Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

Bayi berat lahir rendah yaitu bayi yang dilahirkan dengan berat lahir <2500

gram tanpa memandang masa gestasi. BBLR dapat disebabkan oleh: kehamilan

kurang bulan, bayi kecil untuk masa kehamilan atau kombinasi keduanya. Bayi

BBLR dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu : prematuritas murni dan dismaturitas.

Bayi prematur secara umum ialah bayi dengan usia kehamilan kurang dari 37

minggu. Penentuan usia kehamilan dapat ditentukan dengan menggunakan skor

Ballard. Bayi prematur memiliki berbagai masalah akibat belum berkembangnya

organ-organ tubuh, sehingga belum siap untuk berfungsi di luar rahim. Masalah yang

sering dijumpai pada bayi kurang bulan dan BBLR adalah : Asfiksia, gangguan nafas,

hipoglikemia, hipotermia, masalah pemberian ASI, ikterus, infeksi, masalah

perdarahan. Penatalaksanaan didasarkan pada masalah yang muncul yang berkaitan

dengan berat badan lahir rendah.1

Berat lahir dipengaruhi oleh dua proses penting yaitu : lamanya (usia)

kehamilan dan pertumbuhan intrauterine, jadi BBLR dapat disebabkan oleh

umur kehamilan yang pendek dan pertumbuhan intrauterine yang lambat

(tampak pada berat bayi) atau kedua-duanya. Di negara maju antara 4%-8% bayi

dilahirkan kurang dari 2500 gram. Dengan pengetahuan yang semakin meningkat

mengenai patofisiologi bayi, kelompok BBLR dapat dibagi menjadi dua

kelompok lain yaitu :bayi cukup bulan tapi kecil untuk masa kehamila

1
(KMK=Small for gestational Age = SGA) dan bayi kurang bulan (< 37 minggu) atau

premature. Keduaduanya merupakan akibat interaksi berbagai faktor sebelum

dan selama masa kehamilan. Dan pada saat yang sama merupakan faktor

penentu kesehatan dan kelanjutan hidup bayi. Bagi bayibayi itu sendiri berbagai

masalah dihadapi postnatal akibat penyesuaian dengan lingkungan.2

Bayi BBLR mempunyai resiko meninggal 40 kali lebih tinggi dibandingkan

bayi dengan berat badan normal pada tahun pertama. Makin kecil berat bayi lahir

makin tinggi kejadian kelainan neorologis dan psikomotorik bayi. WHO

memperkirakan diseluruh dunia 16% dari semua bayi mempunyai berat < 2500

gram. Dari jumlah ini 90% berasal dari Negara-negara berkembang, khususnya

Negara Asia Tenggara BBLR berkisar 20% - 30% jumlah kelahiran.2

Berikut akan dibahas sebuah refleksi kasus mengenai bayi aterm (kmk) yang

di rawat di ruangan Perinatal Resiko Tinggi RSUD Undata Palu.

2
BAB II

KASUS

A. IDENTITAS PASIEN

Nama : By. A

Tanggal Lahir : 2 Maret 2017

Tanggal Masuk : 8 Maret 2017

Tanggal Pemeriksaan : 15 Maret 2017

Jenis Kelamin : Perempuan

B. ANAMNESIS

I. Keluhan Utama : Bayi kecil

II. Riwayat Penyakit Sekarang :

Bayi perempuan berusia 14 hari masuk ke ruang perawatan peristi

RSUD UNDATA atas rujukan dari RS Torabelo Sigi. Bayi lahir tanggal 2

Maret 2017, cukup bulan, lahir spontan di rumah dan ditolong oleh bidan.

Bayi lahir dengan letak belakang kepala, lahir langsung menangis, air ketuban

jernih, mekonium (-). Berat lahir 1900 gram, panjang badan lahir 46 cm.

Merintih (-) ,sianosis (-), retraksi (-), PCH (-), kelainan congenital (-), caput

succadaneum(-) anpal (+), mic (+), mec (+). Ibu mengeluhkan lidah pasien

berselaput putih sejak 1 hari SMRS namun saat pemeriksaan sudah menghilang.

