Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Encefalitis adalah infeksi yang mengenai system saraf pusat (SSP) yang
disebabkan oleh virus atau mikroorganisme lain yang nonpurulen. Penyebab
tersering dari encefalitis adalah virus kemudian herpes simpleks, arbovirus,
dan jarang disebabkan oleh enterovirus, mumps, dan adenovirus. Encefalitis
bisa juga terjadi pasca infeksi campak, influenza, varicella, dan pasca
vaksinasi pertusis.
Klasifikasi ensefalitis didasarkan pada factor penyebabnya. Encefalitis
suparatif akut dengan bakteri penyebab encefalitis
adalahStaphylococcusaureus, Streptococus, E.Colli, Mycobacterium,T.Pallidi
um. Sedangkan encefalitis virus penyebab adalah virus RNA (Virus Parotitis),
virus morbili.
Dengan gejala-gejala seperti panas badan meningkat, sakit kepala,
muntah-muntah lethargi, kaku kuduk, gelisah, serta gangguan pada
penglihatan, pendengaran, bicara dan kejang. Virus atau bakteri memasuki
tubuh melalui kulit, saluran nafas dan saluran cerna, setelah masuk ke dalam
tubuh, virus dan bakteri akan menyebar ke seluruh tubuh dengan beberapa
cara. Salah satunya adalah pada jaringan otak yang nantinya akan
menyebabkan encefalitis.
Berdasarkan faktor penyebab yang sering terjadi maka encefalitis
diklasifikasikan menjadi enam tipe, yaitu : ensefalitis supurativa, encefalitis
siphylis, encefalitis virus, encefalitis karena fungus, encefalitis karena parasit,
dan riketsiosa serebri. Adapun pelaksanaan yang bisa dilakukan untuk
menangani masalah ensefalitis adalah dengan pemberian antibiotik, isolasi
untuk mengurangi stimuli dari luar, terapi anti mikroba, mengontrol
terjadinya kejang dan lain-lain

1
A. Tujuan
a. Tujuan Umum
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah mahasiswa dapat
memahami tentang penyakit Encefalitis
b. Tujuan Khusus
1. Mengetahui dan memahami konsep penyakit Encefalitis
2. Mengetahui dan memahami diagnose keperawatan yang diangkat pada
Encefalitis
3. Mengetahui dan memahami NOC pada Encefalitis
4. Mengetahui dan memahami NIC pada Encefalitis

B. Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk memahami tentang konsep
dan diagnosa keperawatan pada penyakit Encefalitis serta memahami NIC
dan NOC pada penyakit Encefalitis.

2
BAB II

3
BAB III

No Diagnosa NOC NIC Rasional


keperawatan
1. Hipertermi Termoregulas Perawatan Perawatan
b/d penyakit i Demam Demam
Setelah 1. Pantau suhu 1. Memantau
dilakukan dan tanda- tanda-tanda
tindakan tanda vital vital saat
keperawatan lainnya demam perlu
selama 2x2 2. Monitor warna dilakukan untuk
jam suhu tubuh kulit dan suhu menghindari
pasien dalam 3. Monitor keparahan
rentang normal asupan dan penyakit.
(36,5-37,5 oC) keluaran, 2. Guna
Kriteria hasil : sadari memonitor
1. Peningkata perubahan warna dan suhu
n suhu kehilangan kulit untuk
kulit (2-5) cairan yang mengetahui
2. Hipertermi tak dirasakan. apakah demam
a (2-5) 4. Beri obat atau semakin parah
3. Perubahan cairan IV atau sebaliknya,
warna kulit (misalnya dan dapat
(2-5) antipiretik, menggunakan
Keterangan : agen anti thermometer
1 : Berat menggigil, dan untuk mengukur
2 : Cukup gen suhu.
berat antibakteri) 3. Dengan
3 : Sedang 5. Tutup pasien memonitor
4 : Ringan dengan masuk dan
5 : Tidak ada selimut dan keluarnya

