Anda di halaman 1dari 3

IMUNISASI LANJUTAN, TAMBAHAN, DAN

KHUSUS
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPT Puskesmas drg. Tjetjep Surjana
Caringin NIP. 196106121990031004
1. Pengertian Imunisasi Lanjutan adalah imunisasi ulangan untuk mempertahankan tingkat
kekebalan atau untuk memperpanjang masa perlindungan yang diberikan pada
anak usia bawah tiga tahun(Batita), anak usia sekolah dasar, dan wanita usia
subur;
Imunisasi Tambahan adalah imunisasi yang diberikan pada kelompok umur
tertentu yang paling beresiko terkena penyakit sesuai kajian epidemiologis pada
periode waktu tertentu (imunisasi ini tidak menghapuskan kewajiban pemberian
imunisasi rutin);
Imunisasi Khusus adalah kegiatan imunisasi yang dilaksanakan untuk
melindungi masyarakat terhadap penyakit tertentu pada situasi tertentu, seperti
persiapan keberangkatan calon jemaah haji/umroh, persiapan perjalanan
menuju negara endemis penyakit tertentu dan kondisi kejadian luar biasa.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam pelayanan imunisasi bagi bayi, balita dan anak sekolah di
Posyandu, Polindes, Pustu, Puskesmas, Rumah Sakit, maupun Sekolah.
3. Referensi
4. Kebijakan Peratuan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Imunisasi
5. Prosedur Prosedur kerja pelayanan imunisasi meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Penyiapan Pelayanan Imunisasi
Alat dan Bahan:
a. Termos/Vaksin Carrier
b. Cool Pack/Kotak Dingin Cair
c. Vaksin, Pelarut dan Penetes (dropper)
d. Alat Suntik
e. Safety Box (kotak pengaman)
f. Pemotong/kikir ampul pelarut
g. Formulir
h. Kapas dan wadah
i. Bahan penyuluhan (poster, leaflet, dan lainnya)
j. Alat tulis (kertas, pensil, dan pena)
k. Kartu-kartu Imunisasi (KMS dan Kartu TT)
l. Buku register bayi dan WUS
m. Tempat sampah
n. Sabun untuk cuci tangan
Prosedur Pengeluaran Vaksin dan Pelarut dari Lemari Es:
a. Sebelum membuka lemari es, tentukan seberapa banyak vial vaksin yang
dibutuhkan untuk pelayanan
b. Catat suhu di dalam lemari es
c. Pilih dan keluarkan vaksin sesuai ketentuan yang telah ditetapkan untuk
VVM dan tanggal kadaluarsa (EEFO, FIFO)
Prosedur Pemeriksaan Keamanan Vaksin
a. Periksa label vaksin dan pelarut, jika label tidak ada, jangan gunakan
vaksin atau pelarut tersebut.
b. Periksa alat pemantau botol vaksin (VVM), jika vaksin sudah masuk
kriteria C dan D jangan dipergunakan.
c. Periksa tanggal kadaluarsa, jangan gunakan vaksin dan pelarut jika tanggal
kadaluarsa telah lewat.
d. Periksa alat pemantau suhu beku dalam lemari es, jika indicator ini
menunjukkan adanya pembekuan atau anda menduga vaksin yang
sensitive beku (vaksin-vaksin DTP, DT, TT, HepB, DTP-HepB) telah
membeku, anda sebaiknya melakukan tes kocok.
2. Persiapan Tempat Pelayanan Imunisasi
3. Pelaksanaan Pelayanan Imunisasi
4. Pemantauan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi
6. Bagan Alir
7. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
8. Unit terkait
9. Dokumen
terkait
10. Rekaman No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
historis
perubahan

Anda mungkin juga menyukai