Penyusun :
Malberto sigiro
120320019
pembimbing :
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
Isi proposal ini merupakan suatu pedoman pada proses perencanaan dan
perancangan Studio Perancangan Arsitektur 3 yang berjudul :
Proposal ini adalah suatu kesatuan studi literatur , survey lapangan yang
kemudian dilanjutkan dengan proses perencanaan dan perancangan sehingga menghasilkan
suatu produk berupa gambar perancangan , melalui pengarahan dan bimbingan dosen
pembimbing.
Akhir kata semoga proposal in bermanfaat bagi para pembaca dan semua
pihak yang memerlukanny.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Olahraga biasa menjadi solusi penyegaran kembali baik dalam hal psikis maupun
fisik. Dewasa ini perkembangan olahraga telah berkembang pesat dan berperan serta
dalam berbagai aspek kehidupan yang meliputi tidak hanya sarana pencapaian
prestasi, rekreasi pendidikan. Tapi sudah menjadi bagian dari bidang- bidang
kehidupan lainnya. Dalam kaitanya dengan ini, olahraga sudah menjadi bagian
penting dalam kehidupan sebagai alat untuk saling berkomunikasi dan berkompetensi.
Oleh karena itu, suatu tempat yang dapat mengakomodasikan dan memfasilitasi
aktivitas olahraga sekaligus hiburan berupa permainan olahraga menjadi sangat
menarik pada kondisi masyarakat yang jenuh akan rutinitas harian. Olahraga yang
menghibur sperti futsal, badminton, basket,volley, tenis lapangan, tenis meja bukan
hanya melepaskan kepenantan bagi yang berolahraga tetapi juga bagi yang
menikmatinya secara visual atau terhibur dari suasana yang tercipta dari ruang- ruang
lainya seperti lounge maupun cafeteria.
Sport hall atau biasa juga di sebut gedung olahraga terdiri dari dua suku kata yaitu
gedung dan olahraga. Pengertian masing masing kata tersebut yakni :
- sport : olahraga; latihan gerak badan yang menguatkan dan menyehatkan badan
- hall : gedung; suatu bangunan gedung yang digunakan
sebagai kegiatan yang biasa dilakukan dalam ruangan.
- Centre : Pusat (bahasa Indonesia), titik yang di tengah-tengah benar (bulatan
bola, lingkaran, dsb); bumi; lingkaran; tempat yang letaknya di bagian tengah-tengah;
wadah; tempat menaruh, menyimpan dan menampung sesuatu.
Pengertian judul secara keseluruhan adalah : Sebagai suatu definisi, maka pengertian
judul tersebut adalah perancangan bangunan/wadah yang berfungsi sebagai pusat kegiatan
atau olahraga/ rekreasi yang di dalamnya terdapat berbagai jenis olahraga yang harus di
pahami oleh penggunanya di wilayah Kota Medan.
2. Masalah perkotaan
Aksesbilitas kota
Pelayanan terhadap kota dan keberadaannya sebagai gedung pengisi kota yang
memiliki citra tertentu.
3. Masalah lingkungan
Menyangkut interaksi gedung terhadap lingkungan sekitar
Menyangkut kehadiran gedung sebagai peningkat kualitas fisik lingkungannya
Menyangkut jumlah bangunan bertajuk olahraga di sekitar lingkungan dan
pengaruhnya terhadap disain.
4. Masalah bangunan
(1) Menyangkut system perencanaan ( konsep) dan metoda pembangunan
(standarisasi) serta fungsional gedung nantinya
(2) Meenyangkut penampilan dan pencerminan kegiatan fungsional bangunan
1.3 TUJUAN
Tujuan dari perencanaan ini adalah:
Menyediakan sarana olahraga sebagai hiburanyang dapat memenuhi kegiatan
hobby masyarakat kota medan
Meningkatkan gemar berolahraga bagi masyarakat
Menciptakan suasana relaks dan santai sebagai tempat istirahat, olahraga,
rekreasi dan tempat berkumpul
1.4 MANFAAT
Manfaat yang diperoleh dari pengadaan perencanaan ini adalah memberikan pilihan
baru bagi masyarakat untuk menyegarkan mental dan pikiran setelah melewati
rutinitas sehari-hari.
