Anda di halaman 1dari 13

LI

TATALAKSANA&EDUKASI HIPONATREMIA

Prinsip penatalaksanan hiponatremia adalah dengan mengatasi penyakit dasar


dan menghentikan setiap obat yang ikut menyebabkan hiponatremia. Sebelum
memberikan terapi sebaiknya ditentukan apakah hiponatremia merupakan
hiponatremia hipoosmolalitas. Untuk hiponatremia hiperosmolalitas, koreksi yang
diberikan hanya berupa air saja. 18,21
Larutan pengganti yang diberikan adalah natrium hipertonik, bisa berupa NaCl 3%
atau 5% NaCl. Pada sediaan NaCl 3% yang biasa dipakai, terdapat 513 mmol dalam 1
liter larutan. Koreksi pada hiponatremia kronik yang tanpa gejala, dapat diberikan
sediaan oral, yaitu berupa tablet garam.18,21
Tabel. 1. Estimasi efek pemberian cairan infus untuk menaikkan kadar natrium
plasma18
Koreksi natrium secara intravena harus diberikan secara lambat, untuk mencegah
central pontin myelinolysis (CPM). Kadar Na plasma tidak boleh dinaikkan lebih dari
10-12 mmol/L dalam 24 jam pertama. Terapi inisial diberikan untuk mencegah udem
serebri. Untuk hiponatremia akut dengan gejala serius, koreksi dilakukan agak cepat.
Kadar natrium plasma harus dinaikkan sebanyak 1,5-2 mmol/L dalam waktu 3-4 jam
pertama, sampai gejala menghilang. Kecepatan cairan infus diberikan 2-3 ml/kg/jam,
setelah itu dilanjutkan dengan 1 ml/kg/jam, sampai kadar Na 130 mmol/L. Untuk
koreksi hiponatremia kronik, diberikan dengan target kenaikan sebesar 0,5 mmol/L
setiap 1 jam, maksimal 10 mmol/L dalam 24 jam. Kecepatan infus dapat diberikan 0,5
1 ml/kg/jam. Pemantauan kadar Na serum harus dilakukan setiap 2-4 jam. Untuk
menetukan estimasi efek pemberian cairan infus dalam menaikkan kadar natrium
plasma, digunakan rumus:18,25
Perubahan Na serum= (Na dalam cairan infus-Na serum)/(TBW+1)
Saat ini sedang mulai dipakai sediaan vasopressin receptor antagonis untuk
meningkatkan kadar natrium. Sediaan ini akan menghambat reseptor V2 di tubulus
yang akan meningkatkan ekskresi air, kemudian akan memperbaiki keadaan
hiponatremia. Demeclocycline dan litium juga dapat dipakai dimana sedian ini akan
mengahambat respon ginjal terhadap vasopressin. Selain itu, sediaan ini dapat juga
diberikan sebagai pencegahan overkoreksi. Dosis democlocycline dapat diberikan
300-600 mg perhari.
Hiponatremia berat merupakan keadaan darurat yang memerlukan pengobatan
segera.
Cairan intravena diberikan untuk meningkatkan konsentrasi natrium darah secara
perlahan.
Kenaikan konsentrasi yang terlalu cepat bisa mengakibatkan kerusakan otak yang
menetap. Asupan cairan diawasi dibatasi dan penyebab hiponatremia diatasi.
Jika keadaannya memburuk atau tidak menunjukkan perbaikan setelah dilakukannya
pembatasan asupan cairan, maka pada SIADH diberikan demeclocycline atau diuretik
thiazide untuk mengurangi efek hormon antidiuretik terhadap ginjal

Sumber: Thompson JC. Hyponatremia : New Association and New Treatment.


European Journal of Endocrinology. 2010; 162 : 161-3

Stelfox TH, Ahmed BS, Khandwala F, Zygun D, Shahpory R, Laupland K. The


Epidemiology of Intensive Care Unit-acquired hyponatremia and Hyperatremia in
Medical-surgical Intensive Care Units. Critical Care. 2008; 12 (6): 1-8

REGULASI CAIRAN ELEKTROLIT (NATRIUM)

