Anda di halaman 1dari 20

BAB VI

UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH

6.1. Utilitas

Utilitas merupakan bagian yang menyediakan bahan pembantu proses

atau biasa disebut sebagai sarana penunjang proses. Unit ini memegang peranan

yang sangat penting dalam produksi karena tanpa adanya unit ini maka proses

produksi tidak dapat berjalan secara optimal.

Unit utilitas yang ada di PT. Pupuk Kujang Cikampek dibagi menjadi

beberapa unit, meliputi:

1. Unit penyediaan air

2. Unit penyediaan energi listrik

3. Unit penyediaan steam

4. Unit penyediaan udara tekan

6.1.1. Penyediaan Air

Kebutuhan air untuk keperluan pabrik sebesar 50.000 m3/hari dengan

perincian sebagai berikut :

1. Air untuk keperluan domestik : 5.000 m3/hari

2. Air pendingin : 25.000 m3/hari

3. Air umpan ketel : 20.000 m3/hari

Berikut ini adalah diagram alir proses pengolahan air di PT. Pupuk Kujang

yang disajikan pada gambar 13.

141
142

Air Baku

Alum

Premix Tank Klorin

Koagulan
Aid

Clarifier

Caustic

Clear Well

Air untuk
Hydran Filtered Water Portable Water kebutuhan
Sand Filter
Water Storage Storage Pabrik dan
Perumahan
Klorin

Carbon As. Fosfat


Cooling Tower
Filter Seng Kromat

Dispersen
Cation
Exchanger
Cooling
Water

Anion Mix Bed Demin Demin


Deaerator
Exchanger Exchanger Tank Water

Gambar 13. Diagram Alir Pengolahan Air

Bahan baku air yang digunakan diperoleh dari Sungai Parungkadali yang

berjarak 10 km, dan Sungai Cikao yang berjarak kurang lebih 20 km dari pabrik.

Air dari Sungai Parungkadali dipompakan dengan dua buah pompa yang masing-

masing memiliki debit 5.500 gpm, dimana 10.000 gpm dialirkan ke lokasi pabrik

sedangkan sisanya ditampung pada delapan buah kolam penampungan yang

terdapat di lingkungan pabrik dengan kapasitas 700.000 m3 untuk persediaan jika

suplainya terputus, sedangkan air dari Sungai Cikao dipompakan dengan dua

buah pompa yang masing masing memiliki debit 5.500 gpm. Karakteristik bahan

baku dan umpan air pabrik dapat dilihat pada Tabel 59.
143

Tabel 59. Karakteristik Bahan Baku Air dan Air Proses

No. Parameter Satuan Bahan Standar Hasil Analisa


Baku Air Air Proses Air Proses
1 Kekeruhan ppm 150 < 0,5 0,5
2 pH 7,7 7,0 7,5 7,1
3 Cl2 ppm 0 0,5 0,5
4 Kesadahan ppm 50 50 20
5 TDS ppm 453 < 300 120
6 TSS ppm 480 < 300 30
7 COD ppm 400 < 150 3,55
6
(Anonim , 2016)

Unit pengolahan air terdiri dari :

1. Unit Water Treatment

Unit ini mengolah air baku menjadi air bersih dengan proses koagulasi,

flokulasi, sedimentasi, dan filtrasi sehingga menghasilkan air bersih yang

mempunyai pH 7.0 7,5 dan kekeruhan maksimal 2,0 ppm.

Mula mula air baku diumpankan ke premix tank dengan laju alir antara

(750 800)m3 kemudian diaduk sambil diinjeksikan bahan kimia seperti :

1. Alum sulfat AL2(SO4)3 + 6H2O sebanyak (20 40)ppm sebagai flokulan,

mengikat kotoran menjadi flok flok kecil.

2. Chlorine (Cl2) sebanyak (0,3 1,0)ppm sebagai bahan desinfektan,

pembunuh bakteri dan memecahkan zat zat organik yang berbentuk

koloid yang susah diikat oleh alum sulfat

Premix tank ini dilengkapi dengan agitator yang berfungsi sebagai

pengaduk air baku dengan bahan kimia agar larutan dapat merata/homogen.