1.5 METODOLOGI
1) Mengumpulkan data
Studi pustaka atau studi literatur yang berkaitan langsung dengan judul dan
tema yang diangkat untuk mendapatkan informasi dan bahan berupa
3. Menemukan konsep
Dengan menyimpulkan dan mengevaluasi data dan analisa
LATAR BELAKANG
TINJAUAN TUJUAN F
Fungsi : sarana olahraga dan area Menyediakan sarana E
BATASAN E
hiburan olahraga yang menyatu
Bentuk : disesuaikan dengan fungsi dengan are hiburan D
yang ada pada gedung Menghidupkan gemar
berolahraga B
Merancang fasilitas A
PERMASALAHAN olahraga sebagai wadah C
untuk menyalurkan K
- Masalah fungsional hobby atau bakat
- Masalah perkotaan
- Masalah lingkungan
- Masalah bangunan
LITERATUR
ANALISA
o Analisa fisik
DATA o Analisa non- fisik
KONSEP
DESAIN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PERKEMBANGAN OLAHRAGA
2.1.1 sejarah perkembangan
sejarah perkembangan olahraga tidak terlepas dari sejarah perkembangan
manusia. Pada zaman dahulu orang purba kala menggunakan kekuatan dan sedikit
kepandaian mereka untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Gerakan-gerakan fisik merupakan factor utama dalam aktivitasnya seperti lari
dan melompat untuk mengejar dan menangkap buruannya melempar tombak atau
batu- batuan untuk membunuh binatang buruannya.
Karena sifat dasar manusia yang ingin melebihi sesamanya, maka secara tidak
mereka sadari, terjadilah persaingan ketangkasan dan kekuatan itulah yang
berkembang menjadi awal perlombaan olahraga diantara mereka.
Setelah peradaban manusiamulai maju dengan adanya organisasi diantara
mereka, perlombaan olahraga mulai meningkat dengan dikaitkanya dengan tujuan
khusus, misalnya keagamaan yang dapat dilihat pada zaman yunani kuno.
Dimulai 766 SM dimana manusia menghormati dewa olimpus-zeus diadakan
perlombaan olahraga untuk 4thn sekali. Pada tahun selanjutnya olahraga atletik yang
merupakan dasar olahraga lainnya telah mulai popular diseluruh dunia.
Dengan perkembangan kebudayaan manusia, maka dari dasar olahraga atletik
tersebut dikembangkan bermacam-macam olahraga lainnya yang lebih bersifat
permainan.
Akhirnya pada tahun 1896 di Athena dilangsungkan perlombaan olahraga
olimpiade modern yang mana sampai saat ini kegiatan itu merupakan perlombaan
olahraga amatir terbesar didunia.
disusul dengan persatuan lawn tenis (pelti) pada tahun 1936 dan kemudian persatuan
bola keranjang seluruh Indonesia tahun 1940.
2.1.3 Falsafah dasar dan tujuan olahraga
Dalam garis-garis besar haluan Negara (GBHN), ketetapan MPR no. IV
1978, ditegaskan bahwa olahraga ditunjukan bagi setiap manusia di Indonesia
sehingga pendidikan dan kegiatan olahraga perlu ditingkatkan dan di masyarakatkan.
Falsfah dasar olahraga di Indonesia adalah sebagai berikut :
a) Mengolahragakan masyarakat dan memasyarakatkan olahraga
b) Pembinaan pusat olahraga
c) Pembinaan prestasi
d) Meningkatkan kesegaran dan kesehatan jasmani bangsa
Sport hall ini juga untuk menampung kegiatan kompetisi olahraga. Namun tidak
dalam skala besar dan lebih banyak bersifat rekreasi. Perencanaan aktivitas yang
dapat ditampung pada sport hall ini adalah berdasarkan perkiraan kegiatan
kompetisi.
c. Aktivitaas lainnya
Sport hall ini merupakan suatu bangunan umum yang mampu menampung banyak
orang, sehingga dapat digunakan tempat aktivitas kemasyarakatan lainnya ,
misalnya untuk pertunjukan music, pertunjukan kesenian, upacara; walaupun
aktivitasnya- aktivitasnya in bukanlah yang utama.