4
pakaian cairan dapat
ringan, mengetahui
tergantung cairan yang
fase demam hilang baik
(memberikan melalui keringat
selimut hangat dan muntahan.
untuk fase 4. Bila di
dingin, indikasikan
menyediakan kekurangan
pakaian atau cairan maka
linen tempat bisa derika
tidur ringan cairan IV sesuai
untuk demam kebutuhan, dan
dan fase bila diberikan
bergejolak/flus analgetik,
h) antipiretik
6. Fasilitasi sesuai dosis
istirahat, yang
terapkan dianjurkan.
pembatasan 5. Memberikan
aktifitas: jika selimut pada
diperlukan. pasien dengan
7. Tingkatkan demam sangat
sirkulasi udara membantu
8. Pantau untuk
komplikasi- meningkatkan
komplikasi kenyamanan
yang pasien.
berhubungan 6. Batasi aktifitas
dengan jika diperlukan
demam serta untuk mencegah

5
tanda dan terjadinya
gejala kondisi kelelahan dan
penyebab pengeluaran
demam cairan yang
(misalnya: berlebih.
kejang, 7. Udara yang
penurunan memadai dan
kesadaran, sesuai dengan
status kebutuhan
elektrolit pasien memicu
abnormal, pengaturan suhu
ketidak tubuh pasien
seimbangan menjadi normal
asam- basa 8. Memantau
aritmia komplikasi
jantung, dan dengan tepat
perubahan membantu
abnormalitas pasien
sel. mempercepat
kesembuhannya
Pengatura suhu .
1. Monitor suhu
paling tidak Pengaturan Suhu
2jam, sesuai 1. Memonitor
kebutuhan. suhu tubuh
2. Diskusikan dengan seksama
pentingnya membantu
termoegulasi perawat
dan mengetahi
kemungkinan keadaan suhu
efek negative klien dan tahu

6
dari demam apa yang harus
yang dilakukan
berlebihan 2. Diskusi dapat
sesuai membantu
kebutuhan. perawat dan
3. Informasikan tenaga
pasien kesehatan
mengenai lainnya dapat
indikasi mengetahui
adanya tindakan yang
kelelahan sesuai untuk
akibat panas klien
dan 3. Klien berhak
penanganan mengetahui apa
emergensi apa saja yang
yang tepat dan akan
sesuai dirasakannya
kebutuhan. saat demam,
4. Guakan matras agar pasien
dingin, selimut tidak merasa
yang cemas
mensirkulasik 4. Tindakan
an air, mandi tindakan yang
air hangat, disesuaikan
kantong es, dengan
dan kebutuhan klien
kateterisasi dapat memicu
pendingin penurunan suhu
intravascular tubuh menjadi
untuk normal
menurunkan 5. Suhu

7
suhu tubuh, lingkungan
sesuai memiliki peran
kebutuhan. penting dalam
5. Sesuaikan pengaturan
suhu termuregulasi
lingkungan pasien
untuk 6. Pemberian obat
kebutuhan anti demam
pasien. efektiv untuk
6. Berikan menurunkan
kebutuhan suhu tubuh
antipiretik pasien yang
sesuai sedang demam
kebutuhan
2. Nyeri akut Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri
Manajemen
b/d agen Setelah
Nyeri 1. Dengan
cidera dilakukan
1. Lakukan melakukan
biologis tindakan
pengkajian pengkajian
keperawatan
nyeri nyeri secara
selama 3x8
komprehensif komprehensif
jam, masalah
yang meliputi dapat
klien bisa
lokasi, membantu
teratasi.
karakteristik, dalam
Kriteria hasil :
onset atau mengetahui
1. Menggosok
durasi, jenis nyeri
area yang
frekuensi, 2. Perawatan
terkena
kualitas, dengan
dampak
intensitas atau analgesic pada
(skala 1 ke
berat nyeri klien dapat
4)
dan faktor membantu
2. Ekspresi

8
nyeri wajah pencetus dalam
(skala 1 ke 2. Pastikan mengatasi nyeri
4) perawatan 3. Dengan
Keterangan : analgesik bagi menggali
1 : Berat klien pengetahuan
2 : Cukup dilakukan kepercayaan
berat dengan klien mengenai
3 : Sedang pemantauan nyeri perawat
4 : Ringan yang ketat dapat
5 : Tidak ada 3. Gali mengetahui
Kontrol Nyeri pengetahuan untuk tindakan
Setelah kepercayaan yang
dilakukan klien selanjutnya
tindakan mengenai 4. Menggali
keperawatan nyeri faktor-faktor
selama 6 x 8 4. Gali bersama yang dapat
jam , masalah klien faktor- menurunkan
klien faktor yang atau
diharapkan dapat memperberat
teratasi. menurunkan nyeri bersama
Kriteria hasil : atau klien dapat
1. Mengenali memperberat mempermudah
kapan nyeri perawat dalam
nyeri 5. Berikan manajemen
terjadi informasi nyeri
(skala 1 ke mengenai 5. Dengan
4) nyeri, seperti memberikan
2. Melaporka penyebab informasi
n nyeri nyeri, berapa mengenai nyeri
yang lama nyeri kepada klien
terkontrol akan dapat

