Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Sistem muskuloskeletal merupakan sistem tubuh yang terdiri dari otot
(muskulo) dan tulang-tulang yang membentuk rangka (skelet). Otot adalah
jaringan tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah energi kimia
menjadi energi mekanik (gerak). Sedangkan rangka adalah bagian tubuh
yang terdiri dari tulang tulang yang memungkinkan tubuh
mempertahankan bentuk, sikap dan posisi. Sistem muskuloskeletal memberi
bentuk bagi tubuh. Sistem muskuloskeletal melindungi organ-organ penting,
misalnya otak dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak, jantung dan paru-
paru terdapat pada rongga dada (cavum thorax) yang dibentuk oleh tulang-
tulang kostae (iga).

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja organ dalam sistem muskuloskeletal?
2. Bagaimana pemeriksaan fisik pada organ muskuloskeletal?
3. Apa perbedaan pemeriksaan fisik pada organ muskuloskeletal yang sehat
dan tidak sehat?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui organ sistem muskuloskeletal.
2. Untuk mengetahui pemeriksaan fisik pada organ muskuloskeletal.
3. Untuk mengetahui perbedaam pemeriksaan fisik pada organ
muskuloskeletal yang sehat dan tidak sehat.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sistem Organ Muskuloskeletal


Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan
bertanggung jawab terhadap pergerakan. Komponen utama system
musculoskeletal adalah jaringan ikat. Sistem ini terdiri dari tulang, sendi, otot,
tendon, ligament, bursae, dan jaringan-jaringan khusus yang menghubungkan
struktur-struktur ini.
1. Tulang
a. Tulang Berdasarkan Jenisnya
1) Tulang Rawan (Kartilago)
Tulang rawan tersusun dari sel-sel tulang rawan, ruang antar
sel tulang rawan banyak mengandung zat perekat dan sedikit zat
kapur, bersifat lentur. Tulang rawan banyak terdapat pada tulang
anak kecil dan pada orang dewasa banyak terdapat pada ujung
tulang rusuk, laring, trakea, bronkus, hidung, telinga, antara ruas-
ruas tulang belakang.

Tulang rawan dibagi menjadi 3 yaitu ;


1) Tulang Rawan Hialin

2
Matriks tulang rawan hialin berwarna putih kebiruan,
mengkilat, dan jernih. Fungsinya adalah membantu pergerakan,
membantu jalannya pernapasan. Tulang rawan ini terdapat pada
cakram epifisis, dan ujung rusuk.

2) Tulang Rawan Elastis


Tulang rawan elastis tersusun dari serabut kolagen dan
bersifat elastis. Matriksnya berwarna kuning. Fungsinya adalah
memberikan fleksibelitas dan menguatkan. Contohnya pada
daun telinga, epiglotis dan bronkiolus.

3) Tulang Rawan Fibrosa


Matriks pada jaringan ini sedikit dan berwarna gelap,
tetapi banyak mengandung serabut kolagen yang membentuk
suatu berkas dan tersusun sejajar. Fungsinya adalah untuk
memberikan kekuatan dan melindungi jaringan yang lebih
dalam.

3
4) Tulang Keras atau Tulang Sejati (Osteon)
Tulang keras dibentuk oleh sel pembentuk tulang
(osteoblas) ruang antar sel tulang keras banyak mengandung
zat kapur, sedikit zat perekat, bersifat keras. Zat kapur tersebut
dalam bentuk kalsium karbonat ( CaCO3 )dan kalsium fosfat (
Ca(PO4)2) yang diperoleh atau dibawa oleh darah. Dalam
tulang keras terdapat saluran havers yang didalamnya terdapat
pembuluh darah yang berfungsi mengatur kehidupan sel tulang.
Tulang keras berfungsi untuk menyusun sistem rangka.

