Yang disebut teori positif tentang penentuan standar akuntansi dikaitkan dengan
nama Ross Watts dan Jerold Zimmerman, dari universitas Rochester (WZ). Sayangnya kata
positif menurut pandangan yang diungkapkan dalam laporan mereka dikaitkan dengan
Teori Self-interest dimana jika memang ini benar-benar sebuah teori tentunya akan
memberikan hasil yang baik. Teori ini dimaksudkan untuk memprediksi dan menjelaskan
posisi perusahaan, melalui manajemen mereka, akan membawa arah usulan peraturan
akuntansi baru yang akan dihasilkan jika lobi mereka berhasil. Berikut ini bagian dari
ltulisan WZ yang berisi ringkasan pandangan mereka:
Bukti, seperti ini, jauh dari meyakinkan, dan tidak dapat digunnakan untuk pertimbangan
secara detail karena beberapa alasan.
1. Sebuah "teori" perilaku bisnis berdasarkan sedikit bukti bukanlah sebuah teori
akan tetapi hanya sebuah pembuktian dari , satu isu akuntansi, dan satu titik waktu
dan hipotesis-52 perusahaan,.
2. Perilaku perusahaan yang sama telah terbukti tidak konsisten dengan posisi lobi
mereka, sehingga posisi tersebut tidak dapat dijelaskan hanya dengan mengacu
pada kepentingan pribadi. Perusahaan yang diwajibkan CPPA, diprediksi akan
2|Page
memungkinkan mereka untuk melaporkan laba yang lebih rendah, seperti
percepatan penyusutan dan LIFO. Namun banyak dari mereka tidak melakukannya.
3. Teori WZ tidak memperhitungkan posisi kantor akuntan publik yang bereaksi
terhadap isu-isu yang sedang dipertimbangkan oleh FASB yang sebelumnya disebut
APB. Kantor Akuntan Publik besar tidak selalu setuju, dan kemungkinan rekasi
mereka juga akan sama yaitu menentang jika isu tersebut dirasa akan mengganggu
kepetingan kliennya yang mendukung mereka. Perusahaan besar dan kecil sering
berada di posisi yang berbeda. Akhirnya, pembuat standar telah menunjukkan
independensinya yang patut dihargai pada sejumlah kesempatan untuk
mengungkapkan pandangannya yang kuat. Contohnya perusahaan industry sebagai
perwakilan penting untuk PSAK No. 5, akuntansi untuk kontinjensi (1975), yang
ditentang oleh industri asuransi.
Singkatnya, dikatakan oleh psikolog professor George Miller bahwa teori WZ tentang
standar akuntansi baru-baru ini tentang Howard Gardner "Teori multiple intelligences,"
bahwa "perbedaannya hanya tipis antara teori itu ilmiah dengan seberapa besar si
intelektual terlibat didalamnya . "
Pandangan bahwa bisnis advocat, yang tentu saja sebagian besar sepakat bahkan dalam
satu industri saja, tidak bisa secara umum dijelaskan sebagai referensi untuk kepentingan
pribadi mereka. dan bahkan jika mereka bisa, tidak dapat satu per satu menghubungkan
antara posisi lobi yang dilakuan oleh beberapa kelompok perusahaan dengan dengan
kelompok tertentu perusahaan dengan standar yang akhirnya diberlakukan Tapi, tentu
saja,itu akan menjadi luar biasa jika standar yang diterbitkan oleh FASB pada umumnya
diterima oleh konstituennya, yang berarti beberapa korelasi antara pandangan yang
disampaikan kepada Dewan dan pembuat aturan. Dalam analisis terakhir, dapat diterima
adalah kondisi yang diperlukan untuk kelangsungan dari lembaga swasta; dan bahkan
lembaga sektor publik seperti SEC secara konsisten tidak dapat mengabaikan pengaturan
pandangan tersebut.
Alternatif lain untuk melihat teori self-interest WZ ini telah dikemukakan oleh dua
penulis dari Inggris, Laughlin dan Puxty (LP), meskipun kritikan mereka tentang WZ lebih
3|Page
mengesankan daripada alternatif yang mereka tawarkan. Alternatif ini menyatakan bahwa
posisi yang dipilih oleh kelompok terhadap peraturan akuntansi tidak didasarkan pada
kepentingan pribadi, tetapi pada pandangan dunia, sayangnya, konsep pandangan dunia
tidak pernah didefinisikan secara memadai, tetapi ini yang membedakan pandangan
mereka dengan WZ.
Dengan demikian, akan jelas bahwa ada perbedaan mendasar antara konstruk
kepentingan dan pandangan dunia. Sebelumnya didasarkan pada individu, dan keuntungan
legitimasinya dari pandangan individu sebagai si pencari . Anggota kelompok kepentingan
adalah mereka yang memiliki minat yang sama. Yang terakhir adalah perspektif sosial, dan
memahami individu sebagai anggota masyarakat
bukannya berusaha memahami proses sosial sebagai hasil dari preferensi individu. Yang
pertama adalah membatasi, jangan didasarkan hanya pada hal pribadi seperti transfer
-kekayaan. Selain itu lebih umum, dan memungkinkan partisi berdasarkan afiliasi antara
anggota kelompok tidak tercakup dalam hal yang bersifat material saja melainkan dalam
hal afiliasi untuk nilai-nilai tertentu.
