Anda di halaman 1dari 14

HASIL LAPORAN PRAKTIK FISIKA

HUKUM HOOKE

Disusun Oleh :

Nama : Sapebriyadi
No : 31
NIS : 4880
Kelas : X MB

SMK N 2 KARANGANYAR

Tahun pelajaran 2014/2015


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini sebatas
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki dan juga saya berterima kasih pada Ibu
Junatun selaku guru pembimbing Sejarah Indonesia yang telah memberikan tugas ini
kepada kami.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas
ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu,
kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah
selanjutnya.

ii
DAFRAT ISI

Halaman Judul ........................................................................................................... i


Kata Pengantar ......................................................................................................... ii
Daftar Isi ..................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Materi .............................................................................................................. 1
B. Tujuan ............................................................................................................... 1
C. Landasan teori ............................................................................................... 1
D. Alat dan Bahan ............................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
E. Langkah Kerrja .............................................................................................. 8
F. Data Pengamatan ............................................................................................. 9
G. Analisis Data ....................................................................................... 9
1. Lengkapi tabel .................................................................... 9
2. Pola apa yang teramati ................................................... 10
3. Buatlah grafik ................................................................... 10
4. Bentuk grafik .................................................................... 10
5. Menentukan konstanta pegas ....................................... 10
6. Pegas terus diberi beban ................................................ 10
7. 5 contoh penggunaan pegas ......................................... 10
BAB III PENUTUP
H. Kesimpulan ..................................................................................................... 11
I. Daftar Pustaka .............................................................................................. 11

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. MATERI : HUKUM HOOKE


B. TUJUAN : Menentukan konstanta gaya pegas
C. LANDASAN TEORI :
Pegas merupakan salah satu contoh benda elastis. Elastis atau
elastsisitas adalah kemampuan sebuah benda untuk kembali ke bentuk awalnya
ketika gaya luar yang diberikan pada benda tersebut dihilangkan. Jika sebuah
gaya diberikan pada sebuah benda yang elastis, maka bentuk benda tersebut
berubah. Untuk pegas dan karet, yang dimaksudkan dengan perubahan bentuk
adalah pertambahan panjang. Perlu diketahui bahwa gaya yang diberikan juga
memiliki batas-batas tertentu. Sebuah karet bisa putus jika gaya tarik yang
diberikan sangat besar, melawati batas elastisitasnya.
Demikian juga sebuah pegas tidak akan kembali ke bentuk semula jika
diregangkan dengan gaya yang sangat besar. Jadi benda-benda elastis tersebut
memiliki batas elastisitas. Setiap pegas memiliki panjang alami, jika pada pegas
tersebut tidak diberikan gaya. Tegangan didefinisikan sebagai hasil bagi antara
gaya tarik dengan luas penampang benda. Regangan didefinisikan sebagai hasil
bagi antara pertambahan panjang benda ketika diberi gaya dengan panjang awal
benda.
Getaran (oscillation) merupakan salah satu bentuk gerak benda yang
cukup banyak dijumpai gejalanya. Dalam getaran, sebuah benda melakukan
gerak bolak - balik menurut lintasan tertentu melalui titik setimbangnya. Waktu
yang diperlukan untuk melakukan satu gerakan bolak - balik dinamakan periode
(dilambangkan dengan T, satuannya sekon (s). Simpangan maksimum getaran
dinamakan amplitudo.
Hukum Hooke menjelaskan tentang batas elastisitas. Elastisitas benda
hanya berlaku sampai suatu batas yaitu batas elastisitas. Grafik tegangan
terhadap regangan untuk menjelaskan hukum Hooke: Titik O ke titik B adalah
masa deformasi elastis, yaitu perubahan bentuk yang dapat kembali ke bentuk
semula. Titik A adalah batas hukum Hooke yang grafiknya merupakan garis
lurus. Titik B adalah batas elastis, dan grafik selanjutnya merupakan masa
deformasi plastis, yaitu perubahan bentuk yang tidak dapat kembali ke bentuk
semula. Titik C adalah titik tekuk (yield point), dimana hanya dibutuhkan gaya
yang kecil untuk memperbesar pertambahan panjang. Titik D adalah tegangan
maksimum (ultimate stress), dimana benda benar-benar mengalami perubahan
bentuk secara permanen. Titik E adalah titik patah, dimana benda akan
patah/putus bila gaya yang diberikan sampai ke titik tersebut.
Gaya elastisitas/pegas adalah gaya yang mengembalikan pegas agar kembali ke
bentuk semula setelah meregang/menekan. Gaya pegas berlawanan arah
dengan gaya berat dan pertambahan panjang, dapat dirumuskan, tetapan pegas
dapat ditentukan melalui penjelasan dan persamaan berikut:
Hukum Hooke untuk pegas yang bergerak secara vertical.
Hukum Hooke adalah hukum atau ketentuan mengenai gaya dalam
bidang ilmu fisika yang terjadi karena sifat elastisitas dari sebuah pir atau pegas.
Besarnya gaya Hooke ini secara proporsional akan berbanding lurus dengan
jarak pergerakan pegas dari posisi normalnya, atau lewat rumus matematis
dapat digambarkan sebagai berikut:

