Sejak didirikan pada tahun 1978, PT. Sinde Budi Sentosa telah
berkembang dari sebuah farmasi sederhana yang hanya mempunyai sebuah
pabrik di Bekasi, Jawa Barat. Menjadi sebuah perusahaan global dengan
network operasional dan distribusi di Indonesia, Belgia, Brunei
Darussalam, Cina, Hongkong, Malaysia, Nigeria, Saudi Arabia, Singapura,
Korea Selatan dan Timur Tengah.
Produk Utama PT. Sinde Budi Sentosa adalah Larutan Penyegar dalam
kategori minuman penyegar untuk pengobatan panas dalam di pasaran
Indonesia. Nama Larutan Penyegar pun telah menjadi istilah generik di
pasar lokal, dan merupakan jaminan mutu di lingkungan pasar tingkat
nasional. PT. Sinde Budi Sentosa juga merupakan agen dan distributor
tunggal di Indonesia untuk Sirup Obat Batuk Cap Ibu dan Anak (Nin Jiom-
Hongkong), Obat Sakit Perut Pil Chi Kit (Teck Aun-Malaysia), Minyak
Angin dan Inhaler (Siang Pure-Thailand) di Indonesia.
Kesuksesan itu tentu tidak membuat PT. Sinde Budi Sentosa berhenti
berinovasi. PT. Sinde Budi Sentosa tetap melakukan investasi strategis
dalam riset dan proses manufaktur terpadu untuk memastikan
memproduksi produk-produk terbaik bagi konsumen. Dengan menerapkan
proses-proses pengawasan mutu (Quality Control) yang ketat, dan
berpegang teguh pada Goog Manufacturing Practice (GMP) standard lewat
Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan Cara Pembuatan Obat
Tradisional yang Baik (CPOTB), kami menunjukan komitmen kami untuk
menyediakan obat yang aman dan efektif untuk kesehatan konsumen.
Alkisah “Kaki Tiga” menjadi akrab di telinga tak bisa lepas dari peran
PT Sinde Budi Sentosa, sebuah perusahaan farmasi yang berdiri sejak
1978. Melalui produk larutan penyegar dalam botol, perusahaan yang
semula bermarkas di Tambun, Jawa Barat itu, pada tahun 1981 langsung
disukai konsumen. Maklum, larutan tersebut tanpa rasa, tanpa warna, tanpa
bahan pengawet dan murah. Merek “Kaki Tiga” memang hoki, karena
sejak itu PT Sinde Budi Sentosa langsung melakukan pengembangan
produk, di antaranya membuat tujuh rasa berbeda dalam kemasan kaleng
dan juga dalam bentuk kaleng yang beragam sebagai produk baru,
memperluas ragam produk dengan memproduksi versi baru dari Balsem
Pala (Bapala) dan sekaligus memperluas distribusinya dengan penambahan
gudang seluas 6.000 m2.
Tak cuma itu, pada 1995 PT Sinde Budi Sentosa memperoleh lisensi
Sirup Obat Batuk Nin Jiam Pei Pa Koa dari Hong Kong, dan Pil Chi Kit
Teck Aun dari Malaysia dan memindahkan kantor pusat ke Wisma SMR di
Jakarta Utara. Sementara pada tahun 2002, PT Sinde Budi Sentosa
memperkenalkan Ena’O, minuman energi, dan mendiversifikasikannya ke
dalam kemasan botol, kaleng dan sachet bubuk dan sachet cair. Diperoleh
informasi, perjanjian lisensi ternyata sudah dituangkan sejak 1978.
Perjanjian itu ditandatangani oleh Fu Weng Leng, Direktur Sinde Budi kala
itu. Isinya meminta Sinde Budi untuk memproduksi dan memasarkan
produk Cap Kaki Tiga di Indonesia. Sinde Budi juga diminta untuk
mendaftarkan merek dan produk Cap Kaki Tiga ke Direktorat Paten.
Namun, pada Februari 2008 lalu, kehandalan pengelola mengembangkan
menjadi perusahaan farmasi ternama tercoreng. Bahkan, sejak Maret 2008,
saat sejumlah Koran mengumumkan PT Sinde Budi Sentosa bukan
pemegang lisensi merek Cap Kaki Tiga. Sang induk pengumuman, Wen
Ken Drug Co Pte Ltd, perusahaan yang berkedudukan di Singapura,
mengungkapkan bahwa Wen Ken Drug adalah pemilik sah merek dagang
“Cap Kaki Tiga”, termasuk produk larutan penyegar cap Kaki Tiga.
Sejak 2000, menurut penggugat, Wen Ken Drug Co Pte Ltd dan PT
Sinde Budi Sentosa berupaya untuk membahas masalah pembuatan suatu
perjanjian lisensi. Mengingat perundingan tidak mencapai titik temu.
