Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Akuatika Vol.VI No.

1/Maret 2015 (1-10)


ISSN 0853-2532

|Keragaan Gonad Ikan Tengadak (Barbonymus schwanenfeldii) Setelah


Diinjeksi Hormon HCG Secara Berkala

The Performance of Tinfoil Barb (Barbonymus schwanenfeldii) Gonad


after Periodic HCG Hormone Injections

Eko Dewantoro

FPIK Universitas Muhammadiyah Pontianak


Jl. Jend. Ahmad Yani No. 111, Pontianak
E-mail korespondensi : ekodewantoro.ump@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis human chorionic gonadotrophin(hCG) yang tepat pada
pematangan gonad ikan tengadak melalui injeksi secara berkala. Sebanyak 72 ekor calon induk betina ikan
tengadak yang ditangkap dari alam (Sungai Melawi) dengan berat 1508 g/ekor dipelihara dalam karamba di
Sungai Kapuas untuk dijadikan calon induk. Ikan tengadak tersebut diberi perlakuan hormon hCG yang
diinjeksikan secara berkala (setiap 15 hari sekali) dengan dosis masing-masing 0, 50, 100, 150, 200 dan 250
IU/kg bobot tubuh. Peubah yang diamati adalah tingkat kematangan gonad (TKG), indeks kematangan gonad
(GSI), indeks perkembangan hati (HSI), fekunditas, dan sebaran diameter telur. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa penyuntikan hCG 200 dan 250 IU/kg dapat merangsang semua ovari calon induk ikan tengadak matang
(TKG IV). Dosis hCG 200 dan 250 IU/kg juga dapat menghasilkan GSI dan HSI tertinggi, masing-masing 4,56
dan 1,60. Fekunditas tertinggi dicapai pada injeksi berkala dengan dosis hormon 200 IU/kg, yaitu 19.021 butir.
Sebaran diameter telur cenderung meningkat dengan meningkatnnya dosis hCG, telur ukuran yang lebih besar
(antara 0,71 dan 0,78 mm) lebih sering dijumpai pada injeksi hCG dengan dosis 200 dan 250 IU/kg bobot tubuh.

Kata kunci : Barbonymus schwanenfeldii, gonad, ikan tengadak, injeksi hCG

Abstract

The aimed of this study was to determine the human chorionic gonadotrophin(hCG) dose on maturation of
tengadak ovarium through regular injections. About 72 Broadstock candidates of tinfoil barb from wild
population (Melawi River, West Borneo) that had an average weight of 1508 g/fishtreated with hCG hormone
sare injected at regular intervals (every 15 days) with each dose of0,50,100,150, 200 and 250IU/kg body weight
(bw).The variables measured were the level of maturity of the gonads (TKG), gonadosomatic index(GSI),
hepatosomatic index (HSI), fecundity, and distribution of eggs diameter. The results showed that the injection of
hCG200 and 250IU/kg can make all ovarian of prospective brood fish of tinfoil barb mature (TKG IV). hCG
dose 200 and 250IU/kg also can produce the highest GSI and HSIe.i.4,56 dan 1,60 respectifly.The highest
fecundity was achieved periodic injection of the hormone dose of 200 IU/kg. The distribution of egg diameter
tends to increase with dose hCG, more large eggs (between 0.71 and 0.78 mm) more common in the hCG
injectionat a dose of 200 and 250 IU/kg body weight.

