Anda di halaman 1dari 5

AKTA KIMIA

Akta Kimindo Vol. 2 No. 1 Oktober 2006: 41 46 INDONESIA

Uji Toksisitas Ekstrak Eucheuma Alvarezii


terhadap Artemia Salina sebagai
Studi Pendahuluan Potensi Antikanker*

Awik Puji Dyah Nurhayati**, Nurlita Abdulgani dan Rachmat Febrianto

Program Studi Biologi


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

ABSTRAK
Eucheuma alvarezii adalah salah satu jenis alga dari golongan alga merah (Rhodophyta) yang
merupakan salah satu produk ekspor utama negeri Indonesia. Beberapa penelitian terhadap alga jenis lain
sebelumnya telah menemukan beberapa manfaat baru dari alga, salah satunya sebagai obat. Metode yang
digunakan adalah Brine Shrimp Lethality Test (BST) terhadap ekstrak metanol dan kloroform dari jenis alga
E. alvarezii diuji. Hasil menunjukkan bahwa senyawa metabolit sekunder dari E. alvarezii bersifat toksik
terhadap Artemia. Nilai LC50 dari ekstrak E. alvarezii yang terlarut dalam metanol adalah 23,3346 ppm
dan LC50 dari ekstrak E. alvarezii yang terlarut dalam kloroform adalah 89,7429 ppm.

Kata kunci : Eucheuma alvarezii, BST (Brine Shrimp Lethality Test), LC 50.

ABSTRACT
Eucheuma alvarezii is a species of red algae (Rodhophyta) Class and has been an exported
product from Indonesia. Some recent studies have found many uses of this algae, one of them is for
medicine. By Brine Shrimp Lethality Test (BST), the methanol and chloroform extract of this algae were
tested. The results showed that the secondary metabolic component from E. alvarezii was toxic to Artemia.
The LC50 from the extract of E. alvarezii that dissolved in methanol was 23.3346 ppm and The LC50 from
the extract of E. alvarezii that dissolved in chloroform was 89.7429 ppm.

Keywords: Eucheuma alvarezii, BST (Brine Shrimp Lethality Test), LC 50.

PENDAHULUAN Senyawa-senyawa tersebut kemungkinan


Pantai Indonesia sepanjang sekitar merupakan senyawa bioaktif yang dapat
81.000 kilometer memiliki potensi alga yang digunakan dalam dunia pengobatan, misalnya
sangat tinggi (Bengen, 2001). Tercatat sedikitnya sebagai antikanker, (Khurniasari, 2004).
ada 555 jenis alga di perairan Indonesia. Dari Senyawa yang diduga memiliki aktifitas
555 jenis alga tersebut ada 4 suku alga yang anti kanker, harus di ujikan terlebih dahulu pada
dikenal, yakni alga biru (Cyanophyceae), alga hewan percobaan. Penelitian ini menerapkan
hijau (Chlorophyceae) alga coklat (Phaeophyceae) metode Brine Shrimp Lethality Test (BST) dengan
dan alga merah (Rhodophyceae). menggunakan larva udang Artemia salina Leach
E. alvarezii merupakan salah satu sebagai hewan uji. Metode ini merupakan salah
golongan alga merah (Rhodophyta). Makroalga satu metode yang banyak digunakan untuk
jenis ini sudah banyak dimanfaatkan dan pencarian senyawa antikanker baru yang berasal
dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia. dari tanaman. Hasil uji toksisitas dengan metode
Eucheuma merupakan alga multiseluler yang ini telah terbukti memiliki korelasi dengan daya
diduga memiliki senyawa-senyawa hasil sitotoksis senyawa anti kanker. Selain itu, metode
metabolisme sekunder berupa alkaloid atau ini juga mudah dikerjakan, murah, cepat dan
flavonoid. cukup akurat (Meyer, 1982).
E. alvarezii banyak ditemukan tersebar di
daerah pantai Jumiang - Pamekasan. Hampir
* Makalah ini disajikan pada Seminar Nasional Kimia seluruh hasil produksinya yang jumlahnya
VIII, di Surabaya 8 Agustus 2006 mencapai puluhan ton pertahun di ekspor dan
** Corresponding author Phone : 031-5963857 -; Fax :
sebagian besar dijadikan bahan makanan.
031-5963857-; e-mail: - Penelitian ini adalah untuk mencari manfaat lain
Kimia ITS HKI Jatim 41
Awik, Nurlita dan Rachmat-Uji Toksisitas Ekstrak Eucheuma Alvarezii terhadap Artemia Salina

