TINJAUAN PUSTAKA
menunjukan individu, program, institusi atau produk telah memenuhi standar yang
telah ditetapkan oleh agen (pemerintah atau swasta) dan diakui telah memenuhi syarat
untuk melaksanakan suatu tugas. Standar yang ditetapkan biasanya standar minimal
dan bersifat wajib atau standar maksimal dan besifat sukarela (Smolenski, 2005 dalam
Ulandari, 2014).
proses yang yang ditujukan kepada provider (individu maupun institusi) untuk
memenuhi beberapa persyaratan atau standar yang telah ditetapkan oleh lembaga
pemerintah atau swasta sebagai upaya seleksi untuk memperoleh provider yang
kinerja pelayanan bagi fasilitas kesehatan yang telah dan akan melanjutkan kerja sama
10
11
No. 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan pada JKN, pasal 10 menyatakan
Rekredensialing dilakukan setiap 1 tahun dimana paling lambat (tiga) bulan sebelum
efektif dan efisien melalui metode dan standar penilaian yang terukur dan objektif (PT.
Askes, 2013). Dalam Pedoman TNP2K (2013) juga menyebutkan bahwa tujuan
rekredensialing ini dilakukan adalah untuk mengetahui kapasitas dan kualitas fasilitas
kesehatan yang akan bekerjasama dengan BPJS sehingga peserta dapat dilayani dan
BPJS Kesehatan mengacu pada kriteria yang telah diatur dalam Permenkes No. 71
Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional, pasal 10
ayat 2. Terdapat dua kriteria yang harus dipenuhi oleh fasilitas kesehatan untuk
melakukan rekredensialing, yaitu kriteria administratif dan kriteria teknis (PT. Askes,
2013). Kriteria administratif yang perlu dipenuhi oleh fasilitas kesehatan, yaitu :
c. Surat Ijin Operasional (Bagi Klinik Pratama, Puskesmas dan fasilitas kesehatan
Nasional.
Sedangkan untuk kriteria teknis yang dipenuhi oleh fasilitas kesehatan, yaitu :
yang dimiliki.
umum.
Kesehatan.
13
administrasi.
bahwa yang termasuk FKTP yaitu : puskesmas atau yang setara, praktik dokter, praktik
14
dokter gigi, klinik pratama atau yang setara, dan rumah sakit kelas D pratama atau
yang setara. FKTP adalah semua fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS
Menurut BPJS Kesehatan (2014), ada empat fungsi pokok FKTP sebagai gate
FKTP merupakan tempat pertama yang dikunjungi peserta setiap kali mendapat
masalah kesehatan.
(care manager).
bahwa FKTP yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan harus menyelenggarakan
dan pelayanan kesehatan darurat medis, termasuk pelayanan penunjang yang meliputi
mengadakan kerja sama denggan BPJS Kesehatan melalui perjanjian kerja sama.
Perjanjian kerja sama fasilitas kesehatan dengan BPJS Kesehatan dilakukan antara
pimpinan atau pemilik fasilitas kesehatan yang berwenang dengan BPJS Kesehatan.
Dalam perjanjian kerjasama antara fasilitas kesehatan dengan BPJS Kesehatan, pihak
fasilitas kesehatan memiliki beberapa hak dan kewajiban yang diatur dalam Peraturan
Jaminan Kesehatan Nasional, pada pasal 12 ayat 2 dan 3 yang menyebutkan, bahwa
paling lambat 15 (lima belas) hari kerja sejak dokumen klaim diterima lengkap.
b. Memberikan laporan pelayanan sesuai waktu dan jenis yang telah disepakati.
kerja sama dengan BPJS Kesehatan, Fasilitas kesehatan harus memenuhi beberapa
persyaratan yaitu :
b. Surat Ijin Praktik (SIP) bagi dokter/dokter gigi, Surat Ijin Praktik Apoteker
(SIPA) bagi Apoteker, dan Surat Ijin Praktik atau Surat Ijin Kerja
b. Surat Ijin Praktik (SIP) bagi dokter/dokter gigi dan Surat Ijin Praktik atau
c. Surat Ijin Praktik Apoteker (SIPA) bagi Apoteker dalam hal klinik
4. Untuk Rumah Sakit Kelas D Pratama atau yang setara harus memiliki :
Kriteria mutlak yang harus dipenuhi oleh FKTP menurut PT. Askes (2013) yaitu:
penelitian ini adalah dokter dan pihak manajemen rumah sakit. Teknik
penelitiannya terdiri dari dua variabel yaitu proses kredensial saat ini dan
harapan sistem kredensial di masa datang. Adapun hasil dari penelitian ini adalah
karyawan rumah sakit, serta harapan partisipan untuk sistem kredensial di masa
kredensial, adanya tim kredensial yang obyektif, dan hubungan baik antar
sejawat.
penelitian ini sebanyak 13 responden yang terdiri dari 2 dokter umum, 2 dokter
gigi, dan 3 staf manajemen klinik pratama yang menjadi provider FKTP BPJS
sampling. Variabel penelitiannya terdiri dari dua variabel yaitu persepsi provider
tentang gambaran proses kredensialing. Adapun hasil dari penelitian ini adalah
konsep managed care, serta terdapat kendala dalam proses kredensialing yang
rentang waktu yang singkat untuk melakukan self assessment, adanya FKTP
yang belum mendapat kunjungan tim audit, adanya FKTP yang belum
mengetahui skor dari penilaian, serta adanya faskes yang berasal dari existing
provider yang memiliki nilai dibawah standar namun mereka tetap masuk
menjadi provider FKTP BPJS Kesehatan. Adapun kendala yang dirasakan badan
Sampel dari penelitian ini adalah seluruh klinik swasta di Kota Medan yaitu
total sampling. Variabel penelitiannya terdiri dari lima variabel yaitu persepsi
kredensialing, dan persepsi klinik swasta tentang sistem klaim. Adapun hasil dari
penelitian ini adalah persepsi klinik swasta tentang profit, kredensialing, dan