Anda di halaman 1dari 15

Karsinoma Mammae Sinistra pada Wanita 55 Tahun

Novalia Khoemalasari / 102012022

Kelly / 102012078
Timothy Mario / 102012161

Theresia / 102012164

Dian Nurul Hikmah / 102012292

Febyan / 102012353

Canty Gracella Lamandasa / 102012456

Andrew Danny / 102012460

Kelompok D 8

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510

Pendahuluan
Ca mammae adalah salah satu penyakit keganasan yang sering terjadi pada wanita yang
belum diketahui pasti etiologinya. Pada stadium lanjut ca mammae dapat menyebabkan nyeri
dan menimbulkan disability. Apabila ditemukan dalam stadium dini dan mendapat terapi
yang tepat dan adekuat maka bukan tidak mungkin kanker payudara itu dapat disembuhkan.
Kemajuan-kemajuan dalam penemuan dini yang dilengkapi dengan kemajuan terapi pada
dekade-dekade akhir, baik teknik operasi, radiasi, hormonal terapi dan kemoterapi serta
imunoterapi.1

Pembahasan
Anamnesis
Keluhan Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan pada payudara kirinya semakin
membesar dan terasa sakit. Ukurannya sebesar 2 cm namun semakin membesar dan letaknya

1
pada kuadran lateral atas dari payudaran kiri. Konsistensi keras,batas tidak tegas,melekat
pada kulit,terdapat retraksi papil, nyeri tekan (+) dan ada pembesaran KGB aksila dan
infraklavikularis sinistra.
Anamnesis dapat dilakukan dengan dua cara yaitu, autoanamnesis dan
aloanamnesis.Autoanamnesis dilakukan langsung pada pasien, sedangkan aloanamnesis
dilakukan dengan keluarga atau wali dari pasien tersebut. Aloanamnesis dilakukan jika pasien
tidak dapat memberikan informasi kepada kita (koma, cacat, dan bayi atau anak-anak).1
Pada anamnesis ditanyakan identitas pasien,keluhan utama, riwayat penyakit sekarang dan
riwayat penyerta, riwayat pengobatan, riwayat penyakit dahulu, riwayat keluarga, riwayat
sosial.2

Pada kasus ini, anamnesis yang utama mencakup:


1. Pembengkakan /massa
Ditanyakan kapan dan bagaimana massa itu terdeteksi,perubahan-perubahan ukuran massa
yang terjadi sehubungan dengan siklus haid, letaknya, bentuknya, ukurannya, batasnya,
permukaan, konsistensi, adakah kelainan kulit seperti dimpling, peau dorange,
ulserasi,enektasi, serta perubahan warna kulit serta adakah benjolandi ketiak atau edema
lengan.
2. Nyeri
Merupakan keluhan umum.Kanker biasanya tak menimbulkan nyeri, tetapi ada
beberapakekecualian, dan tidak boleh dianggap sebagai patokan, bahwa lesi yang nyeri
pada payudaraselalu jinak.Jenis nyeri pada umumnya adalah dikarenakan
regangan payudara yang terjadi pada masa pra-haid; biasanya terjadi bilateral dan
difus. Nyeri hebat dapat menyebar hingga tangan bagian dalam atau bagian lateral
dada.Nyerilokal memerlukan pemeriksaan cermat, hal ini dapat menunjukkan adanya
abses yang dalam,area dengan trauma, atau (jarang) keganasan.Sangat jarang,
nyeri radikuler servikal dapat beralih ke payudara.
3. Keluaran dari puting (niiple discharge)
Biasanya keluaran dari puting bersifat jernih, tetapi dapat pula berdarah, hijau atau coklat.
Lebih dari 80% wanita, pada masa pra-haid mengalami pengeluaran semacam itu,
bila putingnya dimanipulasi.Sehingga harus dibedakan, keluaran itu terjadi karena
manipulasi,atau secara spontan.80% penderita dengan pengeluaran yang
berdarah, ternyata menderita papiloma intraduktuli, ektasi duktuli, dan bahkan pada
beberapa kasus merupakan keganasan.