Lisensi dari Wen Ken Drug Singapore tersebut diberikan kepada Kinocare
Era Kosmetindo pada tanggal 28 April 2011 dan memberikan kewenangan
kepada Kinocare Era Kosmetindo untuk memproduksi, menjual,
memasarkan dan mendistribusikan produk di Indonesia. Sementara, kerja
sama Wen Ken Drug Singapore dengan perusahaan manufaktur Indonesia
yang lama (PT Sinde Budi Sentosa) telah berakhir pada tanggal 4 Februari
2008. Wen ken Drug akhirnya menunjuk pihak lain (PT. Kinocare Era
Kosmetindo) untuk memasarkan larutan penyegar cap Kaki Tiga, Kinocare
Era Kosmetindo mendaftarkan produknya dan menyatakan bahwa lukisan
cap kaki tiga adalah milik mereka, dan hasil pengadilan menyatakan bahw
merek dan lukisan cap kaki tiga adalah milik Wen Ken Drug Co Pte Ltd,
danPT. Sinde Budi diminta melepaskan lukisan kaki tiga dari produknya,
dan diminta menarik seluruh produknya yang masih terdapat lukisan cap
kaki tiga. Sehingga PT. Budi Sentosa melakukan perbaikan label
produknya, tidak ada lagi lukisan kaki tiga pada label produk merek dan
juga mengganti nama produk menjadi larutan penyegar cap Badak. Karena
telah mendaftarken lukisan badak ke dirjen HAKI, Sinde Budi merasa,
lukisan badak dan tulisan larutan penyegar adalah milik mereka, maka
mereka menggugat ke pengadilan, jadilah mereka "berperang" kembali di
pengadilan. dan tampaknya Kinocare Era Kosmetindo kalah, akhirnya
mereka harus menghilangkan lukisan badak dan tulisan larutan penyegar
(dalam huruf arab) dari produk mereka.
4.2.1 Membangun brand baru produk larutan penyegar cap badak pada
PT Sinde Budi Sentosa
2. Wen Ken Drugs selaku pemilik merek cap kaki tiga menawarkan
brand nya ke PT Kinocare sehingga keluarlah kompetitor baru yang
sama-sama memproduksi larutan penyegar dengan desain kaleng yang
hampir sama, hanya logo cap kaki tiga dan cap badak saja yang
berbeda, sehingga membuat bingung masyarakat awam mengenai
larutan penyegar ini.
4.3 Pembahasan
PT Sinde Budi Sentosa yang dulunya dikenal sebagai perusahaan pembuat
produk larutan penyegar cap kaki tiga sejak tahun 2011 harus mengganti brand
produknya menjadi cap badak dikarenakan masalah berkepanjangan oleh Wen
Ken Drugs selaku pemegang merek cap kaki tiga. Oleh karena itu maka PT Sinde
Budi Sentosa harus membangun brand baru yaitu Cap Badak. Dalam membangun
brand ini terdapat beberapa cara dalam membangun citra merek yang kuat
menurut Rangkuti dalam Sangadji dan Sopiah (2013:326) yaitu:
4.3.1. Posisi merek
Agar mempunyai pemosisian, merek harus ditempatkan secara spesifik
di benak pelanggan. Membangun pemosisian adalah menempatkan semua
aspek dari nilai merek (brand value) secara konsisten sehingga produk
selalu menjadi nomor satu di benak pelanggan. Dalam hal ini PT Sinde
Budi Sentosa berupaya menempatkan posisi merek mereka di top of
minds masyarakat dengan menyertakan tagline mereka yaitu “yang ada
badaknya” karena badak merupakan salah satu ikon juga di larutan
penyegar buatan sinde dari pertama kali diproduksi pada tahun 1981 selalu
menempatkan gambar badak di kemasan kaleng mereka.
Gambar 4.5 (www.sindebudi.com)
Gambar 4.9
Pada gambar diatas sudah terlihat jelas perbedaan dari konsep kedua
brand tersebut. Pada brand cap badak masih menggunakan konsep dan
formula yang sama sejak 1981, berbeda dengan brand cap kaki tiga yang
menggunakan konsep dan formula baru.