F adalah gaya (dalam unit newton)


k adalah konstante pegas (dalam newton per meter)
x adalah jarak pergerakan pegas dari posisi normalnya (dalam unit meter).

Hukum Hooke menyatakan hubungan antara gaya F yang meregangkan


pegas danpertambahan panjang (X), didaerah yang ada dalam batas kelentingan
pegas.F = k.x Atau : F = k (tetap) xk adalah suatu tetapan perbandingan yang
disebut tetapan pegas yang nilainyaberbeda untuk pegas yang berbeda.Tetapan
pegas adalah gaya per satuan tambahan panjang. Satuannya dalam SI adalah
N/m.
Persamaan gerak getaran dapat diturunkan dari dua buah hukum gerak,
yaitu Hukum II Newton dan Hukum Hooke. Jika gaya pegas adalah satu -
satunya gaya luar yang bekerja pada benda, maka pada benda berlaku Hukum II
Newton Atau Persamaan diatas merupakan persamaan gerak getaran selaras
(simple harmonic motion). Dalam getaran selaras, benda berosilasi di antara dua
posisi dalam waktu (periode) tertentu dengan asumsi tanpa kehilangan tenaga
mekaniknya. Dengan kata lain, simpangan maksimum (amplitudo) getaran tetap.
Dapat ditulis menjadi Persamaan diatas disebut persamaan diferensial, karena
mengandung suku yang berupa diferensial. Penyelesaian dari Persamaan
tersebut dapat berbentuk Gambar simpangan getaran selaras sederhana. Fungsi
x periodik dan berulang pada simpangan yang sama dengan keanikan sebesar 2
Periode getaran T adalah waktu yang diperlukan benda untuk menjalani gerakan
satu putaran (cycle). Ini berarti nilai x pada saat t sama dengan nilai x pada saat t
+ T.
Berdasarkan kenyataan ini dapat diketahui bahwa:
Kebalikan dari periode dinamakan f. Frekuensi menyatakan jumlah getaran per
satuan waktu. Satuannya adalah hertz (Hz) Dengan demikian, frekuensi
sudutnya adalah Persamaan gerak getaran di atas dapat juga dinyatakan dalam
cosinus, yaitu Suatu getaran memiliki persamaan simpangan unik yang bentuk
de_nitifnya ditentukan oleh posisi awal dan kecepatan awal (keduaya sering
disebut sebagai syarat awal). Karakteristik Rangkaian Pegas Pada dasarnya
rangkaian pegas ada dua, yaitu rangakaian seri dan paralel. Jika sebuah sistem
tersusun atas rangkaian seri dan paralel, rangkaian itu disebut rangakaian
kompleks.
Dalam bahasan ini akan dijelaskan nilai konstanta pegas (k) sistem untuk
pegas-pegas yang tersusun secara seri dan paralel. Pada rangkaian seri, gaya
yang bekerja pada setiap pegas sama tetapi pertambahan panjang setiap pegas
berbeda. Sedangkan pada rangkaina paralel, gaya yang bekerja pada setiap
pegas berbeda tetapi pertambahan panjang setiap pegas adalah sama.
Contoh rangkaian seri dan paralel dari tiga pegas dapat dilihat dari percobaan
berikut : Rangkaian Seri Rangkaian Paralel Untuk rangkaian pegas secara seri
berlaku kaitan, yitu perubahan panjang total pegas merupakan penjumlahan
perubahan panjang masing-masing pegas. Sehingga, dapat dirumuskan :
xtotal = x1 + x2 + x3