9
(skala 1 ke dirasakan dan mengantisipasi
4) antisipasi dari dari
3. Mengenali ketidaknyama ketidaknyaman
apa yang nan akibat an klien akibat
terkait prosedur prosedur
dengan 6. Pilih dan 6. Mengimplemen
gejala implementasi tasikan
nyeri kan tindakan tindakan yang
(skala 1 ke yang beragam beragam untuk
4) untuk memfasilitasi
Keterangan : memfasilitasi penurunan
1 : Tidak penurunan nyeri sesuai
pernah nyeri, sesuai dengan
menunjukkan dengan kebutuhan
2 : jarang kebutuhan dapat
menunjukkan 7. Ajarkan menghindari
3 : kadang- prinsip- kebosanan pada
kadang prinsip klien dan
menunjukan manajemen membantu
4 : sering nyeri dalam
menunjukan 8. Ajarkan manajemen
5 : secara metode nyeri
konsisten farmakologi 7. Dengan
menunjukan untuk mengajarkan
menurunkan prinsip-prinsip
nyeri manajemen
9. Monitor nyeri kepada
kepuasan klien, klien
klien terhadap dapat
manajemen mengetahuinya
nyeri dalam 8. Mengajarkan

10
interval yang metode
spesifik farmakologi
untuk
menurunkan
nyeri
9. Monitor
kepuasan klien
terhadap
manajemen
nyeri dalam
interval yang
spesifik dapat
membantu
dalam
menurunkan
nyeri dan
mengetahui
kepuasan serta
kenyamanan

3. Kekurangan Keseimbanga Manajemen Manajemen


volume n cairan Cairan cairan
cairan Setelah 1. Jaga asupan 1. Menjaga asupan
berhubungan dilakukn an yang akurat yang akurat dan
dengankehila tindakan dan catatat mencatat ouput
ngan cairan keperawatan output pasien. pasien
aktif selama 2 x2 2. Monitor diperlukan
jam, satatus hidrasi untuk
diharapkan (misalnya: mengetahui
keperluan membrane apakah ada
cairan klien mukosa pengeluaran

11
dalam rentang lembab, yang melebihi
normal denyut nadi atau tidak.
Kriteria hasil : adekuat, dan 2. Memonitor
1. Keseimban tekanan darah status hidrasi
gan intake ortostatik. dilakukan untuk
dan output 3. Berikan terapi mengetahui
dalam 24 IV sesuai yang keseimbangan
jam (2-5) ditentukan. cairan didalam
2. Turgor 4. Berikan cairan tubuh dan
Kulit (2-5) dengan tepat. status hidrasi
3. Kelembaba 5. Tingkatkan sangat berperan
n asupan oral penting dalam
membrane (misalnya: metabolism
mukosa(2- dengan tubuh.
5) sedotan,mena 3. Memberikan
Keterangan : warkan cairan terapi IV seusai
1 : Sangat diwaktu dosis yang
terganggu makan makan, diresepkan.
2 : Banyak mengganti air 4. Gunanya
terganggu es secara memberikan
3 : Cukup rutin). cairan yang
terganggu tepat adalah
4 : Sedikit Manajement untuk
terganggu elektrolit menggantikan
5 : Tidak 1. Monitor nilai cairan yang
tergangu serum sudah hilang
elektrolit dan
abnormal. memberikan
2. Monitor cairan sesuai
manifestasi kebutuhan.
ketidak 5. Pada saat

