Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Gametogenesis
Gametogenesis ( gamet = sel kelamin, genesis = kelahiran, pembentukan)
adalah proses terbentuknya gamet (sel kelamin),baik gamet jantan maupun
betina.Gametogenesis merupakan suatu cara untuk mempersiapkan sel kelamin
yang berguna untuk perkembang biakan mahluk hidup secara seksual. Hasil
gametogenesis adalah sel-sel kelamin jantan dan betina yang siap mengadakan
pembuahan (melebur menjadi satu), dan kelak menjadi mahluk hidup yang
baru.Gamet dihasilkan dalam gonad. Gamet jantan : spermatozoon ( jamak :
spermatozoa), disingkat : sperma ; dihasilkan dalam gonad jantan, disebut testis.
Gamet betina : ovum (jamak:ova); dihasilkan dalam gonad betina, disebut
ovarium.Hewan hermaphrodit atau monocious memiliki sebuah gonad gabungan,
disebut ovo-testis, yang menghasilkan kedua jenis gamet. Proses menghasilkan
gamet matang sehingga mampu membuahi disebut gametogenesis, yang dibagi
atas 2 macam :

1. Spermatogenesis, pembentukan sperma.


2. Oogenesis, pembentukan ovum
Gametogenesis terdiri dari :
1. Perbanyakan.
2. Pertumbuhan.
3. Pematangan.
4. Perubahan bentuk.
Tahap perbanyakan (poliferasi) berlangsung secara mitosis berulang -
ulang. Gametogonium (sel induk gamet) membelah menjadi 2, 2 jadi 4, 4 jadi 8,
dan seterusnya. Gametogonium ini akan tumbuh (tahap pertumbuhan),
membesar menjadi gametosit I. Gametosit I mengalami tahap pematangan,
berlangsung secara meiosis. Akhir meiosis I terbentuk gametosit II, dan akhir
meiosis II terbentuk gametid. Gametid mengalami tahap perubahan bentuk
(transformasi) menjadi gamet.

2.1.1 Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa (tunggal :
spermatozoon) yang terjadi di organ kelamin (gonad) jantan yaitu testis tepatnya
di tubulus seminiferus. Sel spermatozoa, disingkat sperma yang bersifat haploid
(n) dibentuk di dalam testis melewati sebuah proses kompleks. Spermatogenesis
mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui proses pembelahan dan
diferensiasi sel. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian
disimpan dalam epididimis. Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel
germinal yang disebut spermatogonia (jamak). Spermatogonia terletak di dua
sampai tiga lapis luar sel-sel epitel tubulus seminiferus. Spermatogonia

1
berdiferensiasi melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk
sperma. I

Pada proses spermatogenesis terjadi proses-proses dalam istilah sebagai


berikut :

1) Spermatositogenesis (spermatocytogenesis) adalah tahap awal dari


spermatogenesis yaitu peristiwa pembelahan spermatogonium menjadi
spermatosit primer (mitosis), selanjutnya spermatosit melanjutkan
pembelahan secara meiosis menjadi spermatosit sekunder dan spermatid.
Istilah ini biasa disingkat proses pembelahan sel dari spermatogonium
menjadi spermatid.
2) Spermiogenesis (spermiogensis) adalah peristiwa perubahan spermatid
menjadi sperma yang dewasa.Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis
dan membutuhkan waktu selama 2 hari. Terbagi menjadi tahap 1)
Pembentukan golgi, axonema dan kondensasi DNA, 2) Pembentukan cap
akrosom, 3) pembentukan bagian ekor, 4) Maturasi, reduksi sitoplasma
difagosit oleh sel Sertoli.
3) Spermiasi (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari sel
sertoli ke lumen tubulus seminiferus selanjutnya ke epididimidis. Sperma
belum memiliki kemampuan bergerak sendiri (non-motil). Sperma non
motil ini ditranspor dalam cairan testicular hasil sekresi sel Sertoli dan
bergerak menuju epididimis karena kontraksi otot peritubuler. Sperma
baru mampu bergerak dalam saluran epidimis namun pergerakan sperma
dalam saluran reproduksi pria bukan karena motilitas sperma sendiri
melainkan karena kontraksi peristaltik otot saluran.