Dari uraian diatas dapat diambil suatu pedoman perencanaan bahwa
fungsi utama sport hall adalah menampung kegiatan olahraga yang bersifat hiburan
ataupun rekreasi. Dengan kata lain tidak diperuntukkan kapada kompetisi-kompetisi
besar setingkat propinsi. Sehingga aktivitas yang di tinjau dalam perencanaan
berdasarkan kebutuhan masyarakat akan rekreasi, rekreasi yang terdapat dalam
kegiatan olahraga.
2.2 Perencanaan teknis
2.2.1 Klasifikasi sport hall
a. Jenis cabang olahraga dan jumlah lapangan olahraga untuk pertandingan serta
latihan.
Klasifikasi Penggunaan
sport hall Jumlah Jumlah minimal lapangan keterangan
minimal Pertandingan latihan
cabang nasional /
olahraga internasional
Tipe A 1. Tenis 1 buah 1 buah Untuk cabang olahraga
lapangan lain masih
2. Basket 1 buah 2 buah dimungkinkan
3. Voly 1 buah 4 buah penggunanya sepanjang
4. bulutangkis 4 buah 6-7 buah ketentuan usuran
minimalnya masih dapat
dipenuhi oleh gedung
olahraga
Tipe B 1.basket 1 buah -
2. voly 1 buah 2 buah
3.bulutangkis - 3 buah
Tipe C Voly - 1 buah
bulutangkis 1 buah -
a. ruang ganti pemain direncanakan untuk tipe A tipe B 2 unit dan untuk tipe C
minimal 1 unit dengan ketentuan berikut:
1) lokasi ruang ganti harus dapat langsung menuju lapangan melalui koridor
yang berada di bawah tempat duduk penonton.
2) Kelengkapan fasilitas tiap- tiap unit antara lain :
Toilet pria dilengkapi minimal 2 buah bak cuci tangan, 4 buah
perturasan dan 2 buah kakus
Ruang bilas pria dilengkapi minimal 5 shower
Ruang ganti pakaian pria dilengkapi tempat simpan benda- benda
dan pakaian atlit minimal 10 box dan dilengkapi bangku panjang
minimal 10 tempat duduk.
Toilet wanita harus dilengkapi minimal 2 buah kakus dan 2 buah
bak cuci tangan yang dilengkapi dengan cermin.
Ruang bilas wanita harus tertutup dengan jumlah minimal 2 buah.
Ruang ganti pakaian wanita dilengkapi tempat simpan benda-
benda dan pakaian atlit minimal10 box dan dilengkapi bangku
panjang minimal 10tempat duduk.
Studio perancangan arsitektur 3 15
Sport hall centre 2015
b. Ruang ganti pelatih dan wasit direncanakan untuk tipe A tipe B minimal 1 unit
untuk wasit dan 2 unit untuk pelatih, dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Lokasi ruang ganti harus langsung menuju lapangan melalui koridor
yang berada di bawah tempat duduk penonton.
2) Kelengkapan fasilitas untuk pria dan wanita, tiap unit minimal :
1 buah bak cuci tangan
1 buah kakus
1 buah ruang bilas tertutup
1 buah rsuang simpan yang dilengkapi 2 buah tempat simpan
dan bangku panjang 2 tempat duduk.
c. Ruang p3k harus berada dekat dengan ruang ganti atau ruang bilas
direncanakan untuk tipe A tipe B dan tipe C minimal 10m dan kelengkapan
minimal 1 buah tempat tidur dan 1 buah bak cuci tangan dan 1 buah kakus.
d. Ruang pemanasan direncanakan untuk tipe A minimal 100 m dan tipe B
minimal 80 m sedangkan tipe C minimal 50 m.
e. Ruang latihan beban direncanakan mempunyai luas yang disesuaikan dengan
alat latihan dan tipe lapangannya.
f. Toilet penonton direncanakan tipe A , tipe B dan tipe C dengan perbandingan
penonton wanita dan pria adalah 1: 3 yang penempatannya dipisahkan.