12
seimbangan makan
elektrolit. hendaknya
3. Berikan diselingi dengan
suplemen meminum air
elektrolit selain untuk
(mislanya, menggantikan
pemberian cairan yang
secara oral, hilang juga
nasogastrik berguna untuk
dan pemberian melarutkan
intravena) makanan
sesuai resep didalam tubuh.
dan keperluan.
4. Konsultasikan Manajement
pada dokter Elektrolit
tentang 1. Serum elektrolit
pemberian dikatakan
elektrolit abnormal
dengan sedikit keitika
obat-obatan terjadinya
(misalnya, kehilangan
spironolakton) cairan secara
. bebas/ bayak,
maka dari itu
harus tetap
dimonitor agar
tidak
kehilangan
banyak cairan.
2. Lemah,pusing,
muntah, mudah

13
pingsan, dan
tekanan darah
rendah adalah
tanda-tanda
kehilangan
elektrolit maka
dari itu
kondisinya
harus sering
terkontrol untuk
menghindari
ketidak
seimbangan
elektrolit.
3. Dengan
memberikan
cairan secara
oral yang cukup
dan adekuat
akan mencegah
terjadinya
kehilangan
elektrolit dan
bisa juga
diberikan cairan
IV sesuai
kebutuhan.
4. Guna
pemberian
spironolakton
adalah

14
mengatasi
penimbunan
cairan didalam
tubuh. Tapi,
obat-obatan ini
harus
dikonsultasikan
terlebih dahulu
untuk
mengetahui
efek samping
dan seberapa
besar manfaat
yang didapatkan
pasien.
4. Mual bd Kontrol Mual Manajement Manajement
peningkatan dan Muntah Mual Mual
tekanan Setelah 1. Dorong pasien 1. Memantau
intraokuler dilakukan untuk pengalaman
keperawatan memantau diri dapat
selama 3 x 2 pengalaman membanttu
jam, diri terhadap perawat
diharapkan mual. mengetahui apa
klien dapat 2. Dorong pasien saja yang dapat
mengontrol untuk belajar membuat
rasa mual dan strategi pasien mual
muntah mengatasi muntah
Kriteria hasil : mual. 2. Pasien
1. Mengenali 3. Evaluasi didorong untuk
onset mual dampak dari belajar
(2-5) pengalaman mengatasi mual

15
2. Mendekskri mual pada untuk
psikan kualitas hidup meningkatkan
faktor (misalnya, kemandirian
pengebab nafsu makan, klien dalam
(2-5) aktifitas, memanajemnt
3. Menggunak prestasi ). mual
an langkah- 4. Indentifikasi 3. Dampak mual
langkah factor-faktor yang buruk
pencegahan yang dapat dapat di atasi
(2-5) menyebabkan jika dilakukan
4. Menggunak atau evaluasi
an obat berkontribusi 4. Faktor-faktor
antiemetic terhadap mual penyebab mual
seperti yang (misalnya, ataupun yang
direkomend obat-obatan, berkonstribusi
asikan ((2- dan prosedur). dapat di
5) 5. Mencegah hilangkan jika
Keterangan : mual bila dapat
1 : Tidak memungkinka teridentifikasi
pernah n. lebih awal
ditunjukkan 6. Kendalikan 5. Pencegahan
2 : Jarang lingkungan mual
ditunjukkan yang meningkatkan
3 : Kadang- memungkinka rasa nyaman
kadang n pasien
ditunjukkan membangkitka 6. Lingkungan
4 : Sering n mual (bau yang dapat
ditunjukkan yang tidak memicu mual
5 : Konsisten menyenagkan, pada klien
ditunjukkan suara, dan harus dijauhkan
stimulasi guna

16
visual yang mengurangi
tidak rasa mual klien
menyenagkan) 7. Selain tekhnik
. farmakologi,
7. Ajarkan tekhnik
penggunaan nonfarmakologi
Teknik non juga diperlukan
farmakologi untuk
(misalnya: mencegah
biofeedback,re ketergantungan
laksasi, terapi pasien terhadap
music, obat
distraksi) 8. Tidur dan
untuk istirahat cukup
mengatasi dapat membuat
mual. psien tenang
8. Tingkatkan dan mngurangi
istirahat dan rasa mualnya
tidur cukup 9. Pendorongan
untuk pola makan
memfasilitasi yang baik
pengurangan untuk
mual. mengurangi
9. Dorong pola resiko
makan dengan kekurangan
posisi sedikit nutrisi pada
menarik bagi pasien mual
pasien mual.