Dengan menerapkan hukum Hooke F = k x dan gaya pada setiap pegas


sama dengan gaya total yang bekerja ( ), diperoleh nilai konstanta pegas untuk
rangkaian pegas secara seri adalah Jika ada n pegas yang tersusun secara seri,
nilai konstanta pegas totalnya adalah Jika hanya ada dua pegas yang disusun
secara seri, nilai konstanta pegas totalnya adalah Sedangkan dengan rangkaian
pegas secara paralel berlaku kaitan gaya total yang bekerja pada pegas sama
dengan jumlah dari gaya-gaya yang bekerja pada masing-masing pegas, yaitu
dengan menerapkan hukum Hooke F = k x dan pertambahan panjang pada
masing-masing pegas sama dengan pertambahan panjang total
(xtotal=x1=x2= x3), diperoleh nilai konstanta pegas untuk rangkaian
pegas secara seri adalah Jika ada n pegas yang tersusun secara paralel, nilai
konstanta pegas totalnya adalah Benda yang melakukan gerak lurus berubah
beraturan, mempunyai percepatan yang tetap, Ini berarti pada benda senantiasa
bekerja gaya yang tetap baik arahnya maupun besarnya. Bila gayanya selalu
berubah-ubah, percepatannyapun berubah-ubah pula.
Gerak yang berulang dalam selang waktu yang sama disebut Gerak
Periodik. Gerak periodik ini selalu dapat dinyatakan dalam fungsi sinus atau
cosinus, oleh sebab itu gerak periodik disebut Gerak Harmonik. Jika gerak yang
periodik ini bergerak bolak-balik melalui lintasan yang sama disebut Getaran
atau Osilasi. Gerak Harmonic Sederhana adalah gerak bolak-balik yang
melewati titik keseimbangan dengan frekuensi tetap dan tidak mengalami
redaman atau damping. Dengan kata lain, gaya yang bekerja pada partikel
hanya bergantung pada posisi. Gerak harmonic teredam dimana gaya yang
bekerja pada partikel bergantung pada posisi dan kecepatan partikel. Adapun
gerak harmonic teredam terpaksa, yaitu gerak partikel dipaksa untuk melakukan
gerak teredam karena adanya gaya luar yang bekerja pada partikel.
Gerak harmonik teredam dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:
1. Sangat teredam (overdamping). Over damping mirip seperti critical
damping. Bedanya pada critical damping benda tiba lebih cepat di posisi
setimbangnya sedangkan pada over damping benda lama sekali tiba di posisi
setimbangnya. Hal ini disebabkan karena redaman yang dialami oleh benda
sangat besar.
2. Teredam kritis (critical damping). Benda yang mengalami critical
damping biasanya langsung berhenti berosilasi (benda langsung kembali ke
posisi setimbangnya). Benda langsung berhenti berosilasi karena redaman yang
dialaminya cukup besar.
3. Kurang teredam (underdamping). Benda yang mengalami
underdamped biasanya melakukan beberapa osilasi sebelum berhenti. Benda
masih melakukan beberapa getaran sebelum berhenti karena redaman yang
dialaminya tidak terlalu besar.
Salah satu prinsip dasar dari analisa struktur adalah hukum
Hooke yang menyatakan bahwa pada suatu struktur : hubungan
tegangan (stress) dan regangan (strain) adalah proporsional atau
hubungan beban (load) dan deformasi (deformations) adalah
proporsional. Struktur yang mengikuti hukum Hooke dikatakan elastis
linier dimana hubungan F dan y berupa garis lurus. Lihat Gambar 1.1-
a. , sedangkan struktur yang tidak mengikuti hukum Hooke dikatakan
Elastis non linier,
D. ALAT DAN BAHAN :

