Anda di halaman 1dari 36

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 3

Penyusun :

Malberto sigiro
120320019

pembimbing :

taufik Mustafa ST.MT.IAI

UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA


MEDAN
2015/2016

Studio perancangan arsitektur 3


3/9/2015
Sport hall centre 2015

DAFTAR ISI

Daftar Isi .................................................................. 2


Kata Pengantar .................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ........................................................................ 4
1.1.1 Latar Belakang Judul ........................................................ 4
1.1.2 Latar Belakang Pemilihan Tema ....................................... 5
1.1.3 Terminologi Judul ............................................................. 5
1.2 Perumusan Masalah ................................................................ 5
1.3 Tujuan ............................................................................. 6
1.4 Manfaat ............................................................................. 6
1.5 Metodologi ............................................................................. 7
1.6 Sistematika Pembahasan ......................................................... 8
1.7 Kerangka Berpikir ................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................... 10
2.1 Perkembangan Olahraga ......................................................... 10
2.1.1 Sejarah Perkembangan ...................................................... 10
2.1.2 Perkembangan Olahraga di Indonesia .............................. 10
2.1.3 Falsafah Dasar dan Tujuan Olahraga ................................ 11
2.1.4 Olahraga Dalam Kehidupan Manusia ............................... 11
2.1.5 Penggolongan Olahraga .................................................... 12
2.1.6 Aktivitas yang Terjadi Dalam Sport Hall ......................... 13
2.2 Perencanaan Teknis ................................................................ 14
2.2.1 Klasifikasi Sport Hall ........................................................ 14
2.2.2 Fasilitas Penunjang ........................................................... 15
2.2.3 Kompertemenisasi Penonton ............................................ 18
2.2.4 Siskulasi Pengunjung ........................................................ 18
2.3 Studi Banding Gedung Olahraga ............................................ 18
2.3.1 Gor Rawamangan Kecamatan Polugadung
Jakarta Timur .................................................................... 18
2.3.2 Golongan Remaja Jakarta Selatan
( Youth Selatan)................................................................ 19

Studio perancangan arsitektur 3 2


Sport hall centre 2015

KATA PENGANTAR

Proposal ini disusun untuk memenuhi persyaratan akademis mata kuliah


Studio Perancangan Arsitektur 3 semester Vl (enam) tahun ajaran 2015/2016 , di Fakultas
Teknik Jurusan Arsitektur Universitas Katolik St. Thomas , Sumatera Utara Medan.

Isi proposal ini merupakan suatu pedoman pada proses perencanaan dan
perancangan Studio Perancangan Arsitektur 3 yang berjudul :

SPORT HALL CENTER

Proposal ini adalah suatu kesatuan studi literatur , survey lapangan yang
kemudian dilanjutkan dengan proses perencanaan dan perancangan sehingga menghasilkan
suatu produk berupa gambar perancangan , melalui pengarahan dan bimbingan dosen
pembimbing.

Pada kesempatan ini , penyusun mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ir Taufik Mustafa , M.T. selaku dosen pembimbing.


2. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dorongan moril dan materil

Akhir kata semoga proposal in bermanfaat bagi para pembaca dan semua
pihak yang memerlukanny.

Medan , Maret 2015

Penyusun

Studio perancangan arsitektur 3 3


Sport hall centre 2015

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


1.1.1 Latar belakang judul
Medan merupakan salah satu kota metropolitan. Dengan kepadatan dan
kemacetan lalu lintas menuju tempat kerja yang tidak kenal waktu menyebabkan
kelelahan luar biasa secara fisik maupun psikis. Kebutuhan akan suatu penyegaran
kembali dan rekreasi menjadi sangat penting dengan sisa waktu yang tersisa dan
tersedia di luar kesibukan jam kerja.

Olahraga biasa menjadi solusi penyegaran kembali baik dalam hal psikis maupun
fisik. Dewasa ini perkembangan olahraga telah berkembang pesat dan berperan serta
dalam berbagai aspek kehidupan yang meliputi tidak hanya sarana pencapaian
prestasi, rekreasi pendidikan. Tapi sudah menjadi bagian dari bidang- bidang
kehidupan lainnya. Dalam kaitanya dengan ini, olahraga sudah menjadi bagian
penting dalam kehidupan sebagai alat untuk saling berkomunikasi dan berkompetensi.

Oleh karena itu, suatu tempat yang dapat mengakomodasikan dan memfasilitasi
aktivitas olahraga sekaligus hiburan berupa permainan olahraga menjadi sangat
menarik pada kondisi masyarakat yang jenuh akan rutinitas harian. Olahraga yang
menghibur sperti futsal, badminton, basket,volley, tenis lapangan, tenis meja bukan
hanya melepaskan kepenantan bagi yang berolahraga tetapi juga bagi yang
menikmatinya secara visual atau terhibur dari suasana yang tercipta dari ruang- ruang
lainya seperti lounge maupun cafeteria.

Metode pengembangan konsep desain yang digunakan adalah menemukan citra


bangunan olahraga sekaligus menjadi sebuah landmark dan mengoptimalkan
pengelolaan ruang dalam yang mampu menunjang bangunan dengan aktivitas
olahraga sekaligus rekreasi.

Studio perancangan arsitektur 3 4


Sport hall centre 2015

1.1.2 Latar belakang pemilihan tema


Bangunan tidak akan berdiri tanpa struktur. Struktur selain sebagai sarana
penyalur beban memiliki potensi untuk ditampikan sebagai estetika bangunan.
Pemanfaatan dtruktur sebagai estetika menjadi semakin penting pada zaman sekarang
ini, sebagai salah satu alternative untuk menunjukkan citra/ image positif bangunan
dan pemilik bangunan pada masyarakat, sekaligus meningkatkan citra dan ciri suatu
kawasan/ daerah tersebut. Disamping itu pemilik bangunan tidak perlu mengeluarkan
biaya ekstra untuk hal-hal yang berdifat dekoratif agar bangunannya terlihat indah.