2.1.2 Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam
ovarium. Di dalam ovarium janin sudah terkandung sel-sel primordial
atau oogonium. Oogonium akan berkembang menjadi oosit primer.
Saat bayi dilahirkan oosit primer dalam fase profase pada pembelahan
meiosis. Oosit primer kemudian mengalami masa istirahat hingga masa
pubertas. Pada masa pubertas terjadilah oogenesis.

1. Sel-Sel Kelamin Primordial


Sel-sel kelamin primordial mula-mula terlihat di dalam ektoderm
embrional dari saccus vitellinus, dan mengadakan migrasi ke
epitelium germinativum kira-kira pada minggu ke 6 kehidupan
intrauteri (dalam kandungan). Masing-masing sel kelamin primordial
(oogonium) dikelilingi oleh sel-sel pregranulosa yang melindungi
dan memberi nutrien oogonium dan secara bersama-sama
membentuk folikel primordial.
2. Folikel Primordial
Folikel primordial mengadakan migrasi ke stroma cortex ovarium
dan folikel ini dihasilkan sebanyak 200.000 buah. Sejumlah folikel
primordial berupaya berkembang selama kehidupan intrauteri dan
selama masa kanak-kanak, tetapi tidak satupun mencapai
1
pemasakan. Pada waktu pubertas satu folikel dapat menyelesaikan
proses pemasakan dan disebut folikel de Graaf dimana didalamnya
terdapat sel kelamin yang disebut oosit primer.
3. Oosit Primer
Inti (nukleus) oosit primer mengandung 23 pasang kromosom (2n).
Satu pasang kromosom merupakan kromosom yang menentukan
jenis kelamin, dan disebut kromosom XX. Kromosom-kromosom
yang lain disebut autosom. Satu kromosom terdiri dari dua kromatin.
Kromatin membawa gen-gen yang disebut DNA.
4. Pembelahan Meiosis Pertama
Meiosis terjadi di dalam ovarium ketika folikel de Graaf mengalami
pemasakan dan selesai sebelum terjadi ovulasi. Inti oosit atau ovum
membelah sehingga kromosom terpisah dan terbentuk dua set yang
masing-masing mengandung 23 kromosom. Satu set tetap lebih
besar dibanding yang lain karena mengandung seluruh sitoplasma,
sel ini disebut oosit sekunder. Sel yang lebih kecil disebut badan
polar pertama. Kadang-kadang badan polar primer ini dapat
membelah diri dan secara normal akan mengalami degenerasi.
Pembelahan meiosis pertama ini menyebabkan adanya kromosom
haploid pada oosit sekunder dan badan polar primer, juga terjadi
pertukaran kromatid dan bahan genetiknya.
5. Oosit Sekunder
Pembelahan meiosis kedua biasanya terjadi hanya apabila kepala
spermatozoa menembus zona pellucida oosit. Oosit sekunder
membelah membentuk ootid yang akan berdiferensiasi menjadi
ovum dan satu badan polar lagi, sehingga terbentuk tiga badan polar
dan satu ovum masak, semua mengandung bahan genetik yang
berbeda. Ketiga badan polar tersebut secara normal mengalami
degenerasi. Ovum yang masak yang telah mengalami fertilisasi
mulai mengalami perkembangan embrional.