Contoh tulang keras :


- tulang paha
- tulang lengan
- tulang betis
- tulang selangka

b. Tulang Berdasakan Bentuknya


1) Tulang Pipa (Long Bone)
Tulang pipa berbentuk bulat, panjang dan tengahnya
berongga berfungsi sebagai tempat pembentukan sel darah merah.
Tulang pipa terdiri atas dua bagian, yaitu diafisis dan epifisis.
Diafisis adalah bagian badan tulang, sedangkan epifisis adalah
bagian tepi (epi) atau bagian kepala tulang. Di antara epifisis dan
diafisis, dibatasi oleh bagian yang disebut cakram epifisis.
Cakram epifisis lebih lambat proses penulangannya dibandingkan
dengan daerah diafisis.

4
Tulang pipa terdapat pada :
a) Tulang paha
b) Tulang lengan atas
c) Tulang jari tangan
2) Tulang Pipih (Flat Bone)
Tulang pipih berbentuk pipih dan lebar. Tulang pipih terdiri
atas dua lapisan jaringan tulang keras dan di tengahnya berupa
lapisan tulang seperti bunga karang (spons) yang di dalamnya
berisi sum-sum merah sebagai tempat pemben-tukan selsel darah.
Tulang-tulang pipih berperan dalam melindungi organ tubuh.
Berfungsi sebagai tempat pembentukan sel darah merah dan sel
darah putih.

Tulang pipih terdapat pada


:

1) tulang belikat
2) tulang dada
3) tulang rusuk

3) Tulang Pendek (Short Bone)


Bentuknya pendek dan bulat, berfungsi sebagai tempat
pembentukan sel darah merah dan sel darah putih. Tulang pendek
diselubungi jaringan padat tipis. Tulang pendek sebagian besar
terbuat dari jaringan tulang jarang karena diperlukan sifat yang
ringan dan kuat. Karena kuatnya, maka tulang pendek mampu
mendukung bagian tubuh.

5
Tulang pendek terdapat pada:
1) ruas-ruas
tulang belakang
2) tulang
pergelangan tangan
3) tulang
pergelangan kaki

c. Tulang Berdasarkan Strukturnya


1) Tulang Kompak
Memiliki matriks yg susunannya rapat. tedapat sistem havers.
Tulang kompak terdapt pada tulang pipa.

2) Tulang Spons
Matriks berongga tersusun atas anyaman trabeculae (semacam
pecahan genting) yangpipih dan mengandung serabut kolagen.
Ronggarongga yang ada pada tulang spons diisi oleh
jaringan.Tulang spons terdapat pada tulang pipih.

6
2. Otot
Otot merupakan jaringan peka rangsang (eksitabel) yang dapat
dirangsang secara kimia, listrik dan mekanik untuk menimbulkan suatu
aksi potensial. Ada tiga jenis otot yaitu otot rangka, otot jantung dan otot
polos. Fungsi otot sebagai berikut :
a. Penggerakan
Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut
melekat dan bergerak dalam bagian organ internal tubuh.
b. Membentuk postur tubuh
Otot menopang rangka dan mempertahankan tubuh saat berada
dalam posisi berdiri atau saat duduk terhadap gaya gravitasi.
c. Produksi panas karna adanya kontraksi dan relaksasi
Kontraksi otot-otot secara metabolis menghasilkan panas untuk
mepertahankan suhu tubuh normal.
Fungsi Otot Lainnya antara lain sebagai berikut :
a. Otot Punggung
Diskus Merupakan bantalan tulan rawan yang berfungsi sebagai
penahan goncangan.Terdapat diantara vertebrae sehingga
memungkinkan sendi-sendi untuk bergerak secara halus. Tiap diskus
mengandung cairan yang mengalir kedalam dan keluar diskus. Cairan ini
berfungsi sebagai pelumas sehinggamemungkinkan punggung bergerak
bebas. Diskus bersifat elastis, mudahkembali ke bentuk semula jika
tertekan diantara kedua vertebra.

b. Otot leher
1) Muskulus plastima yang terdapat di bawah kulit dan wajah. Otot ini
menuju ketulang selangka dan iga kedua. Fungsinya menarik