5. Ketidakseimb Status Nutrisi Manajement Manajemnet


angan nutrisi Setelah Nutrisi Nutrisi

17
kurang dari tindakan 1. Tentukan 1. Penentuan
kebutuhan keperawan status gizi status gizi
tubuh b/d selama 12 x 8 pasien dan pasien
ketidakmamp jam kemampuan membantu
uan makan diharapkan pasien untuk tenaga
status nutrisi memenuhi kesehatan untuk
klien dapat kebutuhan memnuhi
membaik gizi. kebutuhan
Kriteria Hasil: 2. Intruksikan pasien dalam
1. Asupan gizi pasien meningkatkan
(2-4) mengenai gizi.
2. Asupan kebutuhan 2. Diet yang tepat
makanan nutrisi (yaitu: dan sesuai
(2-4) membuat dengan
3. Rasio berat program diet piramida
badan/ dan piramida makanan
tinggi makanan) membanttu
badan (2-4) 3. Tentukan klien
Keterangan jumlah kalori mengetahui cara
1: sangat dan jenis asupan nutrisi
menyimpang nutrisi yang yang tepat dan
dari rentang dibutuhkan sesuai
normal untuk keperluan
2: banyak memenuhi 3. Penentuan
menyimpang persyaratan jumlah kalori
dari rentang gizi. yang tepat dapat
normal 4. Ciptakan membantu klien
3: cukup lingkungan meningkat
menyimpang yang optimal tanpat
dari rentang pada saat berlebihan
normal mengkonsums 4. Lingkungan

18
4: edikit i makanan yang optimal
menyimpang (misalnya: berpengaruh
dari rentang bersih, pada jumlah
normal berventilasi, asupan yang di
5: tidak santai, dan konsumsi klien
menyimpang bebas dari bau 5. Makanan
dari rentang yang favorit dapat
normal menyengat) memicu
5. Anjurkan peningkatan
keluarga untuk kemauan klien
membawakan untuk
makanan memenuhikebut
favorit pasien uhan konsumsi
selama berada klien
di rumah sakit. Bantuan
Bantuan peningkatan berat
peningkatan badan
berat badan 1. Pemeriksaan
1. Jika perlu yang memadai
lakukan dapat
pemeriksaan membantu
diagnostic tenaga
untuk kesehatan
mengetahui mengetahui
penyebabpenu penyebab dari
runan berat penurunan berat
badan. badan klien
2. Timbangan 2. Timbang klien
pasien pada untuk
jam yang sama mengevaluasi
setiap hari, berat badan

19
3. Monitor klien tiap
asupan kalori harinya
setiap hari. 3. Asupan kalori
4. Dukung setiap hari perlu
peningkatan di monitor
asupan kalori. untuk
5. Sediakan mengetahui
makanan yang peningkatan
tinggi kalori konsumsi klien
dan dan dan juga
bernutrisi mengetahui
tinggi. jumlah yang
diperlukan klien
selanjutnya.
4. Asupan kalori
harus didukung
untuk
membantu klien
meningkatkan
berat badannya.
5. Makanan
dengan kalori
dan nutrisi yang
tinggi dapat
memicu
peningkatan
jumlah berat
badan klien.
6. Hambatan Ambulasi Terapi Latihan : Terapi Latihan :
mobilitas Setelah Ambulasi Ambulasi
fisik dilakukan 1. Beri pasien 1. Memberikan

20
berhubungan tindakan pakaian yang pakaian yang
dengan keperawatan tidak tidak
gangguan selama 8x6 mengekang, mengekang
neuromuskul jam 2. Dorong untuk seperti terlalu
ar diharapkan duduk ketat akan
klien dapat ketempat tidur menghambat
menompang (menjuntai), proses latihan
tubuh secara atau dikursi, yang akan
mandiri sebagaimana dilakukan,
Kriteria hasil: yang dapat di sebaikya
1. Menopang toleransi gunakan
berat badan pasien. pakaian yang
(1-3) 3. Konsultasikan longgar dan
2. Berjalan pada ahli nyaman.
dengan terapi fisik 2. Mendudukkan
langkah mengenai klien ditempat
yang efektif recana tidur termasuk
(1-3) ambulasi, latihan ambulasi
3. Berjalan sesuai yang baik untuk
dengan kebutuhan. melatih
pelan (1-3) 4. Bantu pasien kemandirian
Keterangan: untuk pasien.
1 : sangat perpindahan, 3. Perlu
terganggu sesuai dilakukaknya
2 : banyak kebutuhan. terapi fisik
terganggu 5. Sediakan alat sesuai
3 : cukup bantu kebutuhan guna
terganggu (tongkat, untuk
4 : kurang walker, atau merangsang
terganggu kursi roda) saraf-saraf,dan
5 : tidak untuk mencegah

