BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal melalui tercipta masyarakat bangsa dan negara Indonesia ditandai oleh
penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang optimal di
Kesehatan adalah milik yang sangat berharga bagi seseorang tanpa berarti segala aktivitas
akan berhenti dengan menyadari bagi hal itu setiap orang akan dituntut untuk meningkatkan dan
mempertahankan kondisi tubuhnya yang kuat sehingga tidak akan mudah diserang berbagai penyakit,
diantaranya apendisitis.
Penyakit apendisitis merupakan salah satu masalah kesehatan dimana angka prevalensi yang
tinggi dan akibat yang ditimbulkannya juga merupakan salah satu penyebab tingginya angka
Berdasarka hal tersebut di atas maka penulis tertarik untuk menyusun karya tulis ilmiah
dengan judul Asuhan Keperawatan pada Tn P dengan apendisitis di rumah sakit Syekh Yusuf
Kabupaten Gowa.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Memperoleh pengalaman nyata dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien TN P dengan
2. Tujuan Khusus
a. Memperoleh pengalaman nyata dalam pengkajian keperawatan pada Tn P yang menderita pre op
apendisitis.
b. Memperoleh pengalaman nyata dalam membuat perencanaan asuhan keperawatan pada Tn P
C. Manfaat Penulisan
1. Penulis
a. Merupakan bahan masukan bagi penulis untuk memahami lebih mendalam mengenai cara perawatan
b. Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III Keperawatan.
2. Institusi
Sebagai bahan bacaan ilmiah, kerangka perbandingan untuk mengembangkan kualitas ilmu
keperawatan serta menjadi bahan atau data bagi mereka yang ingin mengadakan penelitian lebih
lanjut.
3. Rumah Sakit
a. Sebagai masukan bagi tenaga perawat dalam meningkatkan pelayanan keperawatan atau kesehatan
b. Sebagai bahan informasi bagi rumah sakit dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien
apendisitis. Sehingga mutu pelayanan keperawatan pada masa yang akan datang ditingkatkan.
D. Metode Penulisan
Untuk memperoleh data bahan penulisan yang dibutuhkan dalam penyusunan karya tulis ini,
keperawatan pada klien yang meliputi pengkajian data, analisa data, penetapan diagnosa keperawatan,
2. Studi kepustakaan yaitu dilakukan dengan cara membaca literatur-literatur yang berkaitan dengan
3. Diskusi dengan perawat yang ada di ruangan, tenaga kesehatan, yang terlibat, dosen dan pembimbing
Adapun ruang lingkup pembahasan dari karya tulis ini adalah mencakup pelaksanaan asuhan
F. Sistematika Penulisan
Untuk memberi gambaran karya tulis maka ini, secara sistematika diuraikan sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
Bab ini membahas tentang latar belakang, tujuan, manfaat, metode, ruang lingkup dan sistematika
penulisan.
Bab ini membahas tentang konsep dasar medik dan konsep dasar keperawatan. Konsep dasar medik
terdiri dari : pengertian, anatomi, fisiologi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan
diagnostik, penatalaksanaan dan komplikasi. Konsep dasar keperawatan terdiri dari pengkajian,
Pada bab ini membahas tentang asuhan keperawatan pada Tn P dengan apendisitis di ruang interna
RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa yang terdiri dari pengkajian, klasifikasi data, analisa data,
Bab IV Pembahasan
Bab ini menguraikan tentang adanya kesenjangan antara landasan teori dengan praktek pada klien Tn
P dengan apendisitis.
Bab V Penutup
KONSEP TEORITIS
A. Tinjauan Medis
1. Pengertian
Apendiks adalah ujung seperti jari yang kecil panjangnya kira-kira 10 cm (4 inci), melekat
pada sekomi tepat dibawah katup iloesekal. Apendisitis berisi makanan dan mengosongkan diri secara
teratur ke dalam sekum. Karena pengosonannya tidak efektif dan lumennya kecil, apendiks
cenderung menjadi tersumbat dan terutama rentan terhadap infeksi (apendisitis), (Brunner dan
Suddarth, 2002).
