Anda di halaman 1dari 8

74

OPTIMASI PROFIL KONDUKTOR PADA SISTEM DISTRIBUSI RADIAL


BERBASIS PARTICLE SWARM OPTIMIZATION
Conductor Profile Optimization for Radial Distribution System
Based On Particle Swarm Optimization

Misbahuddin1, Rosmaliati2

ABSTRAK

Penelitian ini menerapkan algoritma Particle Swarm Optimization (PSO) untuk penentuan
luas penampang (profil) konduktor yang optimal pada jaringan distribusi radial. Jaringan distribusi
radial yang dipilih untuk diujikan adalah Penyulang Airlangga Kota Mataram
PSO merupakan teknik pencarian berbasis populasi yang memiliki kecerdasan berkumpul
yang dimotivasi oleh simulasi prilaku social untuk memanipulasi individual ke arah area
penyelesaian yang lebih baik. Fungsi objektif yang digunakan untuk memperbarui particle pada
PSO untuk mendapatkan solusi yang optimum dikembangkan berdasarkan keseimbangan antara
biaya ivestasi dan biaya operasi yang ditimbulkan oleh rugi-rugi energi.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa PSO mampu menentukan luas penampang
konduktor yang optimal dengan biaya yang minimum dengan tetap memenuhi kriteria kapasitas
hantar arus dan jatuh tegangan yang disyaratkan.

Kata kunci : particle swarm optimization, profil konduktor, sistem distribusi

ABSTRACT

This research implements a algorithm of Particle Swarm Optimization (PSO) to determine the
optimal conductor profile for the radial distribution system. The network chosen to test is the
feeder of Airlangga in Mataram City.
PSO is a population-based search technique which belongs to swarm intelligence motivated
by simulation of social behavior to manipulate the individuals towards better solution area. The
Objective function used to update the particles in the PSO to get optimal solution is develops
depend on trade-off between investment cost and operational cost emerged by energy losses.
The result of test shows that the PSO can determine optimal conductor profile with minimum
cost satisfying criteria of current conduction capacity and voltage drop that is allowed.

Keywords: particle swarm optimization, conductor profile, distribution system

PENDAHULUAN
yang mengalir di sepanjang konduktor tidak
Sistem tenaga listrik merupakan suatu
sama, sehingga luas penampang konduktor
sistem terpadu yang terbentuk oleh hubungan
pada jaringan ini ukurannya tidak sama. Arus
peralatan dan komponen-komponen listrik,
yang paling besar mengalir melalui konduktor
generator, transformator, jaringan tenaga
yang paling dekat dengan gardu induk,
listrik dan beban tenaga listrik.
sehingga saluran yang dekat dengan gardu
Secara garis besar sistem tenaga induk memiliki ukuran penampang yang
listrik dapat dikelompokan atas tiga bagi- relatif lebih besar dari konduktor pada
an sub-sistem yaitu: pembangkit, trans- cabang-cabangnya.
misi dan distribusi. Fungsi sistem dis- Pemilihan jenis penghantar merupa-
tribusi adalah untuk menyalurkan dan kan hal penting dalam suatu perencanaan
mendistribusikan tenaga listrik dari gardu sistem distribusi tenaga listrik dengan harap-
induk ke pusat-pusat beban an dapat memberikan kualitas layanan yang
Dalam jaringan distribusi radial, catu lebih baik dengan biaya yang paling ekono-
daya berasal dari satu titik sumber dan mis. Keseluruhan biaya investasi pembangun-
jaringan tersebut mengalami percabangan an sistem ketenaga listrikan, biaya investasi
sampai ke beban-beban tenaga listrik. Karena yang dihabiskan adalah kurang lebih 40%
adanya percabangan ini, maka arus beban dialokasikan pada sistem distribusi.