1.1.3 Terminologi judul

Sport hall atau biasa juga di sebut gedung olahraga terdiri dari dua suku kata yaitu
gedung dan olahraga. Pengertian masing masing kata tersebut yakni :
- sport : olahraga; latihan gerak badan yang menguatkan dan menyehatkan badan
- hall : gedung; suatu bangunan gedung yang digunakan
sebagai kegiatan yang biasa dilakukan dalam ruangan.
- Centre : Pusat (bahasa Indonesia), titik yang di tengah-tengah benar (bulatan
bola, lingkaran, dsb); bumi; lingkaran; tempat yang letaknya di bagian tengah-tengah;
wadah; tempat menaruh, menyimpan dan menampung sesuatu.
Pengertian judul secara keseluruhan adalah : Sebagai suatu definisi, maka pengertian
judul tersebut adalah perancangan bangunan/wadah yang berfungsi sebagai pusat kegiatan
atau olahraga/ rekreasi yang di dalamnya terdapat berbagai jenis olahraga yang harus di
pahami oleh penggunanya di wilayah Kota Medan.

1.2 PERUMUSAN MASALAH


Adapun masalah yang diperkirakan dalam tugas studio perancangan arsitektur
3 ini adalah:
1. Masalah fungsional
Bagaimana pengelolahan ruang dalam yang yang saling terintegrasi anatar
berbagai aktivitas yang berbeda dalam kaitannya dengan hubungan organisasi
fungsi, sirkulasi, pencapaian fleksibilitas ruang dan sebagainya.
Bagaimana menghadirkan suatu bangunan dengan konsep yang berbeda
dari gedung olahraga yang ada sebelumnya.
Prediksi captive market terhadap ruang

Studio perancangan arsitektur 3 5


Sport hall centre 2015

2. Masalah perkotaan
Aksesbilitas kota
Pelayanan terhadap kota dan keberadaannya sebagai gedung pengisi kota yang
memiliki citra tertentu.
3. Masalah lingkungan
Menyangkut interaksi gedung terhadap lingkungan sekitar
Menyangkut kehadiran gedung sebagai peningkat kualitas fisik lingkungannya
Menyangkut jumlah bangunan bertajuk olahraga di sekitar lingkungan dan
pengaruhnya terhadap disain.
4. Masalah bangunan
(1) Menyangkut system perencanaan ( konsep) dan metoda pembangunan
(standarisasi) serta fungsional gedung nantinya
(2) Meenyangkut penampilan dan pencerminan kegiatan fungsional bangunan

1.3 TUJUAN
Tujuan dari perencanaan ini adalah:
Menyediakan sarana olahraga sebagai hiburanyang dapat memenuhi kegiatan
hobby masyarakat kota medan
Meningkatkan gemar berolahraga bagi masyarakat
Menciptakan suasana relaks dan santai sebagai tempat istirahat, olahraga,
rekreasi dan tempat berkumpul

1.4 MANFAAT
Manfaat yang diperoleh dari pengadaan perencanaan ini adalah memberikan pilihan
baru bagi masyarakat untuk menyegarkan mental dan pikiran setelah melewati
rutinitas sehari-hari.

1.5 METODOLOGI
1) Mengumpulkan data
Studi pustaka atau studi literatur yang berkaitan langsung dengan judul dan
tema yang diangkat untuk mendapatkan informasi dan bahan berupa

Studio perancangan arsitektur 3 6


Sport hall centre 2015

literatur yang sesuai dengan materi laporan yang berguna untuk


memperkuat fakta secara ilmiah.( gedung serba guna medan)
Studi banding terhadap proyek yang sejenis dengan melakukan pendekatan
perancangan dengan melihat keadaan yang sudah ada ; sumber dapat
berupa buku, ,internet,dan sebagainya. (http://www.sportevents.com)
Studi lapangan mengenai kondisi sekitar lahan studi dan lingkungan fisik
yang berhubungan dengan kasus proyek melalui visual, wawancara dan
dokumentasi.
Wawancara dengan instansi terkait atau orang-orang yang dianggap ahli
dan mengetahui tentang kasus dan tema yang diangkat untuk pengenalan
masalah dan dapat menghasilkan kriteria umum bagi perancangan dan
perencanaan kasus proyek.
2) Mengelompokkan data
Berdasarkan apa yang dilakukan dalam menfungsikan gedung olahraga dan
hiburan sesuai kebutuhan
3. Analisa dan Sintesa
Pembahasan pada perencanaan dengan menggunakan alternatif-alternatif
pemecahan masalah dengan menggunakan beberapa teori pendekatan.
- Eksternal (fisik)
Mencakup pembahasan dan penelitian yang meneliti Site, Orientasi, Vegetasi,
sirkulasi, pencapain, view, Budaya dan hal lain yang diperlukan
- Internal (nonfisik)
Mencakup pembahasan dan penelitian yang mencakup Kegiatan maupun
aktifitas, sirkulasi tiap ruang, organisasi ruang, Program ruang dan Struktur yang
terkait pada Proyek yang akan dibangun

3. Menemukan konsep
Dengan menyimpulkan dan mengevaluasi data dan analisa

Studio perancangan arsitektur 3 7


Sport hall centre 2015

1.6 SISTEMATIKA PEMBAHASAN


Secara garis besar pembahasan dalam makalah adalah sebagai berikut:
BAB 1 : Pendahuluan
Berisikan tentang letar belakang pemilihan judul dan tema.
Mengemukakaan perumusan masalah , tujuan, manfaat, keluaran
proyek,metodologi, sistematika pembahasan serta kerangka pemikiran.
BAB II : Tinjaun Pustaka
Berisikan tentang studi literature, studi banding tema
BAB III : Studi lokasi dan lokasi terpilih
Berisikan tentang lokasi strategis tapak yang dipilih melalui beberapa Kriteria
yang mencakup.
BAB IV : Data dan analisa lokasi
Analisa- analisa yang menyangkut dasar pendekatan
BAB V : Konsep
Berisikan konsep-konsep perenncanaan dan perancangan