dari makro alga E. alvarezii terutama di bidang dengan memasukkan 10 ekor larva Artemia
pengobatan sebagai senyawa antikanker. salina berumur 48 jam ke dalam toples kaca yang
telah berisi 1 ml larutan ekstrak dan 4 ml air laut.
METODOLOGI PENELITIAN Setelah 24 jam, jumlah larva yang mati dihitung
Penelitian ini dilakukan pada bulan dengan bantuan alat kaca pembesar (Khurniasari,
Januari 2006 di Tropical Desease Center (TDC) 2004).
Unair Surabaya dan Laboratorium Botani Program
Studi Biologi ITS Surabaya. Rancangan Penelitian
Penelitian dilakukan menggunakan
Pengambilan Sampel E. alvarezii rancangan eksperimental dengan pemberian
E. alvarezii diambil di Pantai Jumiang, Pamekasan perlakuan konsentrasi 0 g/ml, 10 g/ml, 100
pada kedalaman 1,5 m. Thallus E. alvarezii g/ml, 1000 g/ml dan masing-masing perlakuan
dicuci bersih dengan menggunakan air laut di ulang 3 kali.
bersih. Thallus E. alvarezii dimasukkan kantong Parameter yang digunakan adalah jumlah
plastik, diikat dan ditaruh dalam dalam icebox, Artemia yang mati 50 % dari total larva uji.
yang telah ditambahkan dengan es batu supaya Kemudian di hitung nilai LC50 dengan
tidak terjadi pembusukan sampai saat memasukkan angka probit (50% kematian larva
diekstraksi. uji).

Ekstraksi Senyawa Bioaktif E. alvarezii Analisis Hasil


E. alvarezii yang sudah dibersihkan Efek toksisitas dianalisis dari
ditimbang beratnya selanjutnya dipotong kecil- pengamatan dengan persen kematian.
kecil dan digerus dengan menggunakan mortar.
Setelah digerus, ditambahkan pelarut metanol 95
% dengan perbandingan 1 : 4 (BB/V) kemudian
disonikasi untuk memecah dinding selnya selama
20 menit (5 menit x 4). Lalu disentrifuse selama Dengan mengetahui kematian larva Artemia
15 menit dengan kecepatan 7000 rpm. Hasil salina, kemudian dicari angka probit melalui tabel
sentrifuse terbentuk berupa supernatan dan dan dibuat persamaan garis :
pelet. Supernatan dievaporasi lalu dipartisi Y = Bx + A
dengan menambahkan akuades dan kloroform dimana Y = log konsentrasi, dan
96 % dengan perbandingan 1 : 1 : 2 (BB/V). X = Angka probit
Setelah itu dikocok selama 15 menit dan akan
terbentuk dua lapisan. Lapisan atas berwarna Dari persamaan tersebut kemudian
lebih pekat yang masih terdapat kandungan air dihitung LC50 dengan memasukkan nilai probit
ditampung dalam cawan petri sebagai ekstrak (50 % kematian). Apabila pada kontrol ada larva
metanol. Lapisan bawah berwarna lebih bening yang mati, maka % kematian ditentukan dengan
ditambah kloroform 96 % dan dikocok selama 15 rumus Abbot (Meyer et al., 1982).
menit, ditampung dalam cawan petri sebagai
ekstrak kloroform. Kedua ekstrak tersebut
dievaporasi dan merupakan crude extract yang
siap untuk uji BST.