1
Misbahuddin, ST., MT., Pengajar pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Mataram
2
Rosmaliati, ST., MT., Pengajar pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Mataram
75

Masalah yang dihadapi jaringan dis- kan representasi kromosom dalam bentuk
tribusi bermacam-macam, diantaranya adalah biner (Rosmaliti, Misbahuddin, 2006).
bagaimana menyalurkan daya dengan Penerapan Particle Swarm Optimiza-
kualitas dan kuantitas yang baik pada saat tion (PSO) untuk penyelesaian optimasi telah
sekarang maupun pada masa yang akan banyak digunakan seperti Penjadualan pem-
datang. Analisis yang tepat diperlukan untuk bangkit lstrik dimana PSO digunakan untuk
mengetahui besarnya arus, tegangan, daya mencari pengali Lagrange (Lagrange multip-
dan rugi-rugi pada pengoperasian normal liers) untuk setiap jam (Misbahuddin, 2010).
menggunakan analisis aliran daya. Selain itu, PSO digunakan untuk pengaturan
Masalah yang lainnya adalah bagai- daya reaktif dan tegangan dengan memper-
mana mendapatkan nilai dari variable-variabel timbangkan stabilitas tegangandan untuk
penentu profil konduktor yang optimal. Par- penentuan strategi pengontrolan terhadap
ticle Swarm Optimization (PSO) merupakan nilai operasi AVR, posisi tap OLTC, dan
salah satu dari berbagai cara yang dapat jumlah peralatan kompensasi daya reaktif.
digunakan untuk memperoleh nilai optimal. (Yoshida, 1999). PSO untuk mencari fungsi
PSO merupakan algoritma pencarian solusi keanggotaan dari Fuzzy Logic untuk pe-
yang berdasarkan pada pola interaksi hewan ngaturan kecepatan motor DC (Allaoua,
yang memiliki kebiasaan dalam berkerumun, 2008).
seperti kawanan burung, ikan, lebah dan Jaringan sistem distribusi radial me-
sebagainya. rupakan bentuk jaringan sistem distribusi
Penelitian ini merupakan studi pengem- yang paling sederhana, banyak digunakan
bangan dari penelitian penulis sebelumnya dan juga biayanya murah. Penamaan radial
(Rosmaliati dan Misbahuddin, 2006). Pe- dikarenakan saluran ini ditarik secara radial
ngembangan yang akan dilakukan adalah dari suatu titik yang merupakan sumber dari
menerapkan sebuah pendekatan baru dalam jaringan dan kemudian bercabang-cabang
penetuan profil konduktor yang optimal yaitu pada titik-titik beban yang dilayani seperti
menggunakan PSO. terlihat pada Gambar 1.
Berbagai penelitian telah dilakukan
untuk meminimumkan biaya investasi pada Saluran utama
perencaaan sistim distribusi yaitu dengan 2 3 4
penetuan profil konduktor yang optimal.
Demikian pula penelitian yang berkaitan 1

dengan penggunaan PSO dalam menye- G


lesaikan masalah optimasi. Saluran cabang
Optimasi profil konduktor pada pe- 5
6 7

rencanaan sistem distribusi dengan model


formulasi yang digunakan adalah biaya
penyulang, biaya rugi energi, dan tega-
ngan regulasi dengan penyelesaian menggu- Trafo
Trafo Trafo
nakan dynamic programming (Ponavaikko, beban beban beban
1982). Penerapan sistem pakar untuk pe-
rencanaan sistem distribusi yang meliputi
penentuan letak gardu induk, penentuan Gambar 1. Sistem distribusi radial
lintasan penyulang dan pemilihan profil Pada jaringan ini catu daya berasal dari
konduktor. Optimasi dicapai melalui penerap- suatu titik sumber. Karena adanya per-
an algoritma gradasi konduktor (Rosmaliati, cabangan maka arus beban yang mengalir
2000). Optimasi perencanaan sistem distri- sepanjang saluran menjadi tidak sama
busi dengan fokus pada pemilihan profil sehingga luas penampang konduktor memiliki
konduktor, yaitu pendekatan algoritma ukuran yang tidak sama. Ukuran penampang
gradasi konduktor menggunakan algoritma konduktor pada saluran utama lebih besar
genetika (GA). GA yang digunakan masih dari percabangan dikarenakan arus pada
sederhana dan diterapkan untuk mengop- saluran utama lebih besar dari arus pada
timasi profil konduktor untuk jaringan percabangan.
distribusi radial yang sederhana pula. Pe- Ukuran konduktor erat kaitannya
nerapan algoritma genetika untuk mencari dengan rugi daya dalam penyaluran tenaga
ukuran penampang konduktor yang optimal listrik, karena semakin besar luas penampang
dalam jaringan distribusi radial. Sistem al- konduktor maka akan semakin kecil rugi
goritma genetika didesain dengan mengguna- dayanya.
76