7
sudut-sudut mulut ke bawahdan melebarkan mulut seperti sewaktu
mengekspresikan perasaan sedih dantakut, juga untuk menarik kulit
leher ke atas.
2) Muskulus sternokleidomastoideus terdapat pada permukaan
lateralproc.Fungsinya memiringkan kepala ke satu sisi, misalnya ke
lateral (samping). fleksidan rotasi leher, sehingga wajah menghadap ke atas
pada sisi yang lain; kontraksikedua sisi menyebabkan fleksi leher.
3) Muskulus longisimus kapitis terdiri dari splenius dan semispinalis
kapitis.Fungsinya adalah laterofleksi dan eksorositas kepala dan
leher ke sisi yang sama.

c. Otot bahu
1) Muskulus deltoid (otot segi tiga) Otot ini membentuk lengkung
bahu danberpangkal di bagian lateral clavicula (ujung bahu),
scapula, dan tulang
2) Muskulus subkapularis (otot depan scapula) ini dimulai dari
bagiandepan scapula, menuju tulang pangkal lengan. Fungsi dari
otot ini adalahmenengahkan dan memutar humerus (tulang lengan
atas) ke dalam.
3) Muskulus suprapinatus (otot atas scapula) berpangkal di
lekuk sebelah atas menuju ke tulang pangkal lengan. Fungsi otot ini
adalah untuk mengangkat lengan.
4) Muskulus infraspinatus (otot bawah scapula) Otot ini berpangkal di
lekuk sebelah bawah scapula dan menuju ke tulang pangkal lengan.
Fungsinyamemutar lengan keluar.

8
5) Muskulus teres mayor (otot lengan bulat besar) Otot ini berpangkal
di sikubawah scapula dan menuju tulang pangkal lengan.
Fungsinya bisa memutarlengan ke dalam.
6) Muskulus teres minor (otot lengsn bulst kecil) Otot ini berpangkal
di sikusebelah luar scapula dan menuju tulang pangkal lengan.
Fungsinya memutarlengan ke luar.

3. Sendi
Sendi adalah struktur khusus pada tubuh yang berfungsi sebagai
penggerak hubungan antartulang. Jadi, sendi adalah daerah tempat
dua tulang menyatu. Hubungan antartulang itu selanjutnya disebut dengan
artikulasi. Agar artikulasi dapat bergerak, maka diperlukan sendi.
Terbentuknya sendi dimulai dari kartilago di daerah sendi. Kartilago akan
membesar lalu kedua ujungnya akan diliputi jaringan ikat. Kemudian
kedua ujung kartilago membentuk sel sel tulang, keduanya diselaputi
oleh selaput sendi (membran sinovial) yang liat dan menghasilkan minyak
pelumas tulang yang disebut cairan sinovial.
a. Fungsi Sendi
1) Menghubungkan tulang yang satu dengan yang lainnya.
2) Membuat tulang yang bersatu tersebut dapat digerakkan.
3) Membuat tubuh leluasa untuk bergerak

9
4) Klasifikasi Struktural Persendian
b. Klasifikasi persendian secara struktural terbagi menjadi :
1) Persendian fibrosa (sendi mati), yaitu persendian yang tidak dapat
digerakkan, diimana letak tulang-tulangnya sangat berdekatan dan
hanya dipisahkan oleh selapis jaringan ikat fibrosa. Contohnya :
sutura diantara tulang-tulang tengkorak.
2) Persendian kartilago (sendi yang bergerak sedikit), yaitu
persendian yang tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh
dengan jaringan kartilago. Pergerakan dari sendi ini terbatas,
dimana tulang-tulangnya dihubungkan oleh tulang rawan hialin,
contohnya tulang iga.
3) Persendian sinovial (sendi yang bergerak bebas), yaitu persendian
yang memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan kapsul dan
ligamen artikular yang membungkusnya. Pergerakannya bebas,
contohnya sendi bahu dan panggul, siku dan lutut, sendi pada
tulang-tulang jari tangan dan kaki, pergelangan tangan dan kaki.
c. Klasifikasi Fungsional Persendian
1) Sendi sinartosis (sendi mati)
Sendi ini dibungkus dengan jaringan ikat fibrosa atau kartilago.
Sendi jenis ini antara lain adalah :
a) Sutura, yaitu sendi yang dihubungkan dengan jaringan ikat
fibrosa rapat yang hanya ditemukan pada tulang tengkorak.
Contoh : sutura sagital dan parietal.
b) Sinkondrosis, yaitu sendi yang tulang-tulangnya dihubungkan
dengan kartilago hialin. Contoh : lempeng epifisis sementara
antara epifisis dan diafisis pada tulang panjang anak.
2) Sendi amfiartosis (sendi dengan pergerakan terbatas)
Sendi ini memungkinkan gerakan terbatas sebagai respon
terhadap torsi dan kompresi. Sendi jenis ini antara lain adalah :
a) Simfisis, adalah sendi yang kedua tulangnya dihubungkan
dengan diskus kartilago, yang menjadi bantalan sendi dan