Studio perancangan arsitektur 3 8


Sport hall centre 2015

1.7 KERANGKA BERPIKIR

LATAR BELAKANG

Medan sebagai kota metropolitan


Keinginan untuk mendapatkan tempat
Berolahraga sekaligus hiburan
Menghadirkan gedung olahraga rekreasi

SPORT HALL CENTRE

TINJAUAN TUJUAN F
Fungsi : sarana olahraga dan area Menyediakan sarana E
BATASAN E
hiburan olahraga yang menyatu
Bentuk : disesuaikan dengan fungsi dengan are hiburan D
yang ada pada gedung Menghidupkan gemar
berolahraga B
Merancang fasilitas A
PERMASALAHAN olahraga sebagai wadah C
untuk menyalurkan K
- Masalah fungsional hobby atau bakat
- Masalah perkotaan
- Masalah lingkungan
- Masalah bangunan

LITERATUR
ANALISA

o Analisa fisik
DATA o Analisa non- fisik

KONSEP

DESAIN

Studio perancangan arsitektur 3 9


Sport hall centre 2015

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PERKEMBANGAN OLAHRAGA
2.1.1 sejarah perkembangan
sejarah perkembangan olahraga tidak terlepas dari sejarah perkembangan
manusia. Pada zaman dahulu orang purba kala menggunakan kekuatan dan sedikit
kepandaian mereka untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Gerakan-gerakan fisik merupakan factor utama dalam aktivitasnya seperti lari
dan melompat untuk mengejar dan menangkap buruannya melempar tombak atau
batu- batuan untuk membunuh binatang buruannya.
Karena sifat dasar manusia yang ingin melebihi sesamanya, maka secara tidak
mereka sadari, terjadilah persaingan ketangkasan dan kekuatan itulah yang
berkembang menjadi awal perlombaan olahraga diantara mereka.
Setelah peradaban manusiamulai maju dengan adanya organisasi diantara
mereka, perlombaan olahraga mulai meningkat dengan dikaitkanya dengan tujuan
khusus, misalnya keagamaan yang dapat dilihat pada zaman yunani kuno.
Dimulai 766 SM dimana manusia menghormati dewa olimpus-zeus diadakan
perlombaan olahraga untuk 4thn sekali. Pada tahun selanjutnya olahraga atletik yang
merupakan dasar olahraga lainnya telah mulai popular diseluruh dunia.
Dengan perkembangan kebudayaan manusia, maka dari dasar olahraga atletik
tersebut dikembangkan bermacam-macam olahraga lainnya yang lebih bersifat
permainan.
Akhirnya pada tahun 1896 di Athena dilangsungkan perlombaan olahraga
olimpiade modern yang mana sampai saat ini kegiatan itu merupakan perlombaan
olahraga amatir terbesar didunia.

2.1.2 Perkembangan olahraga di Indonesia


Perkembangan olahraga di Indonesia dimulai sejak dahulu dengan
gerakan-gerakan dasar dalam olahraga seperti : loncat batu di nias, pencak silat
maupun olahraga-olahraga tradisional lainnya yang berasal dari berbagai daerah.
Sesuai dengan adanya perkembangan olahraga dank arena pengaruh dari
luar, maka olahraga yang ada di Indonesia ini diawali pada masa penjajahan belanda
dengan berdirinya persatuan olahraga PSSI yang didirikan pada tanggal 29 april 1930,

Studio perancangan arsitektur 3 10


Sport hall centre 2015

disusul dengan persatuan lawn tenis (pelti) pada tahun 1936 dan kemudian persatuan
bola keranjang seluruh Indonesia tahun 1940.
2.1.3 Falsafah dasar dan tujuan olahraga
Dalam garis-garis besar haluan Negara (GBHN), ketetapan MPR no. IV
1978, ditegaskan bahwa olahraga ditunjukan bagi setiap manusia di Indonesia
sehingga pendidikan dan kegiatan olahraga perlu ditingkatkan dan di masyarakatkan.
Falsfah dasar olahraga di Indonesia adalah sebagai berikut :
a) Mengolahragakan masyarakat dan memasyarakatkan olahraga
b) Pembinaan pusat olahraga
c) Pembinaan prestasi
d) Meningkatkan kesegaran dan kesehatan jasmani bangsa

2.1.4 Olahraga dalam kehidupan manusia


Umumnya semua orang tahu bahwa olahraga adalah baik untuk kesehatan
tubuh, tetapi hanya sedikit yang mengetahui bahwa olahraga adalah mutlak perlu
untuk kesehatan kita.
Apapun tujuan olahraga itu, apakah untuk pertumbuhan dan tubuh yang
baik ataupun untuk meningkatkan prestasi olahraga sehingga menjadi seorang atlet,
olahraga harus dimulai sedini mungkin.
Manusia dalam kehidupannya memerlukan 3 tingkatan waktu, yakni:
Excistence time : waktu yang dibutuhkan manusia untuk tetap exist/ seperti
makan , tidur dan perawatan badan.
Subsistence time : waktu yang dibutuhkan manusia untuk tetap hidup untuk
mencari nafkah, belajar.
Leisure time : waktu senggang yang biasanya dipeerlukan untuk memilih
aktivitas menurut kesukaannya
Esensi dari waktu senggang ini adalah membebaskan segalat tekanan-
tekanan psikologis dari kehidupan sehari-hari yang disebabkan oleh
subsistence time.
Leisure time sangat tergantung pada tingkatan ekonomi, umur dan
kemapuan fisik. Menurut Helena janisova, pengaruh leisure time pada penduduk kota
dapat dibagi dalam beberapa aktivitas:
Aktivitas fisik seperti olahraga

Studio perancangan arsitektur 3 11


Sport hall centre 2015

Aktivitas kebudayaan dan pendidikan


Hobby dan aktivitas social
Aktivitas yang tidak terencana
Jadi dapat disimpulkan bahwa olahraga lebih banyak dilakukan pada waktu senggang.