Kemudian air dimasukan ke dalam clarifier, dimana flok flok yang

terbentuk diendapkan secara gravitasi sambil diaduk dengan putaran rendah.

Untuk membantu terjadinya proses tersebut, sebelum masuk ke clarifier, air

ditambah dahulu dengan koagulan aid dengan konsentrasi antara (0,1 0,2)ppm.

Tujuannya adalah untuk membantu menggabungkan partikel partikel besar


144

sehingga dapat diendapkan dengan mudah. Lumpur hasil pengendapan di blow-

down (dibuang dari bawah), sedangkan air keluar dari bagian atas. Air keluaran

dari clarifier mempunyai karakteristik sebagai berikut :

1. pH 6,8

2. Kekeruhan 0,5 ppm

3. Kadar Cl2 0,5 ppm

Untuk memenuhi syarat sebagai air kebutuhan pabrik, pH air harus

dinaikan hingga mencapai (7,0 7,5) dengan menambahkan caustic soda

(NaOH), lalu dialirkan ke clear well sebagai tempat penampungan sementara.

Selanjutnya air dimasukan ke sand filter untuk disaring partikel kotoran yang

masih terikut, kemudian air ditampung ke dalam dua buah tangki yaitu :

1. Filtered water storage tank, berfungsi untuk menampung air yang

digunakan untuk keperluan make up air pendingin, air hidran dan air umpan

ketel.

2. Portable water storage tank, berfungsi menampung air yang digunakan

untuk keperluan sehari hari di pabrik dan pemukiman.

2. Unit Pengolahan Air Pendingin

Air pendingin adalah air yang digunakan untuk mendinginkan alat dengan

melewatkannya melalui alat penukar panas (HE) sehingga terjadi pertukaran

panas. Penggunaan air pendingin dalam suatu industri mutlak diperlukan. Air

pendingin yang digunakan harus memenuhi syarat syarat yaitu tidak korosif,

tidak menimbulkan kerak, dan tidak mengandung mikroorganisme yang dapat

menimbulkan lumut. Menara pendingin yang digunakan terbuat dari kerangka

kayu yang kokoh dari jenis kayu red wood yang telah diproses agar tahan air asam

dan basa. Karakteristik air pendingin dapat dilihat pada tabel 60.
145

Tabel 60. Karakteristik Air Proses dan Air Pendingin

No. Parameter Satuan Air Standar Air Analisa Air


Proses Pendingin Pendingin
1 Kekeruhan ppm 0,5 0,5 0,2
2 pH 7,1 7 7,8 7
3 Cl2 ppm 0,5 < 0,5 0,5
4 Kesadahan ppm 20 50 20
(Anonim6, 2016)

Untuk mempertahankan kondisi air agar seperti yang diinginkan, maka air

diinjeksikan senyawa kimia sebagai berikut :

1. Klorin untuk membunuh mikroorganisme

2. Asam fosfat untuk mencegah timbulnya kerak alat

3. Asam sulfat untuk mengatur pH air

4. Seng kromat untuk anti korosi

5. Dispersen untuk mencegah penggumpalan dan mengendapnya kotoran

dalam air pendingin

Dalam cooling tower ini, air panas dari bagian atas menara dicurahkan ke

bawah, sehingga akan kontak dengan udara yang masuk lewat kisi kisi menara

akibat tarikan dari induced fan yang ada dibagian puncak menara. Kemudian air

yang sudah dingin dengan temperatur 32 0C ditampung dalam bak penampung

yang ada di bagian bawah menara. Kehilangan air karena penguapan, terbawa

tetesan oleh udara maupun dilakukan blown down di cooling tower diganti dengan

air yang disediakan oleh filtered water storage. Kebutuhan air pendingin adalah

573,4 m3/jam.
146

Gambar 14. Cooling Tower

(Anonim6, 2016)

3. Unit Pengolahan Air Demineralisasi

Unit demineralisasi ini memproses air dari FWS (Filtered Water Storage)

menjadi air bebas mineral (demineralized water). Air dari filtered water storage

tank belum memenuhi syarat sebagai air umpan ketel sehingga harus dilakukan

pengolahan terlebih dahulu. Karakteristik air umpan ketel dapat dilihat pada tabel

61.