3
III. Riwayat Penyakit Sebelumnya :

Bayi tidak mengalami gejala yang lain sebelumnya

IV. Riwayat Maternal :

Riwayat kehamilan ibu G2 P2 A0, usia ibu sewaktu mengandung

berumur 33 tahun. Riwayat penyakit yang diderita ibu selama kehamilan (-),

riwayat penyakit diabetes melitus (-), hipertensi (-), riwayat konsumsi obat-

obatan saat hamil (-), riwayat pemeriksaan antenatal (+) sering diperiksa ke

Puskesmas. Ibu mengatakan saat hamil ibu banyak melakukan pekerjaan namun

asupan nutrisi kurang karena kondisi ekonomi yang terbatas. Riwayat anak

pertama lahir dengan BBLR.

C. PEMERIKSAAN TANDA VITAL :

- Denyut Jantung : 138 x/menit

- Respirasi : 48 x/menit

- Suhu : 36,6C

- Capillary Refill Time : < 2 detik

D. PEMERIKSAAN FISIK :

Berat Badan Lahir : 2050 gr

Panjang Badan Lahir : 48 cm

Lingkar Kepala : 30 cm

Lingkar Dada : 28 cm

4
Lingkar Perut : 26 cm

Lingkar Lengan : 8 cm

Kepala : Caput (-)

Mulut : lidah berselaput putih (-)

Sistem Neurologis

- Aktivitas bayi : kurang aktif

- Kesadaran : compos mentis

- Fontanella : datar

- Sutura : belum menyatu

- Refleks terhadap cahaya : (+/+)

- Kejang : (-)

Sistem Respirasi :

- Sianosis (-)

- Retraksi (-)

- Nafas cuping hidung (-)

- Merintih (-)

- Apneu (-)

- Bunyi nafas : bronchovesikuler +/+

- Bunyi nafas tambahan (-)

Sistem Kardiovaskuler : - Bunyi jantung : S1-S2 regular murni

- Bising jantung (-)

5
Sistem Hematologi : - Pucat (-)

- Ikterus (-)

Sistem Gastrointestinal :

-Kelainan dinding abdomen (-)

- Muntah (-)

- Diare (-)

- Umbilikus : bernanah (-), iritasi (-), edema (-)

Sistem Genital : - Anus imperforata (-)

- Testis sudah turun dan rugae pada skrotum tampak

jelas (-)

Pemeriksaan lain :

- Ekstremitas : Akral hangat, lengkap

- Turgor : Baik

- Trauma Lahir :-

- Kelainan Kongenital : -

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium Hasil Range normal


WBC 8,0 x 103 / mm3 4,0-10 x 103 /mm
RBC 4,72 x 106/mm3 3,80-5,80 x 106 /mm3
HB 15,7 g/dl 11,5-16,0 g/dL
HCT 43,2 % 37-47 %
PLT 355 x 103/ul 150-500 x 103 / mm3
GDS 76 mg/dl 74-100 mg/Dl

6
E. RESUME

Bayi perempuan berusia 14 hari masuk ke ruang perawatan peristi RSUD

UNDATA atas rujukan dari RS Torabelo Sigi. Bayi lahir tanggal 2 Maret 2017

secara spontan di rumah dan ditolong oleh bidan. Bayi lahir dengan letak

belakang kepala, lahir langsung menangis, air ketuban jernih, mekonium (-).

Berat lahir 1900 gram, panjang badan lahir 46 cm. Merintih (-), sianosis (-),

retraksi (-), PCH (-), anpal (+), kelainan congenital (-), mic (+), mec (+). Ibu

mengeluhkan lidah pasien berselaput putih sejak 1 hari SMRS namun saat

pemeriksaan sudah menghilang. Riwayat BBLR anak pertama (+). Ibu

mengatakan saat hamil ibu banyak melakukan pekerjaan namun asupan nutrisi

kurang karena kondisi ekonomi yang terbatas.

Pemeriksaan fisik DJ 138 x/menit, Respirasi 48 x/menit, dan Suhu 36,6 C.

BBL 1900 gram dan PBL 46 cm. Lidah berselaput putih (-). Pemeriksaan sistem

respirasi, kardiovascular, gastrointestinal, dan neurologi dalam batas normal.