2
Pemeriksaan sitologik sel pada keluaran puting, jarang mendapatkan adanya keganasan,
kecuali bila kanker berlokasi pada duktus yang dekat dengan puting sedangkan ini jarang
terjadi.
Riwayat penyakit dahulu
Adakah benjolan payudara sebelumnya? Jika ya, terapinya apa (misalnya mastektomi,
eksisi lokal, radioterapi, kemoterapi, rekonstruksi payudara, atau operasi lain pada
payudara)?
Adakah riwayat penyakit serius lain?
Bagaimana riwayat kehamilan? Pernahkan pasien menjalani laktasi atau menarche?
Obat-obatan
Pernahkah pasien mengkonsumsi estrogen atau tamoksifen?
Pernahkan pasien menjalani kemoterapi?
Riwayat keluarga
Adakah riwayat kanker payudara atau ovarium dalam keluarga (predisposisi genetik
BRCA1/2)?
Riwayat pribadi
Konsumsi alkohol, riwayat merokok, diet
Keluhan ditempat lain berhubungan dengan metastasis, antara lain :
Nyeri tulang (vertebra, femur), rasa penuh di ulu hati, batuk, sesak, sakit kepala hebat,
dll

Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik, petama-tama dilihat keadaan umum pasien, kesadaran dan periksa
tanda-tanda vitalnya. Kesan keadaan sakit pasien meliputi apakah pasien tidak tampak sakit,
sakit ringan, sedang, ataukah berat.3
1. Inspeksi
Yang diinspeksi adalah bentuk, ukuran dan kesimetrisan dari kedua payudara, apakah
terdapat edema (peau dorange), retraksi kulit atau puting susu dan patologik kulit lain
misalnya cekungan, kemerahan, udem,erosi, nodul satelit, dan lain-lain.
Inspeksi dilakukan dengan pasien dalam posisi duduk dengan tangan jatuh bebas ke
samping dan pemeriksa berada pada posisi yang kurang-lebih sama tinggi di depan pasien
lalu di lihat keadaan payudara pasien. Dilakukan juga pada posisi lengan pasien terangkat

3
ke atas untuk melihat apakah ada bayangan tumor di bawah kulit yang ikut bergerak atau
adakah bagian yang tertinggal, dimpling, dan lain-lain.
2. Palpasi
Dilakukan palpasi pada payudara apakah terdapat massa, termasuk palpasi kelenjar limfe
di aksila, supraklavikula dan parasternal. Setiap massa yang teraba atau suatu lymfadenopati,
harus dinilai lokasinya, ukurannya, konsistensinya, bentuk, mobilitas atau fiksasinya.
Umumnya pasien dalam posisi berbaring, juga dapat kombinasi duduk dan baring.
Sebaiknya punggung pasien diganjal bantal.Waktu periksa rapatkan keempat jari, gunakan
ujung dan perut jari berlawanan arah jarum jam atau searah jarum jam. Lakukan palpasi
yang dimulai dari daerah kranial setinggi iga ke-2 sampai distal setinggi iga ke-6. Lakukan
juga cara yang sama di daerah subareolar dan papila. Lakukan pula secara sentrifugal,
terakhir lakukan penekanan pada daerah papila untuk melihat apakah ada cairan yang
keluar. Jika terdapat tumor, harus secara rinci periksa dan catat lokasi, ukuran, konsistensi,
kondisi batas, permukaan mobilitas, nyeri tekan.Ketika memeriksa apakah tumor melekat
ke dasarnya, harus meminta lengan pasien sisi lesi bertolak pinggang, agar m. Pektoralis
mayor berkerut.Jika tumor dan kulit atau dasar melekat, mobilitas terkekang,
kemungkinan kanker sangat besar. Jika terdapat sekret papila mammae, harus buat sediaan
apus untuk pemeriksaan sitologi. Pemeriksaan kelenjar limfe regional paling baik posisi
duduk.Ketika memeriksa aksila kanan, dengan tangan kiri topang siku kanan pasien,
dengan ujung jari kiri palpasi seluruh fosa aksila secara berurutan. Waktu memeriksa fosa
aksila kiri sebaliknya, dan terakhir periksa kelenjar supraklavikular, infraklavikula dan
leher.3