Tabel 61. Karakteristik Air Proses dan Air Umpan Ketel

No. Parameter Satuan Air Proses Standar Analisa Air


Air Umpan Umpan Ketel
Ketel
1 Kekeruhan ppm 0,5 0,2 0,1
2 pH 7,1 9,8 10 10
3 Cl2 ppm 0,5 0,5 0,5
4 Kesadahan ppm 20 50 0
(Anonim6, 2016)

Demineralisasi diperlukan karena BFW harus memenuhi syarat seperti

tidak menimbulkan kerak pada tube heat exchanger saat dalam fase uap dan
147

bebas dari gas yang menyebabkan korosi. Jadi pengolahan yang harus dilakukan

adalah penghilangan mineral yang terkandung di dalam air.

Gambar 15. Unit Demineralisasi

(Anonim6, 2016)

Sedangkan gambar pertukaran ion yang terjadi dan cara regenerasinya dapat

dilihat pada gambar 16.

Gambar 16. Proses Pertukaran Ion dan Regenerasi pada Ion Exchanger.
(Anonim6, 2016)
148

Air dari filtered water storage tank diumpankan ke carbon filter yang

berfungsi untuk menghilangkan klorin, warna, bau dan zat organik lainnya.

Selanjutnya air tersebut diumpankan ke dalam cation exchanger untuk

menghilangkan kation-kation mineralnya. Jenis kation yang ditemui adalah Ca2+,

Mg2+, K+, Fe2+, Mn2+ dan Al3+. Regenerasi dilakukan jika resin sudah berkurang

keaktifannya (jenuh). Regenerasi ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu back wash,

regenerasi menggunakan asam sulfat (H2SO4) dan pembilasan dengan air demin.

Air yang keluar dari cation exchanger kemudian diumpankan ke anion

exchanger untuk menghilangkan anion-anioan mineralnya. Jenis anion yang

ditemui adalah HCO3-, CO32-, Cl-, SO42-, NO3- dan SiO32-. Regenerasi dilakukan

dengan menambahkan larutan NaOH 4% dengan suhu 490C.

Untuk menyempurnakan kerja kedua unit penukar ion diatas, maka air dari

anion exchanger selanjutnya dialirkan ke unit mixed bed exchanger untuk menjaga

kemungkinan sisa-sisa kation dan anion yang masih lolos. Unit ini berupa vessel

dengan isi resin penukar ion negatif dan positif yang telah dicampur.

Air yang keluar dari unit ini diharapkan mempunyai pH (6,1 6,2) dan

selanjutnya dikirim ke demineralized water storage sebagai penyimpanan

sementara sebelum diproses lebih lanjut sebagai BFW. Air yang sudah mengalami

proses demineralisasi masih mengandung gas terlarut terutama oksigen dan

karbon dioksida. Gas tersebut lalu dihilangkan dari air karena dapat menimbulkan

korosi.
149

Gas gas tersebut dihilangkan dalam deaerator dengan di stripping

menggunakan uap bertekanan rendah (0,6 kg/cm2) dengan temperatur 150oC.

Pada deaerator diinjeksikan bahan-bahan kimia berikut:

a. Hidrazin yang berfungsi mengikat oksigen berdasarkan reaksi berikut:

N2H4 + O2 N2 + 2H2O

Nitrogen sebagai hasil reaksi besama-sama dengan gas lain dihilangkan

melalui stripping dengan uap bertekanan rendah.

b. Larutan ammonia yang berfungsi mengontrol pH

Air yang keluar dari deaerator pH-nya sekitar 9,8 sampai 10 dan temperatur

kira-kira 112,5oC. pH ini diatur sedemikian rupa sehingga korosi pada bahan

konstruksi besi tidak terjadi.

c. Na3PO4.12H2O untuk sebagai corrosion inhibitor

Diharapkan kadar oksigen yang ada dalam air setelah keluar dari unit deaerasi

bisa turun sampai kurang dari 0,007 ppm.