Keywords : Barbonymus schwanenfeldii, gonads, tinfoil barb, hCG injection

1
Eko Dewantoro : Keragaan Gonad Ikan Tengadak

Pendahuluan bersifat musiman, pada saat musim hujan


benih banyak tersedia, tetapi begitu musim
Ikan tengadak atau lampam (Barbonymus kemarau benih tersebut sulit ditemukan
schwanenfeldii Blkr.) merupakan ikan air karena puncak pemijahan terjadi pada
tawar dari famili Cyprinidae yang banyak musim hujan. Untuk mengatasi
terdapat di perairan umum Pulau Sumatera, permasalahan tersebut, alternatif yang
dan Kalimantan. Selain Indonesia, ikan ini terbaik adalah dengan cara membenihkan
juga dapat ditemukan di daerah Asia ikan tengadak secara terkontrol.
Tenggara lainnya seperti Malaysia, Kegiatan pembenihan ikan secara
Vietnam, Myanmar dan Thailand (Kottelat terkontrol terdiri atas beberapa tahapan,
et al., 1993; Hurwood et al., 2006: salah satu yang terpenting adalah
Kamarudin & Esa, 2009). manajemen induk. Prinsip dalam
Jenis ikan ini memiliki beberapa pengelolaan induk yang baik yaitu
keunggulan baik dari segi kebiasaan makan, mempercepat ikan matang gonad. Induk
ukuran yang dapat dicapai maupun cita-rasa matang gonad dapat dipacu dengan berbagai
dagingnya. Kebiasaan makan ikan tengadak cara, yaitu dengan perbaikan faktor
saat benih cenderung omnivor, namun lingkungan, nutrisi dan pemberian hormon.
setelah dewasa pakannya terdiri dari Sehubungan dengan rangsangan hormonal,
tumbuhan air (Gaffar and Nasution, 1990; salah satu hormon yang berperan pada
Cholik dkk., 2005). Dengan demikian perkembangan gonad adalah gonadotopin
tingkat trofik ikan ini berada pada level ke (GtH). Gonad akan berkembang bila
dua dalam susunan piramida makanan, hormon ini tersedia secara terus menerus,
sehingga lebih hemat energi dan protein. oleh sebab itu perlu penyuntikan hormon
Dari segi ukuran, ikan tengadak dapat yang dapat merangsang keluarnya GtH.
mencapai ukuran besar (panjang 34 cm dan Salah satu hormon yang digunakan untuk
berat lebih dari 500 g/ekor, bahkan di alam menambah kandungan GtH pada
pernah ditemukan ikan yang berukuran pematangan gonad ikan adalah human
panjang baku 45 cm) (Cholik dkk., 2005). chorionic gonadotrophin (hCG) (Tang and
Jenis ikan ini memiliki cita rasa yang khas Affandi, 2001). Hormon hCG merupakan
dan gurih, sehingga disukai konsumen. Jenis hormon glikoprotein (peptide) yang
ikan dengan kelebihan ini sangat sesuai disekresikan oleh sel syncytiotrophoblast
untuk dijadikan ikan budidaya. (sel pembentuk plasenta) pada wanita
Pengembangan usaha budidaya ikan hamil. Aktivitas hormone mirip
atau organisme perairan lainnya tergantung luteinising hormone (LH) dan follicle-
berbagai faktor dan salah satunya adalah stimulating hormone (FSH) yang secara
ketersedian benih. Sampai saat ini normal diproduksi oleh kelenjar pituitari.
pembenihan ikan tengadak masih pada Penggunaan hormon ini melalui
tahap uji coba, sehingga benih ikan ini implantasi telah dilakuan dan berhasil
belum diproduksi secara masal. Padahal merangsang pematangan gonad ikan gabus
untuk mengembangkan budidaya ikan, (Selvaraj and Francis, 2007). Metode
ketersediaan benih merupakan salah satu penyuntikan hormon hCG secara berkala
kendala yang harus diatasi, apalagi spesies juga berhasil merangsang pematangan
ikan yang baru didomestikasi yang hanya gonad pada beberapa jenis ikan. Ikan jambal
mengandalkan benih hasil tangkapan dari siam yang berukuran berat 1000 g/ekor
alam. dapat dirangsang pematangan gonadnya
Permasalahan bila mengandalkan dengan penyuntikan hCG 50 IU/kg bobot
benih tengadak dari alam adalah sulitnya tubuh (Siregar, 1999) dan ikan bala shark
mendapatkan benih dengan kualitas dan dapat matang gonad dengan dosis
jumlah yang memadai. Selain itu, penyuntikan 250 IU/kg bobot tubuh (Zairin,
keberadaan benih tersebut umumnya 2000). Pada ikan tengadak efektifitas