Untuk menjelaskan bagaimana orang melihat peraturan dan standar, dan bagaimana
mereka mendukung dan beberapa orang menentang, cara pandang ini tidak salah. Tidak
bisa, dengan mudah mengatakan bahwa bagaimana orang melihat akuntansi merupakan
sebuah refleksi dari bagaimana mereka melihat dunia. Hal ini tidak salah, tetapi juga tidak
terlalu benar. Jika kita mencari petunjuk dari jenis standar komunitas bisnis yang anda
inginkan dan akan mendukung, kita harus mencari di tempat lain.
Pada tahun 1977, sebuah kejadian berlangsung di London yang mengantar para
pembentuk standar akuntansi ke kondisi yang belum pernah terjadi sebelumnya, bahwa
betapa pentingnya sebuah proses pembuatan standar akuntansi dapat diterima oleh pelaku
subjek di bidang tersebut. Pada masa itu sebuah resolusi diutarakan oleh anggota dari
4|Page
Institute of Chartered Accountants in England and Wales yang menolak sebuah system
mandatory mengenai current cost accounting. Penolakan tersebut berasal dari sejumlah
kecil anggota yang memilih hal tersebut (hanya kurang dari setengah dari total anggota),
akan tetapi dampak dari pemilihan itu sama besar dengan penolakan atas standar FASB
oleh SEC yang mungkin akan dilakukan di United States. Kurang dari tiga tahun dari
kejadian tersebut, dilakukan lah peninjauan atas current cost accounting yang telah
diadopsi oleh para akuntan British. Tetapi, meskipun demikian suara rakyat tersebut
telah didengar, dan Accounting Standards Committee di Britain tidak akan mudah
melupakannya.
5|Page
Dengan kejadian tahun 1977 yang masih diingat oleh mereka, tidak mengejutkan bahwa
dalam laporan tahun 1981, pembuatan standar akuntansi, Britains Accounting Standards
Committee menghadapi kenyataan politik yang harus dihadapi bahkan lebih sulit:
Kata-kata diterima mengacu pada inti dari permasalahan yang ada. Untuk
menjelaskan pengaturan standar akuntansi sebagai aktivitas politik sangat mudah untuk
mengatakan bahwa standar harus bisa diterima. Tidak ada standar yang dapat bertahan
lama tanpa adanya sebuah penerimaan yang menyeluruh, bahkan hal tersebut berlaku bagi
suatu badan seperti FASB, yang memiliki kekuasaan SEC di belakangnya. Akan tetapi
kualitas apa yang harus dimiliki oleh sebuah standar supaya bisa diterima secara
menyeluruh? Sebelum kita mengajukan pertanyaan tersebut, kita harus mengajukan
pertanyaan ini, yaitu seberapa luaskan penerimaan tersebut? Satu orang satu suara atau
kah satu orang membagi suaranya sesuai dengan kepentingan korporasi? Pada dasarnya
penerimaan umum bukan berarti bahwa penerimaan tersebut bersifat unanimous. Akan
tetapi, sebuah voting juga berpengaruh atas metode pengukuran suatu penerimaan
berdasarkan pihak yang menolak dan mendukung. Meskipun, dalam jangka pendek
penerimaan umum mungkin dapat dilihat dengan memperlakukan standar akuntansi
seperti penerbitan obligasi dan meletakkan nya dalam surat suara untuk melihat
persetujuan atau penolakan oleh vote popular, hal tersebut mudah dilihat bahwa standar
akuntansi dan penerbitan obligasi tidak memiliki kesamaan yang umum. Jika hal tersebut
berlaku sebaliknya, maka tidak diperlukan lagi sebuah Standards Board dan organisasi
peneliti. Baiknya, kita akan membutuhkan alat pemungutan. Pengaturan kebijakan dapat
dilakukan oleh pengumpul suara, dimana mereka adalah orang-orang yang ahli dalam
menilai apa yang menurut mereka dapat diterima oleh masyarakat umum.
6|Page
Untungnya, meskipun FASB telah menunjukkan diri mereka sendiri terhadap
kondisi sensitive dalam suatu konstitusi telah memiliki intuisi dalam menyadari bahwa
kredibilitas akuntansi akan dijaga hanya dengan memberikan pengguna dengan informasi
yang relevan dan reliable mengenai kejadian ekonomi dan transaksi daripada
mengupayakannya ke suatu perubahan ekonomi ke dalam arah yang lebih spesifik.
Faktanya tentu saja teori akuntansi tidak memiliki tujuan lain selain berkontribusi
terhadap kesejahteraan social dengan memberikan lingkungan social tersebut dengan
informasi yang berguna. Tugas dari FASB adalah untuk mengembangkan teori akuntansi.
Jika hal tersebut dilakukan, merupakan tanggung jawab kesejahteraan social untuk
mengawasi dan mengelola diri nya sendiri.
Bad accounting akuntansi yang tidak relevan terhadap tujuannya atau yang tidak
memperlihaktan reliabilitas kejadian ekonomi dan kondisi yang ada sesuai dengan
pengakuannya dimana dapat memberikan keputusan yang buruk. Hal terbaik yang dapat
dilakukan oleh akuntan, dalam pengetahuan yang dimiliki saat ini, mungkin tidak begitu
baik. Tapi timbal balik mereka dapat dilihat dari ditemukannya kualitas informasi yang
dapat mereka hasilkan.
7|Page
8|Page