Gambar 16. Deaerator

(Anonim6, 2016)
150

Tahapan prosesnya adalah sebagai berikut:

1. Demineralized water di stripping dengan steam Low Steam (LW) pada

tekanan rendah 0,56 kg/cm2 dan temperatur 112oC di Deaerator (2202 U)

untuk menghilangkan gas-gas lain seperti Oksigen (O2) dan Karbondioksida

(CO2), sambil diinjeksikan:

a. Hydrazin ( N2H4 ), untuk mengikat Oksigen yang terlarut dalam air.

N2H4 + O2 N2 + 2H2O

b. Setelah keluar dari Deaerator, diinjeksikan ammonia (NH3) untuk

menaikkan pH menjadi 9,2 9,6.

Batasan operasi yang dijinkan BFW yang keluar dari Deaerator:

pH : 9,0 9,6

N2H4 : 0,02 0,2 ppm

2. Air diinjeksikan dengan senyawa phospat (Na3PO4.H2O) sebagai corrosion

inhibitor, untuk mencegah terbentuknya silika dan kalsium pada steam drum

dan boiler tube.

3. Air ditambahkan dispersent, untuk mencegah pengendapan partikel padat.

Pengolahan air umpan ketel ini berkapasitas rata-rata 210 m3/jam. Air keluar dari

Deaerator dengan tekanan 60 kg/cm2 dan suhu sekitar 112oC. Air ini siap sebagai

air umpan ketel.

6.1.2. Energi Listrik

Unit ini berfungsi menghasilkan listrik dan mengatur distribusinya di seluruh

pabrik, perkantoran dan perumahan. Daya listrik yang dikonsumsi mencapai 21

MVA. Sumber listrik yang tersedia di PT. Pupuk Kujang ada empat, tiga

diantaranya berasal dari utillitas sendiri sedangkan yang satu dari PLN. Sumber

pembangkit listrik tersebut adalah :


151

1. Gas turbin generator Hitachi sebagai sumber utama menghasilkan listrik

bertegangan 13,8 kV dengan daya maksimal 15 MW (daya terpakai 10 MW)

dan dimanfaatkan untuk pabrikasi. Pada kapasitas normal alat ini

mengkonsumsi gas alam 3.700 m3/jam. Listrik dari gas turbin generator Hitachi

dimanfaatkan untuk pabrikasi dan perumahan.

Gambar 17. Generator Hitachi

(anonim6, 2016)

2. Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang menyediakan listrik bertegangan 150

kV, melalui trafo step down tegangan diturunkan menjadi 13,7 kV dengan daya

sekitar 10 MV, berfungsi sebagai cadangan bila gas turbin generator Hitachi

tidak berfungsi dan dimanfaatkan untuk listrik perumahan.

3. Dua buah stand by generator dengan kapasitas 750 kW dan dapat

dioperasikan secara pararel dengan tegangan 440 V. Generator ini digunakan

bila generator Hitachi dan PLN mengalami gangguan.

4. Satu unit diesel emergency generator bertegangan 440 V dan daya 350 kW

sebagai cadangan bila Hitachi dan PLN terganggu sebelum stand by generator
152

dihidupkan, digunakan untuk instrumentasi di panel unit utilitas, unit amonia

dan unit urea, penerangan panel dan pompa bermotor.

Keempat sumber listrik ini di dalam penggunaannya diubah dahulu oleh

transformator sehingga tegangannya menjadi 13,8 kV. Kemudian tegangan diubah

lagi dalam pendistribusiannya sehingga diperoleh tegangan yang sesuai dengan

yang diinginkan.