Pemeriksaan penunjang1-4
Ada beberapa pemeriksaan penunjang untuk diagnostik, yaitu:

1. Mammografi.
Suatu teknik pemeriksaan soft tissue teknik. Adanya proses keganasan akan memberikan
tanda-tanda primer dan sekunder. Tanda primer berupa fibrosis reaktif, comet sign, adanya
perbedaan yang nyata ukuran klinik dan rontgenologik dan adanya mikrokalsifikasi.
Tanda-tanda sekunder berupa retraksi, penebalan kulit, bertambahnya vaskularisasi, per-
ubahan posisi papilla dan areola adanya bridge of tumor; keadaan daerah tumor dan
jaringan fibroglanduler tidak teratur, infiltrasi dalam jaringan lunak di belakang mammae
dan adanya metastasis ke kelenjar.

4
Mammografi ini dapat mendeteksi tumor-tumor yang secara palpasi tidak teraba; jadi
sangat baik untuk diagnosis dini dan screening. Hanya saja untuk mass screening cara ini
adalah cara yang mahal dan untuk itu dianjurkan digunakan secara selektif saja misalnya
pada wanita dengan adanya faktor risiko tadi. Ketepatan 83-95%, tergantung dari teknisi
dan ahli radiologinya.
2. Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini hanya dapat dibedakan lesi solid dan kistik. Pemeriksaan lain
dapat berupa: termografi, xerografi.

Pemeriksaan lain seperti:


- Foto toraks
- Bone scanning atau bone survey
- USG abdomen atau hepar
Hal ini dilakukan untuk mencari jauhnya ekstensi tumor atau mencari metastasis jauh. Peme-
riksaan ini umumnya hanya dilakukan apabila diperlukan (atas indikasi). Pemeriksaan labora:
torium untuk melihat toleransi penderita, juga dapat melihat kemungkinan adanya metastasis '
misalnya alkali fosfatase.

Untuk diagnosa pasti hanya dengan pemeriksaan histologi. Bahan pemeriksaan diambil
dengan cara:
1. Eksisional biopsi, kemudian diperiksa potong beku atau PA. Ini untuk kasus-kasus yang
diperkirakan masih operabel atau stadium dini.
2. Insisional biopsi; carami untuk kasus-kasus ganas yang sudah inoperabel atau lanjut.

Cara lain yaitu dengan FNAB (Fine Needle Aspi-ration Biopsy). Suatu pemeriksaan
sitopatologi. Cara ini memerlukan keahlian khusus dalam pembacaan dan ketepatan di dalam
mengambil aspiratnya. Ketepatan hasil FNAB cukup tinggi di tangan yang ahli (ahli
sitopatologi) dan tepat cara pengambilannya.

Working Diagnosis
Tumor dapat dibedakan menjadi tumor jinak dan tumor ganas atau lebih sering dikenal
dengan sebutan kanker. Suatu tumor dikatakan jinak apabila masih berdiferensiasi baik
(secara morfologis dan fungsional masih mirip dengan sel asal), tumbuh perlahan, tidak
menginfiltrasi jaringan sekitar serta tidak bermetastasis ke organ lain. Dan hal yang
berlawanan terdapat pada tumor ganas atau kanker. Kanker cenderung lebih anaplastik, laju

5
pertumbuhan lebih cepat serta tumbuh dengan cara infiltrasi, invasi, destruksi, sampai
metastasis ke jaringan sekitar dan cukup potensial untuk menimbulkan kematian.
Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme
normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak
terkendali.Kanker payudara (Carcinoma mammae) adalah suatu penyakit neoplasma yang
ganas berasal dari parenchyma. Angka morbiditas dan mortalitas tumor ganas (kanker)
cenderung lebih tinggi bila dibandingkan dengan tumor yang masih dalam kondisi jinak.4,5

