Anda di halaman 1dari 2

Perkembangan pembangunan pembangkit tenaga listrik sejalan dengan kebutuhan tenaga listrik

untuk menunjang perkembangan perekonomian suatu wilayah. kelistrikan di Indonesia, salah satunya
ditopang oleh pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Saat ini, peningkatan pemakaian batubara untuk PLTU disebabkan oleh biaya produksi listrik relatif
ekonomis dibanding dengan sumber energi lainnya. Apalagi bila menggunakan bahan bakar minyak.
Salah satu PLTU yang tercatat tertua adalah PLTU Gambir di pinggir kali Ciliwung. PLTU ini
merupakan adalah kepunyaan Maskapai Gas Hindia Belanda (NIGM) dan merupakan sentral uap
pertama yang dibangun tahun 1897 untuk Jakarta dan sekitarnya. Pada tahun 1931 sentral uap
ini diambil alih dan kini tidak ada lagi.
Di tahun 1920 dibangun PLTU Dayeuh kolot dengan kapasitas 2x750 KW digunakan untuk keperluan
pemancar radio ke luar negeri. Pada 1940, dibongkar dan kemudian menjadi PLTD Dayeuhkolot
(2x550 KW). Kini seluruhnya telah tiada dan bangunan menjadi GI Dayeuhkolot, Gudang dan Bengkel
Dayeuhkolot.
1962, dibangun PLTU Priok dengan kapasitas 25 MW, suhu 500 derajat C, tekanan 65
Kg/cm2. Boiler masih menggunakan pipa biasa dan pendingin ge-nerator dilakukan dengan udara.
PLTU selanjutnya, boiler sudah dilengkapi pipa dinding dan pendingin generator dilakukan dengan
hidrogen, tetapi kapasitasnya masih 25 MW.
Saat ini warisan PLTU tersebut dikelola oleh PT Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan (UBP)
Priok. Anak usaha PT PLN ini menyuplai sekitar 35 - 40 % kebutuhan tenaga listrik pada sistem Jawa
Bali. PT Indonesia Power mampu memproduksi 9000 MW energi listrik, 1350 MW diantaranya
dihasilkan oleh UBP Priok.
Pada tahun 1966 dimulai pembangunan PLTU yang berlokasi di Tello. PLTU Tello mulai beroperasi
dan diresmikan oleh Presiden RI, Soeharto pada tahun 1973, dipasang 2 buah mesin diesel dengan
daya terpasang masing-masing sebesar 2,84 MW yang berlokasi di dekat PLTU Tello.
Juni 1976, dibentuk unit-unit sektor Tello, dengan nama PLN Wilayah VIII dengan unit asuhan PLTD
Bontoala dan Gardu Induk Transmisi. Tello mendapat tambahan 1 unit PLTG dengan daya terpasang
14,66 MW. Dengan berkembangnya pembangunan di Kota Makassar, serta sejalan dengan
pertumbuhan ekonomi yang meningkat,
Kemudian lahir PLTU batu bara pertama di Suralaya pada 1984 dengan kapasitas terpasang 4 x 400
MW. Kemudian PLTU Bukit Asam dengan kapasitas 2 x 65 MW pada 1987. Dan pada 1993-an
beroperasi pula PLTU Paiton 1 dan 2 masing-masing dengan kapasitas 400 MW. PLTU selanjutnya
dibangun dengan kapasitas yang meningkat.
Bagaimana sejarah operasional dan pemeliharaannya? Saat ini, bisnis jasa pelayanan operasi dan
pemeliharaan (O&M) pembangkit merupakan industri jasa hilir dari pembangunan pembangkit tenaga
listrik.
Kapasitas pembangkit tenaga listrik di Indonesia, diluar yang dikelola oleh PT Indonesia Power dan
PT PJB berjumlah 18.909 MW diperkirakan akan membutuhkan 1,5 juta manhour pertahun untuk
melaksanakan kegiatan operasi dan pemeliharaan (O&M) pembangkit.
Pelaku bisnis jasa pelayanan operasi dan pemeliharaan pembangkit dituntut suatu
keahlian/kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan pasar yang beraneka ragam jenis, merek
maupun tipe pembangkit dan tuntutan dalam pengembangan pelayanannya.
Tuntutan efisiensi di era globalisasi telah mendorong kalangan industri yang memiliki pembangkit
tenaga listrik untuk menyerahkan pengelolaan operasi dan pemeliharaan kepada pihak eksternal yang
menyediakan jasa tersebut.
Salah satunya, PT PJB Services, yang merupakan anak perusahaan PT Pembangkitan Jawa Bali
yang didirikan untuk menjawab kebutuhan penambahan line up bisnis di bidang Pelayanan Jasa
Operasi dan Pemeliharaan Unit Pembangkit Tenaga Listrik.
Berdiri 31 Maret 2001 dengan kepemilikan saham 95% milik PT PJB dan 5% milik Yayasan
Pendidikan dan Kesejahteraan PT PJB. Pada awalnya PT PJB Services hanya fokus pada bidang
Pemeliharaan Pembangkit saja. Kini, perusahaan ini telah mengembangkan kemampuannya untuk
menjadi perusahaan yang bergerak di bidang Operasi dan Pemeliharaan Pembangkit.
Diantaranya PT PJB Services ditunjuk sebagai kontraktor O&M dengan pola Performance Contract
atas pengelola PLTU Paiton Baru : 1x660 MW, PLTU Indramayu: 3x330 MW, PLTU Rembang 2x315
MW, PLTU Pacitan 2x316 MW .
Perusahaan lainnya adalah Indonesia Power (IP). Ini merupakan anak perusahaan PLN menjalankan
usaha komersial pada bidang pembangkitan tenaga listrik.
Cikal bakal perusahaan ini adalah PT Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa-Bali I (PLN PJB I), yang
didirikan pada tanggal 3 Oktober 1995 sebagai anak perusahaan PLN yang waktu itu baru saja
berubah statusnya dari Perum menjadi Persero.
Pada tanggal 3 Oktober 2000, PJB I berubah nama menjadi PT Indonesia Power. Indonesia Power
mengelola 8 Unit Bisnis Pembangkitan dan memiliki bisnis jasa pemeliharaan pembangkit listrik yang
diberi nama Unit Bisnis Pemeliharaan (UBHar). Dalam pelaksanaannya, Indonesia power melibatkan
anak perusahaannya, PT.Cogindo Daya Bersama (CDB).

Anda mungkin juga menyukai