Adapun untuk distribusi listrik PT. Pupuk Kujang Cikampek dapat dilihat

pada Gambar 18.

Gambar 18. Distribusi Listrik PT. Pupuk Kujang Cikampek

(Anonim6, 2016)

Tegangan baik dari generator maupun PLN disalurkan melalui kabel 3

Phase dan jenis kabel Armoured (berpelindung logam) yang diletakkan dibawah

tanah melalui F.11 (dari generator) dan F.12 (dari PLN). Power dari generator

Hitachi didistribusikan melalui bus Bar 13,7 kV ke feader yang sebelumnya

melewati trafo step down.

F.1 : Sintas Kurama Perdana sebesar 2,3 kV


153

F.2 : Sebagai cadangan

F.3 : Unit urea sebesar 440 V

F.4 : Unit amonia sebesar 440 V

F.5 : Untuk cooling tower sebesar 2,3 kV

F.6 : Unit bagging sebesar 480 V

F.7 : Unit utilitas sebesar 480 V

F.9 : Untuk emergency generator sebesar 300 kV

F.10 : Untuk stand by generator sebesar 440 V / 13,7 kV

F.1 : Untuk perumahan sebesar 400 V

F.2 : Untuk gedung administrasi dan bengkel sebesar 480 V

Tie breaker berfungsi sebagai pemutus hubungan suplai listrik dari

PLN. Bila Generator Hitachi ada masalah (mati) maka tie breaker ini

menyambung dan suplai listrik diambil langsung dari PLN.

6.1.3. Penyediaan Steam

Kebutuhan uap di PT. Pupuk Kujang dipenuhi oleh unit utilitas dan unit

amonia. Dari unit utilitas dihasilkan medium pressure steam (45 kg/cm2) dan low

pressure steam (10,5 kg/cm2). Sedangkan unit amonia menghasilkan high

pressure steam (105 kg/cm2).

Unit ini terdiri dari tiga buah boiler yaitu :

1. Sebuah Waste Heat Boiler (WHB)

Boiler ini dapat memenuhi 45% dari kebutuhan steam di pabrik. WHB

memiliki luas permukaan panas :

1. Economizer : 3.417,15 m2

2. Boiler Tube : 3.680,07 m2

3. Super Heater : 523 m2


154

Kapasitas boiler ini 90,7 ton/jam, beroperasi pada tekanan 42,3 kg/cm2

dengan temperatur 397C. Untuk media pemanas digunakan panas dari exhaust

gas turbin Hitachi dan dipanaskan lagi dalam pembakaran gas alam.

Gambar 19. Waste Heat Boiler

(Anonim6, 2016)

2. Dua buah Package Boiler

Boiler ini dapat menghasilkan uap sebanyak 55% dari kebutuhan. Package

boiler merupakan ketel tipe pipa air dengan kapasitasnya mencapai 102,06

ton/jam, beroperasi pada tekanan 42,3 kg/cm2 dengan temperatur 399C. Bahan

bakar menggunakan gas alam.


155

Gambar 20. Package Boiler

(Anonim6, 2016)

Distribusi steam dari unit utilitas adalah untuk :

1. Suplai ke unit urea sebesar 110 ton/jam

2. Suplai ke unit amonia sebesar 10 ton/jam

3. Konsumsi unit utilitas sebesar 27 ton/jam

Pemakaian steam untuk proses keseluruhan pabrik meliputi :

1. High Pressure Steam

Steam ini dihasilkan oleh unit amonia dengan tekanan 105 kg/cm2. Steam

ini dibuat dengan memanfaatkan panas dari secondary reformer pada temperatur

1.000oC. Kapasitasnya mencapai 300 ton/jam


156

2. Medium Pressure Steam

Steam ini didapat dengan tiga cara, yaitu :