1. DASAR STATIF ( 1 )

2. KAKI STATIF (1)


3. BATANG STATIF (1)

4. BEBAN 50 GRAM (5)


5. PEGAS SPIRAL (1)

6. PENGGARIS (1)
BAB 2
PEMBAHASAN

E. LANGKAH KERJA

1. Merangkai statif seperti gambar di atas


2. Pasang jepit penahan pada balok pendukung kemudian jepitkan penggaris dengan
posisi tegak
3. Kemudian gantungkan sebuah pegas spiral pada batang statif
4. Setelah itu gantung beban 50 gram di ujung bawah pegas lalu baca panjang pegas
( Lo )
5. Lalu ulangi langkag no 4 dengan 2-5 beban , kemudian baca panjang pegas ( Lt )
6. Kemudian catat panjang pegas ( L ) dan berat bebannya ( w ) kedalam table yang
sudah tersedia
F. DATA PENGAMATAN

Lo = 25 cm = 0,25 m
Fo = 50 gram ( w = m.g ) 50.10 =500 gram = 0,5 kg

Perc ke Massa ( gram ) Panjang ( Lt)


1 100 0,34 m
2 150 0,43 m
3 200 0,52 m
4 250 0,61 m
5 300 0,70 m

G. ANALISIS DATA

1. Lengkapi tabel analisis data berikut :

Perc. Massa Berat F = w - Fo L = Lt - Lo


Ke (kg) (w)
(N)
1. 0, 1 kg 1N 1 0,5=0,5 0,34 - 0,25 = 0,09 ,
= 5,55
,

2. 0, 15 kg 1,5 N 1,5 - 0,5=1 0,43 - 0,25 = 0,18


=5,55
,

3. 0, 2 kg 2N 2 - 0,5 = 1,5 0,52 - 0,25 = 0,27 ,


=5, 55
,

4. 0, 25 kg 2,5 N 2,5 - 0,5=2 0,61 - 0,25 = 0,36


=5,55
,

5. 0, 3 kg 3N 3 - 0,5 = 2,5 0,70 - 0,25 = 0,45 ,


=5,55
,

Rata-rata konstanta pegas = 5,55


2. Ada
3. Grafik

Keterangan : F 1 = 0,5 L 1 = 0,09

F2=1 L 2 = 0,18

F 3 = 1,5 L 3 = 0,27

F4=2 L 4 = 0,36

F 5 = 2,5 L 5 = 0,54

4. Grafik
5. Konstanta pegas
6. Jika pegas terus menerus diberi tambahan beban maka pegas akan lebih
bertambah panjang lagi
7. Pegas penyeimbang dijam, pegas di keyboard, didalam bolpoint, suspensi
kendaraan, timbangan, dinamometer.
BAB 3
PENUTUP

H. KESIMPULAN

1. Rumus menghitung besar tetapan gaya pegas adalah F = k. x


2. Setiap kali ditambahkan beban pada pegas, maka panjang pegas semakin
bertambah panjang
3. Tetapan gaya pegas adalah tetapan pegas menyatakan berapa gaya yang harus
diberikan sehingga terjadi perubahan panjang sebesar satus satuan panjang.
Dalam sistem SI, satuan tetapan pegas adalah N/m
4. Besarnya tetapan gaya pegas dari percobaan ini adalah
FP = W
kx = m g
k(0,5) = (0,05) (10)
k = 1 N/m
5. Besarnya tetapan gaya pegas dari grafik adalah
Fp = W
k =
k(0,5) = (0,05) (10)
k = 1 N/m

I. REFERENSI

http://yunday-31-jb.blogspot.com/2014/03/laporan-praktikum-fisika-
hukum-hooke.html
http://www.academia.edu/5650539/LAPORAN_HASIL_PRAKTIKUM_HU
KUM_HOOKE
http://juliussecret.blogspot.com/2012/11/pegas-dan-aplikasi-di-
kehidupan.html
http://id.scribd.com/doc/178390350/Manfaat-Gaya-Pegas-Terhadap-
Kehidupan-Sehari#scribd

Anda mungkin juga menyukai