4
Jurnal Akuatika Vol.VI No.1/Maret 2015 (1-10)
ISSN 0853-2532

penggunaan hormon ini belum diketahui. tinggi. Penyuntikan berkala ini dilakukan 4
kali atau selama dua bulan pemeliharaan,
Bahan dan Metode sesuai periode pematangan gonad ikan
tengadak.
Proses pematangan gonad calon induk ikan Calon induk ikan tengadak ini
tengadak dilakukan pada musim kemarau dipelihara dalam 3 unit keramba dengan
(bulan Agustus sampai Oktober) dalam kepadatan 24 ekor/unit. Jadi pada setiap unit
keramba jaring apung di Sungai keramba (kelompok) dipelihara ikan uji dari
Kapuas,Kelurahan Parit Mayor Kota seluruh perlakuan. Untuk membedakan
Pontianak.Pengamatan variabelpenelitian antara perlakukan yang satu dengan lainnya,
dilaksanakan di Laboratorium Terpadu ikan diberi tanda dengan mengikatkan
Universitas Muhammadiyah Pontianak. benang berwarna pada jari-jari pertama sirip
Desain atau rancanganpercobaan pada punggungnya. Selama pemeliharaan ikan
penelitian ini adalah acak kelompok (RAK) diberi pakan pelet komersial berkadar
satu faktor, dengan 6 perlakuan dan 3 protein tinggi 35%. Pakan diberikan sampai
ulangan. Keramba yang digunakan kenyang (ad satiasi) dengan frekuensi tiga
sebanyak 3 unit yang letaknya terpisah, kali sehari, pagi, siang dan sore hari.
sehingga tidak homogen terutama dalam hal Pemeliharaan dilakukan selama 2
arus.Sebagaiperlakuan adalah dosis hormon bulan sehingga ikan tersebut mencapai
hCG yang diinjeksikan secara berkala ukuran yang cukup untuk proses
(setiap 15 hari sekali) ke setiap calon induk pematangan gonad. Selama masa
ikan, yaitu 0, 50, 100, 150, 200 dan 250 pemeliharaan ikan dipantau terus menerus.
IU/kg bobot tubuh. Setelah masa pemeliharaan berakhir, ikan
dipanen dengan menggunakan serok lalu
Prosedur Penelitian dibawa ke laboratorium, dan diamati
variabel pematangan gonadnya.
Ikan uji yang digunakan pada penelitian ini
adalah ikan tengadak betina dengan tingkat Analisis Data
kematangan gonad yang belum berkembang
(TKG I) dengan ukuran berat 1508 g/ekor. Peubah yang diamati pada penelitian ini
Ikan tersebut berasal dari habitat alami adalah tingkat kematangan gonad (TKG),
perairan umum Kalimantan Barat indeks kematangan gonad (gonadosomatic
(Kabupaten Melawi). Sebanyak 72 ekor index / GSI), indeks perkembangan hati
calon induk ikan tengadak betina dipelihara (hepatosomatic index/ HSI), fekunditas, dan
dalam 3 unit keramba jaring apung (KJA) sebaran diameter telur. Peubah pengamatan
berukuran 2 x 3 m2 dan ditempatkan secara tersebut disajikan dalam bentuk tabulasi dan
terpisah di Sungai Kapuas (Kelurahan Parit gambar. Untuk TKG dan diameter telur
Mayor, Pontianak). dibahas secara deskriptif, sedangkan GSI,
Sebelum penelitian dimulai, ikan HSI, dan fekunditas dianalisis dengan
diadaptasikan terlebih dahulu terhadap menggunakan analisis ragam (uji-F) dan uji
kondisi pakan dan lingkungan selama 15 lanjut menggunakan uji beda nyata terkecil
hari. Setelah proses adaptasi, ikan diperiksa (BNT).
tingkat kematangan gonadnya. Ikan yang
berada pada TKG I dipisahkan dan Hasil dan Pembahasan
digunakan sebagai ikan uji. Ikan uji ini
selanjutnya diinjeksi hormon hCG dengan Hasil penelitian menunjukkan terjadi
dosis sesuai perlakuan. Selanjutnya setiap perkembangan gonad calon induk ikan
15 hari dilakukan penyuntikan hormon tengadak setelah dua bulan pemeliharaan,
hCG, agar kandungan hormon yang tercermin dari tingkat kematangan
gonadotrophin dalam serum darah ikan tetap gonad (TKG), gonado somatik index (GSI),

3
Eko Dewantoro : Keragaan Gonad Ikan Tengadak

hepato somatik index (HSI), fekunditas dan IV) (Tabel 1). Berdasarkan pengamatan
diameter telur. secara visual morfologi gonad ikan
tengadak pada tingkat ini terlihat berwarna
Tingkat Kematangan Gonad (TKG) kuning kehijauan hingga hijau kecoklatan
dan butiran telur terlihat lebih kasar.
Pada awal penelitian gonad ikan tengadak Peningkatan nilai TKG pada penyuntikan
betina berada pada tingkat kematangan hCG dengan dosis yang lebih tinggi (200
gonad (TKG) I, dengan morfologi ovari dan 250 IU/kg) dibandingkan perlakuan
seperti sepasang benang yang memanjang lainnya disebabkan tingginya dosis pada
dan berwarna bening sampai putih kedua perlakuan ini sehingga
kekuningan. Pada akhir penelitian, terjadi memungkinkan gonadotrofin yang
peningkatan kematangan gonad pada semua dibutuhkan untuk pematangan gonad
perlakuan, namun penyuntikan hormon terpenuhi. Di sisi lain, pada dosis injeksi
hingga 150 IU/kg belum berhasil 150 IU/kg atau dosis di bawahnya,
mematangkan ovari calon induk ikan gonadotrofin yang dibutuhkan untuk
tengadak seluruhnya. Penyuntikan 200 dan pematangan gonad tidak mencukupi,
250 IU/kg dapat menyebabkan semua ovari sehingga gonadnya tidak berkembang
calon induk ikan tengadak matang (TKG sempurna.