2.1.5 Penggolongan olahraga


Olahraga dapat dibagi berdasarkan tujuannya, yaitu:
a. Olahraga pendidikan : permasalahan utama dikalangan pelajar dan mahasiswa dan
bertujuan untuk mendidik melalui pemeliharaan jasmani, pemupukan sifat
olahragawan dan apresiasi terhadap olahraga sebagai kehidupan sehari- hari.
b.Olahraga prestasi : bertujuan membina kegiatan olahraga jenis-jenis tertentu
secara intensif dan tekun untuk memperoleh tingkat kemahiran dan prestasi yang
lebih tinggi.
c. Olahrag rekreasi : mengajak berbagai kalangan masyarakat untuk melakukan
olahraga kegemaran masing-masing agar memperoleh rasa senang, sehat jasmani
dan rohani, kepuasan social, pemulihan kesegaran jasmani akibat aktivitas yang
dilakukan setiap hari.
d.Olahraga missal : bertujuan menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan
mengajak senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisional dan olahraga lainnya.
e. Olahrag khusus : jenis tertentu yang sesuai bagi seseorang yang cacat
jasmani, yang bertujuan penguasaan dan kemandirian olahraga tertentu serta
mencakup pula kegiatan yang bertujuan menyembuhkan dalam arti pemulihan
kesehatan, kesegaran dan ketahanan sebagian atau seluruh jasmani seseorang dari
kemunduran fisiknya.
Olahraga juga dapat dibagi berdasarkan lapangan kegiatannya:
a. Lapangan diperkeras, mencakup:
Bola basket
Bulu tangkis
Balap sepeda
Anggar, tinju, judo, dan olahraga bela diri
Tennis

Studio perancangan arsitektur 3 12


Sport hall centre 2015

b.Lapangan rumput tidak diperkeras, mencakup:


Sepak bola
Baseball/softball
Volley
Atletik
Golf
Menembak
Panahan
c. Lapangan es ( ski)
d.Udara( para layang, gantole dll)
e. Aquatic(renang, lompat indah, polo air dll)
Olahraga berdasarkan ruang kegiatannya, olahraga dapat dibagi menjadi:
a. Out door : olahraga yang dapat dilakukan di lapangan terbuka
b.In door : olahraga yang dapat dilakukan di lapangan tertutup
Beberapa jenis olahraga memerlukan ketentuan khusus tentang
pencahayaan, pengaturan suhu udara, permukaan lapangan permainan dan
peralatannya.
Berdasarkan gerakan fisiknya, olahraga dibagi menjadi:
a. Atletik : merupakan dasar dari cabang olahraga yang memiliki jenis gerakan
dasar yaitu lari, lompat dan lempar, senam dan renang digolongkan dalam atletik
karena merupakan gabungan dari ketiga gerakan tersebut.
b.Non atletik : atletik merupakan cabang olahraga diluar atletik dimana dari gabungan
gerakan tersebut telah ditambahkan unsure ditambahkan unsure keberanian ,
kecerdasan, keuletan,dan lain-lain.

2.1.6 Aktivitas yang terjadi dalam sport hall


Secara garis besar, aktivitas yang terjadi dalam suatu gedung olahraga
dapat dibedakan berdasarkan penggunaannya, yaitu penggunaan pada saat adanya
kompetisi serta aktivitas lainnya.
a. Hari biasa ( non- kompetisi)
Sport hall dapat digunakan untuk kegiatan latihan atlet professional ataupun amatir
dan untuk hari libur dapat digunakan oleh masyarakat umum.
b. Kompetisi

Studio perancangan arsitektur 3 13


Sport hall centre 2015

Sport hall ini juga untuk menampung kegiatan kompetisi olahraga. Namun tidak
dalam skala besar dan lebih banyak bersifat rekreasi. Perencanaan aktivitas yang
dapat ditampung pada sport hall ini adalah berdasarkan perkiraan kegiatan
kompetisi.
c. Aktivitaas lainnya
Sport hall ini merupakan suatu bangunan umum yang mampu menampung banyak
orang, sehingga dapat digunakan tempat aktivitas kemasyarakatan lainnya ,
misalnya untuk pertunjukan music, pertunjukan kesenian, upacara; walaupun
aktivitasnya- aktivitasnya in bukanlah yang utama.
Dari uraian diatas dapat diambil suatu pedoman perencanaan bahwa
fungsi utama sport hall adalah menampung kegiatan olahraga yang bersifat hiburan
ataupun rekreasi. Dengan kata lain tidak diperuntukkan kapada kompetisi-kompetisi
besar setingkat propinsi. Sehingga aktivitas yang di tinjau dalam perencanaan
berdasarkan kebutuhan masyarakat akan rekreasi, rekreasi yang terdapat dalam
kegiatan olahraga.
2.2 Perencanaan teknis
2.2.1 Klasifikasi sport hall

Klasifikasi sport hall atau gedung olahraga direncanakan berdasarkan


ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

a. Jenis cabang olahraga dan jumlah lapangan olahraga untuk pertandingan serta
latihan.
Klasifikasi Penggunaan
sport hall Jumlah Jumlah minimal lapangan keterangan
minimal Pertandingan latihan
cabang nasional /
olahraga internasional
Tipe A 1. Tenis 1 buah 1 buah Untuk cabang olahraga
lapangan lain masih
2. Basket 1 buah 2 buah dimungkinkan
3. Voly 1 buah 4 buah penggunanya sepanjang
4. bulutangkis 4 buah 6-7 buah ketentuan usuran
minimalnya masih dapat
dipenuhi oleh gedung
olahraga
Tipe B 1.basket 1 buah -
2. voly 1 buah 2 buah
3.bulutangkis - 3 buah
Tipe C Voly - 1 buah
bulutangkis 1 buah -