Fungsi natrium bagi tubuh adalah untuk mencegah menurunnya kandungan


cairan ekstraseluler akibat tekanan osmotik dalam cairan tubuh menurun. Volume
cairan, termasuk tekanan darah akan menurun. Aldosteron, hormone yang ada di
korteks adrenal, membantu menahan natrium dengan cara menyerap kembali natrium
bersama air dalam ginjal. Dengan cara ini volume cairan ekstraseluler dalam sirkulasi
darah kembali normal. setidaknya dapat membantu menyediakan kebutuhan tubuh
akan natrium. zat mineral yang kita andalkan sebagai pembentuk garam didalam
tubuh dan sebagai penghantar impuls dalam serabut syaraf dan tekanan osmosis pada
sel yang menjaga keseimbangan cairan sel dengan cairan yang ada disekitarnya

Unsur Na terdapat pada garam dapur (NaCl), susu, dan telur. Na berfungsi
memelihara tekanan osmosis sel, pH, serta mengatur permeabilitas membran sel.
Selain itu, Na mempunyai peranan dalam konduksi impuls dari saraf. Defisiensi Na
akan menyebabkan ganguan pada ginjal, perubahan nilai osmotik, dan perubahan
suhu tubuh. Hal-hal tersebut akan menimbulkan gejala hipertensi
(tekanan darah meningkat).

Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu :

cairan intraseluler dan

cairan ekstraseluler.

Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalam sel diseluruh tubuh, sedangkan
cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga
kelompok yaitu:cairan intravaskuler(plasma),cairan interstitial dan cairan
transeluler.Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem
vaskuler,cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel,sedangkan cairan
traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan serebrospinal,cairan
intraokuler,dan sekresi saluran cerna.

Fungsi Cairan Tubuh

Dalam proses metabolisme yang terjadi didalam tubuh,air mempunyai 2 fungsi utama
yaitu sebagai pembawa zat-zat nutrisi seperti karbohidrat,vitamin dan mineral serta
juga akan berfungsi sebagai pembawa oksigen ke dalam sel-sel tubuh.Selain itu,air
didalam tubuh juga akan berfungsi untuk mengeluarkan produk samping hasil
metabolisme seperti karbon dioksida(CO ) dan juga senyawa nitrat. Selain berperan
dalam proses metabolisme,air yang terdapat di dalam tubuh juga akan memiliki
berbagai fungsi penting antara lain sebagai pelembab jaringan-jaringan tubuh seperti
mata,mulut dan hidung, pelumas dalam cairan sendi tubuh,katalisator reaksi biologik
sel,pelindung organ dan jaringan tubuh serta juga akan membantu dalam menjaga
tekanan darah dan konsentrasi zat terlarut.Selain itu agar fungsi-fungsi tubuh dapat
berjalan dengan normal,air di dalam tubuh juga akan berfungsi sebagai pengatur
panas untuk menjaga agar suhu tubuh tetap berada pada kondisi ideal yaitu 37 C.

Elektrolit Utama Tubuh Manusia

Zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari elektrolit dan nonelektrolit.Non
elektrolit adalah zat terlarut yang tidak terurai dalam larutan dan tidak bermuatan
listrik, seperti:protein,urea,glukosa,oksigen,karbon dioksida dan asam-asam
organik.Sedangkan elektrolit tubuh mencakup natrium (Na+),kalium (K+), Kalsium
(Ca++),magnesium (Mg++), Klorida (Cl-), bikarbonat(HCO3-), fosfat (HPO42-),
sulfat (SO42-).

.Komposisi dari elektrolit-elektrolit tubuh baik pada intarseluler maupun padaplasma


terinci dalam tabel di bawah ini :

No. Elektrolit Ekstraseluler Interstitial Intraseluler Plasma

1. Kation :

Natrium (Na+) 144,0 mEq 137,0 mEq 10 mEq

Kalium (K+) 5,0 mEq 4,7 mEq 141 mEq

Kalsium (Ca++) 2,5 mEq 2,4 mEq 0

Magnesium (Mg ++) 1,5 mEq 1,4 mEq 31 mEq

2. . Anion :

Klorida (Cl-) 107,0 mEq 112,7 mEq 4 mEq

Bikarbonat (HCO3-) 27,0 mEq 28,3 mEq 10 mEq

Fosfat (HPO42-)

Sulfat (SO42-) 2,0 mEq 2,0 mEq 11 mEq

Protein

0,5 mEq 0,5 mEq 1 mEq

1,2 mEq 0,2 mEq 4 mEq

Perpindahan Cairan dan Elektrolit Tubuh

Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi dalam tiga fase yaitu :
Fase I :

Plasma darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem sirkulasi, dan nutrisi

dan oksigen diambil dari paru-paru dan tractus gastrointestinal.