Etiologi
Etiologi pasti dari kanker payudara masih belum jelas.Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa wanita dengan faktor risiko tertentu lebih sering untuk berkembang menjadi kanker
payudara dibandingkan yang tidak memiliki beberapa faktor risiko tersebut.Beberapa faktor
risiko tersebut :
Umur
Kemungkinan untuk menjadi kanker payudara semakin meningkat seiring bertambahnya
umur seorang wanita. Angka kejadian kanker payudara rata-rata pada wanita usia 45 tahun
ke atas. Kanker jarang timbul sebelum menopause. Kanker dapat didiagnosis pada wanita
premenopause atau sebelum usia 35 tahun, tetapi kankernya cenderung lebih agresif,
derajat tumor yang lebih tinggi, dan stadiumnya lebih lanjut, sehingga survival rates-nya
lebih rendah.
Riwayat kanker payudara
Wanita dengan riwayat pernah mempunyai kanker pada satu payudara mempunyai risiko
untuk berkembang menjadi kanker pada payudara yang lainnya.
Riwayat keluarga
Risiko untuk menjadi kanker lebih tinggi pada wanita yang ibunya atau saudara
perempuan kandungnya memiliki kanker payudara. Risiko lebih tinggi jika anggota
keluarganya menderita kanker payudara sebelum usia 40 tahun. Risiko juga meningkat
bila terdapat kerabat/saudara (baik dari keluarga ayah atau ibu) yang menderita kanker
payudara.
Perubahan payudara tertentu

6
Beberapa wanita mempunyai sel-sel dari jaringan payudaranya yang terlihat abnormal
pada pemeriksaan mikroskopik. Risiko kanker akan meningkat bila memiliki tipe-tipe sel
abnormal tertentu, seperti atypical hyperplasia dan lobular carcinoma in situ [LCIS].
Perubahan genetik
Beberapa perubahan gen-gen tertentu akan meningkatkan risiko terjadinya kanker
payudara, antara lain BRCA1, BRCA2, dan beberapa gen lainnya. BRCA1 and BRCA2
termasuk tumor supresor gen. Secara umum, gen BRCA-1 beruhubungan dengan invasive
ductal carcinoma,poorly differentiated, dan tidak mempunyai reseptor hormon. Sedangkan
BRCA-2 berhubungan dengan invasive ductal carcinoma yang lebih well differentiated
dan mengekspresikan reseptor hormon.Wanita yang memiliki gen BRCA1 dan BRCA2
akan mempunyai risiko kanker payudara 40-85%. Wanita dengan gen BRCA1 yang
abnormal cenderung untuk berkembang menjadi kanker payudara pada usia yang lebih
dini.
Riwayat reproduksi dan menstruasi
Meningkatnya paparan estrogen berhubungan dengan peningkatan risiko untuk
berkembangnya kanker payudara, sedangkan berkurangnya paparan justru memberikan
efek protektif. Beberapa faktor yang meningkatkan jumlah siklus menstruasi seperti
menarche dini (sebelum usia 12 tahun), nuliparitasdan menopause yang terlambat (di atas
55 tahun) berhubungan juga dengan peningkatan risiko kanker. Diferensiasi akhir dari
epitel payudara yang terjadi pada akhir kehamilan akan memberi efek protektif, sehingga
semakin tua umur seorang wanita melahirkan anak pertamanya, risiko kanker meningkat.
Wanita yang mendapatkan menopausal hormone therapymemakai estrogen, atau
mengkonsumsi estrogen ditambah progestin setelah menopause juga meningkatkan risiko
kanker.
Ras
Kanker payudara lebih sering terdiagnosis pada wanita kulit putih, dibandingkan wanita
Latin Amerika, Asia, or Afrika.Insidensi lebih tinggi pada wanita yang tinggal di daerah
industrialisasi.
Wanita yang mendapat terapi radiasi pada payudara
Wanita yang mendapat terapi radiasi di daerah dada (termasuk payudara) sebelum usia 30
tahun, risiko untuk berkembangnya kanker payudara akan meningkat di kemudian hari.
Kepadatan jaringan payudara