Hasil pemeriksaan darah rutin dalam batas normal dan GDS 76 mg/dL.

E. DIAGNOSIS : BBLR + Moniliasis (post)

F. TERAPI :

ASI on demand

PMK

Menjaga kehangatan bayi

7
Follow Up
Tanggal 16-03-2017

Subject Aktivitas bayi kurang, sesak (-), menangis (+)


Object DJ: 126 x/menit T: 36,5C
R: 44 x/m CRT: < 2 detik
Berat badan: 2050 gram
- Sistem neurologis: aktivitas kurang aktif, refleks (+) kurang, tonus
otot normal, kejang (-).
- Status kardiovaskular: BJ S1 dan S2 murni reguler, HR: 126 x/m,
CRT < 2 detik.
- Status respiratorius: RR: 44 x/m, sianosis (-), retraksi dada (-),
merintih (-) Status hematologis: anemia (-), ikterik (-).
- Status gastrointestinal: permukaan datar lemas, peristaltik usus (+),
Anus (+)
Assesment BBLR + Moniliasis (post)
Plan - Asi on demand
- PMK

Tanggal 17-03-2017

Subject Aktivitas bayi aktif, sesak (-), menangis (+)


Object DJ: 128 x/menit T: 36,6C
R: 46 x/m
Berat badan: 2100gram
- Sistem neurologis: aktivitas aktif, refleks (+), tonus otot normal,
kejang (-).
- Status kardiovaskular: BJ S1 dan S2 murni reguler, HR: 128 x/m,
- Status respiratorius: RR: 46 x/m, sianosis (-), retraksi dada (-),
merintih (-)
- Status hematologis: anemia (-), ikterik (-).
- Status gastrointestinal: permukaan datar lemas, peristaltik usus (+),
Anus (+)
Assesment BBLR + Moniliasis (post)
Plan - ASI on demand
- PMK intermitent
- Pasien pulang

8
BAB III

DISKUSI

1. Pengertian

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari

2500 gram tanpa memandang usia gestasi. BBLR dapat terjadi pada bayi kurang

bulan (< 37 minggu) atau pada bayi cukup bulan (intrauterine growth

restriction).3

2. Klasifikasi

Ada beberapa cara dalam mengelompokkan BBLR : 4

a. Menurut harapan hidupnya

Bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan berat lahir <2500 gram.

Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) dengan berat lahir <1500 gram.

Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) dengan berat lahir < 1000 gram.

b. Menurut masa gestasinya

Prematuritas murni yaitu masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat

badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi atau biasa disebut

neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan (NKB-SMK).

Dismaturitas yaitu bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan

seharusnya untuk masa gestasi itu. Bayi mengalami retardasi pertumbuhan

intrauterin dan merupakan bayi kecil untuk masa kehamilannya (KMK).

9
Pada kasus ini, berat badan lahir bayi yaitu 1900 gram hal ini menunjukkan

berada pada kelompok bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan masa gestasi

cukup bulan.

3. Etiologi

Beberapa penyebab dari bayi dengan berat badan lahir rendah.4

a. Faktor ibu

1) Penyakit kehamilan

Penyakit kehamilan atau komplikasi kehamilan seperti anemia,

perdarahan antepartum, preeklamsi berat, eklamsia, infeksi kandung kemih.

Dapat pula berupa penyakit infeksi seperti malaria, infeksi menular

seksual, hipertensi, HIV/AIDS, TORCH, penyakit jantung.

Penyalahgunaan obat, merokok, konsumsi alkohol juga secara langsung

dapat memperberat kondisi ibu dan janin.4

2) Ibu

Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari 1 tahun)

dan mempunyai riwayat BBLR sebelumnya. Aktivitas fisik yang

berlebihan menyebabkan penurunan daya tahan dan menambah kerentanan

pada bayi. Bayi yang tak di inginkan.4

b. Faktor janin

Faktor janin meliputi kelainan kromosom, infeksi janin kronik (inklusi

sitomegali, rubella bawaan), gawat janin, dan kehamilan kembar.4

10
c. Faktor plasenta

Faktor plasenta disebabkan oleh : hidramnion, plasenta previa, solutio

plasenta, sindrom tranfusi bayi kembar (sindrom parabiotik), ketuban pecah

dini.4

Dari anamnesis pada kasus ini terjadi BBLR dapat disebabkan riwayat

anak pertama yang BBLR dan saat masa kehamilan ibu melakukan banyak

pekerjaan namun nutrisi ibu kurang akibat kondisi ekonomi yang terbatas.