10
memungkinkan terjadinya sedikit gerakan. Contoh : simpisis
pubis.
b) Sindesmosis, terbentuk saat tulang-tulang yang
berdekatan dihubungkan dengan serat-serat jaringan ikat
kolagen. Contoh : ditemukan pada tulang yang bersisihan eperti
radius dan ulna, serta tibia dan fibula.
c) Gomposis, adalah sendi dimana tulang berbentuk kerucut masuk
dengan pas dalan kantong tulang, seperti pada gigi yang tertanam
pada tulang rahang.

3) Sendi diartosis (sendi dengan pergerakan bebas) disebut juga


sendi sinovial. Sendi ini memiliki rongga sendi yang berisi cairan
sinovial.
d. Klasifikasi Persendian Sinovial
Klasifikasi persendian sinovial terdiri dari :
1) Sendi sferoidal, yang terdiri dari sebuah tulang yang masuk
kedalam rongga berbentuk cangkir pada tulang kain. Contoh :
sendi panggul dan bahu.
2) Sendi engsel, terdiri dari sebuah tulang yang masuk dengan pas
pada permukaan konkaf tulang kedua, sehingga memungkinkan
gerakan kesatu arah. Contoh : sendi lutut dan siku.

11
3) Sendi kisar, yaitu tulang bentuk kerucut yang masuk pas cekungan
tulang kedua dan dapat berputar kesemua arah. Contoh : tulang
atlas, persendian bagian kepala.
4) Sendi kondiloid, merupakan sendi biaksial, yang memungkinkan
gerakan kedua arah disudut kanan setiap tulang. Permukaan sendi
berbentuk konveks dan bersendi dengan permukaan yang konkaf
seperti sendi engsel tapi bergerak dengan dua bidang dan empat
empat arah (fleksekstensi, abduksi, dan adduksi). Contoh : sendi
antara tulang radius dan tulang karpal.

5) Sendi pelana, permukaan tulang yang berartikulasi berbentuk


konkaf pada sisi lain, sehingga tulang akan masuk dengan pas
seperti dua pelana yang saling menyatu. Satu-satunya sendi pelana
sejati yang ada dalam tubuh adalah persendian antara tulang karpal
dan metakarpal pada ibu jari.

12
6) Sendi peluru, adalah salah satu sendi yang permukaan kedua
tulang berartikulasi berbentuk datar, sehingga memungkinkan
gerakan meluncur antara satu tulang dengan tulang yang lainnya.
Persendian semacam ini disebut sendi nonaksia.
Misalnya : persendian intervertebrata, dan persendian antara
tulang-tulang karpal dan tulang-tulang tarsal.

e. Pergerakan pada Sendi Sinovial


Pergerakan sendi merupakan hasil kerja otot rangka yang melekat pada
tulang yang membentuk artikulasi dengan cara memberikan tenaga. Tulang
hanya berfungsi sebagai pengungkit dan sendi sebagai penumpu.

Beberapa pergerakan sendi antara lain adalah :

1) Fleksi, adalah gerakan memperkecil sudut antara dua tulang.


Contoh : saat menekuk siku, menekuk lutut atau menekuk torso
kearah samping.
a) Dorsofleksi, adalah gerakan menekuk telapak kaki dipergelangan
kearah depan (meninggalkan daerah dorsal kaki).
b) Plantar fleksi, adalah gerakan meluruskan telapak kaki pada
pergelangan kaki
2) Ekstensi, adalah gerakan yang memperbesar sudut antara dua tulang.