7
Jaringan payudara dapat padat ataupun berlemak.Wanita yang pemeriksaan
mammogramnya menunjukkan jaringan payudara yang lebih padat, risiko untuk menjadi
kanker payudaranya meningkat.
Overweight atau obese setelah menopause
Kemungkinan untuk mendapatkan kanker payudara setelah menopause meningkat pada
wanita yang overweight atau obese, karena sumber estrogen utama pada wanita
postmenopause berasal dari konversi androstenedione menjadi estrone yang berasal dari
jaringan lemak, dengan kata lain obesitas berhubungan dengan peningkatan paparan
estrogen jangka panjang.
Kurangnya aktivitas fisik
Wanita yang aktivitas fisik sepanjang hidupnyakurang, risiko untuk menjadi kanker
payudara meningkat. Dengan aktivitas fisik akan membantu mengurangi peningkatan
berat badan dan obesitas. menopausal hormone therapymemakai estrogen, atau
mengkonsumsi estrogen ditambah progestin setelah menopause juga meningkatkan risiko
kanker.
Diet
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita yang sering minum alkohol mempunyai
risiko kanker payudara yang lebih besar. Karena alkohol akan meningkatkan kadar estriol
serum. Sering mengkonsumsi banyak makan berlemak dalam jangka panjang akan
meningkatkan kadar estrogen serum, sehingga akan meningkatkan risiko kanker.4,6

Epidemiologi
Insiden kanker payudara pada dekade terakhir ini memperlihatkan kecenderungan meningkat.
Hal ini diperkirakan disebabkan semakin baiknya edukasi dan teknologi yang mempunyai
dampak luas dalam penemuan penyakit, semakin tingginya keadaan status sosial ekonomi
yang mempunyai dampak pula terhadap perubahan pola hidup {Life style).

Di AS insiden kanker payudara 92 kasus baru/ 100.000 penduduk wanita dengan


mortalitasnya 27/100.000 yaitu 18% dari angka kematian pada wanita. Di Indonesia insiden
kanker payudara ini belum ada datanya, namun suatu data pathological base registration
mencatat bahwa kanker payudara ini menduduki tempat kedua (15,8%) dari sepuluh kanker
terbanyak setelah kanker mulut rahim di tempat pertama. Diperkirakan pula insiden kanker
payudara ini di Indonesia semakin meningkat di masa yang akan datang.1,2

8
Patofisiologi

Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut
transformasi. Yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi:

a. Fase Inisiasi

Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubhan dalam bahan genetik sel yang memancing
sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen
yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi atau sinar
matahari. Tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu
karsinogen. Kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor,
menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. Bahkan gangguan fisik
menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu
keganasan.4

b. Fase promosi
Pada tahp promosi suatu sel yang telah mengalami inisiasi berubah menjadi ganas. Sel
yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. Karena itu
diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan(gabungan dari sel yang peka
dan suatu karsinogen).5

Manifestasi klinis
Terdapat benjolan pada payudara yang nyeri ataupun tidak nyeri. Ukuran dari mulai ukuran
kecil kemudian jadi besar dan teraba seperti melekat paa kulit, biasanya memiliki pinggiran
yang tidak teratur.2,3
1. Keluar cairan yang abnormal dari puting susu berupa nanah, darah, cairan encer
padahal wanita tersebut tidak sedang hamil ataupun menyusui.
2. Ada perlengketan dan lekukan pada kulit.
3. Perubahan warna dan tekstur kulit pada payudara.
4. Payudara tampak kemerahan dan kulit disekitar puting susu bersisik
5. Retraksi puting.
6. Konsistensi payudara keras dan padat

