Anda di halaman 1dari 6

http://koperasiukm-sulsel.

info/artikel/mengawal-program-100-wirausaha-tiap-desa-pemprov-
sulsel

Pemuda Potensi Kuasai Pasar ASEAN

Kamis, 29 Okt 2015 | 12:05 WITA | View: 33

MASAMBA,UPEKS.co.id -- Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), pemuda Indonesia


berpeluang menguasai pasar ASEAN, peluang tersebut tercermin berdasarkan data Badan
statistik tahun 2013 menyebutkan usia produktif angkatan kerja sebanyak 118,19 juta orang.

Demikian sambutan tertulis Menteri Pemuda dan Olah Raga RI, Imam Nahrowi yang dibacakan
Bupati Lutra, H Arifin Junaidi di lapangan Subiantoro, Kecamatan Sukamaju, Rabu (28/10).

Hadir Wabup Bupati Indah Putri Indriani,Ketua DPRD Mahfud Yunus,Muspida,Pimpinan SKPD
lingkup Pemda Lutra, Pimpinan BUMD,BUMD dan peserta upacara yang di dominasi pemuda dan
pelajar di Lutra Dikatakannya, angkatan kerja tersebut unggul dibanding anggota ASEAN lainya
di mana Indonesia memiliki 38 persen usia produktif dari jumlah penduduk ASEAN

Ditambahkannya, dengan sumpah pemuda, pemuda Indonesia harus menjadi pemimpin bumi
yang baik dan adil dan bertanggung jawab. Hanya dengan menjaga dan merawatnya kita bisa
menjaga keberlangsungan bumi hingga masa akan datang.Rangkaian kegiatan, bupati pamit dan
wabup pada masyarakat Lutra. Pasalnya 3 Nopember 2015 mendatang berakhir masa
jabatannya. (lan/arf).

Penulis: Ruslan

Editor: Muh Arafah


Pemerintah Sulawesi Selatan mulai tahun 2014 ini melaksanakan program penciptaan wirausaha
muda pada tiap desa. Program unggulan Pemprov Sulsel sekaligus realisasi janji kampanye
pasangan Sayang ini menargetkan 20 wirausahawan muda tiap desa selama lima tahun atau 100
wirausaha baru per desa. Untuk menunjang pencapaian target tersebut, Pemprov
menyelenggarakan diklat wirausaha baru dan memberikan paket bantuan modal yang diatur
dalam Pergub No. 10 tahun 2014 tentang diklat kewirausahaan dan penghargaan wirausaha di
Provinsi Sulawesi Selatan.

Dalam Pergub disebutkan, program wirausaha desa bertujuan untuk mendorong pemuda
menjadi wirausaha dengan penyediaan modal kerja sebagai stimulus dalam pengembangan
usaha ekonomi produktif yang digerakkan oleh pemuda desa/kelurahan. Sasaran target
pencapaian wirausaha yaitu sebanyak 20 orang (1 Kelompok) per desa/ kelurahan dari 3.023
desa/kelurahan di Sulsel, sehingga akan tercapai 60.460 orang per tahun atau tercapai 302.300
orang dalam 5 tahun dengan 15.115 kelompok usaha ekonomi produktif.Pemprov Sulsel melalui
Dinas Koperasi dan Usaha kecil Menengah (UKM) Sulsel pada tahun 2014 akan menggelontorkan
bantuan modal usaha senilai Rp. 14 Miliar dari APBD untuk program wirausaha desa. Anggaran
ini untuk pelaksanaan Diklat Trainer of Facilitator (ToF), pengadaan buku panduan/starter kit,
pendampingan usaha, biaya pokja dan tim independen, bantuan modal kepada 500 kelompok
usaha sebesar Rp. 10 juta per kelompok untuk tahun 2014 serta biaya monitoring dan evaluasi
(monev).