1. High Pressure Steam yang diekspansikan melalui turbin sehingga

mempunyai tekanan 42 kg/cm2

2. Steam yang berada di blow down yang berasal dari steam drum dan mud

drum pada boiler

3. Steam yang berasal dari reduksi medium pressure steam melalui valve

3. Low Pressure Steam

Steam ini dihasilkan dengan tiga cara, yaitu :

1. Hasil ekspansi medium pressure steam yang keluar dari turbin

2. Flashing dan blow down dari steam drum dan mud drum boiler

3. Menurunkan tekanan medium pressure steam melalui valve

6.1.4. Penyediaan Udara Tekan

Udara yang dipakai di pabrik ada 2 macam, yaitu udara pabrik dan udara

instrumen. Udara pabrik merupakan udara kering yang digunakan untuk proses,

pembersihan peralatan dan pemipaan. Sedangkan udara instrumen digunakan

untuk penggerak instrumen yang bekerja dengan sistem pneumatis.

Udara diperoleh dari udara bebas yang dihisap dengan kompresor pada

tekanan 8,4 kg/cm2. Keluar dari kompresor, udara dibagi menjadi dua, 1.127,25

m3/jam untuk udara instrumen dan 796,59 m2/jam untuk udara pabrik. Untuk udara

instrumen, udara dari kompresor harus dikeringkan terlebih dahulu pada silica gel

drier sehingga mempunyai titik beku -400C serta bebas dari minyak dan debu agar

cukup aman untuk menggerakkan pneumatic valve. Kandungan air harus

dihilangkan untuk mencegah korosi. Udara instrumen ini biasanya mempunyai

tekanan sampai 9 kg/cm2.


157

6.2. Pengolahan Limbah

Unit pengolahan limbah merupakan unit pengolahan limbah yang

dihasilkan oleh kegiatan di pabrik maupun kegiatan yang mendukung proses

pabrik. Unit Pengolahan Limbah dibagi menjadi beberapa proses pengolahan,

yaitu:

1. Pengolahan Buangan Sanitasi

2. Pengolahan Air Berminyak

3. Pengolahan Air Buangan yang Mengandung Amonia

4. Pengolahan Air Sisa Regenerasi

Setiap sektor industri apapun pasti terdapat sisa atau limbah. Sekecil

apapun limbah itu maka harus ditangani dengan sebaik-baiknya, supaya tidak

mengganggu lingkungan sekitar. Oleh karena itu, sebelum dibuang ke tempat

pembuangan akhir, limbah pabrik harus diolah terlebih dahulu agar meminimalkan

bahan kimia dan pengotor lain sehingga tidak membahayakan lingkungan.

Menurut jenisnya, limbah di PT. Pupuk Kujang dibagi menjadi :

1. Limbah Cair

Limbah cair hasil buangan proses dari pabrik masih mengandung zat yang

dapat menyebabkan pencemaran lingkungan, oleh karena itu perlu diolah lebih

dulu sebelum dibuang ke sungai. Pada PT. Pupuk Kujang, limbah yang

memerlukan penanganan serius adalah limbah cair yang diakibatkan dari

beberapa kondisi, yaitu:

1. Air sisa regenerasi resin yang mengandung asam basa

2. Air buangan sanitasi

3. Air bocoran pompa dan kompresor yang mengandung minyak

4. Air dari clarifier dan sand filter yang berlumpur


158

5. Air kondensat yang mengandung amonia

2. Limbah Gas

Limbah gas berasal dari :

1. Debu urea yang berasal dari bagian atas prilling tower

2. Limbah purge gas yang berasal dari daur ulang sintesa unit amonia

3. Limbah Padat

Limbah padat ini diakibatkan oleh :

1. Limbah katalis bekas yang berasal dari unit amonia

2. Limbah debu urea dari unit pengantongan

6.2.1. Pengolahan Buangan Sanitasi

Air buangan sanitasi berasal dari toilet di sekitar pabrik dan perkantoran.

Air tersebut dikumpulkan dan diolah dalam unit stabilisasi dengan menggunakan

lumpur aktif, aerasi dan injeksi klorin.