Kapasitas yang di butuhkan minimal dilengkapi dengan:
- Jumlah kakus jongkok untuk pria 1 buah kakus untuk 100 penonton
pria dan untuk wanita 1 buah kakus jongkok untuk 50 penonton wanita
- Jumlah bak cuci tangan yang dilengkapi dengan cermin , dibutuhkan
minimal 1 buah untuk 100 penonton pria dan 1 buah untuk 50
penonton wanita.
g. Kantor pengelola lapangan tipe A tipe B direncanakan sebagai berikut :
Dapat menampung minimal 10 orang , dan tipe C minimal 5 orang
dengan luas yang dibutuhkan minimal 5 m untuk tiap orang.
Tipe A dan tipe B harus dilengkapi ruang untuk petugas keamamn,
petugas kebakaran dan polisi yang masing-masing membutuhkan luas
minimal 10 m. untuk tipe C diperbolehkan tanpa ruang- ruang
tersebut.
h. Gudang direncanakan untuk menyimpan alat kebersihan dan alat olahraga
dengan luas yang disesuaikan dengan alat kebersihan atau alat olahraga yang
ndigunakan antara lain :
Tipe A gudang alat olahraga yang dibutuhkan minimal 30 m dan
untuk gudang kebersihan 10m
Tipe B gudang alat olahraga yang dibutuhkan minimal 20 m dan
untuk gudang kebersihan 5 m
Tipe C gudang alat olahraga yang dibutuhkan minimal 10 m dan
untuk gudang kebersiahn 5 m
i. Ruang panel direncanakan tipe A , tipe B dan tipe C harus diletakkan dengan
ruang staf teknik.
j. Ruang mesin direncanakan untuk tipe A , tipe B dan tipe C dengan luas ruang
sesuai kapasitas mesin yang dibutuhkan dan lokasi mesin tidak menimbulkan
bunyi bising yang mengganggu ruang arena dan penonton.
k. Ruang kantin direncanakan untuk tipe A untuk tipe B dan tipe C
diperbolehkan tanpa kantin.
l. Ruang pos keamanan direncanakan untuk tipe A dan tipe B dan untuk tipe C
diperbolehkan tanpa kantin
m. Tiket box direncanakan untuk tipe A dan tipe B sesuai kapasits penonton
n. Ruang pers direncanakan untuk tipe A, tipe B dan tipe C sebagai berikut:
- Harus disediakan kabin untuk awak TV dan film
- Toilet khusus untuk pria dan wanita masing-masing minimal 1 unit
terdiri dari 1 kakus jongkok dan 1 bak cuci tangan .
- Ruang VIPdirencanakan untuk tipe A dan tipe B yang digunakan untuk
wawancara khusus atau menerima tamu.
o. Tempat parkir direncanakan tipe A dan tipe B sebagai berikut:
Jarak maksimal dari tempat parkir , pool atau tempat pemberhentian
kendraan umum menuju pintu masuk gedung olahraga 1500 m
Ruang parkir mobil dibutuhkan minimal untuk 4 orang pengunjung
pada saat jam sibuk
p. Toilet penyandang cacat direncanakan tipe A dan tipe B sedngkan tipe C tanpa
toilet penyandang cacat fasilitas yang dibutuhkan minimal sebagai berikut:
o 1 unit yang terdiri dari 1 buah kakus , 1 perturasa, 1 buah bak cuci
tangan untuk pria dan 1 buah kakus duduk serta 1 buah bak cuci tangan
untuk wanita.