4. Komplikasi

BBLR memerlukan perawatan khusus karena mempunyai permasalahan

yang banyak sekali pada sistem tubuhnya disebabkan kondisi tubuh yang belum

stabil.1

a. Termoregulasi

Dalam kandungan ibu, bayi berada pada suhu lingkungan 36C- 37C

dan segera setelah lahir bayi dihadapkan pada suhu lingkungan yang

umumnya lebih rendah. Perbedaan suhu ini memberi pengaruh pada

kehilangan panas tubuh bayi. Hipotermia juga terjadi karena kemampuan

untuk mempertahankan panas dan kesanggupan menambah produksi panas

sangat terbatas karena pertumbuhan otot-otot yang belum cukup memadai,

sedikitnya lemak subkutan, produksi panas berkurang akibat lemak coklat

yang tidak memadai, belum matangnya sistem saraf pengatur suhu tubuh,

rasio luas permukaan tubuh relatif lebih besar dibanding berat badan sehingga

mudah kehilangan panas.1

11
b. Gangguan pernafasan

Akibat dari defisiensi surfaktan paru, toraks yang lunak dan otot

respirasi yang lemah sehingga mudah terjadi periodik apneu. Disamping itu

lemahnya reflek batuk, hisap, dan menelan dapat mengakibatkan resiko

terjadinya aspirasi.1

c. Imaturitas imunologis

Pada bayi kurang bulan tidak mengalami transfer IgG maternal

melalui plasenta selama trimester ketiga kehamilan karena pemindahan

substansi kekebalan dari ibu ke janin terjadi pada minggu terakhir masa

kehamilan. Akibatnya, fagositosis dan pembentukan antibodi menjadi

terganggu. Selain itu kulit dan selaput lendir membran tidak memiliki

perlindungan seperti bayi cukup bulan sehingga bayi mudah menderita

infeksi.1

Pada umumnya oral thrush disebabkan oleh jamur Candida albicans

yang ditularkan melalui vagina ibu yang terinfeksi selama persalinan (saat

bayi baru lahir) atau transmisi melalui botol susu dan puting susu yang tidak

bersih, atau cuci tangan yang tidak benar. Oral trush pada bayi terjadi 7-10

hari setelah persalinan. Jamur ini adalah jamur yang normalnya hidup pada

mulut dan saluran cerna manusia. Apabila jamur ini berkembang lebih banyak

dari biasanya maka menimbulkan infeksi jamur. 8

Jamur Candida albicans bersifat saprofit sehingga jika daya tahan tubuh

bayi turun atau pada pengguna antibiotika yang lama dapat terjadi pertumbuhan

12
jamur ini secara cepat dan dapat menimbulkan infeksi berupa oral trush dan

diare, sehingga apabila penggunaan antibiotik tertentu pada usia dibawah 1

tahun akan mengakibatkan sariawan atau oral trush yang menetap. 8

Pada pasien ini terjadi infeksi jamur yang disebut moniliasis. Hal ini

dapat disebabkan infeksi melalui persalinan ibu di rumah sehingga tidak steril.

Selain itu dapat disebabkan saat diberikan ASI, ibu tidak membersihkan

payudara dengan benar dan tidak mencuci tangan terlebih dahulu. Infeksi ini

juga mudah didapatkan karena kondisi bayi yang BBLR sehingga daya tahan

tubuh masih lemah.