13
3) Abduksi, adalah gerakan bagian tubuh menjauhi garis tengah
tubuh, seperti gerakan abduksi jari tangan dan jari kaki.
4) Aduksi, adalah gerakan bagian tubuh saat kembali keaksis utama tubuh
(kebalikan dari gerakan abduksi).
5) Rotasi, adalah gerakan tulang yang berputar disekitar aksis pusat tulang
itu sendiri tanpa mengalami dislokasi lateral, seperti saat menggelengkan
kepala untuk menyatakan tidak.
a) Pronasi, adalah rotasi medial lengan bawah dalam posisi anatomis,
yang mengakibatkan telapak tangan menghadap kebelakang.
b) Supinasi, yaitu rotasi lateral lengan bawah, yang mengakibatkan
telapak tangan menghadap kedepan.
6) Sirkumduksi, adalah kombinasi dari semua gerakan angular dan berputar
untuk membuat suatu ruang berbetuk kerucut, seperti saat mengayunkan
lengan berbentuk putaran.
7) Inversi, adalah gerakan sendi pergelangan kaki yang memungkinkan
telapak kaki menghadap kedalam atau kearah medial.
8) Eversi, adalah gerakan sendi pergelangan kaki yang memungkinkan
telapak kaki menghadap kearah luar.
9) Protaksi, adalah memajukan bagian tubuh, seperti saat menonjolkan
rahang bawah kedepan atau memfleksi girdel pektoral untuk
membusungkan dada.
10) Retraksi, adalah gerakan menarik bagian tubuh kearah belakang, seperti
saat meretraksi mandibula.
11) Elevasi, adalah pergerakan struktur kearah superior, seperti saat
mengatupkan mulut.
12) Depresi, adalah menggerakan suatu struktur kearah inferior, seperti saat
membuka mulut.

14
B. Pemeriksaan Fisik Muskuloskeletal
Tidak ada peralatan khusus yang diperlukan bagi pemeriksaan system
musculoskeletal.
Tujuan pemeriksaan musculoskeletal oleh ahli penyakit dalam adalah
sebagai pemeriksaan penyaring untuk mengetahui adanya gangguan
fungsional pada system musculoskeletal. Pemeriksaan ini seharusnya hanya
memakan waktu beberapa menit dan harus menjadi bagian pemeriksaan rutin
semua pasien. Jika menemukan keainan atau pasien mempunyai gejala
spesifik yang berkaitan dengan sendi tertentu, pemeriksaan yang lebih rinci di
daerah itu perlu dilakukan. Uraian lengkap mengenai pemeriksaan tiap sendi
diberikan setelah pembahasan mengenai pemeriksaan penyaring.
1. Pemeriksaan Penyaring
Pemeriksaan penyaring harus memberikan perhatian khusus kepada hal-
hal berikut:
a. Inspeksi
b. Palpasi
c. Rentang gerak pasif dan aktif
d. Kekuatan otot
e. Fungsi terpadu
1) Prinsip umum
Selama inspeksi, setiap asimetri harus dicatat. Nodulus,
pelayuan, massa, atau deformitas dapat menjadi penyebab tidak
adanya kesimetrisan. Apakah ada tanda tanda peradangan?
Bengkak, hangat, kemerahan, atau nyeri tekan mengarah kepada
peradangan. Untuk menentukan perbedaan suhu, pakailah
punggung tangan anda untuk membandingkan satu sisi dengan sisi
yang lainnya.
Palpasi mungkin memperhatikan daerah nyeri tekan atau
diskontinuitas suatu tulang. Apakah ada krepitasi? Krepitasi
adalah sensasi berderak yang teraba dan sering ditemukan pada
tulang rawan sendi yang menjadi kasar.