Fase II :

Cairan interstitial dengan komponennya pindah dari darah kapiler dan sel

Fase III :

Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan interstitial masuk ke
dalam sel.Pembuluh darah kapiler dan membran sel yang merupakan membran

semipermiabel mampu memfilter tidak semua substansi dan komponen dalam cairan
tubuh ikut berpindah.

Metode perpindahan dari cairan dan elektrolit

tubuh dengan cara :

Diffusi

Filtrasi

Osmosis

Aktiv Transport

Diffusi dan osmosis adalah mekanisme transportasi pasif. Osmosis adalah proses
difusi dari air yang disebabkan oleh perbedaan konsentrasi.Difusi air terjadi pada
daerah dengan konsenterasi zat terlarut yang rendah ke daerah dengan konsenterasi
zat terlarut yang tinggi.

konsentrasi dan muatan listrik disebut transportasi aktif.Transportasi aktif berbeda


dengan transportasi pasif karena memerlukan energi dalam bentuk adenosin trifosfat
(ATP).Salah satu contonya adalah transportasi pompa kalium dan natrium.
Natrium tidak berperan penting dalam perpindahan air di dalam bagian plasma dan
bagian cairan interstisial karena konsentrasi natrium hampir sama pada kedua bagian
itu. Distribusi air dalam kedua bagian itu diatur oleh tekanan hidrostatik yang
dihasilkan oleh darah kapiler,terutama akibat oleh pemompaan oleh jantung dan
tekanan osmotik koloid yang terutama disebabkan oleh albumin serum. Proses
perpindahan cairan dari kapiler ke ruang interstisial disebut ultrafilterisasi.Contoh lain
proses filterisasi adalah pada glomerolus ginjal.

Meskipun keadaan di atas merupakan proses pertukaran dan pergantian yang terus
menerus namun komposisi dan volume cairan relatif stabil,suatu keadaan yang
disebut keseimbangan dinamis atau homeostatis.

Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit

Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan dua parameter penting, yaitu


volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal mengontrol volume
cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol
osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal
mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan air dalam
urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari
air dan garam tersebut.

1. Pengaturan volume cairan ekstrasel.

Penurunan volume cairan ekstrasel menyebabkan penurunan tekanan darah arteri


dengan menurunkan volume plasma.Sebaliknya,peningkatan volume cairan ekstrasel
dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah arteri dengan memperbanyak volume
plasma.Pengontrolan volume cairan ekstrasel penting untuk pengaturan tekanan darah
jangka panjang.

Mempertahankan keseimbangan asupan dan keluaran (intake dan output) air.Untuk


mempertahankan volume cairan tubuh kurang lebih tetap,maka harus ada
keseimbangan antara air yang ke luar dan yang masuk ke dalam tubuh.hal ini terjadi
karena adanya pertukaran cairan antar kompartmen dan antara tubuh dengan
lingkungan luarnya.Water turnover dibagi dalam:

1. eksternal fluid exchange, pertukaran antara tubuh dengan lingkungan luar; dan
2. Internal fluid exchange, pertukaran cairan antar pelbagai kompartmen seperti

proses filtrasi dan reabsorpsi di kapiler ginjal.

Memperhatikan keseimbangan garam.Seperti halnya keseimbangan air,


keseimbangan garam juga perlu dipertahankan sehingga asupan garam sama dengan
keluarannya.Permasalahannya adalah seseorang hampir tidak pernah memperhatikan
jumlah garam yang ia konsumsi sehingga sesuai dengan kebutuhannya.Tetapi,
seseorang mengkonsumsi garam sesuai dengan seleranya dan cenderung lebih dari
kebutuhan.Kelebihan garam yang dikonsumsi harus diekskresikan dalam urine untuk
mempertahankan keseimbangan garam.

Ginjal mengontrol jumlah garam yang dieksresi dengan cara:

mengontrol jumlah garam (natrium) yang difiltrasi dengan pengaturan Laju Filtrasi
Glomerulus (LFG)/ Glomerulus Filtration Rate (GFR).

mengontrol jumlah yang direabsorbsi di tubulus ginjal

Jumlah Na+ yang direasorbsi juga bergantung pada sistem yang berperan mengontrol
tekanan darah.Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron mengatur reabsorbsi Na+ dan
retensi Na+ di tubulus distal dan collecting.Retensi Na+ meningkatkan retensi air
sehingga meningkatkan volume plasma dan menyebabkan peningkatan tekanan darah
arteri.Selain sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron,Atrial Natriuretic Peptide (ANP)
atau hormon atriopeptin menurunkan reabsorbsi natrium dan air.Hormon ini disekresi
oleh sel atrium jantung jika mengalami distensi peningkatan volume
plasma.Penurunan reabsorbsi natrium dan air di tubulus ginjal meningkatkan eksresi
urine sehingga mengembalikan volume darah kembali normal.