Studio perancangan arsitektur 3 14


Sport hall centre 2015

b. ukuran efektif matra ruang gedung olahraga harus memenuhi ketentuan

Ukuran minimal (m)


klasifikasi Panjang termasuk Lebar termasuk Tinggi langit- Langit- langit
daerah babas daerah babas langit permainan daerah bebas
Tipe A 50 30 12.50 5.50
Tipe B 32 22 12.50 5.50
Tipe C 24 16 9 5.50

c. kapasitas penonton gedung olahraga

Klasifikasi gedung olahraga Jumlah penonton


Tipe A 500- 1000
Tipe B 200-300
Tipe C Maksimal 100

2.2.2 fasilitas penunjang


Fasilitas penunjang pada sebuah sport hall harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:

a. ruang ganti pemain direncanakan untuk tipe A tipe B 2 unit dan untuk tipe C
minimal 1 unit dengan ketentuan berikut:
1) lokasi ruang ganti harus dapat langsung menuju lapangan melalui koridor
yang berada di bawah tempat duduk penonton.
2) Kelengkapan fasilitas tiap- tiap unit antara lain :
Toilet pria dilengkapi minimal 2 buah bak cuci tangan, 4 buah
perturasan dan 2 buah kakus
Ruang bilas pria dilengkapi minimal 5 shower
Ruang ganti pakaian pria dilengkapi tempat simpan benda- benda
dan pakaian atlit minimal 10 box dan dilengkapi bangku panjang
minimal 10 tempat duduk.
Toilet wanita harus dilengkapi minimal 2 buah kakus dan 2 buah
bak cuci tangan yang dilengkapi dengan cermin.
Ruang bilas wanita harus tertutup dengan jumlah minimal 2 buah.
Ruang ganti pakaian wanita dilengkapi tempat simpan benda-
benda dan pakaian atlit minimal10 box dan dilengkapi bangku
panjang minimal 10tempat duduk.
Studio perancangan arsitektur 3 15
Sport hall centre 2015

b. Ruang ganti pelatih dan wasit direncanakan untuk tipe A tipe B minimal 1 unit
untuk wasit dan 2 unit untuk pelatih, dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Lokasi ruang ganti harus langsung menuju lapangan melalui koridor
yang berada di bawah tempat duduk penonton.
2) Kelengkapan fasilitas untuk pria dan wanita, tiap unit minimal :
1 buah bak cuci tangan
1 buah kakus
1 buah ruang bilas tertutup
1 buah rsuang simpan yang dilengkapi 2 buah tempat simpan
dan bangku panjang 2 tempat duduk.
c. Ruang p3k harus berada dekat dengan ruang ganti atau ruang bilas
direncanakan untuk tipe A tipe B dan tipe C minimal 10m dan kelengkapan
minimal 1 buah tempat tidur dan 1 buah bak cuci tangan dan 1 buah kakus.
d. Ruang pemanasan direncanakan untuk tipe A minimal 100 m dan tipe B
minimal 80 m sedangkan tipe C minimal 50 m.
e. Ruang latihan beban direncanakan mempunyai luas yang disesuaikan dengan
alat latihan dan tipe lapangannya.
f. Toilet penonton direncanakan tipe A , tipe B dan tipe C dengan perbandingan
penonton wanita dan pria adalah 1: 3 yang penempatannya dipisahkan.
Kapasitas yang di butuhkan minimal dilengkapi dengan:
- Jumlah kakus jongkok untuk pria 1 buah kakus untuk 100 penonton
pria dan untuk wanita 1 buah kakus jongkok untuk 50 penonton wanita
- Jumlah bak cuci tangan yang dilengkapi dengan cermin , dibutuhkan
minimal 1 buah untuk 100 penonton pria dan 1 buah untuk 50
penonton wanita.
g. Kantor pengelola lapangan tipe A tipe B direncanakan sebagai berikut :
Dapat menampung minimal 10 orang , dan tipe C minimal 5 orang
dengan luas yang dibutuhkan minimal 5 m untuk tiap orang.
Tipe A dan tipe B harus dilengkapi ruang untuk petugas keamamn,
petugas kebakaran dan polisi yang masing-masing membutuhkan luas
minimal 10 m. untuk tipe C diperbolehkan tanpa ruang- ruang
tersebut.
h. Gudang direncanakan untuk menyimpan alat kebersihan dan alat olahraga
dengan luas yang disesuaikan dengan alat kebersihan atau alat olahraga yang
ndigunakan antara lain :
Tipe A gudang alat olahraga yang dibutuhkan minimal 30 m dan
untuk gudang kebersihan 10m
Tipe B gudang alat olahraga yang dibutuhkan minimal 20 m dan
untuk gudang kebersihan 5 m
Tipe C gudang alat olahraga yang dibutuhkan minimal 10 m dan
untuk gudang kebersiahn 5 m

Studio perancangan arsitektur 3 16


Sport hall centre 2015

i. Ruang panel direncanakan tipe A , tipe B dan tipe C harus diletakkan dengan
ruang staf teknik.
j. Ruang mesin direncanakan untuk tipe A , tipe B dan tipe C dengan luas ruang
sesuai kapasitas mesin yang dibutuhkan dan lokasi mesin tidak menimbulkan
bunyi bising yang mengganggu ruang arena dan penonton.
k. Ruang kantin direncanakan untuk tipe A untuk tipe B dan tipe C
diperbolehkan tanpa kantin.
l. Ruang pos keamanan direncanakan untuk tipe A dan tipe B dan untuk tipe C
diperbolehkan tanpa kantin
m. Tiket box direncanakan untuk tipe A dan tipe B sesuai kapasits penonton
n. Ruang pers direncanakan untuk tipe A, tipe B dan tipe C sebagai berikut:
- Harus disediakan kabin untuk awak TV dan film
- Toilet khusus untuk pria dan wanita masing-masing minimal 1 unit
terdiri dari 1 kakus jongkok dan 1 bak cuci tangan .
- Ruang VIPdirencanakan untuk tipe A dan tipe B yang digunakan untuk
wawancara khusus atau menerima tamu.
o. Tempat parkir direncanakan tipe A dan tipe B sebagai berikut:
Jarak maksimal dari tempat parkir , pool atau tempat pemberhentian
kendraan umum menuju pintu masuk gedung olahraga 1500 m
Ruang parkir mobil dibutuhkan minimal untuk 4 orang pengunjung
pada saat jam sibuk
p. Toilet penyandang cacat direncanakan tipe A dan tipe B sedngkan tipe C tanpa
toilet penyandang cacat fasilitas yang dibutuhkan minimal sebagai berikut:
o 1 unit yang terdiri dari 1 buah kakus , 1 perturasa, 1 buah bak cuci
tangan untuk pria dan 1 buah kakus duduk serta 1 buah bak cuci tangan
untuk wanita.
o Toilet untuk pria harus dipisahkan dari toilet wanita
o Toilet harus dilengkapi dengan pegangan untuk melakukan
perpindahan dan kursi roda ke kakus duduk yang diletakkan di depan
di samping kakus duduk setinggi 80 cm
q. Jalur sirkulasi untuk penyandang cacat harus memenuhi ketentuan , sebagai
berikut:
1) Tanjakan harus mempunyai kemiringan 8 % panjangnya maksimal 10
m
2) Permukaan lantai selasar tidak boleh licin, harus terbuat dari bahan-
bahan yang keras dan tidak boleh ada genangan air
3) Pada ujung tanjakan harus disediakan bagian datar maksimal 180 cm
4) Selasar harus cukup kursi roda melakukan putaran 180

