Anda di halaman 1dari 4

D.

LAPORAN KASUS
IDENTITAS DIRI
Nama : Ny.S
Umur : 32 Tahun
Jenis Kelamin : Prempuan
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Banyuwangi
Tgl.Pemeriksaan : 29 september 2005
Diagnosa Medis : Asthma Bronchiale
E. ANAMNESA
Autoanamnesis
Keluhan Utama
Sesak napas sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit (SMRS)

Riwayat Penyakit Sekarang


- Sejak 20 tahun SMRS, pasien mengeluhkan sesak napas. Sesak napas
timbul bila pasien terkena debu, udara dingin dan asap rokok. Sesak terutama
timbul p a d a m a la m h a ri . S e sa k n a p a s d ira sa ka n m e n g ga n g gu a k t i vi t a s d a n
t id u r. Pasien berobat ke puskesmas dan didiagnosa menderita asma
- S e ja k 1 h a ri S MRS p a s ie n m u la i m e n ge lu h ka n se s a k n a p a s d a n b a t u k -
b a t u k. Sesak napas bertambah bila pasien batuk. Batuk pasien berdahak dengan
warna bening kental. Napas pasien berbunyi ngik. Obat pasien habis-S e ja k 3 ja m
S MR S se sa k napas ya n g d ira sa ka n m a k in b e ra t . Batuk
d ira sa ka n s e m a k i n m e n j a d i - j a d i . P a s i e n d i b a w a k e I G D R S U D
A A d a n d i b e r i pengasapan, namun keluhan sesak tidak berkurang sehingga
pasien dirawat inap di Nuri 2.

Riwayat Penyakit Dahulu


- Pasien memiliki riwayat asma dari kecil, sesak napas timbul bila pasien terkena
debu, udara dingin dan asap rokok. Sesak napas dirasakan > 1 kali dalam seminggu, < 1
kali dalam sehari, dan saat malam hari > 2 kali dalam sebulan
- Pasien tidak memiliki riwayat penyakit jantung
- Pasien memiliki riwayat alergi, seperti alergi udara dingin, debu, makanan laut, pucuk
ubi, kacang panjang, dan makanan yang merangsang seperti cabai

Riwayat Penyakit Keluarga


- Ibu pasien mederita asma
- Anak perempuan pasien menderita asma

Riwayat Pekerjaan, Sosial Ekonomi dan Kebiasaan


- 2 b u la n ya n g la lu p a s ie n b e ke r ja se b a ga i cleaning service d i
se b u a h universitas swasta, akan tetapi, karena sesak napas dirasakan semakin
hari se m a kin m e m b e ra t , p a sie n m e n gu n d u rka n d i ri d a ri p e ke rja a n n ya
d a n bekerja sebagai ibu rumah tangga.
- Riwayat merokok tidak ada

F. PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Komposmentis
Keadaan Umum : tampak sakit ringan
Tekanan darah : 170/100 mmHg
Nadi : 75 x/menit
Nafas : 16 x/menit
Suhu : 36.5 C

Pemeriksaan Fisik
Kepala
- Mata: konjungtiva tidak anemis, pupil bulat isokor, diameter 3 mm, refleks cahaya +/+
- Leher: JVP (Jugularis vena presure) (5-2)cm H2O, pembesaran KGB (kelenjar getah
Bening) (-)

Thoraks
Paru
- inspeksi: gerakan dada kanan dan kiri simetris
- Palpasi: fremitus kanan dan kiri sama
- Perkusi: sonor pada seluruh lapangan paru
- Auskultasi : ekspirasi memanjang, mengi pada lapangan paru kiri
Jantung
- Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
- Palpasi : iktus kordis teraba di ICS V 1 jari medial LMCS
- Perkusi : batas jantung kanan : L S D
batas jantung kiri : ICS V 1 jari medial LMCS
- Auskultasi : suara jantung normal, bunyi tambahan (-)

Abdomen
- Inspeksi : perut cembung, asites (-)
- Palpasi : nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), hepar tidak teraba
- Perkusi : timpani
- Auskultasi : bising usus normal

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan radiologi
Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normal. Pada waktu serangan menunjukan
gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan peleburan rongga
intercostalis, serta diafragma yang menurun. Akan tetapi bila terdapat komplikasi, maka kelainan
yang didapat adalah sebagai berikut:
Bila disertai dengan bronkitis, maka bercak-bercak di hilus akan bertambah.
Bila terdapat komplikasi empisema/ chronic obbstructive pulmonary disease(COPD), maka
gambaran radiolusen akan semakin bertambah.
Bila terdapat komplikasi, maka terdapat gamb
aran infiltrate pada paru
Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis lokal.
Bila terjadi pneumonia mediastinum, pneumotoraks, dan pneumoperikardium, maka dapat dilihat
bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru.

2. Pemeriksaan laboratorium
a. Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia,
hiperkapnia, atau asidosis.
b. Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT (serum glutamic oxalacetic
transaminase) dan LDH (L-lactate Dehydrogenase).
c. Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15.000/mm3 dimana
menandakan terdapatnya suatu infeksi.

H. DIAGNOSA ASMA BRONCHIAL

Diagnosis asma tidak sulit, terutama bila dijumpai gejala yang klasik seperti sesak
nafas, batuk dan mengi. Adanya riwayat asma sebelumnya, riwayat penyakit alergik
seperti rinitis alergik, dan keluarga yang menderita penyakit alergik, dapat memperkuat
dugaan penyakit asma. Penemuan pada pemerikasaan fisik penderita asma tergantung
dari derajat obstruksi jalan nafas. Ekspirasi memanjang, mengi, hiperinflasi dada,
takikardi, pernapasan cepat sampai sianosis, dari keluhan diatas dapat dijumpai pada
penderita ASMA BRONCHIAL.

I. TERAPI DAN TINDAKAN


1. Terapi
a. ASMA AKUT
1) Bila ada sesak berikan :
Aminofilin 200 mg 3 X 3-5 mg/kg BB, selama sesaknya masih ada.
2) Salbutamol merupakan bronkodilator yang sangat poten bekerja cepat dengan efek samping
minimal.
Salbutamol : 3 X 0,05-0,1 mg/kg BB
3) Bila ada batuk berikan ekspectoran,
Glicseril guaiakolat (GG) dosis : 3X sehari
4) Bila ada tanda infeksi (demam) berikan antibiotika,
amoxilin 500 mg dengan dosis 3 X sehari

b. ASMA BERAT
Bila ada sesak yang berat
Adrenalin 0,3 mg-0,5 mg SK, dapat diulang 15-30 menit kemudian, atau Aminofilin bolus
5-6 mg/kg BB IV pelan-pelan.
1) untuk menghilangkan atau mengurangi peradangan. Dexametason 5 mg IV.
2) Bila ada respon berikan Oksigen : 2-4 lt/menit.

2. Tindakan perawatan
a. Diagnosis Pasti : anamnesis, pemeriksaan fisik, foto thorak,EKG.
b. Berikan O2 2-4 liter/ menit tergantung derajat sesaknya (secara intermiten)
c. Infus D5% 8 tetes/menit, jika bukan payah jantung -> tetesan dapat lebih cepat
d. Posisi setengah duduk atau berbaring dengan bantal tinggi -> usahakan yang paling enak
buat pasien.
e. Cari penyebab -> tindakan selanjutnya tergantung penyebab.

J. PROGNOSA
1. Pada umunya bila segera ditangani dengan adekuat prognosa adalah baik.
2. Asma faktor imunologi (faktor ektrensik) yang muncul semasa kecil
prognosanya lebih baik daripada yang muncul semasa dewasa.
3. Angka kematian meningkat bila tidak ada fasilitas kesehatan yang memadai,
pasien tidak mengenali penyakitnya lebih jauh, dan penderita tidak pernah
mengontrol gejala asma secara baik.
4. Untuk dapat hidup sehat Kontrol yang baik diperlukan oleh penderita untuk
terbebas dari gejala serangan asma dan bisa menjalani aktivitas hidup sehari-hari.
Untuk mengontrol gejala asma secara baik maka penderita harus bisa merawat
penyakitnya dengan cara mengenali lebih jauh tentang penyakit tersebut
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Asma bronkial merupakan penyakit saluran pernapasan obstruktif yangditandai inflamasi


saluran dan spasme akut otot polos bronkiolus. Kondisi ini menyebabkan produksi mukus
yang berlebihan dan menumpuk, penyumbatan aliran udara, dan penurunan ventilasi alveolus.
Asma dapat terjadi pada sembarang golongan usia, sekitar setengah kasus terjadi pada
anak-anak dan sepertiga lainnya terjadi sebelum usia 40 tahun.
Insiden penyakit asma dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain : umur pasien, jenis
kelamin, bakat alergi, keturunan, lingkungan dan faktor psikologi

B. SARAN

Penyakit asma tidak dapat disembuhkan namun dalam penggunaan obat-obat yang ada
saat ini hanya berfungsi untuk menghilangkan gejala saja. Kontrol yang baik diperlukan
oleh penderita untuk terbebas dari gejala serangan asma dan bisa menjalani aktivitas
hidup sehari-hari. Untuk mengontrol gejala asma secara baik maka penderita harus bisa
merawat penyakitnya dengan cara mengenali lebih jauh tentang penyakit tersebut

Anda mungkin juga menyukai