Apandisitis mengacu pada radang apendiks, suatu tambahan seperti kantong yang tak
berfungsi terletak pada bagian inferior dari sekum. Penyebab yang paling umum dari apendisitis
adalah obstruksi luman oleh fases yang akhirnya merusak suplai aliran darah dan mengikis mukosa
2. Etiologi
Penyebab apendisitis paling umum inflamasi akut pada kuadran kanan bawah dan rongga
abdomen, adalah penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat, kira-kira 7% dari populasi
akan mengalami apendisitis pada waktu yang bersamaan dalam hidup mereka, pria lebih sering
dipengaruhi daripada wanita dan remaja lebih sering pada orang dewasa. Meskipun ini dapat terjadi
pada usia berapa pun, apendisitis paling sering terjadi antara usia 10 dan 30 tahun.
3. Patofisiologi
Apendisitis terinflamasi dan mengalami edema sebagai akibat terlipat atau tersumbat,
kemungkinan oleh fekalit (massa keras dari feses), tumor, atau benda asing. Proses inflamasi
meningkatkan tekanan intra luminal, menimbulkan nyeri abdomen atas atau menyebar hebat secara
progresif, dalam beberapa jam, terlokalisasi di kuadran kanan bawah dari abdomen. Akhirnya
4. Manifestasi Klinis
Nyeri kuadran kanan bawah terasa dan biasanya disertai oleh demam ruangan, mual, muntah,
dan hilangnya nafsu makan. Nyeri tekan lokal pada titik McBurneg (gambar 37.2) bila dilakukan
tekanan nyeri tekan lepas (hasil atau intensifikasi dari nyeri bila tekanan dilepaskan) mungkin
dijumpai. Derajat nyeri tekan, spasme otot, dan apakah terdapat konstipasi atau diare tidak tergantung
pada beratnya infeksi dan lokasi apendiks. Bila apendiks melingkar di belakang sekum, nyeri dan
nyeri tekan dapat terasa di daerah lumber, bila ujungnya ada pada pelvis, tanda-tanda ini dapat
diketahui hanya pada pemeriksaan rectal. Nyeri pada defekasi menunjukkan ujung apendiks berada
dekat rektum, nyeri pada saat berkemih atau uretes, adanya kekakuan pada bagian bawah otot rektus
Tanda Rovsing dapat timbul dengan melakukan palpasi kuadran bawah kiri yang secara
paradoksial menyebabkan nyeri yang terasa di kuadran kanan bawah/ apabila apendiks telah rupture,
nyeri menjadi lebih menyebar, distensi abdomen terjadi akibat ileus paralitik, dan kondisi pasien
memburuk.
Pada pasien lansia, tanda dan gejala apendisitis dapat sangat bervariasi. Tanda-tanda tersebut
dapat sangat meragukan. Menunjukkan obstriksi usus atau proses penyakit lainnya. pasien mungkin
tidak mengalami gejala sampai ia mengalami reptor apendiks. Insidens perforasi pada apendiks lebih
tinggi pada lansia karena banyak dari pasien-pasien ini mencari bantuan perawatan kesehatan tidak
5. Pemeriksaan Diagnostik
Diagnostik diagnosa didasarkan pada pemeriksaan fisik lengkap dan tes laboratorium dan
sinar-X hitung darah lengkap dilakukan dan akan menunjukkan peningkatan jumlah darah putih.
Jumlah leukosit mungkin lebih besar dari 10.000/mm3 dan pemeriksaan ultrasound dapat
menunjukkan densitas kuadran kanan bawah atau kadar aliran udara terlokalisasi.
6. Penatalaksanaan
cairan IV diberikan sampai pembedahan dilakukan analgesic dapat diberikan setelah didiagnosa
ditegakkan.
menurunkan risiko perforasi. Apendiktomi dapat dilakukan dibawah anastesi emon atau spinal dengan
insisi abdomen bawah atau dengan lapareskopi, yang merupakan metode terbaru yang sangat efektif.
7. Komplikasi
Komplikasi utama apendisitis adalah perforasi apendiks yang dapat berkembang menjadi
peritonitis atau abses. Insidens perforasi adalah 10% sampai 32%. Insidens lebih tinggi pada anak
kecil dan lansia. Perforasi secara umum terjadi 24 jam setelah awitan nyeri. Gejala mencakup demam
dengan suhu 37,7oC atau lebih tinggi, penampilan toksik, dan nyeri atau nyeri tekan abdomen yang
kontinyu.
