Anda di halaman 1dari 2

Emang Saya Enggak Penting Ya Buat Kamu ?

Ksatria Surahmat Rauf

Suatu hari tampak terik matahari menyinari halaman salah satu sekolah yang berada
di Kabupaten Maros. Lalu-lalang motor mulai terdengar memasuki halaman sekolah dan
langsung menuju tempat parkir. Terlihat mulai banyak kendaraan yang sudah memenuhi
tempat parkir dan tiba-tiba datang seorang siswa dengan tergesa-gesa memarkir motornya.
Mungkin itu salah satu kebiasaan siswa, kalau bukan telat pasti ada PR yang belum
diselesaikan. Mematikan mesin motor serta membawa helm kesayangannya ke kelas itulah
salah satu kebiasaan siswa ini.
Namun yang mengherankan setiap melewati kelas yang berada di dekat tangga,
siswa ini sering sekali melihat ke dalam kelas tersebut. Entah apa yang ada di kelas itu,
gelisah pun mulai terpapar dimuka siswa ini yan terkenal cuek. Sambil dengan muka yang
gelisah, siswa ini pun terus melangkah sampai tiba di kelasnya. Apa yang terjadi ? tentu
teman-temannya heran mengapa sosok seorang siswa yang biasa tertawa dan tersenyum di
pagi hari ini tiba-tiba berubah. Lonceng pun berbunyi bertanda apel pagi segera dimulai,
siswa ini berjalan menuju lapangan apel dengan menyendiri sambil tetap memasang muka
gelisahnya. Berjalan dan terus berjalan sampai tiba di lapangan apel. Apel pun berlangsung
seperti biasanya.
Beberapa menit berlalu, apel pagi pun selesai dan proses belajar mulai berlangsung,
waktu terus berjalan dan waktu istirahat pun tiba. Siswa pun bergegas keluar kelas dengan
sendirinya. Saat berjalan, salah seorang siswa yang tapi berwajah manis pun berusaha
mencari apa sebenarnya yang terjadi pada siswa ini, siswa yang bermuka gelisah ini pun
mulai terbuka dengan rekannya yang hitam manis ini. Siswa berwajah gelisah ini pun
menceritakan masalahnya, dan ternyata masalahnya adalah seorang perempuan yang
kelasnya berada di dekat tangga tersebut. Siswa tersebut berkata, kawan gadis itu tak
biasanya memasang wajah murung di pagi hari, rekannya pun menjawab mungkin dia
lagi punya masalah . Siswa yang gelisah inipun mulai menemukan solusi buat perempuan
yang iya sukai itu. Lonceng pun berbunyi, dan seluruh siswa pun memasuki kelasnya
masing-masing.
Proses belajar mulai berlangsung kembali dan para siswa pun tampak serius dalam
belajar. Namun berbeda dengan yang satu ini, mukanya terus gelisah dan sepertinya
mengharapakan sesuatu. Tak terasa waktu berjalan lonceng pun berbunyi dan menandakan
waktu pulang. Para siswa pun mulai keluar dari kelasnya masing-masing dan bergegas
pulang. Berbeda siswa yang berwajah gelisah ini, dia berjalan pelan-pelan menuruni tangga
sambil memperhatikan sesuatu,entah apa yang ia pikirkan.
Seorang sosok perempuan pun lewat dihadapan dengan memakai tas biru dengan
mukanya yang sedikit murung. Siswa bermuka gelisah ini memberanikan diri tuk
menghampiri sosok perempuan yang ia sayangi tersebut. Dengan perasaan takut dan tidak
percaya diri siswa inipun menghampiri perempuan tersebut yang duduk dengan muka
murung di depan ruang guru, dan dengan yakinnya siswa ini bertanya kepada perempuan
yang ia sayangi tersebut. Hei, kok sepanjang hari murung terus ?. Perempuan itu hanya
menggelengkan kepala seakan-akan ia taka pa-apa. Namanya juga terlanjur sayang siswa
inipun terus bertanya. hei, kok mukanya murung terus ? Ada masalah yah ?. Perempuan
manis nan cantik itupun menjawab, masalah ini bisa saya selesaikan sendiri, dan kamu
tidak usah tahu. Waktupun seakan-akan berhenti mendengar jawaban dari perempuan yang
ia sayangi tersebut. Siswa laki-laki inipun berputus asa karena melihat perempuan yang ia
sayangi itu sangat cuek terhadapanya.
Setelah kejadian itu siswa yang tetap gelisah ini mengambil kendaraan dengan
perasaan yang sangat kecewa, siswa laki-laki inipun menganggap dirinya tak bisa berbuat
apa-apa untuk perempuan yang ia sayangi itu. Dan saat itulah siswa ini mulai menyadari
bahwa dirinya tak berarti bagi perempuan yang ia sayangi itu.

Anda mungkin juga menyukai