n
Voltage v k1i / ai k 2i (1)
drop i 1
dengan,
Jangkaua k1i 3 I i li cos (2)
n
konduktor
Pertumbuhan
k 2i 3 I i li x sin (3)
Rating Ukuran beban
kondukt kondukto
Rugi-rugi Energi. Rugi-rugi energi pada
or r saluran adalah penjumlahan dari biaya rugi-
Jarak rugi energi pada periode n tahun dengan
Biaya total
tingkat suku bunga r dapat diperoleh dengan
konduktor persamaan berikut (Ponavaikko, 1982) :
n N
1
C po 26,28 I i2 R i ( LLF ) c (1 r ) k
(4)
i 1 k 1
Biaya Biaya Biaya rugi- dengan c adalah biaya energi per kWh
investa O&M rugi
si saluran Biaya Energi. Biaya dari peralatan, kons-
truksi, dan pemeliharaan meningkat seiring
dengan waktu. Dengan demikian, biaya
Tingkat Faktor rugi Harga
suku bunga tahunan energi/kwh energi juga akan meningkat seiring dengan
waktu yang dirumuskan dengan persamaan
(Ponavaikko, 1982) :
Gambar 2. Bagan parameter yang mempengaruhi n
k 3i
penentuan ukuran konduktor C PN (5)
Demikian juga sebaliknya, bila ukuran kon- i 1 ai
duktor semakin kecil maka rugi dayanya juga dengan,
semain besar. Karakteristk listrik konduktor M
(1 g ) 2 k ( LLF ) k Ck
yang dipilih harus baik, artinya memiliki
tahanan rendah meskipun ukurannya besar.
k 3i 26,28 li I i2
k 1 (1 r ) k
Namun hal ini dibatasi oleh karakteristik N
ck
mekanik yaitu berat konduktor dan kuat tarik (1 g ) 2 M ( LLF ) M (6)
k M 1 (1 r )
dari konduktor tersebut. Faktor-faktor yang k

mempengaruhi penetuan ukuran konduktor


Biaya Saluran. Biaya saluran dengan n
terlihat pada Gambar 2.
segmen dapat disajikan dalam bentuk
Penentuan luas penampang konduktor
(Ponavaikko, 1982) :
akan berpengaruh langsung terhadap biaya n
saluran distribusi, yaitu: biaya investasi dan
biaya operasi. Dalam penelitian ini pembiaya-
C p k 4i / ai k 5i (7)
i 1
an tersebut dibatasi antara lain: untuk biaya
investasi hanya diperhitungkan pada pem- dengan,
biayaan konduktor, dan untuk biaya operasi k 4i f li dan k 5i a li (8)
hanya diperhitungkan biaya yang ditimbulkan
oleh rugi-rugi energi saja, sedangkan biaya
f adalah harga konduktor dan li adalah
lainnya diabaikan. panjang konduktor.
Jadi, biaya total saluran yang merupa-
Faktor Penentu Kualitas Penyaluran kan fungsi tujuan minimum dapat dinyatakan
Energi. Faktor-faktor yang mempengaruhi sebagai berikut:
kualitas penyaluran energi listrik adalah jatuh n
tegangan saluran, biaya rugi-rugi energi, dan CT k 3i / ai k 4i a i (9)
biaya saluran. Faktor-faktor tersebut akan i 1
dimodelkan secara matematis yang merep-
resentasikan fungsi tujuan yang diperlukan. dengan kriteria,
n
Jatuh Tegangan Saluran. Jatuh tegangan
saluran dinyatakan dengan persamaan k
i 1
1i / ai b (10)
sebagai berikut (Ponavaikko, 1982) :
dan
77