9
7. Benjolan berbatas tegas, perubahan besar dan bentuk payudara, ada lekukan ke dalam,
tarikan dan retraksi pada aeriola mammae.
8. Edema dengan peau dorange
9. Klasifikasi kanker payudara:
10. Klasifikasi kanker payudara:
11. Tumor primer (T)
12. 1. Tx : Tumor primer tidak dapat ditentukan
13. 2. To : Tidak terbukti adanya tumor primer
14. 3. Tis : Kanker in situ, paget dis pada papila tanpa teraba tumor
15. 4. T1 : Tumor < 2 cm
16. T1a : Tumor < 0,5 cm
17. T1b : Tumor 0,5 1 cm
18. T1c : Tumor 1 2 cm
19. 5. T2 : Tumor 2 5 cm
20. 6. T3 : Tumor diatas 5 cm
21. 7. T4 : Tumor tanpa memandang ukuran, penyebaran langsung ke dinding thorax atau
kulit.
22. T4a : Melekat pada dinding dada
23. T4b : Edema kulit, ulkus, peau dorange, satelit
24. T4c : T4a dan T4b
25. T4d : Mastitis karsinomatosis
26. Nodus limfe regional (N)
27. 1. Nx : Pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan
28. 2. N0 : Tidak teraba kelenjar axila
29. 3. N1 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang tidak melekat.
30. N2: Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang melekat satu sama lain atau
melekat pada jaringan sekitarnya.
31. N3 : Terdapat kelenjar mamaria interna homolateral
32. Metastas jauh (M)
33. 1. Mx : Metastase jauh tidak dapat ditemukan
34. 2. M0 : Tidak ada metastase jauh
35. 3. M1 : Terdapat metastase jauh, termasuk kelenjar subklavikula

10
Tabel 1. Penentuan Stadium Kanker Payudara

Stadium Kriteria
I Tumor kurang dari 2 cm, tidak ada limfonodus (LN) terkena atau penyebaran luas.
IIa Tumor kurang dari 5 cm, tanpa keterlibatan LN, tidak ada penyebaran jauh.
Tumor kurang dari 2 cm dengan keterlibatan LN
IIb Tumor kurang dari 5 cm, dengan keterlibatan LN.
Tumor lebih besar dari 5 cm tanpa keterlibatan LN.
IIIa Tumor lebih besar dari 5 cm, dengan keterlibatan LN.
Semua tumor dengan LN terkena, tidak ada penyebaran jauh.
IIIb Semua tumor dengan penyebaran langsung ke dinding dada atau kulit.
Semua tumor dengan edema atau ulserasi kulit payudara.
IIIc Semua tumor dengan keterlibatan KGB infraklavikula atau supraklavikula.
IV Semua tumor dengan metastasis jauh.

Penatalaksanaan
Penatalaksanaan kanker payudara dilakukan dengan serangkain pengobatan meliputi
pembedahaan, kemoterapi, terapi radiasi). Pengobatan ini ditujukan untuk memusnahkan
kanker atau membatasi perkembangan penyakit serta menghilangkan gejala-gejalanya.
Keberagaman jenis terapi ini mengharuskan terapi dilakukan secara individual.
Pembedahan
Tumor primer biasanya dihilangkan dengan pembedahan. Prosedur pembedahan yang
dilakukan pada pasien kanker payudara tergantung pada tahapan penyakit, jenis tumor,
umur dan kondisi kesehatan pasien secara umum. Ahli bedah dapat mengangkat tumor
(lumpectomy), mengangkat sebagaian payudara yang mengandung sel kanker atau
pengangkatan seluruh payudara (mastectomy). Untuk meningkatan harapan hidup,
pembedahan biasanya diikuti dengan terapi tambahan seperti radiasi, hormone, atau
kemoterapi.
Terapi Radiasi
Terapi radiasi dilakukan dengan sinar-X dengan intensitas tinggi untuk membunuh sel
kanker yang tidak terangkat saat pembedahan.
Terapi Hormon

11
Terapi hormonal dapat menghambat pertumbuhan tumor yang peka horman dan dapat
dipakai sebagai terapi pendamping setelah pembedahan atau pada stadium akhir.
Kemoterapi
Obat kemoterapi digunakan baik pada tahap awal ataupun tahap lanjut penyakit (tidak
dapat lagi dilakukan pembedahan). Obat kemoterapi dapat digunakan secara tunggal atau
dikombinasikan. Salah satu diantaranya Capecitabine dari Roche, obat anti kanker oral
yang diaktivasi oleh enzim yang ada pada sel kanker, sehingga hanya menyerang sel
kanker saja.

