Anda di halaman 1dari 3

Sengketa merk yang cukup terkenal di Indonesia salahsatunya adalah sengketa minuman

kesehatan dan larutan penyegar cap kaki tiga dan cap badak, adapun kronologinya dapat
dilihat sebagai berikut

Sumber: Portal Berita Detik News.Com

Selasa 06 November 2012, 18:45 WIB

Drama perebutan merek lukisan Badak di produk minuman penyegar kembali bergulir.
Perseteruan antara pengusaha lokal pemilik larutan Cap Badak, Budi Yuwono vs pemilik
merek Cap Kaki Tiga yang dipegang perusahaan Wen Ken Drug Co(PTE) Ltd kembali
berlangsung di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus) untuk kedua kalinya.

Perseteruan pertama terjadi beberapa tahun lalu di PN Jakpus saat keduanya memperebutkan
klasifikasi \\\'produk minuman kesehatan\\\'. Dalam perseteruan jilid pertama ini
dimenangkan Budi Yuwono hingga tingkat kasasi.

Kini, keduanya kembali bertemu untuk memperebutkan klasifikasi \\\'minuman penyegar\\\'.


Lagi-lagi, Budi Yuwono mengembangkan senyum sebab majelis hakim PN Jakpus
mengalahkan PT Wen Ken Drug Co sebagai pemegang produk larutan Cap Kaki Tiga dengan
lukisan bergambar Badak.

Dalam sidang putusan sengketa merek yang dipimpin oleh majelis hakim Sudjatmiko, merek
Cap Kaki Tiga asal Singapura itu dibatalkan karena Budi Yuwono lebih dulu mendaftarkan
merek tersebut pada tahun 2004. Sedangkan lawannya baru mendaftar pada tahun 2008.

\\\"Mengabulkan gugatan penggugat untuk sebagian,\\\" ujar Sudjatmiko ketika membacakan


putusan di PN Jakpus, Jalan Gadjah Mada, Jakarta Pusat, Selasa (6\/11\/2012).

Hakim berpendapat, Budi Yuwono tercatat lebih dulu sebagai pemilik merek \\\'larutan
penyegar\\\' Badak untuk kelas 32 dan 05 yang masing-masing terdaftar dengan nomor
IDM000241894 dan IDM000152059. Sedangkan Cap Kaki Tiga dari Singapura terdaftar
dengan nomor IDM000241894 dengan kelas yang sama tetapi baru didaftarkan pada tahun
2008 silam.
\\\"Oleh karena itu, Direktorat HAKI (turut tergugat) harus mencabutnya dari daftar umum
merek,\\\" sambung Sujatmiko.

Majelis hakim menyatakan bahwa merek Larutan Penyegar Badak\\\' dengan kaligrafi arab
dan lukisan badak sebagai satu kesatuan yang tidak bisa dipisah dan dinyatakan pula sebagai
merek terkenal.

\\\"Majelis hakim memerintahkan Dirjen HAKI (turut tergugat) untuk tidak menerima
pendaftaran merek dengan unsur kata \\\'larutan penyegar\\\' di kelas 05 (minuman kesehatan)
dan 32 (minuman penyegar),\\\" beber Sudjatmiko.

Atas putusan ini, kuasa hukum PT Wen Ken Drug, Agus Nasrudin menyatakan akan
melanjutkan langkah hukum dengan kasasi. \\\"Kami akan mengajukan kasasi,\\\" ujarnya
kepada wartawan seusai sidang.

Sementara itu kuasa hukum penggugat, Rudi Ottolua mengatakan bahwa putusan majelis
hakim itu sudah sesuai. \\\"Ya, itu memang sudah sesuai,\\\" komentar Rudi pendek usai
mendapat putusan yang memenangkan pihaknya

Perseteruan ini melibatka Wen Ken Drug Co PTE Ltd (WKD) dengan PT Sinde Budi Sentosa
(SBS), pemilik merek Cap Badak, penggugat adalah Wen Ken Drug Co PTE Ltd (WKD)
tergugat adalah PT Sinde Budi Sentosa (SBS).

WKD menuding SBS sengaja menghancurkan bisnis yang telah dibangun selama puluhan
tahun. SBS berupaya mengacaukan dan menganggu perkembangan perdagangan dari produk
Cap Kaki Tiga, khususnya larutan penyegar. Hal ini terlihat dari upaya sistematis yang
dilakukan SBS.

Upaya yang dilakukan SBS adalah mengatakan produk Larutan Penyegar Cap Kaki Tiga
telah diganti dengan produk merek Cap Badak. Kemudian menggugat secara perdata. Tak
cukup sampai pada langkah itu. SBS melaporkan KEK dan distributornya ke polisi dengan
tuduhan menjual, menggunakan merek tanpa hak, dan memperdagangkan produk secara
ilegal.
Padahal, merek Cap Kaki Tiga yang beredar saat ini terdaftar secara sah di Dirjen HKI dan
mendapat izin edar dari BPOM, ucap Direktur Utama PT KEK Harry Sanusi dalam sebuah
konferensi pers di Jakarta, Rabu (20/2).

Harry menilai tindakan SBS membuat bisnis larutan penyegar Cap Kaki Tiga menjadi payah.
Laporan ke kepolisian telah membuat pedagang dan pengecer Cap Kaki Tiga ketakutan.
Akibatnya, kerugian pun tak dapat dihindari.

Dalam portal berita dikatakan bahwa majelis hakim memenangkan SBS atas WKD dengan
melihat bukti materil hukumnya yaitu bahwa SBS lebih dahulu mendaftarkan merek tersebut
pada tahun 2004. Sedangkan WKD baru mendaftar pada tahun 2008.

Namun perlu diketahui bahwa perusahaan WKD adalah perusahaan yang sudah berusia
cukup tua berdiri disingapura, bahwa logo tersebut pada prinsipnya telah didaftarkan
disingapura daftaran merek Cap Kaki Tiga beserta etiketnya di Singapura pada 14 Februari
1940 dan Malaysia pada 30 April 1951. Bukti itu diperkuat dengan satu iklan di surat kabar
terbesar di Singapura pada 28 Oktober 1960.

Pihak WKD menyatakan bahwa Merek ini sejak pertama kali diproduksi dikemas dengan
lukisan badak yang berdiri di atas batu, latar belakang berupa gambar gunung, sungai, dan
sawah, serta tulisan larutan penyegar dalam bahasa Indonesia dan Arab bersama-sama dengan
logo Cap Kaki Tiga sebagai satu kesatuan.

Namun oleh majelis berdasarkan atas pertimbangan tertentu tidak memasukkan pendaftaran
lisensi dinegara asing sebagai suatu pertimbangan hukum untuk memutuskan perkara ini,
majelsi sepertinya lebih melihat pada aspek legal formal dimana SBS lebih dahulu
mendaftakan mereknya di Indonesia baru kemudian oleh WKD.

Anda mungkin juga menyukai