Penetasan Telur Artemia salina


Artemia direndam di dalam air tawar Keterangan :
selama 15-30 menit. Kemudian direndam dalam T = Jumlah larva uji yang mati
10 liter air laut. Suhu penetasan adalah 25-30 K = Jumlah larva kontrol yang mati
0C dan pH 6-7. Telur akan menetas setelah 18- 10 = Jumlah larva uji
24 jam dan larvanya disebut nauplii. Nauplii siap
untuk uji BST setelah larva ini berumur 48 jam HASIL DAN DISKUSI
(Subyakto, 2003). Uji Toksisitas Ekstrak E. alvarezii yang Larut
dalam Metanol
Uji Toksisitas Ekstrak Dengan Metode BST Hasil pengamatan kematian Artemia
Hasil ekstrak dari rumput laut diambil 50 setelah 24 jam pada ekstrak E. alvarezii yang
mg, masing-masing dilarutkan dalam 5 ml pelarut larut dalam metanol terlihat dalam Tabel 1
(metanol dan kloroform). Dibuat pengenceran berikut :
1000, 100, 10, dan 1 g/ml. Pengujian dilakukan

42 Kimia ITS HKI Jatim


Akta Kimindo Vol. 2 No. 1 Oktober 2006: 41-46

Tabel 1. Persentase kematian larva A. salina yang mati pada ekstrak metanol jam ke-24.

Konsentrasi Ekstrak Eucheuma alvarezii


Mortalitas Artemia Kontrol (0 ppm) 1 ppm 10 ppm 100 ppm 1000 ppm
1 3 8 6 10
2 5 4 7 7
1 4 6 8 8
0 3 5 6 9
1 2 6 7 10
Jumlah 5 17 29 34 44
Rata-rata 1 3.4 5.8 6.8 8.8
%M 10 24 48 58 78

Gambar 1. Grafik hubungan antara persentase kematian Artemia

Tabel 1 dibuat grafik 1 yang didapat nilai Y = 0.0569x - 1.4577. Nilai Y


menunjukkan hubungan antara persentase menunjukkan log konsentrasi dari ekstrak
kematian larva A. salina dengan log konsentrasi metanol. Konsentrasi ekstrak metanol adalah
ekstrak yang larut dalam metanol. Tabel 1 antilog dari 1,368 yaitu 23,3346. Hal ini berarti
menunjukkan persentase kematian larva A. salina mortalitas hewan uji mencapai 50% saat
sebesar 10 78 %. Pada konsentrasi 0 ppm konsentrasi ekstrak senyawa mencapai 23,3346
persentase kematiannya sebesar 10 %, 1 ppm ppm.
persentase kematiannya sebesar 24 %, 10 ppm
persentase kematiannya sebesar 48 %, 100 ppm Uji Toksisitas Ekstrak E. alvarezii yang larut dalam
persentase kematiannya sebesar 58 % dan 1000 Kloroform
ppm persentase sekitar 60 %. Hasil pengamatan kematian Artemia
Persamaan regresi linear dari grafik 1 di setelah 24 jam pada ekstrak E. alvarezii yang
atas digunakan untuk mencari LC50 dengan larut dalam kloroform terlihat dalam Tabel 2
memasukkan angka 50% sebagai X, sehingga berikut.