Pencegahan dan diagnosis dini

Kanker payudara tergolong pada keganasan yang dapat didiagnosis secara dini. Usaha untuk
ini adalah melakukan SADARI (Periksa Payudara Sendiri).
Ternyata dari penelitian bahwa lebih kurang 85% adanya tumor payudara, diketahui oleh
penderita lebih dahulu atau ditemukan oleh penderita. Dengan demikian sangat besar artinya
jika SADARI ini lebih digalakkan terhadap kaum ibu terutama yang berusia di atas 30 tahun
(cancer age), diharapkan akan lebih banyak kasus dapat dijaring dan dalam stadium lebih
dini.4

Kapan SADARI ini sebaiknya dilakukan? Sebaiknya dikerjakan setelah menstruasi, yaitu hari
ke 7-10 dari hari menstruasi pertama; karena saat ini pengaruh hormonal estrogen pro-
gresteron sangat rendah dan jaringan kelenjar payudara saat itu dalam keadaan tidak edema
atau tidak membengkak sehingga lebih mudah meraba adanya tumor atau kelainan.
Dilakukan waktu mandi atau waktu lain di depan cermin.
Teknik SADARI

1. Berdiri di depan cermin dengan badan bagian atas terbuka ( dada terbuka)
Lengan ke bawah : bandingkan payudara kanan dan kiri, besarnya dan simetrisnya.
Puting susu : dilihat sama besar atau sama tinggi atau sama bentuk atau tidak.
Lengan di atas kepala : seperti tangan di bawah. Kadang-kadang dalam gerakan lengan
ke atas dapat dilihat bayangan tumor di bawah kulit ikut bergerak.
2. Berbaring
Sebaiknya bagian payudara yang diperiksa misalnya kanan; bahu kanan diganjal sedikit
dengan bantal agar semua payudara jatuh rata di atas lapangan dada. Demikian juga untuk
yang sebelahnya. Dengan jari-jari II-IV bagian tengah dan kaudal dilakukan pera-baar..
seluruh payudara secara sistematis; dari atas ke bawah dari pusat (papila) ke tepi. Jika

12
meraba adanya tumor atau kelainan, secepatnya berkonsultasi ke dokter. Untuk wanita di
atas 40 tahun dianjurkan untuk tidak lupa memeriksakan ini setiap bulan.

Komplikasi

Metastasis tumor ganas payudara

Metastasis di parenkim paru pada rontgeno-logis memperlihatkan gambaran coin lesion yang
multiple dengan ukuran yang bermacam-macam. Metastasis ini seperti pula mengenai pleura
yang dapat mengakibatkan pleural effusion.
Metastasis ke tulang vertebra akan terlihat pada gambaran rontgenologis sebagai gambaran
osteolitik atau destruksi, yang dapat pula menimbulkan fraktur patologis berupa fraktur kom-
presi.
Metastasis tumor ganas payudara dapat terjadi melalui dua jalan.
1. Metastasis melalui sistem vena:
Metastasis tumor ganas payudara melalui sistem vena, akan menyebabkan terjadinya
metastasis ke paru-paru dan organ-organ lain. Akan tetapi dapat pula terjadi metastasis ke
vertebra secara langsung, melalui vena-vena kecil yang bermuara ke v. Interkostalis, di
mana v. Interkostalis ini akan bermuara ke dalam v. Vertebralis. V. Mammaria interna
merupakan jalan utama metastasis tumor ganas payudara ke paru-paru melalui sistem
vena.
2.Metastasis tumor ganas payudara melalui sistem life:
Metastasis melalui sistem limfe ini pertama kali akan mengenai kelenjar getah bening
regional.

a. Metastasis ke kelenjar getah bening aksila.

Metastasis utama karsinoma mamma melalui sistem limfe adalah ke kelenjar getah
bening aksila. Pada stadium tertentu, biasanya hanya kelenjar aksila inilah yang
terkena.
1) Metastasis ke kelenjar getah bening sentral (Central nodes). Kelenjar getah bening
sentral ini merupakan kelenjar getah bening yang tersering terkena metastasis.
Menurut beberapa penyelidikan, hampir 90% metastasis ke kelenjar aksila adalah
ke kelenjar getah bening sentral.
2) Metastasis ke kelenjar getah bening interpektoral (Rotter's nodes).
3) Metastasis ke kelenjar getah bening subklavikula.
13
b. Metastasis ke kelenjar getah bening mammaria eksterna. Metastasis ke kelenjar
getah bening ini adalah paling jarang terjadi dibanding dengan kelenjar-kelenjar
getah bening aksila lainnya
3. Metastasis hematogen
Sel kanker dapat melalui saluran limfatik akhirnya masuk ke pembuluh darah, juga dapat
langsung menginvasi masuk ke pembuluh darah melalui vena cava atau sistem vena
intercostal vertebral hingga timbul metastasis hematogen.