Studio perancangan arsitektur 3 17


Sport hall centre 2015

2.2.3 kompartemenisasi penonton


kompartemenisasi penonton harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
a. daerah penonton harus dibagi dalam kompartemen yang masing-masing
menampung penonton minimal 100- 500 orang
b. anatar dua kompartemen yang bersebelahan harus dipindahkan dengan pagar
permanen transparan minimal setinggi 1-2 m

2.2.4 sirkulasi pengunjung


sirkulasi pengunjung olahraga terdiri dari penonton pemain dan pengelola masing-
masing harus disediakan pintu untuk keluar masuk gedung. Sirkulasi bagi masing-
masing kelompok agar diatur sesuai dengan bagan sebagai berikut.

Penonton Tribun

Pengunjung Pengelola Kantor

Pelatih pemain Arena

2.3 Studi banding gedung olahraga

2.3.1 gor rawamangun kecamatan pulogadung Jakarta timur

SPORTKU.COM - GOR Rawamangun kecamatan Pulogadung Jakarta Timur adalah


gelanggang olahraga remaja yang baru diresmikan pada awal tahun 2011. GOR Rawamangun
beralamatkan di jalan Pemuda no.17 Jakarta Timur.
GOR Rawamangun sendiri memiliki ring basket dengan standar internasional dan
fasilitas AC. Gedung gelanggang olahraga remaja Pulogadung ini mempunyai kapasitas
penonton sekitar 500 sampai 700 orang.

Lapangan gelanggang olahraga remaja ini terbuat dari lapisan karet yang empuk dan dilapisi
dengan kayu tipis, sehingga ketika pemain terjatuh atau ada benturan dengan lantai lapangan,
tidak akan merasa terlalu sakit.

Studio perancangan arsitektur 3 18


Sport hall centre 2015

GOR Rawamangun banyak digunakan untuk event pertandingan olahraga basket, contohnya:
pertandingan liga bola basket antara mahasiswa atau Libama, pertandingan antar club di
Jakarta untuk tingkat wilayah maupun tingkat DKI Jakarta, sampai liga basket ABL.

Banyak juga club bola basket di daerah Jakarta yang menjadikan gelanggang olahraga remaja
Pulogadung sebagai tempat latihan. Gelanggang olahraga remaja ini juga dijadikan sebagai
kantor sekretariat untuk event Sea Games 2011 Jakarta-Palembang.

2.3.2 gelanggang remaja Jakarta selatan ( YOUTH CENTRE)

Gelanggang Remaja Jakarta Selatan dikenal dengan nama YOUTH CENTRE adalah
tempat untuk menampung kegiatan olahraga dan seni budaya di kalangan generasi muda. Diresmikan
pada tanggal 16 April 1970 oleh Bang Ali Sadikin merupakan Gelanggang Remaja pertama didirikan
di Jakarta.

Pada tanggal 3 Desember 1970 Gedung Olahraga Jakarta Selatan yang dulunya disebut Sport Hall
diresmikan dengan pegawai dari PNS Dinas Olahraga dan pada tanggal 2 Juni 1971 menyusul Kolam
Renang Bulungan dengan pegawai dari PNS Dinas Olahraga dan Sudin Olahraga Jakarta Selatan.

Status kepegawaian Gelanggang Remaja Jakarta Selatan dengan terbitnya SK. Gubernur Nomor 1664
Tahun 1991 Tentang Struktur Organisasi Gelanggang Remaja yang meliputi Gelanggang Remaja

Studio perancangan arsitektur 3 19


Sport hall centre 2015

tingkat Kecamatan yang dahulunya disebut Balai Rakyat Kecamatan menginduk ke Gelanggang
Remaja Jakarta Selatan dengan status kepegawaian Walikota Jakarta Selatan.

Pada tahun 2002, keluarlah SK. Gubernur Nomor 97 Tahun 2002 Tentang Struktur Organisasi dan
Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Olahraga dan Pemuda, maka Gelanggang Remaja Jakarta
Selatan statusnya menjadi UPT Dinas Olahraga dan Pemuda Provinsi DKI Jakarta.
Sejak akhir tahun 2009 Unit Pengelola Gelanggang Remaja Jakarta Selatan mengacu pada Peraturan
Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 223 Tahun 2009 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata
Kerja Unit Pengelola Gelanggang Remaja yang dikepalai oleh seorang Kepala Unit.

Dalam rangka pengembangan dan peningkatan kegiatan telah dilakukan kerjasama dengan pihak yang
dapat bersinergi dan tidak mengikat untuk mencapai sasaran kegiatan sesuai harapan. Dari tahun ke
tahun sampai sekarang Unit Pengelola Gelanggang Remaja Jakarta Selatan telah melahirkan seniman-
seniman besar dan olahragawan yang berprestasi.