Dalam pelaksanaannya, program wirausaha desa pemprov Sulsel menjadikan modul


kewirausahaan yang dikembangkan lembaga buruh internasional (ILO), yakni Start and Improve
Your Business sebagai panduan peserta. Modul Start & Improve Your Business (SIYB),
dikembangkan dari sebuah paket pelatihan bernama Look After Your Firm (Jaga Perusahaan
Anda) oleh Federasi Pengusaha Swedia di tahun 1970an. Kemudian Program ini dikembangkan
oleh ILO dalam dan kini telah diadopsi oleh lebih dari 80 negara (Afrika, Eropa dan Amerika
Selatan) Di Indonesia, program ini diperkenalkan ILO pada tahun 2002 untuk melengkapi
program Know About Business. Saat ini SIYB telah digunakan oleh lembaga lembaga donor,
lembaga pemerintah, LSM, dan Business Development Services dalam isu pemberdayaan Usaha
Kecil dan Menengah

Journey of entrepreneur

Program Pemprov Sulsel mendorong dan menumbuhkan minat berwirausaha kalangan pemuda
di desa patut diapresiasi. Melalui program ini pula diharapkan dapat membangun jiwa dan
semangat berwirausaha bagi kalangan masyarakat, khususnya generasi muda merupakan salah
satu upaya dalam menciptakan dan membuka lapangan kerja baru, baik untuk dirinya sendiri
(job creator) maupun diharapkan mampu memberi kesempatan kerja bagi orang lain (job givers).

Kita menyambut baik program wirausaha Pemprov karena mengutamakan pemuda dan berbasis
desa. Dalam isu kewirausahaan, golongan pemuda memang perlu memperoleh perhatian
khusus. Selain sebagai nafas zaman, kaum mudalah yang senatiasa menjadi incaran pemasaran
sebagai segmen pasar potensial. Posisi pemuda juga strategis dan khas secara budaya dan
kondisi fisik serta emosional. Para pemudalah juga yang nanti mengalami masa bonus
demografi, menghadapi persaingan global, serta paradigma kehidupan yang baru.

Wirausaha berbasis desa menjadi keniscayaan melihat masih banyaknya kemiskinan, sementara
potensi sumber daya alam melimpah. Solusinya terletak pada kemauan dan kemampuan
masyarakat, terutama pemuda di desa. Kemauan harus ada dan kemampuan bisa dilatih dan
ditingkatkan secara continue sehingga para pemuda desa mau dan mampu bangkit, mengolah
dan mengoptimalkan potensi desanya.

Patut dicatat, kewirausahaan adalah salah satu aktivitas penghidupan (life skills) yang
dampaknya luar biasa dan mempunyai daya-ungkit (leverage) yang tinggi. Aktivitas tersebut
berawal dari adanya kultur (nilai-nilai, sikap, dan perilaku) yang tertanam dalam individu yang
bersangkutan maupun lingkungannya sehingga prosesnya tidaklah instan.

Entreprenership adalah sebuah perjalanan (journeys), setelah tertanamnya kultur


kewirausahaan, perjalanan kewirausahaan akan diteruskan dengan adanya kesadaran
(awareness) tentang pentingnya kewirausahaan; terbentuknya embrio wirausaha (nascent
entrepreneurs) yang secara sadar berani mencoba-coba usaha bisnisnya sesuai minat, bakat, dan
potensi mereka; dan tekad dan action untuk menjadi Wirausaha Muda Pemula/WMP (start-up
entrepreneurs) dengan segala risiko yang sudah dipertimbangan.

Disisi lain, tumbuhnya semangat dan kualitas kewirausahaan ini sangat bergantung pula pada
lingkungan makro. Pemerintah dan masyarakat berperan menciptakan iklim investasi yang
kondusif, peraturan persaingan usaha yang sehat, penegakan hukum yang konsisten dan tidak
pandang bulu, serta modal sosial yang kuat. Bila tidak, walaupun melahirkan banyak pengusaha
maka yang lahir sesungguhnya adalah wirausahawan semu yang muncul tak lebih karena
mental korup, dekat dengan kekuasaan atau karena nepotisme dan kolusi.

Mengawal Program

Program wirausaha desa Pemprov Sulawesi Selatan seharusnya didukung dan dikawal berbagai
pihak. Program ini semoga menjadi momen strategis untuk menggerakkan sinergi berbagai
pemangku kepentingan di Sulawesi Selatan dan menjadi strategi jangka panjang untuk
mengintegrasikan pembelajaran kewirausahaan antara berbagai pihak baik pemerintah,
akademisi, dunia usaha, asosiasi, maupun tokoh masyarakat.

Belajar dari beberapa program, berbagai instansi pemerintah maupun swasta dalam
melaksanakan program pembentukan kewirausahaan kadang menunjukkan tidak adanya suatu
kesamaan pandangan baik misi dan visi sehingga terjadi pelaksanaan program berjalan sendiri-
sendiri dan tidak terintergrasi antara instansi pemerintah. Akibatnya sumber dana yang keluar
dalam jangka panjang dapat dikatakan sia-sia atau belum dirasakan manfaatnya secara
kesinambungan.