Diagnosis Banding
1. Ductal Carcinoma
Karsinoma duktal berasal dari sel-sel yang melapisi saluran yang menuju ke puting susu.
Sekitar 90% kanker payudara merupakan karsinoma duktal. Kanker ini dapat terjadi
sebelum atau sesudah menopause. Kadang kanker ini dapat diraba dan pada pemeriksaan
mamogram, kanker ini tampak sebagai bintik-bintik kecil dari endapan kalsium
(mikrokalsifikasi). Kanker ini biasanya terbatas pada daerah tertentu di payudara dan bisa
diangkat secara keseluruhan melalui pembedahan. Sekitar 25-35% penderita karsinoma
duktal akan menderita kanker invasif (biasanya pada payudara yang sama). Secara
makroskopis tumor berupa masa infiltratif berwarna putih keabuan yang teraba keras
seperti batu dan berpasir. Secara mikroskopis, sel-sel ganas memberikan gambaran
berubah-ubah. Sitoplasmanya selalu banyak dan eusinofilik. Nukleusnya dapat reguler,
seragam atau pleomorfik yang tinggi dengan nukleoli yang menonjol dan selalu multipel,
mitotik hampir dijumpai dan banyak.
2. Lobular Carcinoma
Tipe kanker payudara ini biasanya tampak sebagai penebalan di kuadran luar atas dari
payudara. Sekitar 10% dari kanker payudara. Karsinoma lobuler mulai tumbuh di dalam
kelenjar susu, biasanya terjadi setelah menopause. Sekitar 25-30% penderita karsinoma
lobuler pada akhirnya akan menderita kanker invasif (pada payudara yang sama atau
payudara lainnya atau pada kedua payudara). Gambaran histopatologi meliputi sel-sel kecil
dengan inti yang bulat, nucleoli tidak jelas, dan sedikit sitoplasma. Pewarnaan khusus dapat
mengkonfirmasi adanya musin dalam sitoplasma, yang dapat menggantikan inti (signet-ring
cell carcinoma). Seringnya multifokal, multisentrik, dan bilateral. Karena pertumbuhannya
yang tersembunyi sehingga sulit untuk dideteksi.

14
Prognosis
Prognosis kanker payudara ditunjukkan oleh angka harapan hidup atau interval bebas
penyakit. Prognosis penderita keganasan payudara diperkirakan buruk jika usianya muda,
menderita kanker payudara bilateral, mengalami mutasi genetik, dan adanya triple
negative yaitu grade tumor tinggi dan seragam, reseptor ER, PR, dan HER-2 yang negatif

Kesimpulan
Hipotesis diterima. Wanita 55th dengan keluhan utama terdapat benjolan yang semakin
membesar pada payudara kirinya menderita karsinoma mammae sinistra.

Daftar Pustaka
1. Reksoprodjo, Soelarto. Kumpulan kuliah ilmu bedah FKUI. Jakarta: Binarupa
Akasara;2010.h.313-40
2. Sjamyuhidajat, R. Buku ajar ilmu bedah sjamyuhidajat-de jong. Jakarta: EGC;2011.h.471-
96
3. McPhee JS, Ganong WF. Patofisiologi Penyakit. Jakarta: EGC;2012.h.204-12
4. Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kandungan. Edisi 3. Jakarta: Yayasan Bina
Pusataka;2007.h.195-204
5. Utama H. Buku ajar onkologi klinis. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2008.hlm.366-83.
6. Gleadle J. History and examination at a glance. Diterjemahkan oleh: Rahmalia A, Safitri
A. Jakarta: Penerbit Erlangga;2005.h.96.

15

Anda mungkin juga menyukai