TATALAKSANA&EDUKASI HIPONATREMIA
Unsur Na terdapat pada garam dapur (NaCl), susu, dan telur. Na berfungsi
memelihara tekanan osmosis sel, pH, serta mengatur permeabilitas membran sel.
Selain itu, Na mempunyai peranan dalam konduksi impuls dari saraf. Defisiensi Na
akan menyebabkan ganguan pada ginjal, perubahan nilai osmotik, dan perubahan
suhu tubuh. Hal-hal tersebut akan menimbulkan gejala hipertensi
(tekanan darah meningkat).
cairan ekstraseluler.
Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalam sel diseluruh tubuh, sedangkan
cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga
kelompok yaitu:cairan intravaskuler(plasma),cairan interstitial dan cairan
transeluler.Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem
vaskuler,cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel,sedangkan cairan
traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan serebrospinal,cairan
intraokuler,dan sekresi saluran cerna.
Dalam proses metabolisme yang terjadi didalam tubuh,air mempunyai 2 fungsi utama
yaitu sebagai pembawa zat-zat nutrisi seperti karbohidrat,vitamin dan mineral serta
juga akan berfungsi sebagai pembawa oksigen ke dalam sel-sel tubuh.Selain itu,air
didalam tubuh juga akan berfungsi untuk mengeluarkan produk samping hasil
metabolisme seperti karbon dioksida(CO ) dan juga senyawa nitrat. Selain berperan
dalam proses metabolisme,air yang terdapat di dalam tubuh juga akan memiliki
berbagai fungsi penting antara lain sebagai pelembab jaringan-jaringan tubuh seperti
mata,mulut dan hidung, pelumas dalam cairan sendi tubuh,katalisator reaksi biologik
sel,pelindung organ dan jaringan tubuh serta juga akan membantu dalam menjaga
tekanan darah dan konsentrasi zat terlarut.Selain itu agar fungsi-fungsi tubuh dapat
berjalan dengan normal,air di dalam tubuh juga akan berfungsi sebagai pengatur
panas untuk menjaga agar suhu tubuh tetap berada pada kondisi ideal yaitu 37 C.
Zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari elektrolit dan nonelektrolit.Non
elektrolit adalah zat terlarut yang tidak terurai dalam larutan dan tidak bermuatan
listrik, seperti:protein,urea,glukosa,oksigen,karbon dioksida dan asam-asam
organik.Sedangkan elektrolit tubuh mencakup natrium (Na+),kalium (K+), Kalsium
(Ca++),magnesium (Mg++), Klorida (Cl-), bikarbonat(HCO3-), fosfat (HPO42-),
sulfat (SO42-).
1. Kation :
2. . Anion :
Fosfat (HPO42-)
Protein
Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi dalam tiga fase yaitu :
Fase I :
Plasma darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem sirkulasi, dan nutrisi
Fase II :
Cairan interstitial dengan komponennya pindah dari darah kapiler dan sel
Fase III :
Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan interstitial masuk ke
dalam sel.Pembuluh darah kapiler dan membran sel yang merupakan membran
semipermiabel mampu memfilter tidak semua substansi dan komponen dalam cairan
tubuh ikut berpindah.
Diffusi
Filtrasi
Osmosis
Aktiv Transport
Diffusi dan osmosis adalah mekanisme transportasi pasif. Osmosis adalah proses
difusi dari air yang disebabkan oleh perbedaan konsentrasi.Difusi air terjadi pada
daerah dengan konsenterasi zat terlarut yang rendah ke daerah dengan konsenterasi
zat terlarut yang tinggi.
Meskipun keadaan di atas merupakan proses pertukaran dan pergantian yang terus
menerus namun komposisi dan volume cairan relatif stabil,suatu keadaan yang
disebut keseimbangan dinamis atau homeostatis.
1. eksternal fluid exchange, pertukaran antara tubuh dengan lingkungan luar; dan
2. Internal fluid exchange, pertukaran cairan antar pelbagai kompartmen seperti
mengontrol jumlah garam (natrium) yang difiltrasi dengan pengaturan Laju Filtrasi
Glomerulus (LFG)/ Glomerulus Filtration Rate (GFR).
Jumlah Na+ yang direasorbsi juga bergantung pada sistem yang berperan mengontrol
tekanan darah.Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron mengatur reabsorbsi Na+ dan
retensi Na+ di tubulus distal dan collecting.Retensi Na+ meningkatkan retensi air
sehingga meningkatkan volume plasma dan menyebabkan peningkatan tekanan darah
arteri.Selain sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron,Atrial Natriuretic Peptide (ANP)
atau hormon atriopeptin menurunkan reabsorbsi natrium dan air.Hormon ini disekresi
oleh sel atrium jantung jika mengalami distensi peningkatan volume
plasma.Penurunan reabsorbsi natrium dan air di tubulus ginjal meningkatkan eksresi
urine sehingga mengembalikan volume darah kembali normal.
Osmolaritas cairan adalah ukuran konsentrasi partikel solut (zat terlarut) dalam suatu
larutan.semakin tinggi osmolaritas,semakin tinggi konsentrasi solute atau semakin
rendah konsentrasi solutnya lebih rendah (konsentrasi air lebih tinggi) ke area yang
konsentrasi solutnya lebih tinggi (konsentrasi air lebih rendah).