2. Pengaturan Osmolaritas cairan ekstrasel.

Osmolaritas cairan adalah ukuran konsentrasi partikel solut (zat terlarut) dalam suatu
larutan.semakin tinggi osmolaritas,semakin tinggi konsentrasi solute atau semakin
rendah konsentrasi solutnya lebih rendah (konsentrasi air lebih tinggi) ke area yang
konsentrasi solutnya lebih tinggi (konsentrasi air lebih rendah).

Osmosis hanya terjadi jika terjadi perbedaan konsentrasi solut yang tidak dapat
menmbus membran plasma di intrasel dan ekstrasel.Ion natrium merupakan solut
yang banyak ditemukan di cairan ekstrasel,dan ion utama yang berperan penting
dalam menentukan aktivitas osmotik cairan ekstrasel.sedangkan di dalam cairan
intrasel,ion kalium bertanggung jawab dalam menentukan aktivitas osmotik cairan
intrasel.Distribusi yang tidak merata dari ion natrium dan kalium ini menyebabkan
perubahan kadar kedua ion ini bertanggung jawab dalam menetukan aktivitas osmotik
di kedua kompartmen ini.

Pengaturan Neuroendokrin dalam Keseimbangan Cairan dan Elektrolit

Sebagai kesimpulan,pengaturan keseimbangan keseimbangan cairan dan elektrolit


diperankan oleh system saraf dan sistem endokrin.Sistem saraf mendapat informasi
adanya perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit melalui baroreseptor di arkus
aorta dan sinus karotikus, osmoreseptor di hypotalamus,dan volume reseptor atau
reseptor regang di atrium.Sedangkan dalam sistem endokrin,hormon-hormon yang
berperan saat tubuh mengalami kekurangan cairan adalah Angiotensin II, Aldosteron,
dan Vasopresin/ADH dengan meningkatkan reabsorbsi natrium dan air.
Sementara,jika terjadi peningkatan volume cairan tubuh,maka hormone atriopeptin
(ANP) akan meningkatkan eksresi volume natrium dan air.

Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit Tubuh

a. Ketidakseimbangan Volume

kurangan Volume Cairan Ekstraseluler (ECF)

Kekurangan volume ECF atau hipovolemia didefinisikan sebagai kehilangan cairan


tubuh isotonik, yang disertai kehilangan natrium dan air dalam jumlah yang relatif
sama. Kekurangan volume isotonik sering kali diistilahkan dehidrasi yang seharusnya
dipakai untuk kondisi kehilangan air murni yang relatif mengakibatkan hipernatremia.

- cairan Isotonis adalah cairan yang konsentrasi/kepekatannya sama dengan

cairan tubuh, contohnya : larutan NaCl 0,9 %, Larutan Ringer Lactate (RL).

- Cairan hipertonis adalah cairan yang konsentrasi zat terlarut/kepekatannya

melebihi cairan tubuh, contohnya Larutan dextrose 5 % dalam NaCl normal,

Dextrose 5% dalam RL, Dextrose 5 % dalam NaCl 0,45%.


- Cairan Hipotonis adalah cairan yang konsentrasi zat terlarut/kepekataannya

Kurang dari cairan tubuh, contohnya : larutan Glukosa 2,5 %.,NaCl.0,45 %,NaCl

0,33%

Kelebihan Volume ECF :

Kelebihan cairan ekstraseluler dapat terjadi bila natrium dan air kedua-duanya
tertahan dengan proporsi yang kira- kira sama.Dengan terkumpulnya cairan isotonik
yang berlebihan pada ECF (hipervolumia) maka cairan akan berpindah ke
kompartement cairan interstitial sehingga mnyebabkan edema.Edema adalah
penunpukan cairan interstisial yang berlebihan.Edema dapat terlokalisir atau
generalisata.

b.Ketidakseimbangan Osmolalitas dan perubahan komposisional

Ketidakseimbangan osmolalitas melibatkan kadar zat terlarut dalam cairan-cairan


tubuh.Karena natrium merupakan zat terlarut utama yang aktif secara osmotik dalam
ECF maka kebanyakan kasus hipoosmolalitas (overhidrasi)adalah hiponatremia yaitu
rendahnya kadar natrium di dalam plasma dan hipernatremia yaitu tingginya kadar
natrium di dalam plasma.