o Toilet untuk pria harus dipisahkan dari toilet wanita
o Toilet harus dilengkapi dengan pegangan untuk melakukan
perpindahan dan kursi roda ke kakus duduk yang diletakkan di depan
di samping kakus duduk setinggi 80 cm
q. Jalur sirkulasi untuk penyandang cacat harus memenuhi ketentuan , sebagai
berikut:
1) Tanjakan harus mempunyai kemiringan 8 % panjangnya maksimal 10
m
2) Permukaan lantai selasar tidak boleh licin, harus terbuat dari bahan-
bahan yang keras dan tidak boleh ada genangan air
3) Pada ujung tanjakan harus disediakan bagian datar maksimal 180 cm
4) Selasar harus cukup kursi roda melakukan putaran 180
Penonton Tribun
Lapangan gelanggang olahraga remaja ini terbuat dari lapisan karet yang empuk dan dilapisi
dengan kayu tipis, sehingga ketika pemain terjatuh atau ada benturan dengan lantai lapangan,
tidak akan merasa terlalu sakit.
GOR Rawamangun banyak digunakan untuk event pertandingan olahraga basket, contohnya:
pertandingan liga bola basket antara mahasiswa atau Libama, pertandingan antar club di
Jakarta untuk tingkat wilayah maupun tingkat DKI Jakarta, sampai liga basket ABL.
Banyak juga club bola basket di daerah Jakarta yang menjadikan gelanggang olahraga remaja
Pulogadung sebagai tempat latihan. Gelanggang olahraga remaja ini juga dijadikan sebagai
kantor sekretariat untuk event Sea Games 2011 Jakarta-Palembang.
Gelanggang Remaja Jakarta Selatan dikenal dengan nama YOUTH CENTRE adalah
tempat untuk menampung kegiatan olahraga dan seni budaya di kalangan generasi muda. Diresmikan
pada tanggal 16 April 1970 oleh Bang Ali Sadikin merupakan Gelanggang Remaja pertama didirikan
di Jakarta.
Pada tanggal 3 Desember 1970 Gedung Olahraga Jakarta Selatan yang dulunya disebut Sport Hall
diresmikan dengan pegawai dari PNS Dinas Olahraga dan pada tanggal 2 Juni 1971 menyusul Kolam
Renang Bulungan dengan pegawai dari PNS Dinas Olahraga dan Sudin Olahraga Jakarta Selatan.
Status kepegawaian Gelanggang Remaja Jakarta Selatan dengan terbitnya SK. Gubernur Nomor 1664
Tahun 1991 Tentang Struktur Organisasi Gelanggang Remaja yang meliputi Gelanggang Remaja
tingkat Kecamatan yang dahulunya disebut Balai Rakyat Kecamatan menginduk ke Gelanggang
Remaja Jakarta Selatan dengan status kepegawaian Walikota Jakarta Selatan.
Pada tahun 2002, keluarlah SK. Gubernur Nomor 97 Tahun 2002 Tentang Struktur Organisasi dan
Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Olahraga dan Pemuda, maka Gelanggang Remaja Jakarta
Selatan statusnya menjadi UPT Dinas Olahraga dan Pemuda Provinsi DKI Jakarta.
Sejak akhir tahun 2009 Unit Pengelola Gelanggang Remaja Jakarta Selatan mengacu pada Peraturan
Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 223 Tahun 2009 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata
Kerja Unit Pengelola Gelanggang Remaja yang dikepalai oleh seorang Kepala Unit.
Dalam rangka pengembangan dan peningkatan kegiatan telah dilakukan kerjasama dengan pihak yang
dapat bersinergi dan tidak mengikat untuk mencapai sasaran kegiatan sesuai harapan. Dari tahun ke
tahun sampai sekarang Unit Pengelola Gelanggang Remaja Jakarta Selatan telah melahirkan seniman-
seniman besar dan olahragawan yang berprestasi.
Dalam menampung dan menyalurkan minat dan bakat para remaja dapat memanfaatkan fasilitas
Gelanggang Remaja dengan kegiatan rutin maupun insidentil terutama bidang kegiatan olahraga dan
seni budaya, namun belum semua dapat teralokasikan melalui APBD.