Gambar I. Moniliasis

d. Masalah gastrointestinal dan nutrisi

Lemahnya reflek menghisap dan menelan, motilitas usus yang

menurun, lambatnya pengosongan lambung, absorbsi vitamin yang larut

dalam lemak berkurang, defisiensi enzim laktase pada jonjot usus,

menurunnya cadangan kalsium, fosfor, protein, dan zat besi dalam tubuh,

meningkatnya resiko NEC (Necrotizing Enterocolitis). Hal ini menyebabkan

nutrisi yang tidak adekuat dan penurunan berat badan bayi.1

13
e. Imaturitas hati

Adanya gangguan konjugasi dan ekskresi bilirubin menyebabkan

timbulnya hiperbilirubin, defisiensi vitamin K sehingga mudah terjadi

perdarahan. Kurangnya enzim glukoronil transferase sehingga konjugasi

bilirubin direk belum sempurna dan kadar albumin darah yang berperan dalam

transportasi bilirubin dari jaringan ke hepar berkurang.1

f. Hipoglikemi

Asupan glukosa yang diambil janin tergantung dari kadar gula darah

ibu karena terputusnya hubungan plasenta dan janin menyebabkan terhentinya

pemberian glukosa. Bayi berat lahir rendah dapat mempertahankan kadar gula

darah selama 72 jam pertama dalam kadar 40 mg/dl. Hal ini disebabkan

cadangan glikogen yang belum mencukupi. Keadaan hipotermi juga dapat

menyebabkan hipoglikemi karena stres dingin akan direspon bayi dengan

melepaskan noreepinefrin yang menyebabkan vasokonstriksi paru. Efektifitas

ventilasi paru menurun sehingga kadar oksigen darah berkurang. Hal ini

menghambat metabolisme glukosa dan menimbulkan glikolisis anaerob yang

berakibat pada penghilangan glikogen lebih banyak sehingga terjadi

hipoglikemi. Nutrisi yang tak adekuat dapat menyebabkan pemasukan kalori

yang rendah juga dapat memicu timbulnya hipoglikemi.1 Pada pasien ini

memiliki kadar glukosa darah yang normal sehingga tidak terjadi hipoglikemi

yang dapat membahayakan.

14
5. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan yang dilakukan bertujuan untuk mengurangi stres fisik

maupun psikologis. Adapun penatalaksanaan BBLR meliputi 5 :

a. Dukungan respirasi

Tujuan primer dalam asuhan bayi resiko tinggi adalah mencapai dan

mempertahankan respirasi. Banyak bayi memerlukan oksigen suplemen dan

bantuan ventilasi. Bayi dengan atau tanpa penanganan suportif ini diposisikan

untuk memaksimalkan oksigenasi karena pada BBLR beresiko mengalami

defisiensi surfaktan dan periodik apneu. Dalam kondisi seperti ini diperlukan

pembersihan jalan nafas, merangsang pernafasan, diposisikan miring untuk

mencegah aspirasi, posisikan tertelungkup jika mungkin karena posisi ini

menghasilkan oksigenasi yang lebih baik, terapi oksigen diberikan

berdasarkan kebutuhan dan penyakit bayi. Pemberian oksigen 100% dapat

memberikan efek edema paru dan retinopathy of prematurity.5

b. Termoregulasi

Pencegahan kehilangan panas pada bayi distres sangat dibutuhkan

karena produksi panas merupakan proses kompleks yang melibatkan sistem

kardiovaskular, neurologis, dan metabolik. Bayi harus dirawat dalam suhu

lingkungan yang netral yaitu suhu yang diperlukan untuk konsumsi oksigen

dan pengeluaran kalori minimal. Menurut Thomas (1994) suhu aksilar

optimal bagi bayi dalam kisaran 36,5C 37,5C, sedangkan menurut Sauer

dan Visser (1984) suhu netral bagi bayi adalah 36,7C 37,3C.

15
Menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh bayi dapat dilakukan

melalui beberapa cara, yaitu6,7 :

Kangaroo Mother Care atau kontak kulit dengan kulit antara bayi

dengan ibunya. Jika ibu tidak ada dapat dilakukan oleh orang lain

sebagai penggantinya.

Pemancar pemanas

Ruangan yang hangat

Inkubator

c. Perlindungan terhadap infeksi

Perlindungan terhadap infeksi merupakan bagian integral asuhan semua

bayi baru lahir terutama pada bayi preterm dan sakit. Pada bayi BBLR

imunitas seluler dan humoral masih kurang sehingga sangat rentan dengan

penyakit. Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mencegah infeksi antara

lain :

Semua orang yang akan mengadakan kontak dengan bayi harus

melakukan cuci tangan terlebih dahulu.

