Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes Melitus (DM) adalah salah satu jenis penyakit degenerative

yang mengalami peningkatan setiap tahun di negara-negara seluruh dunia.

Menurut Internasional of Diabetic Ferderation (IDF, 2015) tingkat

prevalensi global penderita DM pada tahun 2014 sebesar 8,3% dari

keseluruhan penduduk di dunia dan mengalami peningkatan pada tahun 2014

menjadi 387 juta kasus. Kenaikkan jumlah penduduk dunia yang terkena

penyakit diabetes atau kencing manis semakin mengkhawatirkan.

Menurut WHO pada tahun 2.000 jumlahh penduduk dunia yang

menderita diabetes sudah mencapai 171,230,000 orang dan pada tahun 2030

diperkirakan jumlah penderita diabetes di dunia akan mencapai jumlah

366,210,100 orang atau naik sebesar 114% dalam kurun waktu 30 tahun.

Indonesia merupakan negara menempati urutan ke 7 denganpen derita DM

sejumlah 8,5 juta penderita setelah Cina, India dan Amerika Serikat, Brazil,

Rusia, Mexico.

Angka kejadian DM menurut data Riskesdas (2013) terjadi peningkatan

dari 1,1 % di tahun 2007 meningkat menjadi 2,1 % di tahun 2013 dari

keseluruhan penduduk sebanyak 250 juta jiwa. Berdasarkan data Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas) di Indonesia terdapat 10 juta orang penderita

1
diabetes, dan 17,9 juta orang yang berisiko menderita penyakit ini. Sementara

Provinsi Jawa Timur masuk 10 besar prevalensi penderita diabetes se-

Indonesia atau menempati urutan ke Sembilan dengan prevalensi 6,8.

Angka kejadian penderita DM yang besar berpengaruh peningkatan

komplikasi.Menurut Soewondo dkk (2010) dalam Purwanti (2013) sebanyak

1785 penderita diabetes melitus di Indonesia yang mengalami komplikasi

neuropati (63,5%), retinopati (42%), nefropati(7,3%), makrovaskuler(6%),

mikrovaskuler (6%), dan kaki diabetik (15%). Adapun cara pencegahan

komplikasipada penderita DM yaitu melakukan kontrol kadar gula darah,

periksa rutin gula darah, konsumsi obat hipoglikemi, latihan fisik ringan dan

patuh dalam diit rendah kalori (Arisman, 2011).

Secara teori, apabila otot-otot termasuk otot ekstremitas bawah tidak

dilatih terutama pada klien yang mengalami gangguan fungsi motorik

kasar dalam jangka waktu tertentu maka otot akan kehilangan fungsi

motoriknya secara permanen. Pengaruh lain dari keterbatasan mobilisasi

adalah gangguan metabolisme kalsium dan gangguan mobilisasi sendi.

Immobilisasi dapat mempengaruhi fungsi otot dan skeletal. Akibat pemecahan

protein pada otot, klien mengalami kehilangan massa tubuh yang

membentuk sebagian otot. Oleh karena itu penurunan massa otot tidak

mampu mempertahankan aktifitas tanpa peningkatan kelelahan. Massa otot

menurun akibat metabolisme dan otot yang tidak digunakan. Jika

imobilisasi berlanjut dan otot tidak dilatih maka akan terjadi penurunan

2
massa yang berkelanjutan (Potter & Perry, 2006)

Berdasarkan penelitian yang di lakukan pada bulan maret tanggal 22-3

april 2017 hasil wawancara dan observasi pada penderita dengan diabetes

melitus di RW 05 Kelurahan Balowerti didapatkan 7 responden yang

mengalami hambatan terhadap mobilisasi dan bahkan ada yang bedrest total

dengan luka gangreng.

Berdasarkan data dan uraian diatas penelit tertarik untuk melakukan

penelitian Efektifitas pemberian mobilisasi terhadap kekuatan otot penderita

diabetes mellitus RW 05 Kelurahan Balowerti.

B. RumusanMasalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam

penelitian ini sebagai berikut Apakah ada pengaruh pemberian mobilisasi

terhadap kekuatan pada penderita diabetes mellitus RW 05 Kelurahan

Balowerti?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh pemberian mobilisasi terhadap kekuatan otot

pada penderita diabetes mellitusdi RT 17/RW 05 Kelurahan Balowerti.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui pengaruh pemberian mobilisasi terhadap kekuatan otot pada

pasien diabetes mellitusdi RT 17/RW 05 Kelurahan Balowerti sebelum

pemberian moblisasi.

3
b. Mengetahui pengaruh pemberian mobilisasi terhadap kekuatan otot pada

pasien diabetes mellitusdi RT 17/RW 05 Kelurahan Balowerti sesudah

pemberian mobilisai.

c. Mengetahui pengaruh pemberian mobilisasi terhadap kekuatan otot pada

penderita diabetes mellitus RW 05 Kelurahan Balowerti.

D. Manfaat penelitian

Penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:

1. Bagi penderita diabetes melitus

Memberikangambarankepada penderitadiabetes melitustentang pentingnya

mobilisasi untuk mencegah kekakuan otot dalam rangka meningkatkan

status kesehatan pasien.

2. Bagi puskesmas

Memberikan tambahan informasi dan pengembangan pelayanan kesehatan

pada penderita diabetes melitus dalam meningkatkan kualitas hidup dan

pelayanan kesehatan khususnya untuk melaksanakan latihan mobilisasi

pada pasien diabetes melitus untuk mencegah kekakuan otot.

3. Bagi institusi pendidikan

Memberikan gambaran dan menyediakan data dasar yang dapat di

gunakan penelitian selanjutnya yang terkait dengan kasus diabetes

melitus.

4. Bagi peneliti

Menambah pengetahuan dan digunakan sebagai pembelajaran peneliti

4
dalam melakukan penelitian terkait dengan pengaruh pemberian mobilisasi

terhadap tonus otot kekuatan otot dan kemampuan motorik pasien diabetes

mellitus diabetes melitus yang dapat di terapkan dalamkehidupan sehari-

hari di masyarakat khususnya pada penderita diabetes melitus.

5. Bagi pembaca

Untuk menambah pengetahuan pembaca tentang pemberian mobilisasi

terhadap kekuatan otot pada penderita diabetes milletus .

5
6

Anda mungkin juga menyukai