21
terganggu ambulasi jika terjadinya
pasien tidak pemendekan
stabil. otot.
4. Guna
membantu
pasien saat
perpindahan
agar
menghndari
terjadinya
cedera.
5. Menyediakan
alat bantu
seperti tongkat,
walker, kursi
roda yaitu,
untuk
membantu
dalam latihan
apabila pasien
membutuhkan

7. Risiko Integritas Pencegahan luka Pncegahan luka


kerusakan jaringan: tekan tekan
integritas Kulit dan 1. Gunakan alat 1. Alat pressure
kulit membran pengkajian pad evaluator
berhubungan Setelah luka tekan digunakan
dg faktor dilakukan atau decubitus untuk
berhubungan tindakan yang tepat mengetahui
faktor keperawatan untuk tekanan antar
mekanik selama 4 x 8 mengkaji permukaan

22
jam di risiko pada dengan
harapkan pasien. menempatkan
resiko 2. Dokumentasik alat tersebut
pencetus luka an berat badan diantara area
tekan teratasi pasien setiap yang tertekan
Kriteria Hasil shift dengan matras,
1. Sensasi (2- 3. Monitor ketat untuk
5) pada daerah menghindari
2. Elastisitas yang terjadinya lesi.
(2-5 mengalami 2. Mendokumenta
3. Integritas kemerahan. sikan berat
kulit (2-5) 4. Hindari kulit badan untuk
Keterangan dari keringat mengetahui
1 : sangat yang keadaan pasien
terganggu berlebihan apakah sudah
2 : banyak yang berasal membaik dari
terganggu dari keringat, sebelumnya dan
3 : cukup cairan luka. untuk
terganggu 5. Ubah posisi menghindari
4 : kurang pasien setiap terjadinya
terganggu 1-2 jam sekali. kehilangan
5 : tidak 6. Ubah posisi cairan akibat
terganggu klien dengan luka tekan.
menggunakan 3. Daerah yang
Teknik sudah
(misalnya, mengalami
menghindari kemerahan
untuk menandakan
menggeser bahwa didaerah
pasien) untuk tersebut sangat
mencegah lama tertekan

23
trauma pada sehingga kulit
kulit. tidak bias
7. Gunakan bernapas dan
bantalan untuk harus segera di
menghindari mobilisasikan
area yang untuk
tertekan. menghindari
8. Jaga linen terjadinya lesi.
pasien agar 4. Keringat
tetap bersih, berlebih dapat
kering, bebas menyebabkan
kerutan, terjadinya
9. Gunakan kasur kemerahan, lesi
khusus apabila sdh
antidekubitus. terlalu lama
pada kulit yang
tertekan.
5. Mengubah
posisi setiap 1-2
jam sekali
adalah untuk
mencegah
terjadinya
tekanan yang
akan
menimbulkan
luka tekan pada
area tertentu,
meberikan kulit
tetap bernapas
setelah tekanan

24
dan mencegah
jaringan
nekrotik
6. Menghindari
gesekan saat
mobilisasi dan
penggantian
linen sangat
penting, karena
bergerak didua
permukaan
yang
berlawanan
yang akan
merusak lapisan
epidermis kulit,
maka dari itu
harus lebih hati-
hati.
7. Penggunaan
bantal dapat
dipasang pada
area yang
tertekan agar
menghindari
luka tekan pada
area tertentu.
8. Guna menjaga
linen tetap
bersih bebas
dari kotoran

25
agar tidak
terjadinya luka
akibat
pergesekan, dan
menjaga linen
bebas kerutan
untuk
menghindari
kulit dari luka
tekan.
9. Kasur anti
decubitus di
desain untuk
menghindari
klien yang lama
tirah baring
tercegah dri
decubitus.

26
DAFTAR ISI

27

Anda mungkin juga menyukai