n gunakan persamaan sebagai berikut (Shi dan


ai 0 dengan b D k 2i (11) Eberhart, 1999):
i 1 vpd = wvpd + c1r1(ppd - kpd) + c2r2(gd - kpd) (19)
Faktor w adalah bobot inersia (inertia
Particle Swarm Optimasation. Particle weight). Jika bobot inersia adalah besar,
Swarm Optimization (PSO) adalah teknik maka pencarian menjadi lebih global, ketika
komputasi yang diperkenalkan oleh Kennedy inersia lebih kecil pencarian menjadi lebih
dan Erberhar pada tahun 1995, yang lokal. Koefisien c1 dan c2 adalah faktor
terinspirasi oleh prilaku sosial dari kawanan pembelajar-an, yang membantu particle untuk
burung atau kawanan ikan yang sejenis memper-cepat menuju area ruang solusi yang
(Reynolds, 1987), Teori ini dikembangkan lebih baik.
berdasarkan proses adaptasi alamiah dengan Kecepatan dari setiap dimensi mem-
tiga prinsip dasar yaitu: evaluasi, mem- punyai batas atas dan bawah, Vmax dan Vmin
bandingkan, dan meniru. Sebuah organisme, yang didefinisikan oleh pengguna. Posisi baru
misal seekor burung dalam PSO meng- particle diperbaharui dengan menggunakan
evaluasi dengan tetangganya, membanding- persamaan berikut:
kan dirinya dengan yang lain di dalam kpd = kpd + vpd (20)
populasi, dan meniru tetangganya yang Algoritma PSO dapat memulai dengan
hebat. Mereka berprilaku dengan dua jenis populasi particle dengan posisi yang diacak
informasi yaitu pengalaman dan pengetahuan atau populasi particle yang dibuat secara
tentang bagaimana prilaku individu lain yang heuristic. Pada PSO, sebuah particle tunggal
ada disekitarnya (Kennedy, 2001). merupakan sebuah solusi dalam ruang
Pendekatan PSO memiliki beberapa pencarian. Semua particle mempunyai nilai
kesamaan dengan genetic algorithm dan fitness dan kecepatan, dimana nilai fitness
evolutionary algorithm. PSO mempunyai dievaluasi oleh fungsi fitness untuk dioptimasi,
sebuah populasi yang terdiri dari individu- dan kecepatan mengatur arah particle.
individu yang bergerak melalui ruang pencari- Algoritma PSO yang memaksimumkan fitness
an berdimensi D dan setiap individu mem- dijelaskan oleh pseudo code berikut (Kennedy
punyai kecepatan (velocity) yang bertindak and Eberhart, 2001):
sebagai operator untuk memperoleh himpun-
an individu baru. Individu-individu disebut Pseudo code PSO
sebagai particle. Pengaturan pergerakan Inisilisasi Populasi
mereka bergantung pada pengalaman while (jumlah generasi, atau kriteria berhenti
individu dan pengalaman populasi. Setiap belum terpenuhi)
iterasi, sebuah particle bergerak menuju ke for p=1 to jumlah particle
suatu arah yang dihitung berdasarkan posisi if fitness kpd > fitness Pp then
terbaik yang pernah dikunjunginya dan posisi Perbaharui Pp = kp
terbaik yang dikunjungi oleh particle tetangga-
nya. Diantara beberapa varian PSO, varian Tetangga kp
global memandang tetangganya sebagai if fitness kp > G then
seluruh populasi yang disebut swarm, yang Perbaharui G = kk
memungkinkan berbagi informasi secara Next k
global.
Pada PSO, particle ke p direpresen- for setiap dimensi d
tasikan sebagai kp = { kp1, kp2, . . . , kpD}, dengan vpd=wvpd+c1r1(ppd - kpd)+c2r2 (gd - kpd)
kpj adalah nilai koordinat ke j pada ruang If vpd (Vmin, Vmax) then
dimensi D. Particle terbaik pada swarm vpd = max (min(Vmax, vpd ), Vmin)
dipresentasikan dengan symbol G = {g1, g2, kpd = kpd + vpd
g3, . . ., gD} dan posisi terbaik yang dikunjungi next d
dari particle ke p dipresentasikan sebagai Pp next p
= {p1, p2, p3, . . ., pD}. Laju perubahan posisi, next generasi hingga criteria terpenuhi
yang merupakan kecepatan (velocity) untuk
particle p, direperesentasikan sebagai
Vp = {v1, v2, v3, . . ., vD}. METODOLOGI PENELITIAN
Posisi particle berubah sesuai dengan
Penelitian ini mengimplentasikan Al-
kecepatannya, yang diatur pada setiap iterasi.
goritma PSO untuk menemukan profil kon-
Particle p direposisi sesuai dengan koordinat
duktor pada jaringan distribusi radial tegangan
d dari kecepatannya, yang dihitung meng-
menengah dengan fungsi biaya yang paling
78