Dalam menampung dan menyalurkan minat dan bakat para remaja dapat memanfaatkan fasilitas
Gelanggang Remaja dengan kegiatan rutin maupun insidentil terutama bidang kegiatan olahraga dan
seni budaya, namun belum semua dapat teralokasikan melalui APBD.

Studio perancangan arsitektur 3 20


Sport hall centre 2015

BAB III

STUDI LOKASI DAN LOKASI TERPILIH

A. DESKRIPSI PROYEK
1. Judul proyek : Sport hall center
2. Tema : Estetika struktur
3. Status proyek : Swasta
4. Lokasi proyek : Jl. Ngumban surbakti
5. Pemberi tugas : Swasta
6. Batas tapak :
- Utara : Jl. Ngumban surbakti
- Selatan : Rumah penduduk
- Timur : Jl. Bunga terompet
- Barat : Universitas Quality
7. Luas tapak : 1 ha
8. Persyaratan mendirikan bangunan
- KDB : 60%
- KLB : -
- GSB : 10 m baik
dari jalan kecil lainya
- Ketinggian maks : 45 m
- Basement maks : 2 lt.

Studio perancangan arsitektur 3 21


Sport hall centre 2015

B. ANALISA LAHAN

Lokasi perencanaan proyek terletak di lingkup kota medan yaitu daerah


tanjung sari yang berada di sisi jl. Ngumban surbakti saat survey lokasi.
Lokasi : Jl. Ngumban surbakti, Tj.sari , medan selayang. Ukuran lahan 100
m x 120 m . lokasi perencanaan proyek ini memiliki banyak permukiman dan
komplek perumahan. Dimana lokasi tampak yang dipilih harus memenuhi beberapa
kriteria. Kriteria tersebut antara lain :
- Kesesuaian dengan Rencana pemerataan daerah kota medan
- Aksesibilitas (menuju dan ke dalam site)
- Citra lokasi/Keistimewaan fungsi dan bentuk di sekitar site
- Lokasi memungkinkan fasilitas berfungsi dengan baik

KETERANGAN :
Kawasan Hutan Rawa

Kawasan Hutan Manggrove


sekunder

Pemerintahan

Fasilitas

Taman Olah Raga

Militer /Pertahanan

Danau/Kolam /Tambak

Industri Perdagangan

Permukiman

Perdagangan dan Jasa

Transportasi

Pertanian

Studio perancangan arsitektur 3 22


Sport hall centre 2015

C. SISTEMATIKA DAN SKEMATIK ANALISA

SISTEMATIKA ANALISA

TINJAUAN

KEBUTUHAN KEBUTUHAN
LATAR BELAKANG
INTERNAL EKSTERNAL

KAWASAN SITE/TAPAK

SARANA POTENSI AKSES UTILITAS POTENSI BENTUK SIRKULASI ORIENTASI

SKEMATIK ANALISA

TINJAUAN RUANG KRITERIA ANALISA

PERSYARATAN

KESIMPULAN PEMECAHAN PERMASALAHAN

Studio perancangan arsitektur 3 23


Sport hall centre 2015

D. ANALISA SITE

DATA SITE

Studio perancangan arsitektur 3 24


Sport hall centre 2015

JL. NGUMBAN SURBAKTI

JL.MELATI RAYA

JL.BUNGA TEROMPET

BATAS SITE : GSB 10 METER KELILING


UTARA : JL. NGUMBAN SURBAKTI ( RUMAH PENDUDUK)
JL.QUALITY
SELATAN : RUMAH PENDUDUK

TIMUR : JL.BUNGA TEROMPET

BARAT : UNIVERSITAS QUALITY

ANALISA POLA SIRKULASI DI SEKITAR SITE

Studio perancangan arsitektur 3 25


Sport hall centre 2015

A Terdapat trotoar di B
sekeliling site sebagai
sarana sirkulasi bagi
pejalan kaki

C F
E
D
Gambar pola sirkulasi di sekitar site

Keterangan :
a) Jl. Lintas tebing tinggi -medan menuju belawan (jalan dua arah).
b) Jl .bunga terompet menuju pasar 3 padang bulan ( jalan dua arah).
c) Jl. melati raya menuju simpang pemda ( satu arah).
d) Jl. Universitas quality (jalan dua arah).
e) Jl. bunga terompet menuju universitas kebidanan elisabet ( jalan dua
arah).
f) Jl. Ngumban surbakti menuju simpang pos (jalan dua arah).

Studio perancangan arsitektur 3 26


Sport hall centre 2015

ANALISA FUNGSI DI SEKITAR SITE

SPBU SIMP. PEMDA

KOLAM RENANG
PRIMBANA

SMP MULIA
PRATAMA

KEMENTRIAN
PERDAGANGAN RI

UNIVERSITAS QUALITY

PENDIDIKAN RS ST.
ELISABET

Studio perancangan arsitektur 3 27


Sport hall centre 2015

ANALISA POLA PENSAPAIAN DI SEKITAR SITE


1) PENCAPAIAN MENUJU SITE

AKSES MENUJU MENUJU


BELAWAN PADANG BULAN

A MENUJU MEDAN
PATUMBAK

B
AKSES MENUJUN D
MEDAN SUNGGAL

AKSES MENUJU PEND.


ST,ELISABET MEDAN

Pencapaian menuju site


Keterangan :
Akses A : akses ini berada pada jalan ngumban surbakti, akses ini dapat
ditempuh dari arah simpang pos
Akses B : akses ini berada pada jalan universitas quality dapat ditempuh
dari medan sunggal

Studio perancangan arsitektur 3 28


Sport hall centre 2015

Akses C : akses ini berada pada jl. Pendidikan st.elisabet medan dapat
ditempuh dari jl. Ngumban surbakti.
Akses D : akses ini berada pada jalan bunga terompet dapat ditempuh dari
padang bulan

2) PENCAPAIAN KE DALAM SITE

B D

Studio perancangan arsitektur 3 29


Sport hall centre 2015

PEMILIHAN ENTRANCE

NO ALTERNATIF PENILAIAN KONDISI LEBAR

- Mudah di lihat +
A - Aman + 18 Meter
- Strategis +

- Mudah di lihat -
B - Aman + 4 Meter
- Strategis -

- Mudah di lihat -
C - Aman + 4 Meter
- Strategis +

- Mudah di lihat +
D - Aman + 6 Meter
- Strategis +

KESIMPULAN :

- A berpotensi sebagai Main Entrance.


