Anda di halaman 1dari 2

Hukum pidana Internasional

1. Hukum pidana internasional dalam arti kewenangan internasional yang terdapat


dalam hukum pidana nasional (international criminal law in the meaning of
internationally authorized municipal criminal law, hukum pidana internasional
adalah ketentuan-ketentuan di dalam hukum internasional yang memberikan
kewenangan kepada negara untuk mengambil tindakan atas tindak pidana tertentu
dalam batas jurisdiksi kriminalnya, dan memberikan kewenangan untuk menerapkan
jurisdiksi kriminal di luar batas teritorialnya terhadap tindak pidana tertentu, sesuai
dengan ketentuan-ketentuan di dalam hukum internasional. Tindak pidana tertentu
menurut hukum internasional ini adalah piracy dan war crimes.
Hukum pidana internasional yang menyangkut kejadian suatu negara yang terikat
pada hukum internasional, berkewajiban memperhatikan sanksi-sanksi atas tindakan
perorangan yang ditetapkan dalam hukum pidana nasionalnya. Kewajiban-kewajiban
ini dapat terjadi dan berasal dari perjanjian-perjanjian internasional (treaties) atau
dari kewajiban negara-negara yang diatur dalam hukum kebiasaan internasional.

2. Hukum pidana internasional bersumber dari dua bidang hokum, hukum internasional
mengenai masalah-masalah pidana dan hukum pidana nasional yang mengandung
dimensi-dimensi internasional.

Sehingga asas-asas hukumnya juga bersumber dari kedua bidang hukum tersebut
yang dapat dibedakan:
a. Asas-asas hukum pidana internasional yang berasal dari hukum pidana
internas;
b. Asas-asas hukum pidana internasional yang berasal dari hukum pidana
nasional negara-negara
c. Asas asas hukum pidana internasional yang benar-benar mandiri;

Salah satu contoh asas hukum pidana internasional sebagai berikut

Asas kemerdekaan;
Asas kedaulatan; dan
Asas kesamaan derajat Negara-negara
Contoh yang baru dan faktual saat ini adalah kasus suku Rohingnya yang dikejar dan
dibantai oleh Militer Myanmar karena mencari terduga milisi Rohingnya yang
menyerang Militer Myanmar di POS penjagaan mereka, dalam kasus ini Negara
Myanmar dalam hal ini dilakukan oleh Militer patut diduga melanggar HAM dan
mengabaikan azas kemerdekaan dan kebebasan beragama bagi penduduknya
diwilayah Rakhine State.

Militer myanmar diduga telah melakukan upaya upaya genosida secara sistematis
dan terstruktur untuk mengusir dan melenyapkan suku Rohingnya di wilayah
Rakhine State.

3. Asas Nasional Pasif adalah bersumber dari pemikiran asas perlindungan bahwa
setiap negara yang berdaulat wajib melindungi kepentingan hukumnya atau
kepentingan nasionalnya.
Sedangkan Asas Universal adalah asas yang menyatakan setiap orang yang
melakukan perbuatan pidana dapat dituntut undang-undang hukum pidana
Indonesia di luar wilayah Negara untuk kepentingan hukum bagi seluruh dunia

Anda mungkin juga menyukai