B. Tinjauan Keperawatan
merencanakan dan melaksanakan pelayanan keperawatan dalam rangka membantu klien untuk
mencapai dan memelihara kesehatannya seoptimal mungkin. Proses keperawatan terdiri dari lima
1. Pengkajian
a. Aktivitas istirahat
b. Eliminasi
c. Makanan/Cairan
d. Nyeri/kenyamanan
2). Tanda : Perilaku berhati-hati, berbaring ke samping atau terlentang dengan lutut ditekuk.
2. Diagnosa Keperawatan
Sesuai dengan taori ada beberapa diagnosa keperawatan yang dapat kita angkat, yaitu :
b. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan pengobatannya berhubungan dengan kurang
informasi.
3. Perencanaan
a. Nyeri berhubungan dengan peradangan pada apendisitis
Intervensi :
Rasional : Berguna dalam pengawasan keefektifan obat, kemajuan penyembuhan, perubahan pada karakteristik
nyeri.
Rasional : teknik relaksasi (napas dalam) dapat meningkatkan suplai O2 ke jaringan sehingga nyeri berkurang.
b. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan pengobatannya berhubungan dengan kurang
informasi.
juan : Kurang terpajan atau mengingat, salah informasi, tidak mengenal sumber informasi.
Intervensi :
Rasional : Pemahaman tentang penyakit dapat meningkatkan kerja sama dengan program terapi.
Intervensi :
Rasional : Mendengarkan keluhan agar klien merasa lega dan merasa diperhatikan, beban yang dirasakan dapat
berkurang.
Intervensi :
2. Awasi masukan dan haluara : catat warna urine /konsentrasi, berat jenis
Rasional : penurunan haluara urine pekat dengan peningkatan berat jenis diduga dehiderasi /kebutuhan
peningkatan cairan
4. Berikan perwatan mulut sering dengan perhatian khusus pada perlindungan bibir
4. Implementasi
Pelaksanaan perawatan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan untuk
a. Adanya bukti bahwa klien sedang dalam proses menuju kepada tujuan atau telah mencapai tujuan
tersebut.
b. Mengidentifikasi reaksi/tanggapan klien dalam mengidentifikasi reaksi klien dituntut upaya yang
tidak tergesa-gesa dan cermat serta teliti, agar menemukan reaksi-reaksi klien sebagai akibat tindakan
5. Evaluasi
Untuk mengetahui sejauh mana pencapaian tujuan dalam asuhan keperawatan yang telah dilakukan
sebagai berikut :
C. Penyimpangan KDM
Faeces yang terperangkap dalam
lumen app menyerap air meningkat
Obstruksi lumen apendiks
Hyperplasia jaringan limfoid sub
mukosa
Lumen menyempit
Perubahan
Invasi kuman E. coli status
kesehatan
Kurang informasi tentang penyakitnya
Udema, diapedesis bakteri dan
dan prosedur tindakan Ada rencana
ulserasi mukosa
operasi
kurang pengetahuan
Kurang
Apendisitis
informasi
Pengeluaran mediator kimia oleh
Kecemasan
sel radang
Merangsang nociceptor
Medula spinalis
Corteks Serebri
Nyeri
BAB III
TINJAUAN KASUS
Pada bab ini akan dibahas pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien Tn P dengan pre op
apendisitis. Klien masuk rumah sakit tanggal 5 April 2005, dirawat di ruang interna selama 2 hari
A. Pengkajian Data
I. Biodata
a. Identitas Pasien
1. Nama : TN P
2. Umur : 50 tahun
3. Agama : Islam
4. Suku/Bangsa : Makassar/Indonesia
5. Pendidikan : Sarjana
6. Pekerjaan : Pensiunan
7. Status : Kawin
b. Nama Penanggung
1. Nama : Ny M
2. Umur : 33 tahun
4. Pekerjaan : IRT
Klien sudah pernah mengalami penyakit yang sama sejak 3 bulan yang lalu.
Genogram
Keterangan : : Laki-Laki
: Perempuan
: Meninggal
: Klien
: Serumah
Komentar :
b. Tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan klien.