Tabel 1. Jumlah calon induk ikan tengadak (ekor) sesuai tingkat kematangan gonad (TKG) setelah pemberian
hCG.
Table 1. The number of brood fish tinfoil barb (tail) according to the level of maturity of gonads (TKG) after
hCG injection

Tingkat
Pemberian Hormon hCG (IU/kg bobot tubuh)
Kematangan
Gonad 0 50 100 150 200 250
Jumlah ikan (ekor)
II 8 0 0 0 0 0
III 4 12 7 4 0 0
IV 0 0 5 8 12 12

Gonado Somatik Indek (GSI) dan mepunyai nilai GSI yang tergolong tinggi
Hepatosomatik Indek (HSI) apabila dibandingkan dengan ikan white
croaker (Micropogonias furnieri) yang telah
Hasil pengamatan terhadap nilai ovari ikan diteliti perkembangan gonadnya dengan
tengadak terdapat peningkatan nilai GSI penyuntikan hCG dosis 100 dan 300 IU/kg
dari sekitar 0,8% menjadi 0,84 sampai memberikan hasil tertinggi pada GSI
5,02%. Penyuntikan hormon hCG 50 IU/kg sebesar 4,11,4 (Gracia-Alonso and
ikan menghasilkan peningkatan GSI yang Vizziano, 2004). Namun demikian, nilai
paling kecil, sedangkan pemberian hormon indeks ini masih lebih rendah bila
250 IU/kg menghasilkan pertambahan GSI dibandingkan dengan GSI ikan tengadak
yang paling besar (Gambar 1.a.). Nilai GSI yang tertangkap dari alam. Ikan tengadak
pada kedua perlakuan tersebut berturut-turut yang tertangkap dari Danau Mawan
adalah 1,670,83 dan 4,560,36%. Nilai (Kabupaten Kapuas Hulu) pada musim
GSI yang tertinggi pada penelitian hujan dengan kematangan gonad pada
merupakan gonad yang telah berada pada tingkat IV (TKG IV) memiliki GSI rata-rata
TKG IV, yaitu 4,560,36%. Nilai GSI ikan 7,04%, sedangkan dari Sungai Melawi
tengadak pada penelitian ini (Kabupaten Melawi) dengan musim dan
mengindikasikan bahwa ikan tersebut TKG yang sama memiliki GSI rata-rata 9,36

4
Jurnal Akuatika Vol.VI No.1/Maret 2015 (1-10)
ISSN 0853-2532

dan GSI ikan tengadak dari S. Kapuas musim. Penelitian ini dilaksanakan antara
(Kabupaten Sanggau) adalah 10,80% akhir musim kemarau sampai awal musim
(Dewantoro dkk., 2011). Fenomena lebih pancaroba (peralihan), sehingga pemberian
tingginya nilai GSI pada ikan yang hCG hanya dapat mematangkan gonad
ditangkap dari alam bila dibandingkan secara parsial. Jadi tidak semua sel germinal
pematangan dengan penyuntikan hCG (bakal telur) dalam gonad dapat
secara berkala, karena adanya perbedaan berkembang dan matang.
2,00
6,0
1,80 1.60e 1.54de
3.42bc 4.44cd 4.56d
5,0 3.26b 1,60 1.31bc 1.39cd
1,40 1.10a 1.20ab
4,0
2.08a 1,20

HSI (%)
GSI (%)

3,0 1.67a 1,00


a 0,80 b
2,0 0,60
0,40
1,0
0,20
0,0 0,00
0 50 100 150 200 250 0 50 100 150 200 250
Awal
Dosis hCG (IU/kg ikan) Dosis hCG (IU/kg ikan)
Akhir