- B berpotensi sebagai Service Entrance.
- C berpotensi sebagai Side Entrance.
- D berpotensi sebagai Main Entrance.
kriteria pemilihan site
Keterangan :
- A :Jalan ngumban surbakti (Row jalan 18 meter)
Akses dari jalan ini memungkinkan dijadikan sebagai Main Entrance karena berada
pada jalan dengan row yang cukup besar dan aksesnya mudah ditempuh. Orientasi
bangunan pada daerah ini juga mengarah ke Jalan ngumban surbakti, memungkinkan
juga untuk bangunan sport hall center ini berorientasi ke arah Jalan ngumban surbakti.
Akses untuk daerah ini dapat ditempuh dari arah Jalan tebing tinggi -belawan, karena
berada pada posisi jalan yang dua arah.

Studio perancangan arsitektur 3 30


Sport hall centre 2015

- B :Jalan Setapak (Row jalan 4 meter)


Akses dari jalan ini memungkinkan dijadikan sebagai Service Entrance karena berada
pada jalan yang setapak, memungkinkan untuk segala kegiatan service untuk bangunan
ini dilaksanakan. Akses untuk daerah ini hanya dapat ditempuh dari arah Jalan melati
raya dan kemudian masuk ke arah jalan setapak, karena berada pada posisi jalan yang
satu arah (one way) saja.
- C :Jalan setapak (Row jalan 4 meter)
Akses dari jalan ini memungkinkan dijadikan sebagai Service Entrance karena berada
pada jalan dengan row yang kecil dan aksesnya mudah ditempuh.Akses untuk daerah
ini hanya dapat ditempuh dari arah Jalan Bunga terompet , yang berada pada dua arah.
- D :Jalan bunga terompet (Row jalan 6 meter)
Akses dari jalan ini memungkinkan dijadikan sebagai Main Entrance karena berada
pada jalan dengan row yang cukup besar dan aksesnya mudah ditempuh.Akses untuk
daerah ini dapat ditempuh dari arah Jalan jamin ginting dan Jalan bunga terompet,
berada pada posisi jalan yang dua arah.

ANALISA TATA BANGUNAN DISEKITAR SITE

Pola Kawasan yang terbentuk


adalah bersifat heterogen dimana
pola bangunan yang dangat Pola-pola Figure (bangunan) yang
variatif dengan bentuk persegi terbentuk pada kawasan tersusun
dengan Variasi pengolahan: secara bentuk Grid.
- Additif
- Subtraktif
- Additif dan Subtraktif

Pol Sirkulasi yang


terbentuk pada kawasan
Respon :
Adala Bentuk Grid
Berdasarkan pada pola-pola Figure (bangunan) yang terdapat
pada kawasan tersebut memungkinkan munculnya pola bangunan
yang konteks terhadap lingkungan sekitarnya

Tata bangunan di sekitar site

Studio perancangan arsitektur 3 31


Sport hall centre 2015

ANALISA SIRKULASI KENDRAAN DAN PEJALAN KAKI DI SEKITAR


SITE

Trotoar/Pedestrian
sebagai sirkulasi bagi
pejalan kaki.

Jalan sebagai sirkulasi untuk


kendaraan, baik kendaraan roda dua,
roda tiga maupun roda empat.

Sistem sirkulasi kendraan dan pejalan kaki di sekitar site

Studio perancangan arsitektur 3 32


Sport hall centre 2015

ANALISA KEBISINGAN

- Kebisingan berasal dari


aktivitas kendaraan di
jalan dan manusia di
- Kebisingan berasal dari sekitar site.
aktivitas kendaraan di jalan - Tingkat kebisingan tinggi.
dan manusia di sekitar site.
- Tingkat kebisingan tinggi.

- Kebisingan berasal dari


aktivitas kendaraan di jalan
dan manusia di sekitar site.
- Tingkat kebisingan tinggi.

Sumber kebisingan ke dalam site

Studio perancangan arsitektur 3 33


Sport hall centre 2015

E. KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN


1. KONSEP SITE
a) Pencapaian ke site

Dari arah jl. Ring road


Dari arah pasar 5 padang bulan

Dari arah jl. Melati raya


Dari arah jl. A.H.nasution

Dari arah jl. Jamin ginting

Pencapaian ke site

Studio perancangan arsitektur 3 34


Sport hall centre 2015

b) Konsep arah angin

PADA DAERAH BERIKLIM TROPIS BASAH, PENGGUNAAN VENTILASI SILANG


SANGAT DIANJURKAN UNTUK MENDAPATKAN ALIRAN UDARA YANG TEPAT
DENGAN MEMPERHATIKAN RUANGAN SERTA PENGONTROLANNYA.

c) Konsep arah angin

Dengan mengetahui datangnya arah angin, kita dapat memanfaatkan untuk sistem
penghawaan alami sehingga diterapkan sistem ventilasi silang. Penerapan ventilasi silang
diharapkan dapat mengalirkan udara alami ke dalam ruang dan mengontrolnya, udara
diharapkan bergerak dan berganti dengan udara yang baru secara terus menerus dengan
melalui ruang-ruang.

d) Konsep Drainase
Sistem drainase yang tertutup habis, diganti dengan sistem drainase yang dapat
dibongkar pasang (system main hole/control), sehingga dapat memperlebar jalur pedestrian di
sisi jalan tersebut dan mudah dalam pembersihan.

Studio perancangan arsitektur 3 35


Sport hall centre 2015

2. KONSEP SIRKULASI PADA SITE

MAIN
ENTRANCE

SIDE
ENTRANCE

SERVICE
ENTRANCE

Studio perancangan arsitektur 3 36

Anda mungkin juga menyukai