LAPORAN KASUS
IDENTITAS DIRI
Nama : Ny.S
Umur : 32 Tahun
Jenis Kelamin : Prempuan
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Banyuwangi
Tgl.Pemeriksaan : 29 september 2005
Diagnosa Medis : Asthma Bronchiale
E. ANAMNESA
Autoanamnesis
Keluhan Utama
Sesak napas sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit (SMRS)
F. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Komposmentis
Keadaan Umum : tampak sakit ringan
Tekanan darah : 170/100 mmHg
Nadi : 75 x/menit
Nafas : 16 x/menit
Suhu : 36.5 C
Pemeriksaan Fisik
Kepala
- Mata: konjungtiva tidak anemis, pupil bulat isokor, diameter 3 mm, refleks cahaya +/+
- Leher: JVP (Jugularis vena presure) (5-2)cm H2O, pembesaran KGB (kelenjar getah
Bening) (-)
Thoraks
Paru
- inspeksi: gerakan dada kanan dan kiri simetris
- Palpasi: fremitus kanan dan kiri sama
- Perkusi: sonor pada seluruh lapangan paru
- Auskultasi : ekspirasi memanjang, mengi pada lapangan paru kiri
Jantung
- Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
- Palpasi : iktus kordis teraba di ICS V 1 jari medial LMCS
- Perkusi : batas jantung kanan : L S D
batas jantung kiri : ICS V 1 jari medial LMCS
- Auskultasi : suara jantung normal, bunyi tambahan (-)
Abdomen
- Inspeksi : perut cembung, asites (-)
- Palpasi : nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), hepar tidak teraba
- Perkusi : timpani
- Auskultasi : bising usus normal
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan radiologi
Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normal. Pada waktu serangan menunjukan
gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan peleburan rongga
intercostalis, serta diafragma yang menurun. Akan tetapi bila terdapat komplikasi, maka kelainan
yang didapat adalah sebagai berikut:
Bila disertai dengan bronkitis, maka bercak-bercak di hilus akan bertambah.
Bila terdapat komplikasi empisema/ chronic obbstructive pulmonary disease(COPD), maka
gambaran radiolusen akan semakin bertambah.
Bila terdapat komplikasi, maka terdapat gamb
aran infiltrate pada paru
Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis lokal.
Bila terjadi pneumonia mediastinum, pneumotoraks, dan pneumoperikardium, maka dapat dilihat
bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru.
2. Pemeriksaan laboratorium
a. Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia,
hiperkapnia, atau asidosis.
b. Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT (serum glutamic oxalacetic
transaminase) dan LDH (L-lactate Dehydrogenase).
c. Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15.000/mm3 dimana
menandakan terdapatnya suatu infeksi.
Diagnosis asma tidak sulit, terutama bila dijumpai gejala yang klasik seperti sesak
nafas, batuk dan mengi. Adanya riwayat asma sebelumnya, riwayat penyakit alergik
seperti rinitis alergik, dan keluarga yang menderita penyakit alergik, dapat memperkuat
dugaan penyakit asma. Penemuan pada pemerikasaan fisik penderita asma tergantung
dari derajat obstruksi jalan nafas. Ekspirasi memanjang, mengi, hiperinflasi dada,
takikardi, pernapasan cepat sampai sianosis, dari keluhan diatas dapat dijumpai pada
penderita ASMA BRONCHIAL.
b. ASMA BERAT
Bila ada sesak yang berat
Adrenalin 0,3 mg-0,5 mg SK, dapat diulang 15-30 menit kemudian, atau Aminofilin bolus
5-6 mg/kg BB IV pelan-pelan.
1) untuk menghilangkan atau mengurangi peradangan. Dexametason 5 mg IV.
2) Bila ada respon berikan Oksigen : 2-4 lt/menit.
2. Tindakan perawatan
a. Diagnosis Pasti : anamnesis, pemeriksaan fisik, foto thorak,EKG.
b. Berikan O2 2-4 liter/ menit tergantung derajat sesaknya (secara intermiten)
c. Infus D5% 8 tetes/menit, jika bukan payah jantung -> tetesan dapat lebih cepat
d. Posisi setengah duduk atau berbaring dengan bantal tinggi -> usahakan yang paling enak
buat pasien.
e. Cari penyebab -> tindakan selanjutnya tergantung penyebab.
J. PROGNOSA
1. Pada umunya bila segera ditangani dengan adekuat prognosa adalah baik.
2. Asma faktor imunologi (faktor ektrensik) yang muncul semasa kecil
prognosanya lebih baik daripada yang muncul semasa dewasa.
3. Angka kematian meningkat bila tidak ada fasilitas kesehatan yang memadai,
pasien tidak mengenali penyakitnya lebih jauh, dan penderita tidak pernah
mengontrol gejala asma secara baik.
4. Untuk dapat hidup sehat Kontrol yang baik diperlukan oleh penderita untuk
terbebas dari gejala serangan asma dan bisa menjalani aktivitas hidup sehari-hari.
Untuk mengontrol gejala asma secara baik maka penderita harus bisa merawat
penyakitnya dengan cara mengenali lebih jauh tentang penyakit tersebut
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Penyakit asma tidak dapat disembuhkan namun dalam penggunaan obat-obat yang ada
saat ini hanya berfungsi untuk menghilangkan gejala saja. Kontrol yang baik diperlukan
oleh penderita untuk terbebas dari gejala serangan asma dan bisa menjalani aktivitas
hidup sehari-hari. Untuk mengontrol gejala asma secara baik maka penderita harus bisa
merawat penyakitnya dengan cara mengenali lebih jauh tentang penyakit tersebut