Sumber:

Siregar P. Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit. Dalam : Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Edisi 4, Jilid I. Jakarta : Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam
FKUI; 2006 : 529-37

Guyton CA, Hall EJ. Text Book of Medical Physiology 11th ed. Pensylvania:
McGrawHills; 2006: 348-81

Homeostasis
Secara homeostasis, pembuluh darah berfungsi sebagai saluran untuk mengangkut
darah ke dan dari sel untuk antara lain menyalurkan O2 dan nutrien,, membuang zat
sisa, distribusi cairan dan elektrolit, eleminasi kelebihan panas, dan pensinyalan
hormon. Sel-sel akan segera mati jika tidak mendapat pasokan darah; sel otak akan
mati dalam empat menit. Darah secara terus-menerus di daur ulang dan direkondisi
sewaktu mengalir melalui berbagai organ via pembuluh darah. Karena itu, tubuh
hanya memerlukan sedikit darah untuk mempertahankan komposisi kimiawi
lingkungan cairan internal keseluruhan tempat sel-sel bergantung untuk kelangsungan
hidup mereka. Sebagai contoh, O2 secara terusmenerus diserap oleh darah dan secara
tetap di alirkan ke seluruh tubuh.

Pembuluh darah terkecil, kapiler, merupakan tempat pertukaran sebenarnya antara


darah dan sel sekitar. Kapiler mengangkut darah, yang telah dipertahankan secara
homeostasis, dalam jarak 0,1 mm dari setiap sel tubuh. Kedekatan ini sangat penting
karena jika lebih dari beberapa milimeter, bahan bahan tidak dapat berdifusi cukup
cepat untuk menunjang berbagai aktivitas yang penting bagi kehidupan. Oksigen yang
seharusnya memerlukan waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun untuk berdifusi
dari paru ke semua sel tubuh secara terus-menerus di salurkan di depan pintu setiap
sel, tempat difusi dapat secara efisien melaksanakan pertukaran lokal jarak dekat
antara kapiler dan sel sekitar. Demikian juga, hormon harus cepat diangkut melalui
sistem sirkulasinya dari tempat produksinya di kelenjar endokrin ke tempat kerjanya
di bagian tubuh lain. Berbagai caraka kimiawi ini tidak dapat berdifusi cukup cepat ke
organ sasaran mereka untuk secara efektif mengontrol fugsi organ-organ tersebut,
yang bertujuan untuk mempertahankan homeostasis.

Bagian lainnya pada sistem sirkulasi dirancang untuk mengangkut darah menuju dan
dari kapiler. Arteri dan Arteriol mendistribusikan darah yang di pompa oleh jantung
ke kapiler agar terjadi pertukaran untuk mempertahankan hidup, sementara venula
dan vena mengumpulkan darah dari kapiler dan mengembalikannya ke jantung,
tempat proses tersebut diulang.
Sumber: Sherwood, L. 2014. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Edisi 8. Jakarta:
EGC

ANMAL

1. h. Bagaimana usaha tubuh untuk menjaga tekanan darah tetap normal?


4. b. Bagaimana tanda-tanda terjadinya lethargis?
Perubahan mood, kelelahan, energi rendah, kelesuan dan penurunan kewaspadaan
merupakan beberapa gejala terkait lethargy. Orang dengan lethargy mungkin tampak
linglung dan bergerak lebih lamban

Sumber: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39175/4/Chapter%20ll.pdf

7. a. Bagaimana gangguan homeostasis pada pasien ini?


Gangguan homeostasis tersebut akan mengakibatkan tekanan darah dan aliran darah
berkurang pada jaringan, sehingga akan merangsang autoregulasi lokal menurunkan
tahanan dan peningkatan aliran darah. Namun apabila autoregulasi tidak efektif, maka
mekanisme saraf akan menstimulasi reseptor-reseptor yang sensitive untuk mengubah
komposisi kimia dan tekanan darah sistemik yang selanjutnya mengaktifkan pusat
kardiovaskuler. Pada jarak waktu yang pendek terjadi peningkatan vasokonstriksi
pada tekanan darah oleh menstimulasi saraf simpatis pada jantung dan peripheral.
Selanjutnya homeostasis tubuh akan mengembalikan volume dan tekanan darah
menjadi normal kembali. Mekanisme hormonal dapat merespon apabila autoregulasi
tidak efektif yaitu dengan menstimulasi kelenjar endokrin untuk melepaskan hormone
yang berperan dalam pengaturan tekanan darah dan volume darah. Dalam jarak waktu
yang lama maka homeostasis tubuh akan mengembalikan volume dan tekanan darah
kembali normal (Martini, 2001).