kecil. Pendekatan PSO digunakan untuk Sumber data:


mencari ukuran konduktor pada saluran 1* : SPLN 1 tahun 1995
langsung yang terhubung dengan titik sumber 2* : RUPTL PT. PLN (Persero) Wilayah NTB
(main feeder) dan saluran cabang. 2005-2015
Ukuran konduktor k pada main feeder 3* : Nilai tingkat suku bunga investasi Bank
dan saluran cabang disusun dalam bentuk Indonesia Desember 2009
matriks 2 dimensi yang merepresentasikan 4* : Laporan penjualan tenaga listrik PT. PLN
sebuah particle p dalam PSO. Nilai ukuran Cab. Mataram Maret 2010
konduktor dan kecepatan disimpan dalam 5* : Data konduktor pada PT. PLN Cabang
matriks K dan V secara berturut-turut. Mataram.
Gambar 1. menunjukkan matriks K dan V 6* : RUPTL PT. PLN Wilayah NTB 2005-2015
untuk sebuah particle (p = 1).
Pada pendekatan PSO, fitness dari
Ukuran Konduktor particle diinterpretasi sebagai fungsi biaya
k11 k12 k13 .... k1N dari lokasinya dalam ruang pencarian. Jadi,
k21 k22 k23 ... k2N matriks K diperbarui dalam setiap iterasi.
k31 k32 k33 ... k3N
Kawanan particle (swarm) bergerak dalam
ruang solusi menuju titik optimal. Posisi
...
terbaik sebelumnya untuk setiap particle dan
kp1 kp2 kp3 .. kpN posisi terbaik untuk swarm disimpan sebagai
Pp dan G secara berturut-turut. Pseudo code
Kecepatan (velocities) adalah sebagai berikut:
v12 v13 .... v1N
V11
Prosedur utama dari PSO
v21 v22 v23 ... v2N Inisialisasi populasi
v31 v32 v33 ... v3N while (jumlah generasi, atau jatuh tegangan
... berada pada kondisi yng diijinkan)
vp1 vp2 vp3 .. vpN for setiap particle p
Hitung fungsi fitness CTp
Gambar 1. Pengkodean Particle Ukuran Konduktor if CTp < Pp then Pp = kp
dan kecepatannya if CTp < G then G = kp
Perbarui vp
Sebuah particle menempati satu baris
Perbarui kp
dalam matriks, merepresentasikan ukuran
next p
konduktor untuk satu penyulang. Fitness dari
Hitung aliran daya saluran
sebuah particle p didefinisikan dari
next generasi hingga criteria terpenuhi
persamaan (9) sebagai berikut:
n Penentuan profil konduktor dengan
CT
i 1