Keterangan : angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% uji BNT
(P>0,05)
Gambar 1. Grafik perkembangan reproduksi ikan tengadak betina pada akhir percobaan
(a). Indek kematangan gonad (Gonado Somatic Index);
(b). perkembangan hati (Hepato Somatic Index).
Figure 1. Reproductive development of female tinfoil barb fish at the end of the experiment
(a). Gonado Somatic Index;(b). Hepato Somatic Index.
Berdasarkan analisis statistik, injeksi dosis hormon yang diberikan (Gambar 1.b.).
hCG 250 IU/kg ikan menghasilkan GSI Nilai HSI antara perlakuan hCG 200 dan
tertinggi namun tidak berbeda nyata 250 IU/kg ikan yaitu masing-masing 1,60
(p>0,05) dengan pemberian hCG 200 IU/kg. dan 1,54, berdasarkan analisis statistik tidak
Selanjutnya diikuti penyuntikan hormon menunjukkan perbedaan yang nyata (P>
hCG 100 IU/kg yang tidak berbeda nyata 0,05). Hal ini berarti respon perkembangan
(p>0,05) dengan pemberian hormon hCG reproduktif atau aktivitas hepatik yang
150 IU/kg. Perlakuan yang menghasilkan dihasilkan dari injeksi yang menggunakan
GSI paling rendah adalah tanpa pemberian dosis hormon yang lebih rendah (hCG 200
hormon dan pemberian hormon hCG 50 IU/kg) melebihi respon yang dihasilkan dari
IU/kg. Nilai GSI yang tidak berbeda antara dosis 250 IU/kg. Fenomena tersebut bisa
penyuntikan dengan dosis hCG 200 dan 250 saja terjadi bila ikan yang dimatangkan
IU/kg menunjukkan bahwa dosis hCG 200 gonadnya telah mencapai umur atau ukuran
IU/kg sudah cukup untuk merangsang yang tepat untuk mijah. Siregar (1999)
proses vitelogenesis yang menyebabkan melaporkan bahwa injeksi secara berkala
bobot gonad meningkat, sehingga nilai GSI dengan hormon hCG dosis rendah (50 IU/kg
juga bertambah (Nagahama, 1994; Effendie, bobot tubuh) sudah dapat mematangkan
1997). gonad calon induk ikan jambal siam yang
Nilai hepato somatik indeks (HSI) berukuran berat 1000 gram. Selanjutnya
semakin tinggi dengan meningkatnya dosis Gracia-Alonso dan Vizziano (2004)
hormon dan mencapai puncaknya pada menyatakan bahwa dosis hCG untuk
perlakuan pemberian hCG 200 IU/kg, pematangan gonad ikan white croaker yang
kemudian menurun dengan meningkatnya ditangkap dari perairan umum kemudian

5
Eko Dewantoro : Keragaan Gonad Ikan Tengadak

dimatangkan gonadnya di wadah budidaya gonadotropin ke dalam tubuh ikan,sehingga


dosis hCG yang baik adalah 100500 IU/kg hormon tersebut setiap saat tersedia untuk
bobot tubuh, sedangkan dosis yang lebih memacu lapisan granulosa telur dalam
tinggi (750 IU/kg bobot tubuh) tidak mengubah testoteron menjadi estradiol-17
memberikan pengaruh terhadap pematangan yang selanjutnya berperan dalam
gonad. mendorong hati untuk mensintesis
Tingginya nilai HSI disebabkan dosis vitelogenin sehingga hati membesar.
tersebut merupakan jumlah yang paling
tepat untuk menambah kandungan Fekunditas dan Diameter Telur
gonadotropin (GtH) yang disekresikan
hipofisa ikan tengadak. Selanjutnya, GtH ini Fekunditas ikan tengadak setelah perlakuan
akan menstimulasi lapisan theka untuk berkisar antara 8.430 butir sampai 19.021
memproduksi testosteron. Di dalam lapisan butir (Tabel 2). Data tersebut mengisaratkan
granulosa hormon testosteron dikonversi adanya kecenderungan peningkatan
oleh enzim aromatase menjadi estradiol-17 fekunditas seiring dengan bertambahnya
(Zairin, 2000). Tingginya kadar estradiol- dosis hormon hCG. Tingginya fekunditas
17 di dalam lapisan granulosa akan ikan yang diinjeksi hCG 200 IU/kg ikan
mentriger hati untuk meningkatkan sudah mulai terlihat dari nilai GSI yang
kinerjanya dalam mensintesis vitelogenin cenderung lebih tinggi dari perlakuan
(Zairin, 2003). Aktifnya sintesis vitelogenin lainnya. Hasil penelitian ini sesuai dengan
di hati maka akan meningkatkan nilai HSI. penelitian sebelumnya yang menyimpulkan
Bijaksana (2012) menemukan peningkatan adanya kenaikan fekunditas akibat dari
rasio bobot hati terhadap tubuh pada ikan pemberian hormon hCG pada proses
gabus matang gonad menjelang pematangan gonad. Selvaraj dan Francis
vitelogenesis dan rasio akan menurun saat (2007) melaporkan adanya kenaikan
ovulasi. fekunditas pada induk betina ikan gabus
Terdapat korelasi antara dosis hCG (Channa striatus) yang diimplan hormon
dengan nilai GSI dan HSI, yaitu semakin hCG dengan dosis 1000 IU/kg bobot tubuh,
tinggi dosis hCG yang diinjeksikan ke tubuh bila dibandingkan tanpa pemberian hormon,
ikan maka nilai GSI dan HSI semakin yaitu masing-masing15.415 butir dan 2.245
meningkat. Seiring dengan peningkatan butir. Levavi-Sivan et al. (2004)
dosis hCG, maka niai GSI dan HSI juga menemukan bahwa injeksi hormon hCG
semakin meningkat, namun suatu saat akan 200 IU/kg bobot tubuh dapat mematangkan
mengalami penurunan sampai batas gonad dan menghasilkan fekunditas relatif
maksimum dosis hCG yang bisa diterima ikan silver perch (Bidyanus bidyanus) yang
oleh ikan untuk mencapai proses matang tidak berbeda nyata dengan perlakukan
gonad. Peningkatan nilai GSI dan HSI hormon mGnRH-a 30 g/kg bobot tubuh,
tentunya sangat dipengaruhi oleh kendali sGnRH-a 20 g/kg bobot tubuh+doperindon
kerja hormon gonadotropin. Hal ini 5 mg/kg bobot tubuh.
disebabkan adanya penambahan hormon