15
Penilaian rentang gerak sendi tertentu dilakukan setelah itu.
Anda harus menyadari sendi yang meradang atau arthritis
mungkin nyeri. Gerakkan sendi ini dengan perlahan-lahan. Fungsi
otot dan fungsi terpadu biasanya diperiksa selama pemeriksaan
neurologi, dan topic ini dibicarakan dalam bab berikutnya.
2. Pengkajian Sistem Otot
Sistem otot dikaji dengan memperhatikan kemampuan merubah
posisi, kekuatan otot dan koordinasikan ukuran otot serta ukuran masing-
masing otot. Kelemahan otot menunjukkan polineuropati, gangguan
elektrolit (kalsium dan kalium), miastenia grafis, poliomyelitis, distrofi
otot. Dengan palpasi otot saat ekstremitas relaks digerakkan secara pasif
akan terasa tonus otot. Mengkaji kekuatan otot dilakukan dengan palpasi
otot dan ekstremitas yang digerakkan secara pasif dan rasakan tonus otot.
Ukuran kekuatan otot dengan gradasi dan metode berikut :

Priharjo R. (1996),
Skala. Reeves (2001) Berger, dan Williams
(1999)
0 Tidak Tidak terdapat 0 % Paralisis total
ada kontraktilitas
1 Sedikit. Ada bukti sedikit 10 % Tidak ada gerakan,
kontraktilitas tanpa teraba/terlihat adanya
adanya gerakan sendi kontraksi otot
2 Buruk. ROM (rentang gerak) 25 % Gerakan otot penuh
komplit dengan batasan menentang gravitasi,
gravitasi dengan sokongan
3 Sedang. ROM komplit terhadap 50 % Gerakan normal
gravitasi menentang gravitasi
4 Baik. ROM komplit terhadap 75 % Gerakan normal penuh
gravitasi dengan menentang gravitasi

16
beberapa resisten dengan sedikit
penahanan.
5 Normal. ROM yang komplit 100 % Gerakan normal penuh,
terhadap gravitasi menentang gravitasi
dengan resisten penuh dengan penahanan penuh

3. Pemeriksaan Berjalan
Bagian pertama pemeriksaan penyaring terdiri dari inspeksi gaya
gaya berjalan sikap tubuh. Mintalah pasien untuk membuka pakaian dan
hanya mengenakan pakaian dalam saja, dan berjalan dengan kaki
telanjang untuk menentukan kelainan gaya berjalan. Mintalah pasien
untuk berjalan menjauhi anada, kemudian mendekati anda dengan
berjalan di ujung jari kaki, menjauhi anda dengan berjalan diatas tumit,
dan akhirnya kembali kepada anda dengan gaya berjalan dua dua
(tandem). Jika ada kesulitan dalam gaya berjalan, harus dilakukan
perubahan dalam tindakan pemeriksaan ini.

17
4. Pemeriksaan Tulang Belakang
Kurvatura normal tulang belakang konveks pada bagian dada dan
konkaf pada sepanjang leher dan pinggang. Deformitas tulang belakang
yang sering terjadi meliputi : scoliosis (deviasi kurvatura lateral tulang
belakang), kifosis (kenaikan kurvatura lateral tulang belakang bagian
dada), lordosis ( membebek, kurvatura tulang belakang bagian pinggang
yang berlebihan). Kifosis terjadi pada pasien osteoporosis pada pasien
neuromuscular.
Skoliosis terjadi congenital, idiopatrik (tidak diketahui penyebabnya)
atau akibat kerusakan otot paraspinal misalnya pada poliomyelitis.
Lordosis dijumpai pada penderita kehamilan karena menyesuaikan postur
tubuhnya akibat perubahan pusat gaya beratnya.
Pemeriksaan kesimetrisan dilakukan dengan memeriksa kurvatura
tulang belakang dan kesimetrisan batang tubuh dari pandangan anterior,
posterior dan lateral. Dengan cara berdiri di belakang pasien, dan
memperhatikan perbedaan tinggi bahu dan krista iliaka. Lipatan bokong
normalnya simetris. Simetri bahu dan pinggul serta kelurusan tulang
belakang diperiksa dengan pasien berdiri tegak, dan membungkuk ke
depan (fleksi). Skoliosis ditandai dengan abnormal kurvatura lateral
tulang belakang, bahu yang tidak sama tinggi, garis pinggang yang tidak
simetri dan scapula yang yang menonjol, akan lebih jelas dengan uji
membungkuk kedepan. Lansia akan mengalami kehilangan tinggi badan
karena hilangnya tulang rawan dan tulang belakang.