k 3i / ai k 4i ai menggunakan
seperti pseudo
PSO sebagaimana ditulis
code di atas dilakukan melalui
Untuk mendapat nilai fitness tersebut, beberapa tahapan yaitu: Inisialisasi populasi
diperlukan parameter input biaya saluran dengan membentuk matriks yang terdiri dari
sebagaimana disajikan pada Tabel 1. matriks K, dan V. Langkah selanjutnya,
menghitung fungsi fitness dari masing-masing
Tabel 1 Parameter input biaya saluran particle p, jika nilai fitness dari particle p lebih
Perihal Satuan Nilai kecil dari nilai fitness particle sebelumnya Pp,
Periode pertumbuhan beban maka simpan particle p sebagai particle
Tahun 10
(M) terbaik. Demikian juga, jika nilai fitness dari
Umur ekonomis
Tahun 25 particle p lebih kecil dari nilai fitness particle
penyulang(N)
-10 sd global terbaik G maka simpan nilai particle p
Jatuh tegangan (V) Volt +5% sebagai nilai particle global terbaik. Lakukan
Vnom* perbaruan nilai velocity Vp, dan kp. Lakukan
Pertumbuhan beban (G) % 7.1 **
hal yang sama untuk semua particle hingga
Tingkat suku bunga (r) % 6.50 ***
4
nilai semua posisi particle menuju pada satu
Biaya energi (ch) Rp,kWh 670 * titik optimum.
Harga konduktor (F) Rp/mm2.km kondisional
Tahanan jenis () 2
.mm /km 35.35 * 5 Data pengujian yang diberikan
Panjang saluran (L) km kondisional terhadap algoritma PSO adalah penyulang
Beban terkoneksi (P) VA kondisional airlangga Kota Mataram yang terdiri dari 22
Ultimate load factor (ULF) 0.7 6* cabang. Data saluran penyulangg airlangga
7
Present load factor (PLF) 0.54 *
79