Osmosis hanya terjadi jika terjadi perbedaan konsentrasi solut yang tidak dapat
menmbus membran plasma di intrasel dan ekstrasel.Ion natrium merupakan solut
yang banyak ditemukan di cairan ekstrasel,dan ion utama yang berperan penting
dalam menentukan aktivitas osmotik cairan ekstrasel.sedangkan di dalam cairan
intrasel,ion kalium bertanggung jawab dalam menentukan aktivitas osmotik cairan
intrasel.Distribusi yang tidak merata dari ion natrium dan kalium ini menyebabkan
perubahan kadar kedua ion ini bertanggung jawab dalam menetukan aktivitas osmotik
di kedua kompartmen ini.
a. Ketidakseimbangan Volume
cairan tubuh, contohnya : larutan NaCl 0,9 %, Larutan Ringer Lactate (RL).
Kurang dari cairan tubuh, contohnya : larutan Glukosa 2,5 %.,NaCl.0,45 %,NaCl
0,33%
Kelebihan cairan ekstraseluler dapat terjadi bila natrium dan air kedua-duanya
tertahan dengan proporsi yang kira- kira sama.Dengan terkumpulnya cairan isotonik
yang berlebihan pada ECF (hipervolumia) maka cairan akan berpindah ke
kompartement cairan interstitial sehingga mnyebabkan edema.Edema adalah
penunpukan cairan interstisial yang berlebihan.Edema dapat terlokalisir atau
generalisata.
Sumber:
Siregar P. Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit. Dalam : Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Edisi 4, Jilid I. Jakarta : Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam
FKUI; 2006 : 529-37
Guyton CA, Hall EJ. Text Book of Medical Physiology 11th ed. Pensylvania:
McGrawHills; 2006: 348-81
Homeostasis
Secara homeostasis, pembuluh darah berfungsi sebagai saluran untuk mengangkut
darah ke dan dari sel untuk antara lain menyalurkan O2 dan nutrien,, membuang zat
sisa, distribusi cairan dan elektrolit, eleminasi kelebihan panas, dan pensinyalan
hormon. Sel-sel akan segera mati jika tidak mendapat pasokan darah; sel otak akan
mati dalam empat menit. Darah secara terus-menerus di daur ulang dan direkondisi
sewaktu mengalir melalui berbagai organ via pembuluh darah. Karena itu, tubuh
hanya memerlukan sedikit darah untuk mempertahankan komposisi kimiawi
lingkungan cairan internal keseluruhan tempat sel-sel bergantung untuk kelangsungan
hidup mereka. Sebagai contoh, O2 secara terusmenerus diserap oleh darah dan secara
tetap di alirkan ke seluruh tubuh.
Bagian lainnya pada sistem sirkulasi dirancang untuk mengangkut darah menuju dan
dari kapiler. Arteri dan Arteriol mendistribusikan darah yang di pompa oleh jantung
ke kapiler agar terjadi pertukaran untuk mempertahankan hidup, sementara venula
dan vena mengumpulkan darah dari kapiler dan mengembalikannya ke jantung,
tempat proses tersebut diulang.
Sumber: Sherwood, L. 2014. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Edisi 8. Jakarta:
EGC
ANMAL
Sumber: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39175/4/Chapter%20ll.pdf
Sumber:
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/197003311997022-HE
RNAWATI/FILE_6.pdf
1. c. Apa saja organ yang berperan dalam pengaturan tekanan darah dan
fungsinya?
Darah mengambil oksigen dari dalam paru-paru. Darah yang mengandung oksigen
ini memasuki jantung dan kemudian dipompakan keseluruh bagian tubuh melalui
pembuluh darah yang disebut arteri. Pembuluh darah yang lebih besar
bercabang-cabang menjadi pembuluh-pembuluh darah yang lebih kecil hingga
berukuran mikroskopik, yang akhirnya membentuk jaringan yang terdiri dari
pembuluh-pembuluh darah yang sangat kecil yang disebut kapiler. Jaringan ini
mengalirkan darah ke sel-sel tubuh dan menghantarkan oksigen untuk menghasilkan
energi yang dibutuhkan demi kelangsungan hidup. Kemudian darah yang tidak
beroksigen kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena, dan dipompa kembali
ke paru-paru untuk mengambil oksigen lagi. Saat jantung berdetak, otot jantung
berkontraksi untuk memompakan darah ke seluruh tubuh
Sumber: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24543/4/Chapter%20II.pdf
Sumber: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31358/4/Chapter%20II.pdf
Tatalaksana Hiponatremia
Terapi hiponatremia sangat dipengaruhi gejala dan durasi hiponatremia. Pada
hiponatremia akut (onset < 48 jam) akan ditemukan gejala neurologis yang berat,
bahkan bisa menjadi permanen atau muncul sequele akibat edema otak jika
hiponatremia tidak dikoreksi secara adekuat. Namun, pasien dengan hiponatremia
kronik (onset > 48 jam) berpotensi menjadi demyelinisasi osmotik pada otak jika
dikoreksi terlalu cepat.
1. Air pada jaringan otak akan meningkat hanya sekitar 10% pada hiponatremia
berat yang kronik sehingga target terapi untuk meningkatkan kadar natrium adalah
10% atau sekitar 10 mEq/L
ADA DI LI
Sumber:
http://www.european-renal-best-practice.org/sites/default/files/u33/short%20version%
20hyponatraemia%20Indonesian%20FINAL.pdf