Kimia ITS HKI Jatim 43


Awik, Nurlita dan Rachmat-Uji Toksisitas Ekstrak Eucheuma Alvarezii terhadap Artemia Salina

Gambar 2. Grafik hubungan antara persentase kematian Artemia

Tabel 2. Jumlah Artemia yang mati pada ekstrak kloroform jam ke-24
Konsentrasi ekstrak Eucheuma alvarezii
Mortalitas Kontrol (0 ppm) 1 ppm 10 ppm 100 ppm 1000 ppm
Artemia
1 3 3 5 6
0 4 6 5 7
1 3 4 7 7
0 2 3 6 5
0 3 5 6 7
Jumlah 2 15 21 29 32
Rata-rata 0.4 3 4.2 5.8 6.4
%M 4 26 38 54 60

Tabel di atas menunjukkan persentase yang mati disebabkan karena kematian yang
kematian larva A. salina sebesar 4 60 %. Pada alami. Hal ini bisa dilihat dari perilaku Artemia ini
konsentrasi 0 ppm persentase kematiannya sesaat sebelum mati. Artemia yang mati pada
sebesar 4 %, 1 ppm persentase kematiannya kontrol mengalami penurunan aktivitas. Semakin
sebesar 26 %, 10 ppm persentase kematiannya lama, Artemia dalam kontrol semakin lemah dan
sebesar 38 %, 100 ppm persentase kematiannya terus berada di dasar tabung. Sedangkan Artemia
sebesar 54 % dan 1000 ppm persentase yang mati dalam tabung percobaan karena
kematiannya sebesar 60%. Gambar 2 perlakuan, mengalami disorientasi gerak
merupakan grafik hubungan antara persentase (gerakannya tidak teratur). Artemia dalam tabung
kematian Artemia dengan log konsentrasi ekstrak ini tetap aktif bergerak, akan tetapi tetap
E. alvarezii pada kloroform. Persamaaan regresi berputar-putar pada satu titik.
linear dari grafik diatas adalah Y = 0,0825x Artemia yang berada pada kontrol mulai
2,172. Nilai LC50 dapat ditentukan dengan mati sejak pengamatan pada jam ke 15.
mensubstitusikan nilai 50 pada X, sehingga Sedangkan Artemia pada tabung uji 1 ppm mulai
didapatkan nilai Y dalam persamaan ini adalah menunjukkan mortalitas pada jam ke 2. Hal ini
1,953. Nilai Y tersebut di antilog-kan dan menunjukkan bahwa Artemia yang mati pada
mendapatkan nilai 89,7429. Hal ini berarti kontrol disebabkan karena memang daya
kematian hewan uji mencapai 50% saat tahannya yang sudah menurun terhadap faktor-
konsentrasi ekstrak senyawa mencapai 89,7429 faktor luar yang tidak bisa dikontrol oleh peneliti.
ppm. Sedangkan pada tabung uji yang diberi ekstrak,
Dari Gambar 1 dan Gambar 2 di atas Artemia sudah mulai mati sejak awal
terlihat bahwa semakin besar nilai konsentrasi pengamatan. Hal ini membuktikan Artemia mati
ekstrak, mortalitas pada Artemia juga semakin disebabkan oleh sifat toksik dari ekstrak E.
besar. Hal ini sesuai dengan Harborne (1994), alvarezii.
yang menyebutkan bahwa semakin tinggi Meyer (1982) dan Anderson (1991),
konsentrasi ekstrak maka sifat toksiknya akan melaporkan bahwa suatu ekstrak menunjukkan
semakin tinggi. Adanya larva uji dalam kontrol aktivitas ketoksikan dalam BST jika ekstrak dapat