dapat dilihat pada Tabel 2. Arus beban pada konduktor yang tersedia
Tabel 2 tersebut, dihitung berdasarkan Penampang konduktor (mm )
2
KHA (A)
persamaan: 70 250
95 320
120 365
beban terpasang (kVA)
I beban 150
240
425
655
3 Vno min al (kV )
Untuk menentukan terminasi dari proses
Pendekatan PSO yang digunakan PSO dilakukan dengan menghitung aliran
adalah dengan memasang jumlah particle se- daya saluran untuk memperoleh jatuh
banyak 20 dengan panjang dimensi adalah 22 tegangan yang dijinkan (-10% sampai +5%)
sesuai jumlah percabangan. Batas atas (vmax) dari ukuran konduktor yang diperoleh PSO.
dan batas bawah (vmin) kecepatan particle HASIL DAN PEMBAHASAN
ditentukan berdasarkan perhitungan arus
saluran maksimum yang terjadi sampai Pada bagian ini akan dijelaskan bagai-
dengan batas umur ekonomis dari penyulang. mana PSO dapat menghasilkan ukuran kon-
Arus saluran dihitung dengan menggunakan duktor penyulang dengan biaya yang mini-
persamaan: mum.
N Untuk mendapatkan solusi terbaik dari
ISaluran-max = Isaluran . (g+1)
dengan, PSO maka perlu mencari nilai kombinasi
ISaluran =
-1
. Ibeban parameter PSO yang tepat w, c1 dan c2.
Pada PSO, jumlah particle yang diberi-
-1
adalah matriks invers yang kan adalah 20. Parameter w, c1 dan c2 diberi-
dihasilkan berdasarkan konfigurasi jaringan kan dengan kombinasi yang berbeda untuk
dari sistem penyulang Airlangga Mataram. melihat kombinasi mana yang memberikan
solusi yang paling optimal seperti disajikan
Tabel 2. Data saluran Penyulang Airlangga pada Tabel 4. Masing-masing kombinasi
dijalankan sebanyak 10 kali untuk melihat
R jX Panjang Beban Arus rata-rata dan berapa kali menemukan hasil
Nama
(/km) (/km) Saluran Terpasang Beban
Saluran yang optimum.
(km) (kVA) (A)
A1 0.246 0.316 0.4 200 5.77
A2 0.246 0.316 0.4 160 4.62 Tabel 4 Hasil dari PSO
A3 0.246 0.316 0.8 160 4.62 Rata-rata hasil Jumlah
A4 0.246 0.316 0.6 0 0
A5 0.246 0.316 0.05 160 4.62
w c1 c2 (dijalankan 10 Optimum
A6 0.246 0.316 0.05 0 0 kali) ditemukan
A7 0.246 0.316 0.055 160 4.62
A8 0.549 0.342 0.04 160 4.62 1 1 0
77904806.35
A9 0.246 0.316 0.775 200 5.77 0.4 1 2 0
77904806.35
A10 0.246 0.316 0.249 0 0 2 1 0
77904806.35
A11 0.549 0.342 0.4 250 7.22 2 2 8
75466374.69
A12 0.246 0.316 0.249 0 0
A13 0.549 0.342 0.325 0 0
A14 0.549 0.342 0.03 160 4.62 1 1 77904806.35 0
A15 0.549 0.342 0.325 200 5.77 0.6 1 2 77904806.35 0
A16 0.549 0.342 0.05 160 4.62 2 1 75466374.69 8
A17 0.246 0.316 0.05 0 0 2 2 73954904.57 10
A18 0.246 0.316 0.104 250 7.22
A19 0.246 0.316 0.165 0 0
A20 0.246 0.316 0.358 160 4.62 1 1 77904806.35 0
A21 0.246 0.316 0.05 200 5.77
0.8 1 2 75466374.69 8
A22 0.246 0.316 0.17 250 7.22
2 1 73954904.57 10
2 2 75466374.69 8
Selanjutnya setelah dihitung arus
saluran maksimum maka dapat ditentukan
batas bawah (vmin) kecepatan particle dengan Dari Tabel 4 kombinasi w, c1 dan c2
cara membandingkan kemampuan hantar yang menghasilkan solusi yang paling optimal
arus konduktor yang tersedia (KHA) adalah kombinasi 0,6, 2, 2 dan 0.8, 2, 1.
Untuk penentuan akhir dalam mem-
sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 3.
peroleh ukuran konduktor pada masing-
Sedangkan batas atas (vmax) dipilih ukuran masing saluran pada penyulang maka dipilih
2
konduktor terbesar yaitu 240 (mm ). kombinasi w = 0.8, c1 = 2, dan c2 = 1 yang
Tabel 3. Kemampuan hantar arus oleh diiterasi sebanyak 100 epoh.
80

Hasil akhir pemilihan ukuran konduktor dan c2 =1 dengan jumlah particle sebanyak 20
untuk masing-masing saluran pada penyulang yang diiterasikan sebanyak 100 epoh.
dapat dilihat pada Tabel 5 dengan biaya
optimum sebesar Rp. 73.954.904,57.
Tabel 5 Hasil pemilihan luas penampang konduktor pada setiap saluran
Arus
Nama Beban Terpasang saluran Jatuh Tegangan Luas Penampang
Saluran (MVA) (A) (%) Terpilih (mm2)
A1 0.2 464.54 0.3134 240
A2 0.16 432.37 0.6627 150
A3 0.16 406.53 1.3262 150
A4 0 380.53 1.7972 150
A5 0.16 26.12 1.8015 70
A6 0 354.41 1.8382 120
A7 0.16 354.41 1.8834 120
A8 0.16 26.14 1.8869 70
A9 0.2 302.12 2.5288 95
A10 0 269.24 2.7151 95
A11 0.25 41.21 2.7713 70
A12 0 228.03 2.9091 70
A13 0 85.94 3.0049 70
A14 0.16 26.43 3.0076 70
A15 0.2 59.51 3.0713 70
A16 0.16 26.45 3.0759 70
A17 0 142.09 2.9335 70
A18 0.25 41.28 2.9482 70
A19 0 100.81 2.9905 70
A20 0.16 59.51 3.0636 70
A21 0.2 33.06 3.0693 70
SARAN
A22 0.25 41.3 3.0146 70