6
Jurnal Akuatika Vol.VI No.1/Maret 2015 (1-10)
ISSN 0853-2532

Tabel 2. Fekunditas ikan tengadak setelah diinjeksi hormon hCG secara berkala
Table 2. Tinfoil barb fish fecundity after hCG hormone injected periodically

Pemberian dosis Bobot (g)


Fekunditas
hCG (IU/kg. GSI (%)
Tubuh Gonad (butir)
bobot tubuh)
0 159,3 22,67 4,37 2,94 1,87 0,89 8.430
50 169,7 11,15 3,33 0,48 1,44 1,01 8.490
100 170,1 27,95 5,68 2,95 3,36 1,61 15.298
150 175,7 31,74 5,49 2,26 3,21 1,40 13.730
200 182,8 10,95 8,15 1,00 4,36 0,50 19.021
250 147,0 8.95 6,54 0,56 4,57 0,63 13.573

Tingginya fekunditas ikan pada berjalan optimal biasanya akan diikuti


pematangan gonad dengan menggunakan dengan meningkatnya penumpukan
hCG 200 IU/kg bobot tubuh bila vitelogenin dalam sel telur, sehingga
dibandingkan perlakuan lainnya disebabkan diameter telur bertambah.
oleh aktivnya sintesis vitelogenin di hati Pertambahan diameter telur tetap
sehingga menambah jumlah sel bakal telur terjadi pada semua perlakuan, termasuk
(germ cell) dalam ovari yang diisi oleh tanpa pemberian hormon atau kontrol. Pada
vitelogenin. Bertambahnya sel bakal telur induk ikan yang tidak diinjeksi hCG dan
yang terisi vitelogenin tentu akan diberi hCG dosis rendah (50 IU/kg),
meningkatkan jumlah telur (fekunditas) sebagian besar sampel telur yang diamati
yang dihasilkan oleh induk ikan tengadak mamiliki diameter 0,590,66 mm.
tersebut. Penyuntikan hCG dengan dosis sedang (100
Pada ikan teleostei, sel bakal telur dan 150 IU/kg) mampu meningkatkan
ikan dilindungi oleh jaringan pengikat. Sel seberan diameter telur menjadi 0,630,74
tersebut dilapisi peritoneum di bagian luar mm. Sebaran diameter telur dengan ukuran
dan epitelium di bagian dalamnya. Sebagian yang lebih besar (antara 0,71 dan 0,78 mm)
dari sel-sel epitelium akan membesar dan dengan frekuensi yang lebih tinggi dijumpai
berisi nukleus yang kemudian butiran ini pada injeksi hCG dengan dosis 200 dan 250
kelak akan menjadi telur (Nagahama, 1983). IU/kg. Berdasarkan grafik frekuensi sebaran
Perkembangan inilah yang selanjutnya tersebut, diketahui bahwa diameter telur
menjadikan diameter oosit bervariasi. cenderung meningkat dengan meningkatnya
Diameter telur juga merupakan dosis hCG. Kecenderungan seperti ini juga
indikator kinerja reproduksi atau kualitas dijumpai pada ikan gabus yang diimplan
telur ikan yang akan dipijahkan. Diameter hormon hCG (Selvaraj and Francis, 2007)
telur ikan tengadak pada setiap perlakuan demikian pula pada pematangan gonad ikan
disajikan dalam bentuk distribusi sebaran reeves shad (Hilsa reevesii) melalui implan
(Gambar2). Ikan yang proses reproduksi hormon LHRH-a (Wang et al., 1998).