Gambar 4.10 (Youtube: Permana Cuy)
4.3.4. Segmentasi
Menurut Solomon dan Elnora (2003, p221), segmentasi adalah proses
membagi pasar yang lebih besar menjadi potongan-potongan yang lebih
kecil berdasarkan satu atau lebih karakteristik yang bermakna. Dengan
melaksanakan segmentasi pasar, kegiatan pemasaran dapat dilakukan
lebih terarah dan sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat digunakan
secara lebih efektif dan efisien dalam rangka memberikan kepuasan
bagi konsumen. Dari hasil wawancara mengenai segmentasi yang sudah
dijelaskan di atas bahwa segmentasi yang dituju oleh PT Sinde Budi
Sentosa adalah untuk semua masyarakat di Negara maju maupun
berkembang, PT Sinde Budi Sentosa tidak menetapkan wilayah sasaran
geografik secara spesifik karena menurut Bapak Joni Yuwono selaku
wakil presiden direktur PT Sinde Budi Sentosa mereka tidak perlu
menetapkan segmentasi secara spesifik karena larutan penyegar cap badak
sendiri dapat dinikmati oleh semua umur dan kalangan terlebih lagi
dengan adanya produk baru PT Sinde yaitu larutan penyegar buat anak-
anak.
4.3.5. Targeting
Menurut Solomon dan Elnora (2003, p232), target adalah kelompok
yang dipilih oleh perusahaan untuk dijadikan sebagai pelanggan sebagai
hasil dari segmentasi dan penargetan. Dalam hal ini seperti hasil penelitian
yang sudah dijelaskan diatas, bahwa PT Sinde Budi Sentosa menargetkan
sasaran dari produk cap badak ini kepada pria dan wanita dari seluruh
kalangan masyarakat baik itu kalangan bawah, menengah, ataupun atas
karena produk cap badak sendiri tidak mempunya penyebab alergi jadi
aman untuk dikonsumsi untuk semua umur kecuali anak dibawah umur 5
tahun. Kenapa bisa dikonsumsi oleh semua kalangan? Penulis mencoba
menganalisis dari segi harga, Harga Larutan cap badak kemasan
botol plastik 200 ml dan 500 ml dalam negeri berkisar antara Rp
3.500 dan Rp7.500. Harga Larutan penyegar cap badak kemasan kaleng
dalam negeri bekisar antara Rp5.500. dari segi harga masyarakat
menengah kebawah pun dapat membeli produk larutan cap badak ini
karna harga yang ditawarkan masih cukup terjangkau bagi mereka.
meskipun harga yang ditawarkan memang cukup mahal dibandingkan
pesaingnya (Larutan Penyegar Cap Kaki Tiga), namun harga bukan
sebagai penentu dalam persaingan. Konsumen lah yang menentukan akan
membeli produk yang mana menurut kepercayaan top of minds mereka.
Selain dari segi harga, larutan penyegar cap badak ini banyak ditempatkan
di swalayan, pasar tradisinonal, warung, kantin, pedagang kaki
lima, dan toko kelontong. Hal tersebut dilakukan supaya seluruh kalangan
masyarakat dapat menjangkau produk tersebut.
4.3.6. Positioning
Menurut Solomon, dan Elnora (2003, p235), Positioning adalah
mengembangkan strategi pemasaran yang bertujuan untuk mempengaruhi
bagaimana sebuah segmen pasar tertentu memandang sebuah barang atau
jasa dibandingkan dengan kompetisi. Positioning yang dilakukan oleh PT
Sinde Budi Sentosa sendiri adalah larutan penyegar cap badak ini diproses
dengan menggunakan teknologi canggih dari Jerman untuk menghasilkan
produk yang memiliki banyak khasiat tanpa warna keruh, bau menyengat
dan rasa pahit, serta masih menggunakan formula yang sama sejak tahun
1981. Jadi pihak perusahaan mencoba menanamkan bahwa larutan
penyegar cap badak ini unggul secara kualitas dibanding kompetitor
mereka. Selain mengutamakan kualitas, Larutan penyegar cap badak juga
memposisikan dirinya sebagai produk yang dipilih karena berjiwa sosial
tinggi karena PT Sinde Budi sentosa sudah bekerja sama dengan wwf-
indonesia sebagai badan perlindungan keanekaragaman alam dan hayati di
Indonesia serta kemasannya mencantumkan gambar badak yang diartikan
sebagai bentuk kepedulian terhadap hewan yang hampir punah. Hal ini
membuat produk ini cenderung lebih unggul dibandingkan merek sejenis
pada unsur rasa, kandungan, manfaat, dan kontribusinya terhadap
pelestarian badak sehingga konsumen merespon secara positif dan tergiur
mengkonsumsi produk. Konsumen beranggapan bahwa dengan
mengkonsumsi produk Lasegar dapat menyembuhkan panas dalam dan
dengan mengkonsumsi produk tersebut sama saja melestarikan badak.
Dari data top brand index tersebut, cukup berbandig terbalik dengan
wawancara yang penulis lakukan dengan 2 pedagang larutan penyegar cap
badak maupun cap kaki tiga yang berada di tambun selatan, berikut adalah
petikan wawancaranya