C. Tanda-tanda vital :
2. Nadi : 16 x/m
3. Pernapasan : 24 x/m
4. Suhu : 36oC
E. Berat badan : 50 kg
F. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
a. Insfeksi
b. Palpasi
2. Muka
a. Inspeksi
b. Palpasi
3. Mata
a. Inspeksi
b. Palpasi
a. Inspeksi
b. Palpasi
5. Telinga
a. Inspeksi
b. Palpasi
6. Mulut
a. Inspeksi
- Bibir kering
7. Tenggorokan
a. Inspeksi
8. Leher
a. Inspeksi
b. Palpasi
a. Inspeksi
c. Auskultasi
d. Perkusi
- Sonor
10. Jantung
a. Inspeksi
b. Palpasi
- Tidak teraba denyut apek 3 jari dibawah papilla mammae pada intra kostalis.
c. Perkusi
d. Auskultasi
11. Abdomen
a. Inspeksi
b. Palpasi
c. Auskultasi
-Penstaltik 11 x/m
d. Perkusi
- Tympani.
12. Genitalia
Tidak dilakukan pengkajian karena keluarga klien mengatakan tidak ada masalah.
13. Ekstremitas
Ekstremitas atas
- Kekuatan otot : 4
- Refleks : normal
Ekstremitas bawah
- Refleks : patella
b. Eliminasi BAB
d. Personal Hygiene
V. Kesehatan Sosial
- Interaksi dengan keluarga, perawat atau tim kesehatan lain dan pasien yang lainnya.
- Orang yang paling terdekat dengan klien adalah istri dan anak-anaknya.
- Harapan klien terhadap kesehatannya agar dia bisa sembuh total seperti semula.
- Hubungan klien dengan perawat baik dan bisa bekerjasama dengan baik.
LED : 50
a. Amoxan
b. Dulcolax
Data Fokus
DS DO
B. Analisa Data
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
Vital Signs
TD : 120/80 mmHg
N : 16 x/m
P : 24 x/m
S : 36oC
3. DS : Perubahan status kesehatan Kecemasan
- Klien menyatakan
cemas bila mengingat Ada rencana operasi
penyakitnya
- Klien merasa khawatir Kurang informasi
tentang kondisi yang
dialaminya sekarang Kecemasan
DO :
- Klien nampak gelisah
- Ekspresi wajah tegang
- Klien dan keluarga
selalu bertanya tentang
kondisinya.
Vital Signs
TD : 120/80 mmHg
N : 16 x/m
P : 24 x/m
S : 36oC
4. DS : Peningkatan Kekurangan
- Klien mengeluh mual metabolisme tubuh volume cairan
DO :
- Klien mengeluh Perporasi jaringan
muntah-muntah
- Turgor bibir nampak rangsangan medulla spinalis
kering
Tanda tanda vital Mual/muntah
TD : 120/80 mmHg
N : 16 x /m kekurangan volume cairan
P : 24 x /m
S : 36 oC
C. Prioritas Masalah
2. Rabu Kurang pengetahuan proses Pengetahuan klien tentang1. Kaji tingkat pengetahuan1. Seba
06 April 05 penyakitnya dan pengoba- proses penyakit dan pengo- klien tentang penyakit-nya. interv
tannya b/d kurang informasi. batannya meningkat dengan2. Diskusikan tentang pe-
DS : kriteria : ngobatan yang diberikan2. pema
- Klien menanyakan tentang - Klien menyatakan telah dan efek samping obat. peny
proses penya-kitnya. memahami tentang penyakit katka
DO : dan pengobatannya. 3. Berikan informasi untuk progr
- Klien nampak bertanya - Klien kooperatif dalam membatasi aktivitas gu-na3. Berik
- Klien nampak khawatir program pengobatan. mencegah kelelahan. peny
4. Jelaskan prosedur tin- tanny
dakan pembendahan 4. Mena
kien
yang
3. Kecemasan berhubungan Rasa cemas teratasi dengan1. Kaji tingkat kecemasan1. Deng
dengan perubahan status kriteria : klien. tentan
kesehatan ditandai dengan : - Klien mengerti tentang cema
DS : penyakit atau kondisi yang memu
- Klien menyatakan cemas dialaminya. interv
bila mengingat penyakitnya. - Klien kooperatif dalam
- Kien merasa kha-watir perawatan dan pengobatan. 2. Deng
tentang kondisi yang - Ekspresi wajah tegang 2. - Beri kesempatan klien keluh
dialaminya se-karang. untuk mengungkapkan meras
DO : keluhannya. dapat
- Ekspresi wajah tegang
kecem
- Klien dan keluarga selalu
bertanya tentang kondisnya.