6.2.2. Pengolahan Air Berminyak

Unit ini bertujuan untuk mengolah air yang mengandung minyak. Air

berasal dari buangan pelumas pada pompa, kompresor dan alat lain yang masih

mengandung minyak. Pemisahan air dengan minyak menggunakan oily water

separator yang dilengkapi dengan basin yang menampung air buangan dari sekitar

cooling tower amonia, menampung air buangan dari sekitar boiler, dan

menampung air buangan dari sekitar turbin Hitachi dan boiler utilitas. Prinsip

kerjanya berdasarkan perbedaan berat jenis air dan minyak. Minyak dengan berat

jenis lebih kecil akan berada dilapisan atas, sedangkan air berada di lapisan

bawah. Air dikeluarkan melalui bagian bawah separator, sedangkan minyak

dikirimkan ke burning pit untuk dibakar.

6.2.3. Pengolahan Air Buangan yang Mengandung Amonia


159

Air yang mengandung amonia dan nitrogen dari kondensat di unit amonia

dihilangkan kandungan amonianya melalui unit kondensat stripper. Unit

pengolahan ini menggunakan alat yang disebut ammonia removal, dimana air

yang mengandung senyawa nitrogen diumpankan dari atas, sedangkan low

pressure steam dialirkan dari bagian bawah menara. Gas amonia dan nitrogen

akan keluar dari bagian atas menara dan dibuang ke udara, sedangkan air keluar

dari bagian bawah menara.

6.2.4. Pengolahan Air Sisa Regenerasi

Air sisa regenerasi dari unit demineralisasi mengandung NaOH dan H2SO4

yang kemudian dinetralkan dalam kolam penetralan menggunakan larutan H2SO4,

jika pH air buangan lebih dari 7 dan larutan NaOH jika pH kurang dari 7.

Larutan NaOH dan H2SO4 ditambahkan dari tangki melalui pompa. Air yang

netral dialirkan ke kolam penampungan akhir bersama dengan aliran air sisa

regenerasi karbon filter dan aliran air dari unit air buangan sanitasi. Pembuangan

kolam penampungan akhir ini dialirkan ke sungai Cikaranggelam.


160

6.2.5. Pengolahan Air Berlumpur

Air hasil buangan dari clarifier dan sand filter perlu diendapkan dulu

lumpurnya sebelum dibuang ke sungai, karena lumpur tersebut dapat

mempercepat pendangkalan sungai. Pada proses ini digunakan dua buah kolam

untuk mengendapkan lumpur. Pertama, air buangan dari clarifier blow down, blow

down dan packed boiler blow down ditampung di sludge containment pond untuk

diendapkan. Setelah ditampung dalam sludge containment pond kemudian

ditampung di discharge equalization pond yang merupakan kolam penampungan

terakhir dari air buangan, overflow dari kolam ini langsung dibuang ke sungai

Cikaranggelam.

Anda mungkin juga menyukai

  • Tugas TRL
    Tugas TRL
    Dokumen6 halaman
    Tugas TRL
    Septi Kusuma
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen4 halaman
    Cover
    Septi Kusuma
    Belum ada peringkat
  • Biosintesis Peptida
    Biosintesis Peptida
    Dokumen9 halaman
    Biosintesis Peptida
    Septi Kusuma
    Belum ada peringkat
  • Bab
    Bab
    Dokumen17 halaman
    Bab
    Septi Kusuma
    Belum ada peringkat
  • Utilitas
    Utilitas
    Dokumen8 halaman
    Utilitas
    Septi Kusuma
    Belum ada peringkat
  • Minyak Atsiri Lavender
    Minyak Atsiri Lavender
    Dokumen7 halaman
    Minyak Atsiri Lavender
    Septi Kusuma
    Belum ada peringkat
  • K3 Dalam Kimia
    K3 Dalam Kimia
    Dokumen60 halaman
    K3 Dalam Kimia
    mfhakim845268
    Belum ada peringkat