Peralatan yang digunakan dalam asuhan bayi harus dibersihkan secara

teratur. Ruang perawatan bayi juga harus dijaga kebersihannya.

Petugas dan orang tua yang berpenyakit infeksi tidak boleh memasuki

ruang perawatan bayi sampai mereka dinyatakan sembuh atau disyaratkan

16
d. Hidrasi

Bayi resiko tinggi sering mendapat cairan parenteral untuk asupan

tambahan kalori, elektrolit, dan air. Hidrasi yang adekuat sangat penting pada

bayi preterm karena kandungan air ekstraselulernya lebih tinggi (70% pada

bayi cukup bulan dan sampai 90% pada bayi preterm). Hal ini dikarenakan

permukaan tubuhnya lebih luas dan kapasitas osmotik diuresis terbatas pada

ginjal bayi preterm yang belum berkembang sempurna sehingga bayi tersebut

sangat peka terhadap kehilangan cairan.5

e. Nutrisi

Nutrisi yang optimal sangat kritis dalam manajemen bayi BBLR tetapi

terdapat kesulitan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi mereka karena berbagai

mekanisme ingesti dan digesti makanan belum sepenuhnya berkembang.

Jumlah, jadwal, dan metode pemberian nutrisi ditentukan oleh ukuran dan

kondisi bayi. Nutrisi dapat diberikan melalui parenteral ataupun enteral atau

dengan kombinasi keduanya.6,7

Bayi preterm menuntut waktu yang lebih lama dan kesabaran dalam

pemberian makan dibandingkan bayi cukup bulan. Mekanisme oral-faring

dapat terganggu oleh usaha memberi makan yang terlalu cepat. Penting untuk

tidak membuat bayi kelelahan atau melebihi kapasitas mereka dalam

menerima makanan. Toleransi yang berhubungan dengan kemampuan bayi

menyusu harus didasarkan pada evaluasi status respirasi, denyut jantung,

17
saturasi oksigen, dan variasi dari kondisi normal dapat menunjukkan stress

dan keletihan.

Bayi akan mengalami kesulitan dalam koordinasi mengisap, menelan,

dan bernapas sehingga berakibat apnea, bradikardi, dan penurunan saturasi

oksigen. Pada bayi dengan reflek menghisap dan menelan yang kurang, nutrisi

dapat diberikan melalui sonde ke lambung. Kapasitas lambung bayi prematur

sangat terbatas dan mudah mengalami distensi abdomen yang dapat

mempengaruhi pernafasan.6

f. Penghematan energi

Salah satu tujuan utama perawatan bayi resiko tinggi adalah

menghemat energi. Bayi yang dirawat di dalam inkubator tidak membutuhkan

pakaian , tetapi hanya membutuhkan popok atau alas. Dengan demikian

kegiatan melepas dan memakaikan pakaian tidak perlu dilakukan. Selain itu,

observasi dapat dilakukan tanpa harus membuka pakaian.6

Bayi yang tidak menggunakan energi tambahan untuk aktivitas

bernafas, minum, dan pengaturan suhu tubuh, energi tersebut dapat digunakan

untuk pertumbuhan dan perkembangan. Mengurangi tingkat kebisingan

lingkungan dan cahaya yang tidak terlalu terang meningkatkan kenyamanan

dan ketenangan sehingga bayi dapat beristirahat lebih banyak.6

Posisi telungkup merupakan posisi terbaik bagi bayi preterm dan

menghasilkan oksigenasi yang lebih baik, lebih menoleransi makanan, pola

18
tidur-istirahatnya lebih teratur. Bayi memperlihatkan aktivitas fisik dan

penggunaan energi lebih sedikit bila diposisikan telungkup.6

Perawatan Metode Kangguru (PMK) akan memberikan rasa nyaman

pada bayi sehingga waktu tidur bayi akan lebih lama dan mengurangi stress

pada bayi sehingga mengurangi penggunaan energi oleh bayi.6

g. Stimulasi Sensori

Bayi baru lahir memiliki kebutuhan stimulasi sensori yang khusus.