BAB III
A. DESKRIPSI PROYEK
1. Judul proyek : Sport hall center
2. Tema : Estetika struktur
3. Status proyek : Swasta
4. Lokasi proyek : Jl. Ngumban surbakti
5. Pemberi tugas : Swasta
6. Batas tapak :
- Utara : Jl. Ngumban surbakti
- Selatan : Rumah penduduk
- Timur : Jl. Bunga terompet
- Barat : Universitas Quality
7. Luas tapak : 1 ha
8. Persyaratan mendirikan bangunan
- KDB : 60%
- KLB : -
- GSB : 10 m baik
dari jalan kecil lainya
- Ketinggian maks : 45 m
- Basement maks : 2 lt.
B. ANALISA LAHAN
KETERANGAN :
Kawasan Hutan Rawa
Pemerintahan
Fasilitas
Militer /Pertahanan
Danau/Kolam /Tambak
Industri Perdagangan
Permukiman
Transportasi
Pertanian
SISTEMATIKA ANALISA
TINJAUAN
KEBUTUHAN KEBUTUHAN
LATAR BELAKANG
INTERNAL EKSTERNAL
KAWASAN SITE/TAPAK
SKEMATIK ANALISA
PERSYARATAN
D. ANALISA SITE
DATA SITE
JL.MELATI RAYA
JL.BUNGA TEROMPET
A Terdapat trotoar di B
sekeliling site sebagai
sarana sirkulasi bagi
pejalan kaki
C F
E
D
Gambar pola sirkulasi di sekitar site
Keterangan :
a) Jl. Lintas tebing tinggi -medan menuju belawan (jalan dua arah).
b) Jl .bunga terompet menuju pasar 3 padang bulan ( jalan dua arah).
c) Jl. melati raya menuju simpang pemda ( satu arah).
d) Jl. Universitas quality (jalan dua arah).
e) Jl. bunga terompet menuju universitas kebidanan elisabet ( jalan dua
arah).
f) Jl. Ngumban surbakti menuju simpang pos (jalan dua arah).
KOLAM RENANG
PRIMBANA
SMP MULIA
PRATAMA
KEMENTRIAN
PERDAGANGAN RI
UNIVERSITAS QUALITY
PENDIDIKAN RS ST.
ELISABET
A MENUJU MEDAN
PATUMBAK
B
AKSES MENUJUN D
MEDAN SUNGGAL
Akses C : akses ini berada pada jl. Pendidikan st.elisabet medan dapat
ditempuh dari jl. Ngumban surbakti.
Akses D : akses ini berada pada jalan bunga terompet dapat ditempuh dari
padang bulan
B D
PEMILIHAN ENTRANCE
- Mudah di lihat +
A - Aman + 18 Meter
- Strategis +
- Mudah di lihat -
B - Aman + 4 Meter
- Strategis -
- Mudah di lihat -
C - Aman + 4 Meter
- Strategis +
- Mudah di lihat +
D - Aman + 6 Meter
- Strategis +
KESIMPULAN :
Trotoar/Pedestrian
sebagai sirkulasi bagi
pejalan kaki.
ANALISA KEBISINGAN
Pencapaian ke site
Dengan mengetahui datangnya arah angin, kita dapat memanfaatkan untuk sistem
penghawaan alami sehingga diterapkan sistem ventilasi silang. Penerapan ventilasi silang
diharapkan dapat mengalirkan udara alami ke dalam ruang dan mengontrolnya, udara
diharapkan bergerak dan berganti dengan udara yang baru secara terus menerus dengan
melalui ruang-ruang.
d) Konsep Drainase
Sistem drainase yang tertutup habis, diganti dengan sistem drainase yang dapat
dibongkar pasang (system main hole/control), sehingga dapat memperlebar jalur pedestrian di
sisi jalan tersebut dan mudah dalam pembersihan.
MAIN
ENTRANCE
SIDE
ENTRANCE
SERVICE
ENTRANCE