Pengaruh Hormon dalam Oogenesis


Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon FSH yang merangsang
pertumbuhan sel-sel folikel di sekeliling ovum. Ovum yang matang
diselubungi oleh sel-sel folikel yang disebut Folikel de Graaf,
Folikel de Graaf menghasilkan hormon estrogen. Hormon estrogen
merangsang kelenjar hipofisis untuk mensekresikan hormon LH,
hormon LH merangsang terjadinya ovulasi. Selanjutnya folikel yang
sudah kosong dirangsang oleh LH untuk menjadi badan kuning atau
korpus luteum. Korpus luteum kemudian menghasilkan hormon
progresteron yang berfungsi menghambat sekresi FSH dan LH.
Kemudian korpus luteum mengecil dan hilang, sehingga akhirnya
tidak membentuk progesteron lagi, akibatnya FSH mulai terbentuk
kembali, proses oogenesis mulai kembali.
2.2 KONSEPSI
Konsepsi adalah peristiwa bertemunya sel telur (ovum) dan sperma. Suatu
proses kehamilan akan terjadi bila empat aspek penting terpenuhi, yaitu :
2.2.1 Ovum dan Sperma
1
Ovum
Ovum atau sel telur adalah suatu sel besar dengan diameter sekitar
0,1 mm. Ovum terdiri dari nucleus yang terapung-apung dalam
vitelus, di lingkari oleh zona pellusida dan dilapisi oleh korona
radiate.
Proses pertumbuhan ovum (Oogenesis)
(cari gambar)
Dengan pengaruh FSH, folikel primer mengalami
perubahan menjadi folikel de Graff, yang menuju
permukaan ovarium disertai pembentukan cairan liquor
folikuli.
Desakan folikuli de Graff ke permukaan ovarium
menyebabkan penipisan dan disertai devaskularisasi.
Selama pertumbuhan menjadi folikel de Graff, ovarium
mengeluarkan hormone estrogen yang dapat
mempengaruhi: Gerak dari tuba semakin mendekati
ovarium, Gerak sel rambut lumen tuba makin tinggi dan
Peristaltik tuba makin aktif.
Dengan pengaruh LH yang semakin besar dan fluktuasi
yang mendadak, terjadi proses pelepasan ovum yang
disebut ovulasi.
Dengan gerak aktif tuba yang mempunyai rumbai (fimbrie),
ovum yang telah di lepaskan segera di tangkap oleh frimbie
tuba. Proses penangkapan ini di sebut ovum pick up
mechanism.
Ovum yang tertangkap terus berjalan mengikuti tuba
menuju uterus, dalam bentuk pematangan pertama (siap
untuk dibuahi).
Sperma
Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang
kompleks yaitu:
Spermatogonium berasal dari sel primitive tubulus.
Menjadi spermatosit pertama.
Menjadi spermatosit kedua.
Menjadi spermatid.
Akhirnya menjadi spermatozoa.
Pertumbuhan spermatozoa di pengaruhi oleh mata rantai
hormone yang kompleks panca indera, hipotalamus, hipofisis
dan sel interstitial leydig, sehingga spermatogonium dapat
mengalami proses mitosis. Sprmatozoa berbentuk seperti
kecebong, terbagi menadi tiga bagian yaitu : kepala, leher dan
ekor. Bagian kepala membentuk lonjong agak gepeng,
mengandung bahan nucleus dan berjuta-juta sel sperma. Bagian
ekor berfungsi untuk bergerak maju dan bagian leher berbentuk
silindrik sebagai penghubung kepala dan ekor. Sel sperma
memiliki kecepatan yang cukup tinggi sehingga dalam satu

1
jam, sel sperma sudah sampai di tuba melalui kanalis dan
kavum uteri. Disini sel sperma menunggu kedatangan sel telur.
Pada hubungan seksual di tumpahkan sekitar 3cc sperma yang
mengandung 40-60 juta spermatozoa setiap cc. Sebagian besar
spermatozoa mengalami kematian dan hanya beberapa ratus
yang dapat mencapai tuba fallopi. Spermatozoa yang masuk
kea lat genitalia perempuan mampu hidup selama tiga hari
sehingga cukup waktu untuk mengadakan konsepsi.