44 Kimia ITS HKI Jatim


Akta Kimindo Vol. 2 No. 1 Oktober 2006: 41-46

menyebabkan kematian 50% hewan uji pada bersifat polar relatif lebih toksik daripada yang
konsentrasi kurang dari 1000 ppm. Berdasar dari bersifat non-polar. Nilai LC50 ekstrak E. alvarezii
pernyataan di atas, maka ekstrak E. alvarezii yang terlarut dalam metanol mencapai 23,3346
bersifat toksik. Hal ini ditunjukkan oleh perolehan ppm, sedangkan LC50 dari ekstrak E. alvarezii
data yang berasal dari kedua pelarut, baik yang terlarut dalam kloroform adalah 89,7429
metanol maupun kloroform. Ekstrak metanol ppm.
mencapai LC50 pada konsentrasi 12,656 ppm
sedangkan ekstrak kloroform mencapai LC50 DAFTAR PUSTAKA
pada konsentrasi 61,3762 ppm. Anderson, J. E., 1991. A Blind Comparison of
Menurut Lechat (1997), hasil ekstraksi Simple Bench-Top Bioassays and Human
dari E. alvarezii adalah monosakarida Tumour Cell Cytotoxicities as Antitumor
cellulosicglucose (70% dari berat kering), Prescreens. Phytochem. J Anal. Vol. 2
galaktosa, 3,6-anhidrogalaktosa, mannosa and Aguilan, J. T. 2003. Structural Analysis of
xylosa. Menurut Aguilan (2003), jenis karagenan Carrageenan from Farmed Varieties of
yang terkandung pada E. alvarezii adalah tipe - Philippine Seaweed, De Gruyter Journal,
karagenan dan sedikit -karagenan. Menurut Berlin.
Atmadja produk alam makroalga yang telah teruji Bengen, D.G. 2001. Sinopsis Ekosistem dan
aktivitas antikankernya yaitu polisakarida alga Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut. Pusat
antara lain : polisakarida sulfat, sodium alginat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan
fraksi G dan fraksi M, karagenan iota, karagenan Institut Pertanian Bogor. Bogor .
kappa, karagenan lambda dan porphyran. Harborne, J. B. 1994. The Flavonoids. Chapman
Mortalitas Artemia pada larutan ekstrak E. and Hall. London
alvarezii yang terlarut pada metanol dan Khurniasari, D. W. 2004. Potensi antikanker
kloroform, membuktikan adanya metabolisme Senyawa Bioaktif Ekstrak Kloroform Dan
sekunder yang bersifat polar dan nonpolar. Metanol Makroalgae Sargassum duplicatum
Senyawa metabolit sekunder dari alga yang J. Agardh. Skripsi, Fakultas Biologi
bersifat polar adalah flavonoid dan alkaloid, Universitas Gadjah Mada Jogjakarta.
sedangkan senyawa yang bersifat nonpolar Jogjakarta.
adalah terpenoid dan steroid (Sastrohamidjojo, Lechat, H. 1997. Cell wall composition of the
1985). carrageenophyte Kappaphycus alvarezii
Adanya flavonoid dalam lingkungan sel, (Gigartinales, Rhodophyta) partitioned by wet
menyebabkan gugus OH- pada flavonoid sieving, Journal of Applied Phycology.
berikatan dengan protein integral membran sel. Springer Science+Business Media. Volume
Hal ini menyebabkan terbendungnya transpor 9, Nomor 6. Halaman: 565 572.
aktif Na+ - K+. Transpor aktif yang berhenti Meyer, B. N., Ferrigni, N. R., Putman, J. E.,
menyebabkan pemasukan ion Na+ yang tidak Jacbsen, L. B., Nicols, D. E., and McLaughlin,
terkendali ke dalam sel, hal ini menyebabkan J. L. 1982. Brine Shrimp : A Comvenient
pecahnya membran sel. (Scheuer, 1994). general Bioassay For Active Plant
Pecahnya membran sel inilah yang menyebabkan Constituents. Plant Medica
kematian sel. Sastrohamidjojo. 1985. Spektroskopi. Liberti.
Jogjakarta
KESIMPULAN Scheuer, J. S. 1994. Produk Alami Lautan.
Ekstrak metanol dan kloroform dari E. Cetakan pertama. IKIP Semarang Press.
alvarezii mempunyai sifat toksik Hasil Semarang.
metabolisme sekunder dari E. alvarezii yang

Kimia ITS HKI Jatim 45

Anda mungkin juga menyukai