3. Pemb
3. Beri informasi tentang adeku
perawatan yang diper- kecem
lukan selama dirawat melak
denga
4. Agar
bosan
4. Ciptakan lingkungan yang peraw
nyaman dan tenang
4. Kekurangan volume cairan Kekurangan volume cairan1. Kaji tingkat dehiderasi1. Untuk
berhubungan dengan muntah teratasi dengan kriteria : klien deraja
praoperasi ditandai dengan : - Klien tidak mengeluh mual 2. Anjuran pemasukan cairan2. Mem
DS : - Klien tidak mengeluh peoral secara bertahap cairan
- Klien mengeluh mual muntah-muntah 3. observasi tanda-tanda vital
DO : Tanda-tanda vital 3. Tand
- Klien mengeluh muntah- TD : 120/80 mmHg vital m
muntah N : 16 x /m 4. penatalaksanaan pemberian disi k
- Turgor bibir nampak P : 24 x /m cairan imfus 4. Untuk
kering S : 36 oC yang
Tanda-tanda vital
TD : 120/80 mmHg
N : 16 x /m
P : 24 x /m
S : 36 oC
Catatan Perkembangan
Hasrianti
1.0109.013
Kode
Tanggal Jam Implementasi Evaluasi
NDX
06 April 1. 08.001. Mengkaji tingkat nyeri, lokasi, S : - Klien mengatakan abdomen m
2005 karakteristik dan integritas sakit.
nyeri dengan skala (0-10) O :- Ekspresi wajah nampak merin
hasil : klien mengeluh nyeri. - Pasien rencana operasi
08.102. Mengukur tanda-tanda vital, - Tanda-tanda vital
hasil : TD : 120/80 mmHg S : 36o
TD : 120/80 mmHg S : 36oC N : 16 x/m P : 24 x/
N : 16 x/m P : 24 x/m A : Masalah belum teratasi
2 08.001. Mengkaji tingkat pengetahuan klien tentang S : Pengetahuan klien tentang pro
penyakitnya, dan pengobatannya meningkat
hasil : klien belum mengetahui penyakitnya. O :- Klien nampak sering bertanya
2. Memberikan informasi untuk membatasi - Klien mampak khawatir
aktivitas guna mencegah kelelahan, A: - Masalah belum teratasi
hasil : klien mengerti dengan informasi yang
disampaikan. P : Lanjutkan intervensi
3. Menjelaskan kepada klien tentang prosedur, 1. Kaji tingkat pengetahuan
tindakan keperawatan, 2. Kaji tentang prosedur tindaka
hasil : klien mengetahui prosedur tindakan keperawatan yang dilakukan
keperawatan 3. Kolaborasi pemberian Obat
09.00 4. Megkolaborasikan pemberian obat analgetik,
hasil : obat sudah dominum
3. 08.001. Mengkaji tingkat kecemasan klien, S : Klien masih merasa cem
hasil : klien masih nampak cemas penyakitnya
08.202. memberikan kesempatan klien untuk
O : Klien nampak gelisah
mengungkapkan keluhannya, A : Masalah belum teratasi
hasil : klien merasa diperhatikan.
09.203. Memberikan informasi tentang perawatan
P : Lanjurkan intervensi
yang dilakukan selama sakit, 1. Kaji tingkat kecemasan klien
hasil: klien mengerti tentang pengobatannya 2. Dengarkan semua keluhan
09.304. Memberikan dorongan spiritual pada klien, 3. Bantu untuk mengidentifikas
hasil : klien nampak lebih tenang. memahami berbagai perub
penyakit dan penanganannya.
