudian akan menyebabkan timbulnya arus dipermukaannya,
konduksi dalam zat cair pada kuat medan listrik b. Adanya tabrakan elektron sehingga terjadi
yang tinggi. Arus yang timbul mempunyai kerapatan produk-produk baru berupa gas,
: c. Penguapan cairan karena adanya lucutan pada
4, 4 E (2.1) bagian-bagian elektroda yang tajam dan tidak
J Jte T (A/cm2) teratur,
d. Zat cair mengalami perubahan temperatur dan
Jt = AT2 e- /kT
(2.2)
tekanan.
dimana
E = M . Ea (2.3) Medan listrik dalam gelembung gas yang ada
dimana : J = kerapatan arus induksi dalam zat isolasi cair dinyatakan oleh persamaan :
Jt = kerapatan arus termionik 3 1 E0
Eb (2.6)
Ea = kuat medan listrik yang diterapkan 2 1 1
M = faktor ketidak-rataan permukaan dimana :
= 10 untuk permukaan halus 1 = permitivitas zat cair
E0 = medan listrik dalam zat cair tanpa
gelembung.
elektroda
Bila Eb sama dengan batas medan ionisasi gas,
maka akan terjadi lucutan pada gelembung. Hal ini
molekul akan mempercepat pembentukan gas karena
en dekomposisi zat cair dan dapat mengakibatkan
kegagalan isolasi. Bentuk pengaruh medan terhadap
e2 gelembung udara ditunjukkan pada gambar 3.
elektroda elektron Karena pengaruh medan listrik yang kuat
e1
diantara elektroda maka gelembung- gelembung
udara dalam cairan tersebut akan berubah menjadi
memanjang searah dengan medan. Gelembung-
E max gelembung yang memanjang tersebut akan saling
bagian runcing/kasar sambung-menyambung dan membentuk jembatan
yang akhirnya akan mengawali terjadinya kegagalan
Gambar Error! No text of specified style in seperti dalam gambar 3.
document.. Kegagalan elektronik pada zat cair

Kondisi untuk memungkinkan mulai terjadinya


banjiran elektron, diperoleh dengan menyamakan
perolehan energi oleh elektron yang menempuh
lintasan bebas rata-rata :
U1 = F .
= e.E. (2.4)
dengan energi yang diperlukan untuk
mengionisasikan molekul :
U2 = c . h (2.5)
dimana :
E = kuat medan listrik yang diterapkan
= lintasan bebas rata rata Gambar-3 Pengaruh medan listrik terhadap
h = catu (kuantum) energi yang diperlukan untuk gelembung udara
mengionisasikan molekul
c = konstanta. 3. HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN
Hasil pengujian tegangan tembus yang
2.2 Kegagalan Gelembung atau Kavitasi Pada dilakukan di Laboratorium teknik Tegangan Tinggi
Zat Cair jurusan Teknik Elektro Unand terhadap ke-tiga
objek uji dapat dilihat pada tabel 1.

TeknikA 49
No. 30 Vol.1 Thn. XV November 2008 ISSN: 0854-8471
Tabel-1 Data Pengujian Tegangan Tembus Ketiga Hasil ini sudah dapat ditebak jika ditinjau pada
Bahan Minyak Goreng Nabati pengamatan secara visual saat pengujian tegangan
Temp. Tegangan Tembus tembus, dimana objek uji dari jagung dan kelapa
(oC) Kelapa Sawit Kelapa Jagung kelihatannya memiliki kekentalan yang rendah
sekali karena encer sekali atau bisa dikatakan seperti
27 16.03 13.54 24.58
air. Sedangkan objek uji dari kelapa sawit kelihatan
40 22 32.34 37.32 lebih kental dari kedua objek uji lainnya.
50 31.15 46.5 40.89
60 43.31 47.32 48.32 4. KESIMPULAN
70 48.58 56.05 57.54
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah
Dari tabel-1 dapat dilihat bahwa perubahan dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :
temperatur sangat mempengaruhi nilai tegangan 1. Temperatur memiliki pengaruh yang sangat
tembus dari masing-masing objek uji. Dari hasil besar terhadap karakteristik minyak nabati.
tersebut nampak bahwa semakin tinggi temperatur 2. Kenaikan temperatur dapat meningkatkan
yang diberikan pada objek uji, ternyata tegangan tegangan tembus setiap minyak nabati
tembus yang didapatkan juga semakin tinggi. dengan nilai kenaikan yang tidak tetap.
Dimana kenaikan nilai tegangan tembus untuk setiap 3. Minyak nabati yang memiliki sifat
kenaikan temperatur, masing-masing objek uji dielektrik yang bagus belum tentu memiliki
memiliki kenaikan nilai yang bervariasi. sifat fisik yang bagus pula dan begitu
sebaliknya.
4. Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan minyak jagung merupakan
Tegangan Tembus (V)