7
Eko Dewantoro : Keragaan Gonad Ikan Tengadak

140 127 120 112


120 100

Jumlah telur (butir)


Jumlah telur (butir)

100
80 66 64
80 64
55 60
60
40 29
40 28 19
20
20 10
20 6 0 0 0 0
0 0
0.55-0.58 0.59-0.62 0.63-0.66 0.67-0.70 0.71-0.74 0.75-0.78 0.79-0.82 0.83-0.85 0.55-0.58 0.59-0.62 0.63-0.66 0.67-0.70 0.71-0.74 0.75-0.78 0.79-0.82 0.83-0.85

Diamater telur (mm) Diameter telur (mm)

(a) Dosis hCG 0 IU/kg bobot tubuh (b) Dosis hCG 50 IU/kg bobot tubuh

100
120 107 86
90
100 80 70
Jumlah telur (butir)
Jumlah telur (butir)

70 62
80 70
60
55 50
60 37
40
40
34
26 30 21 22
20
20 6 2 0 10 1 1
0 0
0.55-0.58 0.59-0.62 0.63-0.66 0.67-0.70 0.71-0.74 0.75-0.78 0.79-0.82 0.83-0.85 0.55-0.58 0.59-0.62 0.63-0.66 0.67-0.70 0.71-0.74 0.75-0.78 0.79-0.82 0.83-0.85

Diameter telur (mm) Diameter telur (mm)

(c) Dosis hCG 100 IU/kg bobot tubuh (d) Dosis hCG 150 IU/kg bobot tubuh

90 82 85
90
80 70 80
70 66
Jumlah telur (butir)

Jumlah telur (butir)

70
60 51
47 60 50
50 50 43 42
40 34
40
30 30
20 20 10
8 8
10 10 4
0 0
0 0
0.55-0.58 0.59-0.62 0.63-0.66 0.67-0.70 0.71-0.74 0.75-0.78 0.79-0.82 0.83-0.85 0.55-0.58 0.59-0.62 0.63-0.66 0.67-0.70 0.71-0.74 0.75-0.78 0.79-0.82 0.83-0.85

Diameter telur (mm) Diameter telur (mm)

(e) Dosis hCG 200 IU/kg bobot tubuh (f) Dosis hCG 250 IU/kg bobot tubuh

Gambar 2. Grafik jumlah telur berdasarkan sebaran diameter telur ikan tengadak pada
akhir penelitian (jumlah telur sampel tiap perlakuan 300 butir telur)
Figure 2. Graph the number of eggs based on the egg diameter of tin foil barb at the end of the study (number of
eggs per treatment is 300 eggs)

Peningkatan ukuran telur pada dosis ukurannya sehingga volume oosit juga
tinggi dikarenakan akumulalsi penimbunan membesar. Hal ini terjadi karena adanya
vitelogenin dalam sel telur. Ketika proses penambahan kadar GtH I melalaui
vitelogenesis berlangsung, granula kuning penyuntikan hormon hCG ke tubuh ikan.
telur berkembang, baik jumlah maupun Hormon ini selanjutnya merangsang sel