4. Beri dorongan spiritual pada k
4 08.001. Menganjurkan pemasukan cairan secara
S : klien mengatakan masih mual
bertahap
hasil : klien nampak minum air putih O: - klien mengeluh muntah-mu
08.102. Mengobservasi tanda-tanda vital - turgo bibir klien masih nampak
hasil : TD : 120/80 mmHg - klien masih nampak cem
N : 16 x /m terpasang infus
S : 36oC
P : 24 x /m
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Secara garis besar tampak ada persamaan antara teori yang dibahas dalam bab II dengan
laporan kasus bab III. Dalam teori dijelaskan bahwa tanda dan gejala apendisitis adalah malaise,
takikardi, konstipasi pada awitan awal, distensi abdomen, nyeri tekan, anoreksia, nyeri abdomen
sekitar epigastrium dan ambilikus yang meningkat berat dan terlokalisasi pada titik Mc Burney
Sedangkan pada kasus yang diangkat dimana gejala klinik yang ada seperti, konstipasi pada
awitan awal, tachikardi, malaise, nyeri abdomen, anoreksia, mual dan muntah.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang lazim ditemukan pada klien pre op apendisitis :
2. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan pengobatannya berhubungan dengan kurang
informasi.
2. kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan pengobatannya berhubungan dengan kurang
informasi
Kesenjangan yang ditemukan yakni ada 1 diagnosa keperawatan yang ada dalam teori tetapi tidak
C. Perencanaan
Secara umum rencana keperawatan yang penulis buat pada kasus nyata tidak termuat dalam
teori seperti yang telah diuraikan pada bab II, karena klien telah mendapatkan pengobatan dan
kebutuhan dasar dan masalah keperawatan klien yang ditentukan penulis. Tindakan keperawatan
didasarkan prioritas masalah serta tujuan yang dicapai dengan mempertimbangkan aspek kondisi,
sarana dan prasarana serta sumber daya manusia yang dapat mendukung hal tersebut.
D. Pelaksanaan
Pada pelaksanaan asuhan keperawatan kasus nyata, semua rencana intervensi yang telah
disusun untuk ketiga diagnosa dapat dilaksanakan pada kasus nyata. Hal-hal yang mendukung
implementasi yang direncenakan dapat dilaksanakan karena adanya kerjasama yang baik dengan klien
dan keluarga serta tim kesehatan yang lainnya yang ada di ruangan dan tersedianya sarana dan
prasarana di ruangan untuk kelancaran dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien Tn P.
E. Evaluasi
Tahap ini merupakan respon umpan balik dari tindakan yang dilakukan dimana setiap
tindakan pengobatan menyebabkan timbulnya respon. Evaluasi dilakukan tiap hari untuk mengetahui
pencapaian tujuan dan sejauh mana respon klien setelah dilakukan intervensi keperawatan. Dari 4
2. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan pengobatannya berhubungan dengan kurang
informasi.
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan keperawatan yang
diberikan belum mampu menyelesaikan semua masalah keperawatan yang dialami klien karena
masalah keperawatan yang dialami klien cukup berat yang memerlukan perawatan yang cukup lama
sementara implementasi dalam karya tulis ini hanya 2 hari, namun hal-hal yang mendukung
tercapainya tujuan yang diinginkan misalnya keterlibatan keluarga klien terhadap tindakan
keperawatan yang diberikan dan kerja sama petugas ruangan akan membantu menyelesaikan masalah
klien nantinya.
BAB V
A. Kesimpulan
1. Klien dengan pre op apendisitis memerlukan asuhan keperawatan yang sesuai dengan respon dan
kebutuhan dasarnya.
2. Klien dengan pre op apendisitis proses pengobatan memerlukan perhatian khusus untuk memenuhi
kebutuhan setiap hari dan pemberian motivasi atau dukungan untuk mengurangi tingkat
kecemasannya.
3. Klien dengan pre op apendisitis perlu perhatian selama perawatan dan menjaga kebersihan kulit
4. Keterlibatan keluarga, orang dekat dan pelayan kesehatan khususnya perawat sangat membantu klien
B. Saran
1. Untuk rumah sakit perlu menyiapkan sarana dan prasarana yang lebih memadai
sebagai sarana peningkatan kualitas asuhan keperawatan khususnya klien dengan pre op
apendisitis.
pelayanan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges Marilynn E, dkk, 2002. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi III, EGC.
Depkes RI, 2000, Indonesia Sehat 2010, Visi Baru, Misi Kebijakan dan Strategi Pembangunan
kesehatan, Jakarta.
Smelzzer dan Bare C, 2000. Buku Ajar Medikal Brunner and Suddarth, Edisi VIII, Volume 2, EGC
Jakarta.
Diposkan oleh Budi nh di 06.50
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest