Anda di halaman 1dari 3

Abdul Rosyid Nur Wahidin / 363172

Rangkuman PPh 21, 22 dan 23

PPh 21
PPh pasal 21 merupakan pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan
pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau
jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi.

Objek Pajak PPh Pasal 21


Ada beberapa jenis penghasilan yang dipotong oleh PPh Pasal 21, penghasilan tersebut
diantaranya adalah :
a. Penghasilan yang diterima atau diperoleh pegawai tetap
b. Penghasilan yang diterima atau diperoleh penerima pensiun secara teratur
c. Penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas
Disamping itu, terdapat pengecualian penghasilan yang tidak dikenakan PPh 21, penghasilan
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Pembayaran manfaat atau santunan asuransi dari perusahaan asuransi
b. Penerimaan dalam bentuk natura yang diberikan oleh Wajib Pajak atau Pemerintah
c. Zakat dan Beasiswa

Tarif PPh Pasal 21


Tarif PPh Pasal 21 adalah sebagai berikut :

Sementara itu, tarif PTKP sesuai dengan PMK No 101 Tahun 2016 adalah sebagai berikut :
a. Rp54.000.000,00 untuk diri Wajib Pajak orang pribadi
b. Rp 4.500.000,00 tambahan bagi Wajib Pajak yang kawin
c. Rp54.000.000,00 tambahan untuk istri yang penghasilannya digabung dengan
penghasilan suami
d. Rp4.500.000,00 tambahan untuk setiap anggota keluarga
e. 5% untuk penerima panghasilan sampai dengan Rp 50.000.000 per tahun
Referensi
Mardiasmo. 2016. Perpajakan Edisi Terbaru 2016. Yogyakarta : ANDI.
Abdul Rosyid Nur Wahidin / 363172
Rangkuman PPh 21, 22 dan 23

PPh 22
Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 adalah PPh yang dipungut oleh:
1. Bendahara Pemerintah Pusat/Daerah, terkait dengan pembayaran atas penyerahan barang.
Dikenakan PPh Pasal 22 sebesar 1,5% dari harga pembelian tidak termasuk Pajak
Pertambahan Nilai.
2. Badan-badan tertentu, berkenaan dengan kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha di
bidang lain. Dikenakan PPh Pasal 22 sebesar 1,5% dari harga pembelian tidak termasuk
Pajak Pertambahan Nilai
3. Wajib Pajak Badan yang melakukan pemungutan pajak dari pembeli atas penjualan
barang yang tergolong sangat mewah.
Pengecualian pemungutan PPh Pasal 22 adalah :
1. Impor barang dan atau penyerahan barang berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan tidak terutang pajak penghasilan.
2. Impor barang yang dibebaskan dari pungutan Bea Masuk dan atau PPN.
3. Impor sementara, jika pada waktu impornya nyata-nyata dimaksudkan untuk diekspor
kembali.

PPh 23
Pajak Penghasilan Pasal 23 adalah pajak yang dipotong atas penghasilan yang diterima atau
diperoleh wajib pajak dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap yang berasal dari modal,
penyerahan jasa, dan selain yang telah dipotong PPh Pasal 21.

Objek PPh Pasal 23


Penghasilan yang dipotong PPh pasal 23 adalah :
1. Dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari perusahaan
asuransi kepada pemegang polis
2. Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian utang
3. Royalti
4. Hadiah, penghargaan, dan bonus
5. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, kecuali sewa tanah dan
atau bangunan.
Referensi
Mardiasmo. 2016. Perpajakan Edisi Terbaru 2016. Yogyakarta : ANDI.
Abdul Rosyid Nur Wahidin / 363172
Rangkuman PPh 21, 22 dan 23

Pengecualian Objek pajak PPh pasal 23 diantaranya adalah penghasilan yang dibayar atau
terutang kepada bank, sewa yang dibayarkan atau terutang sehubungan dengan adanya sewa
guna usaha dengan hak opsi dan dividen yang diterima oleh orang pribadi.

Note : Tarif pajak PPh pasal 23 adalah sebesar 15% dan dikenakan atas penghasilan bruto.

Referensi
Mardiasmo. 2016. Perpajakan Edisi Terbaru 2016. Yogyakarta : ANDI.

Anda mungkin juga menyukai