Mainan gantung yang dapat bergerak dan mainan- mainan yang diletakkan

dalam unit perawatan dapat memberikan stimulasi visual. Suara radio dengan

volume rendah, suara kaset, atau mainan yang bersuara dapat memberikan

stimulasi pendengaran. Rangsangan suara yang paling baik adalah suara dari

orang tua atau keluarga, suara dokter, perawat yang berbicara atau bernyanyi.

Memandikan, menggendong, atau membelai memberikan rangsang sentuhan.

Rangsangan suara dan sentuhan juga dapat diberikan selama PMK

karena selama pelaksanaan PMK ibu dianjurkan untuk mengusap dengan

lembut punggung bayi dan mengajak bayi berbicara atau dengan

memperdengarkan suara musik untuk memberikan stimulasi sensori motorik,

pendengaran, dan mencegah periodik apnea.6,7

h. Dukungan dan Keterlibatan Keluarga

Kelahiran bayi preterm merupakan kejadian yang tidak diharapkan dan

membuat stres bila keluarga tidak siap secara emosi. Orang tua biasanya

memiliki kecemasan terhadap kondisi bayinya, apalagi perawatan bayi di unit

19
perawatan khusus mengharuskan bayi dirawat terpisah dari ibunya. Selain

cemas, orang tua mungkin juga merasa bersalah terhadap kondisi bayinya,

takut, depresi, dan bahkan marah. Perasaan tersebut wajar, tetapi memerlukan

dukungan dari perawat.6

Perawat dapat membantu keluarga dengan bayi BBLR dalam

menghadapi krisis emosional, antara lain dengan memberi kesempatan pada

orang tua untuk melihat, menyentuh, dan terlibat dalam perawatan bayi. Hal

ini dapat dilakukan melalui metode kanguru karena melalui kontak kulit

antara bayi dengan ibu akan membuat ibu merasa lebih nyaman dan percaya

diri dalam merawat bayinya. Dukungan lain yang dapat diberikan perawat

adalah dengan menginformasikan kepada orang tua mengenai kondisi bayi

secara rutin untuk meyakinkan orang tua bahwa bayinya memperoleh

perawatan yang terbaik dan orang tua selalu mendapat informasi yang tepat

mengenai kondisi bayinya.7

6. Prognosis

Prognosis BBLR ini tergantung dari berat ringannya masa perinatal,

misalnya masa gestasi (makin muda masa gestasi/makin rendah berat badan,

makin tingggi angka kematian), asfiksia atau iskemia otak, sindroma gangguan

pernapasan, perdarahan intraventrikuler, fibroplasias retrolental, infeksi, gangguan

metabolik. Prognosis ini juga tergantung dari keadaan sosial ekonomi, pendidikan

orang tua dan perawatan pada saat kehamilan, persalinan dan postnatal

20
(pengaturan suhu lingkungan, resusitasi, makanan, pencegahan infeksi, mengatasi

gangguan pernapasan, asfiksia, hiperbilirubinemia, hipoglikemia, dan lain-lain).2,4

Prognosis pada kasus ini adalah bonam karena pada bayi keadaan

umumnya baik tidak terdapat gangguan nafas, asfiksia, perdarahan, dan

hipoglikemi.

21
DAFTAR PUSTAKA

1. Surasmi A. Perawatan Bayi Resiko Tinggi. EGC:Jakarta; 2003.

2. Husaini M. Perawatan Bayi Baru Lahir Eds 5. Gadjah Mada: Yogyakarta;


20003.

3. Pudjiadi A. Pedoman Layanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. IDAI:


Jakarta; 2010.

4. Proverawati A. BBLR ( Berat Badan Lahir Rendah). Nuhan Medika :


Yogyakarta: 2010.

5. Wong . Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong. EGC: Jakarta; 2008.

6. Sholeh K. Buku Ajar Neonatoli. IDAI : Jakarta; 2012.

7. Pillitteri A. Maternal and Child Health Nursing, : Care of The Childbearing


Family Ed 4.Lippincott: Philadelpia: 2003.

22

Anda mungkin juga menyukai