2.2.2 Fertilisasi dan Implantasi


Fertilisasi
Peristiwa bertemunya sel sperma dan ovum umumnya
terjadi di ampula tuba. Pada hari 11-14 dalam siklus menstruasi,
perempuan mengalami ovulasi, yaitu peristiwa matangnya sel telur
sehingga siap di buahi. Pada saat fertilisasi terjadi, spermatozoa
dapat melintasi zona pelusida dan masuk ke vitelus. Ovum, yang
tidak memiliki kekuatan daya penggerak, di gerakkan oleh silia dan
peristaltic kontraksi otot tuba. Pada saat ini serviks, di pengaruhi
oleh estrogen mensekresi aliran mucus asam yang menarik
spermatozoa. Saat berhubungan, sekitar 300 juta sperma tersimpan
pada forniks vagina. Sperma yang mencapai mucus serfiks akan
bertahan hidup lalu mendorong diri sendiri maju ke tuba uterin,
sementara sisanya di hancurkan oleh media asam vagina. Lebih
banyak yang mati dalam perjalanan sepanjang uterus dan hanya
1000 yang mampu mencapai tuba dan bertemu dengan ovum.
Hanya pada perjalanan inilah sperma akhirnya matang dan mampu
melepaskan enzim hialuronidase yang memungkinkan terjadinya
penetrasi terhadap zona pelusida serta membrane sel di sekitar
ovum. Banyak sperma di butuhkan pada masa ini, membrane
ditutup untuk mencegah masuknya sperma yang lain dan inti dari
dua sel ini bersatu. Sperma dan ovum masing-masing
menyumbangkan setengah dari kromosom untuk membuatnya
berjumlah 46. Sperma dan ovun yang di buahi disebut zigot baik
sperma maupun ovum tidak dapat bertahan lebih dari 2-3 hari dan
pembuahan terjadi bila hubungan seksual di lakukan 48 jam
sebelum atau 24 jam setelah masa ovulasi. Selanjutnya konsepsi
akan berlangsung selama 14 hari sebelum menstruasi berikutnya.
Implantasi
Masuknya inti spermatozoa kedalam sitoplasma (vitelus)
membangkitkan kembali pembelahan dalam inti ovum, yang dalam
berada keadaan metaphase. Proses pemecahan dan pematangan
mengikuti bentuk anaphase dan telofase sehingga pronukleusnya
menjadi haploid. Pronukleus spermatozoa yang sedang dalam
keadaan haploid saling mendekati dengan inti ovum yang kini
haploid dan bertemu dalam pasangan pembawa tanda dari pihak
laki-laki maupun perempuan. Pada manusia terdapat 46 kromosom
dengan rincian 44 dalam bentuk osotom sedangkan lainnya sebagai
pembawa tanda seks. Perempuan selalu resesiv, dengan tanda seks
1
kromosom X. Laki-laki memiliki 2 bentuk kromosom seks, yaitu
kromosom X dan kromosom Y. Bila spermatozoa kromosom X
bertemu, terjadi jenis kelamin perempuan, sedangkan bila
kromosom seks Y bertemu, terjadi jenis kelamin laki-laki. Itulah
sebabnya mengapa perempuan tidak dapat dipersalahkan dengan
jenis kelamin bayi yang lahir, karena yang menentukan jenis
kelamin adalah suami. Setelah pertemuan dua jenis inti ovum dan
spermatozoa, terbentuk zigot yang dalam beberapa jam telah
mampu membekah dirinya menjadi dua dan seterusnya.
Berbarengan dengan pembelahan inti hasil konsepsi, zigot terus
berjalan menuju uterus. Hasil pembelahan sel memenuhi seluruh
ruangan ovum yang besarnya 100MU atau 0,1mm, yang disebut
stadia morula. Selama pembelahan sel, di dalam terjadi
pembentukan sel di luar morula yang kemungkinan erasal dari
korona radiate yang menjadi sel trofoblast. Sel trfoblast dalam
pertumbuhannya mampu mengeluarkan hormone korionik
gonadotrophin yang mempertahankan korpus luteum gravidarum.
Pembelahan berjalan terus, dan di dalam morula terjadi ruangan
yang mengandung cairan, yang disebut blastula. Perkembangan dan
pertumbuhan berjalan, blastula dengan vili korealismenya, yang
dilapisi sel trofoblast telah siap untuk mengadakan nidasi.
Sementara itu fase sekresi endometrium telah semakin gembur dan
semakin banyak mengandung glikogen yang disebut desidua. Sel
trofoblast yang meliputi primer vili korealis melakukan destruksi
enzimatik proteilitik sehingga mampu menanamkan diri di dalam
endometrium. Proses penanaman blastula disebut nidasi atau
implantasi yang terjadi pada hari ke 6 sampai 7 setelah konsepsi.
Pada saat tertanamnya blastula kedalam endomentrium mungkin
terjadi pendarahan yang disebut dengan tanda Hartman.
2.3 Hormon yang Mempengaruhi Gametogenesis dan Reproduksi
Hormon adalah senyawa yang merangsang. Hormon adalah molekul yang
dihasilkan oleh jaringan tertentu, yang dikeluarkan langsung ke darah (sebagai
pembawa) dan secara khas mengubah kegiatan suatu jaringan tertentu yang
menerimanya. Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar
endokrin yang dilahirkan ke dalam peredaran darah dan memengaruhi organ
tertentu (organ target). (Mira Dwi, 2009).Hormon yang berhubungan demgam
gametogenesis dan fungsi reproduksi