Sumber:
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/197003311997022-HE
RNAWATI/FILE_6.pdf

1. c. Apa saja organ yang berperan dalam pengaturan tekanan darah dan
fungsinya?
Darah mengambil oksigen dari dalam paru-paru. Darah yang mengandung oksigen
ini memasuki jantung dan kemudian dipompakan keseluruh bagian tubuh melalui
pembuluh darah yang disebut arteri. Pembuluh darah yang lebih besar
bercabang-cabang menjadi pembuluh-pembuluh darah yang lebih kecil hingga
berukuran mikroskopik, yang akhirnya membentuk jaringan yang terdiri dari
pembuluh-pembuluh darah yang sangat kecil yang disebut kapiler. Jaringan ini
mengalirkan darah ke sel-sel tubuh dan menghantarkan oksigen untuk menghasilkan
energi yang dibutuhkan demi kelangsungan hidup. Kemudian darah yang tidak
beroksigen kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena, dan dipompa kembali
ke paru-paru untuk mengambil oksigen lagi. Saat jantung berdetak, otot jantung
berkontraksi untuk memompakan darah ke seluruh tubuh

Sumber: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24543/4/Chapter%20II.pdf

2. e. Apa saja manfaat garam dalam tubuh?


Sebagai kation utama dalam cairan ekstraseluler, natrium menjaga keseimbangan
cairan dalam kompartemen tersebut. Natriumlah yang sebagian besar mengatur
tekanan osmosis dan menjaga cairan tidak keluar dari darah dan masuk kedalam
sel-sel. Di dalam sel, tekanan osmosis diatur oleh kalium guna menjaga cairan agar
tidak keluar dari sel. Secara normal tubuh dapat menjaga keseimbangan antara
natrium di luar sel dan kalium di dalam sel (Williams, 2007) Bila seseorang
mengkonsumsi terlalu banyak garam, kadar natrium darah akan meningkat. Rasa haus
yang ditimbulkan akan menyebabkan minum sedemikian banyak sehingga konsentrasi
natrium dalam darah kembali normal. Ginjal kemudian akan mengeluarkan kelebihan
cairan dan natrium tersebut dari tubuh. Hormon aldosteron menjaga agar konsentrasi
natrium di dalam darah berada pada nilai normal

Sumber: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31358/4/Chapter%20II.pdf

5. b. Apa yang menyebabkan berat badannya turun?


karena pengaruh dari obat Diuretik --- diuretik bekerja pada ginjal untuk
mengeluarkan kelebihan garam dari darah. cara kerjanya yaitu dengan memcegah
reabsorbsi Natrium dan Diuretik digunakan untuk merangsang ginjal agar
menghasilkan urin lebih banyak. Diuretik terutama digunakan untuk mengurangi
retensi (tumpukan) air dalam jaringan tubuh. dengan banyaknya cairan yang keluar
melalui urin menyebabkan berat badan menjadi turun.

7. f. Bagaimana tata laksana hiponatremia?

Tatalaksana Hiponatremia
Terapi hiponatremia sangat dipengaruhi gejala dan durasi hiponatremia. Pada
hiponatremia akut (onset < 48 jam) akan ditemukan gejala neurologis yang berat,
bahkan bisa menjadi permanen atau muncul sequele akibat edema otak jika
hiponatremia tidak dikoreksi secara adekuat. Namun, pasien dengan hiponatremia
kronik (onset > 48 jam) berpotensi menjadi demyelinisasi osmotik pada otak jika
dikoreksi terlalu cepat.

Prinsip Tatalaksana Hiponatremia

1. Air pada jaringan otak akan meningkat hanya sekitar 10% pada hiponatremia
berat yang kronik sehingga target terapi untuk meningkatkan kadar natrium adalah
10% atau sekitar 10 mEq/L

2. Jangan berikan koreksi natrium > 1-1.5 mEq/L/jam

3. Jangan meningkatkan kadar natrium > 8-12 mEq/hari

ADA DI LI

Sumber:
http://www.european-renal-best-practice.org/sites/default/files/u33/short%20version%
20hyponatraemia%20Indonesian%20FINAL.pdf

Anda mungkin juga menyukai