8
Jurnal Akuatika Vol.VI No.1/Maret 2015 (1-10)
ISSN 0853-2532

theka untuk menghasilkan testosteron dan lampam di perairan umum Kalimantan


mendorong sel granulosa agar memproduksi Barat. Agria, 7(1):113127.
enzim aromatase untuk mengkonversi Effendie, M. I. 1997. Biologi Perikanan.
testosteron menjadi estradiol-17. Yayasan Pustaka Nusatama,
Kemudian estradiol-17 merangsang hati Yogyakarta. 159 halaman.
untuk mensintesis vitelogenin dan hasilnya Gaffar, A.K. dan Nasution, Z. 1990. Upaya
di timbun dalam sel telur (Nagahama, domestikasi ikan perairan umum
1994). Pada ikan African catfish Indonesia. Jurnal Penelitian dan
(Heterobranchus longifilis) juga ditemukan Pengembangan Pertanian, 9(4):69
hubungan yang erat antara injeksi hormon 75.
hCG dengan ukuran telur dan jumlah telur Gracia-Alonso,J. and Vizziano, D. 2004.
yang diovulasikan (Legendre, 1986). Induction of oocyte maturation in the
white croaker,(Micropogonias
Simpulan furnieriPisces: Sciaenidae) by human
chorionic gonadotropin. Brazilian
Berdasarkan hasil penelitian dapat Journal of Biology,64 (1):7380.
disimpulkan sebagai berikut : Hurwood, D.A., Adamson, E.A.S. &
1. Penyuntikan hCG dapat meningkatkan Mather, B. 2006. Demonstrating the
TKG, GSI, HSI, fekunditas dan diameter utility of a population genetics
telur calon ikan tengadak di luar musim approach to wild fisheries
pemijahan. management in the MRB: final results
2. Perlakuan penyuntikan hCG 200 IU/kg from the joint MRC/ACIAR Project.
bobot tubuh ikan memberikan respon Symposium on Mekong Fisheries,
pematangan gonad yang terbaik bagi Page 199216.
calon induk ikan tengadak. Kamarudin, K.R. and Esa, Y. 2009.
Phylogeny and phylogeography of
Ucapan Terima Kasih Barbonymus schwanenfeldii
(Cyprinidae) from Malaysia inferred
Penulis mengucapkan terima kasih kepada using partial cytochrome b mtDNA
Direktorat Penelitian dan Pengabdian gene. Journal of Tropical Biology and
Kepada Masyarakat, Dikti yang telah Conservation,5:113.
membiayai penelitian ini melalui Hibah Kottelat, M, Wirjoatmodjo,S., Whitten, A.
Kompetitif Penelitian Sesuai Prioritas dan Kartikasari, S. 1993. Freshwater
Nasional. fishes of Western Indonesia and
Sulawesi. Periplus Edition, Limited.
Daftar Pustaka Legendre, M. 1986. Seasonal changes in
sexual maturity and fecundity, and
Bijaksana, U. 2012. Evaluasi konsentrasi HCG-induced breeding of the catfish,
estradiol-17 pada ikan gabus Heterobranchuslongifilis Val.
(channa striata Blkr) di dua habitat. (Clariidae), reared 'in Ebrie Lagoon
Bioscientiae, 9(1):3144. (Ivory Coast). Aquaculture, 55:201
Cholik, F., Jagatraya,A.G.,Poernomo,R.P. 213.
and Jauzi, A. 2005. Akuakultur : Levavi-Sivan, B., Vaiman, R., Sachs, O.,
Tumpuan harapan masa depan and Tzchori, I. 2004. Spawning
bangsa. Penerbit Masyarakat induction and hormonal levels during
Perikanan Nusantaara dengan Taman final oocyte maturation in the silver
Akuarium Air Tawar, TMII. Jakarta. perch (Bidyanus bidyanus).
414 halaman. Aquaculture, 229:419431.
Dewantoro, E., Rachimi dan Purnamawati. Nagahama, Y. 1983. The fungtional
2011. Aspek biologi reproduksi ikan morfologi of teleost gonad. Page 223

9
Eko Dewantoro : Keragaan Gonad Ikan Tengadak

264 in Hoar, W.S., Randall, D.J. and


Donaldson, E.M. (editors). Fish
fhysiology, Vol. IX A Academic
Press, Inc. New York.
Nagahama, Y. 1994. Endocrine regulation
of gametogenesis in fish. Int. J. Dev.
Biol, 38: 217-229.
Siregar, M. 1999. Stimulasi pematangan
gonad bakal induk jambal Siam betina
Pangasius hypophthalmus F. dengan
hormon hCG. Tesis Magister Sains.
Program Pascasarjana IPB. Bogor.
Selvaraj, S and Francis, T. 2007. Influence
of human chorionic gonadotrophin on
maturation in striped murrel, Chana
striatus. Asian Fisheries Science,
20:2339.
Tang, U.M. and Affandi, R. 2001. Biologi
reproduksi ikan. Puslit Kawasan
Pantai dan Perairan UNRI. Pekanbaru.
153 halaman.
Wang, H.P., Wei, K.J., Yao, H., Lin, J.J.
and Mai, J.B. 1998. Induced ovarian
development, maturation and
ovulation of domestic reeves shad by
hormone implantation and injection.
Asian Fisheries Science, 11:4350.
Zairin, M.,Jr. 2000. Perkembangan gonad
ikan balashak (Balantiocheilus
melanopterus Blkr.) setelah disuntik
dengan hormon HCG secara berkala.
Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan
Perikanan, 7(1):2732.
Zairin, M.,Jr. 2003. Endokrinologi dan
perannya bagi masa depan perikanan
Indonesia. Orasi Ilmiah Pengukuhan
Guru Besar Tetap Ilmu Fisiologi
Reproduksi dan Endokrinologi Hewan
Air. FPIK, IPB. 70 halaman.

10

Anda mungkin juga menyukai