70
60 minyak nabati yang paling berpotensi
50 sebagai bahan isolasi alternatif.
40
30
20 UCAPAN TERIMA KASIH
10
0 Penelitian ini dapat berjalan sesuai dengan yang
27 40 50 60 70 diharapkan tidak lepas atas bantuan yang
Tem peratur sepenuhnya dari saudara Dhany Rahmad Putra yang
merupakan asisten lab. Teknik Tegangan Tinggi
Kelapa Saw it Kelapa Jagung jurusan Teknik Elektro Unand sekaligus sebagai
mahasiswa jurusan Teknik Elektro Unand Angkatan
Gambar-4 Perbandingan tegangan tembus dari
2002.
objek uji
DAFTAR PUSTAKA
Jika dibandingkan ketiga bahan minyak goreng
nabati yang digunakan, dari gambar 4, dapat dilihat
[1]. Suwarno, F. Sitinjak, Ichwan S., Luthfi I., Study
bahwa objek uji dari bahan dasar jagung memiliki
On The Characteristics Of Palm Oil And Its
nilai tegangan tembus yang paling besar dari kedua
Derivatives as Liquid Insulating Materials.
bahan dasar lainnya. Walaupun begitu nilai yang
[2]. L. Tobing, Bonggas, Nasrul A., Sifat Dielektrik
dihasilkan pada objek uji dari bahan dasar kelapa
Minyak Kelapa Sawit (CPO), Proceeding
juga tidak berbeda jauh dari objek uji dari bahan
Seminar Nasional dan Workshop Tegangan
dasar jagung. Perbedaannya nilai tegangan tembus
Tinggi III Universitas Indonesia Hal 153 157,
keduanya sebesar 4.98 kV. Sedangkan objek uji dari
Jakarta.
bahan dasar kelapa sawit memiliki nilai tegangan
[3]. L. Tobing, Bonggas, Surya T., Syahrawardi,
tembus yang paling rendah.
Pengaruh Durasi Suhu Minyak Trafo Terhadap
Penilaian yang dilakukan berdasarkan nilai
Tegangan Tembus, Proceeding Seminar
tegangan tembus pada suhu 40 oC sesuai dengan
Nasional dan Workshop Tegangan Tinggi III
standar IEC 296. Dimana jika disesuaikan dengan
Universitas Indonesia Hal 162 165, Jakarta.
standar tersebut, objek uji dari bahan dasar jagung
[4]. L. Tobing, Bonggas, Raja H., Henry S.,
dan kelapa sudah memenuhi nilai yang disyaratkan
Pengaruh Durasi Suhu Minyak trafo Terhadap
yaitu lebih besar dari 30 kV. Kedua objek uji ini
Faktor Rugi-Rugi Dielektrik (tg ), Proceeding
memiliki nilai tegangan tembus sebesar 37.32 kV
Seminar Nasional dan Workshop Tegangan
untuk objek uji dari jagung dan 32.34 kV untuk
Tinggi III Universitas Indonesia Hal 158 161.
objek uji dari kelapa. Jadi dengan demikian kedua
Jakarta
objek uji ini berpotensi menjadi bahan isolasi
[5]. Anasrul, Teguh, Studi Karakteristik Minyak
alternatif trafo daya dari segi nilai tegangan
Kelapa Sawit Untuk Isolasi Transformator
tembusnya. Untuk objek uji dari kelapa sawit
Tegangan Menengah, Prosiding Makalah Tugas
memiliki tegangan tembus yang masih cukup jauh
Akhir I Teknik Tenaga Listrik Departemen
dari nilai yang disyaratkan yaitu 22 kV.

TeknikA 50
No. 30 Vol.1 Thn. XV November 2008 ISSN: 0854-8471
Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung
Semester 1 2004 2005 Hal 89 94, Bandung.
[6]. A., Gani, Usman, Yanuar Z.A., Pengaruh
Temperatur Dan Pengotoran Terhadap
Tegangan Tembus Pada Minyak Transformator,
Proceeding Seminar Nasinal dan Workshop
Tegangan Tinggi III Universitas Indonesia Hal
166 170, Jakarta.
[7]. Yusuf, Sabarisman, Johan P.M., Suwarno,
Pengaruh Temperatur Dan Busur Api Terhadap
Sifat Listrik Minyak Trafo, Proceeding Seminar
Nasional dan Workshop Tegangan Tinggi III
Universitas Indonesia Hal 174 179, Jakarta.
[8]. Suwarno, Teknik Isolasi : Isolasi Cair, Bahan
Kuliah Teknik Elektro Institut Teknologi
Bandung, 2005
[9]. L. Tobing, Bonggas, Dasar Teknik Pengujian
Tegangan Tinggi, PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 2003.
[10]. Arismunandar, A., Teknik Tegangan Tinggi
Suplemen, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1983.
[11]. Kind, Dieter, Pengantar Teknik Eksperimental
Tegangan Tinggi, ITB, Bandung, 1993.
[12]. David, Wahyudi, Identifikasi Sifat-Sifat
Beberapa Jenis Minyak Sebagai Alternatif
Isolator Pada Transformator Daya, Tugas Akhir
Teknologi Pertanian Universitas Andalas, 2005.
[13]. Fadly, Diary, Study Karakteristik Pada Minyak
Nabati Sebagai Dielektrik Cair, Tugas Akhir
Teknik Elektro Universitas Andalas, 2004.

TeknikA 51

Anda mungkin juga menyukai