2.3.1 Hormon Pada Hipofisis


Terdapat dua lobus anterior dan lobus posterior. Lobus anterior
menyekresi hormon gonadotropin, yang terdiri atas:
FSH (folicle stimulating hormone)
Dihasilkan oleh sel-sel besofilik (afinitas terhadap basa).
Memengaruhi ovarium yang berkembang dan berfungsi pada saat
pubertas.

1
Folikel primer yang mengandung oosit primer, oleh FSH
dikembangkan dari keadaan yang padat menjadi folikel yang
vesikuler.
Selanjutnya folikel tersebut menyekresi hormon estrogen.(Mira
Dwi, 2009).
LH (luteinizing hormone)
Dihasilkan oleh sel-sel asidofik (afinitas terhadap asam).
Bersama FSH berfungsi mematangkan folikel dan sel telur serta
merangsang terjadinya ovulasi.
Folikel yang telah terlepas ovum selama ovulasi disebut korpus
rubrum menjadi korpus luteum.(Mira Dwi, 2009).
2.3.2 Hormon Pada Ovarium
Dua jenis ovarium adalah estrogen dan progesteron. Estrogen
terutama meningkatkan proliferasi dan pertumbuhan sel-sel speifik pada
tubuh dan bertanggung jawab pada perkembangan sifat seksual sekunder
wanita. Sebaliknya, progesteron hampir seluruhnya berkaitan dengan
persiapan akhir uterus untuk kehamilan dan kelenjar mammae untuk
laktasi. (Mira Dwi, 2009).
Estrogen. Hormon ini dihasilkan oleh teka interna folikel.
Pada fase pubertas memengaruhi berkembangnya tuba, uterus,
vagina dan kelenjar mammae, serta perkembangan sifat seks
sekunder.
Pada fase proliferasi, lapisan endometrium berkembang, lebih
tebal, lebih banyak kelenjar-kelenjar, pembuluh darah arteri dan
vena.(Mira Dwi, 2009).
Progesteron. Hormon ini dihasilkan korpus luteum.
Pada fase sekresi mempersiapkan endometrium mencapai optimal.
Kelenjar-kelenjar menyekresi zat yang berguna untuk makanan dan
untuk proteksi terhadap embrio yang akan berimplantasi.
Pembuluh-pembuluh darah lebih panjang dan lebar.(Mira Dwi,
2009).
2.3.3 Hormon Plasenta
Selama kehamilan, plasenta pada mamalia berfungsi sebagai
organ endokrin. Plasenta tidak lagi bergantung pada hormon-hormon ibu tetapi
sudah berdikari. Setelah bulan kedua kehamilan fungsi ovarium diambil alih
plasenta. Estriol adalah estrogen plasenta yang menumbuhkan uterus dan
merangsang kontraksi otot polos. Pregmadiol adalah progesteron dari plasenta,
berkembangnya sel-sel otot uterus menghmbat kontraksi. Kedua hormon ini
bertambah terus selama kehamilan terjadi dan mencapai maksimumnya beberapa
hari sebelum melahirkan.(Mira Dwi, 2009).

Anda mungkin juga menyukai