KESIMPULAN
Pada penelitian ini optimasi konduktor
Dari hasil pengujian PSO diperoleh dilakukan pada jaringan distribusi radial yang
ukuran konduktor yang optimal yang sudah ada yaitu penyulang Airlangga
memenuhi kriteria kapasistas hantar arus dan Mataram. Untuk menguji lebih lanjut keakurat-
jatuh tegangan yang disyaratkan, sehingga an dari metode ini perlu diujikan pada sistem
dapat dipastikan ukuran yang diperoleh layak distribusi radial yang baru akan dikembang-
untuk digunakan kan.
Dengan memanfaatkan yang dimiliki
DAFTAR RUJUKAN
PSO yaitu teknik pencarian berbasis populasi
yang memiliki kecerdasan berkumpul yang Allaoua B., Abderrahmani A , Gasbaoui B.,
dimotivasi oleh simulasi prilaku social untuk and Nasri A., 2008, The Efficiency of
memanipulasi individual ke arah area Particle Swarm Optimization Applied on
penyelesaian yang lebih baik, PSO dapat Fuzzy Logic DC Motor Speed Control,
digunakan sebagai salah satu metode pe- SERBIAN JOURNAL OF ELECTRICAL
nyelesaian masalah optimasi konduktor. ENGINEERING, Vol. 5, No. 2, Nov.
Penentuan paramater PSO seperti inertia 2008., pp. 247-262.
weight w, learning rate c1 dan c2 memerlukan Kennedy J. and Eberhart R.C., 2001,
kecermatan dan pengamatan. Pada umum- Swarm Intelligence, San Francisco:
nya, jika dipilih nilai w, c1 dan c2 yang kecil Morgan Kaufmann.
maka sulit mendapatkan solusi yang optimal. Misbahuddin, dan Supriyatna, 2010, Pen-
Untuk mendapatkan hasil akhir yang jadualan Pembangkit Listrik Mengguna-
optimal maka dipilih kombinasi w = 0.8, c1 =2 kan Metode Hibrid Particle Swarm
Optimization dan Lagrangian Relaxati-
81

on, Jurnal Dielektrika Vol. 1 No. 1 Shi Y. and Eberhart R.C., 1999, Empirical
Agustus, Jurusan Teknik Elektro FT. study of particle swarm optimization,
Unram. Proc. Congress Evolutionary Compu-
Ponnavaikko M. and Praksa Rao K.S., 1982, tation, Piscataway, NJ, pp. 19451950.
An Approch to optimal Distribution Yoshida H., Kawata K., Fukuyama Y., and
System Planning Through Conductor Nakanish Y., 1999, A Particle Swarm
Gradation, IEEE Transaction On Power Optimization For Reactive Power And
Apparatus and System, Vol PAS-101, No Voltage Control Considering Voltage
6 June 1882, pp. 1735-1742. Stability, IEEE International Conference
Reynolds C.W., 1987, Flocks, herds and on Intelligent System Applications to
schools: A distributed behavioral model, Power Systems (ISAP'99), April 4-8.
Comput. Graph., Vol. 21, No. 4, pp. 25
34.
Rosmaliati, Wahyu,T.S. dan Mauridhi, H.P.,
2000, An approach to optimal distri-
bution system planning through condu-
ctor Gadation using genetic algorithm,
Proceedings Industrial Electronic
seminar, ITS, Surabaya

Rosmaliati, dan Misbahuddin., 2006, Pe-


nentuan Profil Konduktor Optimal Pada
Jaringan Distribusi Menggunakan Al-
goritma Genetika dengan Representasi
Biner, Jurnal Teknik Rekayasa Fakultas
Teknik Universitas Mataram, Vol 7, No. 1
Juni 2006, pp 31-40.

Anda mungkin juga menyukai