18
5. Pemeriksaan Sendi Temporomandibular
Pasien dengan gangguan sendi temporomandibular (TMJ) mungkin
mengeluh nyeri rahang unilateral atau bilateral. Nyeri memburuk dipagi
hari dan setelah makan. Pasien mungkin mengeluh bunyi klik pada
rahangnya.
Untuk memeriksa sendi, letakkan jari telunjuknya didepan tragus dan
menyuruh pasien untuk membuka dan menutup mulutnya dengan
perlahan.
6. Pemeriksaan Bahu
Inspeksi bahi untuk melihat adanya defrmitas, pelayuan, atau asimetri.
Bahu harus dipalpasi untuk menemukan daerah nyeri tekan setempat.
Rentang gerak untuk abduksi, aduksi, rtasi eksternal dan internal, dan
fleksi diperiksa dan dibandingkan dengan sisi lainnya. Catatlah kalau ada
nyeri.

7. Pemeriksaan Siku
Palpasi siku untuk mengetahui adanya pembengkakan, massa, nyeri
tekan atau nodulus. Untuk memeriksa pronasi dan supinasi siku harus
difleksikan 900 dan diletakan diatas meja. Tennis elbow, yang dikenal
sebagai epikondilitis lateral, merupakan penyakit yang lazim dijumpai dan
ditandai dengan nyeri di daerah epikondilus lateral humerus.
8. Pemeriksaan Pergelangan Tangan
Palpasi sendi pergelangan tangan di antar ibu jari dan jari telunjuk,
dengan memperhatikan adanya nyeri tekan, bengkak, atau kemerahan.
Kalau mencurigai diagnosis carpal tunnel syndrome, ketukan tajam
atau tekanan langsung diatas nervus medianus dapat menyebabkan
timbulnya parestesi seperti pada carpal tunnel syndrome. Tanda ini
disebut tanda Tinel.

19
9. Pemeriksaan Tangan
Palpasi sendi metakarpofalangeal dan perhatikan setiap
pembengkokan, kemerahan, nyeri tekan.
10. Pemeriksaan Pinggul
Pemeriksaan dilakukan dengan pasien berdiri dan berbaring
telentang.
Inspeksi puinggul dan gaya berjalan telah diuraikan diatas. Pasien
diminta untuk berdiri di atas tungkai yang baik, maka akan
memperlihatkan pelvis pada sisi yang berlawanan terangkat naik, dan jika
buruk maka pelvis sisi yang berlawanan akan turun.
11. Pemeriksaan Lutut
Pemeriksaan lutut dilakukan pada pasien dalam posisi berdiri dan
berbaring telentang.
Ketika berdiri, perhatikan adanya deformitas varus atau valgus.
Apakah ada pembengkakan lutut? Tanda dini pembengkakan sendi lutut
adalah hilangnya cekungan ringan pada sisi lateral patella.
Pasien kemudian diminta berbaring telentang, patella dipalpasi dengan
posisi ekstensi untuk melihat adanya nyeri tekan. Dengan menekan ke
kvndilus femoralis, mungkin akan timbul nyeri. Pemeriksaan efusi sendi
lutut dilakukan dengan menekan cairan tadi keluar dari kantng suprapatela
kebawah dan dibelakang patella.

20
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan
bertanggung jawab terhadap pergerakan. Komponen utama system
musculoskeletal adalah jaringan ikat. Sistem ini terdiri dari tulang, sendi, otot,
tendon, ligament, bursae, dan jaringan-jaringan khusus yang menghubungkan
struktur-struktur ini.

21
DAFTAR PUSTAKA

1. Swartz, Mark II. 1995. Buku ajar diagnostic fisik. Jakarta : EGC.
2. Price, Sylvia Anderson. 1995. Patofisiologi konsep klinis Proses Penyakit.
Jakarta: EGC
3. Syaifuddin , 2011. Anatomi & Fisiologi : kurikulum berbasis kopetensi
untuk keperawatan dan kebidanan edisi 4. EGC, Jakarta.

22

Anda mungkin juga menyukai