Kita berharap program wirausaha desa Pemprov dapat menjawab kebutuhan akan tersedianya
sejumlah wirausaha baru (entrepreneur) yang unggul melalui perencanaan yang jelas, langkah-
langkah yang konkrit, konsisten dalam penyelenggaraan serta didukung semua pihak. Program
penciptaan wirausaha baru yang tangguh dapat dilakukan melalui penciptaan iklim yang mampu
menanamkan budaya wirausaha sehingga mendorong minat para pemuda untuk berwirausaha.
Selain itu, pada tataran operasional dapat ditempuh pola inkubasi bisnis melalui pelatihan dan
pendampingan secara berkelanjutan.

Karena itu dalam program wirausaha desa sangat penting melakukan rekrutmen secara tepat
calon wirausaha yang akan dilatih, menyiapkan perangkat modul materi yang handal,
penyusunan model business plan yang sederhana, pemberian materi kewirausahaan yang praktis
dan menarik, serta dukungan pasca pelatihan, baik melalui mentoring maupun magang. Adapun
pemberian modal hanya sebatas stimulus yang seharusnya dilakukan seleksi secara ketat dan
tepat sasaran oleh tim independen.

Kita juga berharap program wirausaha desa tidak dijalankan melalui pendekatan proyek,
sehingga program tersebut berjalan sebatas masa proyeknya. Dalam hal ini pemerintah sendiri
harusnya sudah mempersiapkan tindakan yang harus dilakukan pasca program yang terpadu
dalam pemberdayaan koperasi dan UMKM dengan melibtakan berbagai stakeholder,
berkesinambungan, dan dilaksanakan penuh komitmen.Semoga

Sumber: http://plutsulsel.co.id/mengawal-program-100-wirausaha-tiap-desa-pemprov-sulsel-2/

http://www.antarasulsel.com/berita/27943/sulsel-miliki-630-pengusaha-muda

Sulsel Miliki 630 Pengusaha Muda

Rabu, 18 Mei 2011 19:26 WIB

Makassar (ANTARA News) - Jumlah pengusaha muda yang tersebar di seluruh daerah di Provinsi
Sulawesi Selatan (Sulsel) saat sudah mencapai 630 orang.

Ketua Hipmi Provinsi Sulsel, Yudi Ondong, di Makassar, Rabu, mengatakan, dari jumlah tersebut,
rata-rata di setiap kabupaten dan kota terdapat sebanyak 100 orang pengusaha muda.

Dari keseluruhan pengusaha muda tersebut, kata dia, terbagi dalam berbagai tingkat, mulai dari
yang masih berskala kecil, menengah, maupun yang sudah mencapai usaha ekonomi skala besar.

Menurutnya, setiap tahun terdapat peningkatan jumlah pengusaha muda di setiap daerah sesuai
dengan potensi ekonomi di daerah masing-masing.

"Di Sulsel sendiri, memang terjadi peningkatan jumlah pengusaha mudah setiap tahun yang bisa
mencapai 20 persen," ungkapnya.

Di kota Makassar sendiri, persentase pertumbuhan jumlah pengusaha muda bisa mencapai 10
persen, sedangkan di beberapa daerah lain jumlahnya masih ada yang di bawah angka tersebut.

Ia mengaku, meskipun sudah terdapat peningkatan jumlah pengusaha muda setiap tahun,
namun hal tersebut masih harus ditingkatkan, mengingat peran pengusaha dalam pertumbuhan
ekonomi daerah sangat besar.

"Secara ideal, jumlah pengusaha bisa mencapai 20 persen dari total penduduk di suatu daerah.
Dengan begitu, berbagai upaya terus dilakukan oleh Hipmi untuk bisa mencapai target jumlah
pengusaha tersebut," tuturnya.

Ia menambahkan, potensi untuk menciptakan pengusaha muda di Sulsel masih sangat besar,
seiring dengan potensi ekonomi yang sangat besar yang tersedia di Sulsel, baik di sektor jasa,
pertanian, perhotelan, dan sebagainya.

Inilah, kata dia, yang masih menjadi tugas berat dari Hipmi untuk dapat menjadi laboratorium
dalam menciptakan kader yang dapat mengolah potensi ekonomi tersebut menjadi suatu hal
baru. (T.KR-AAT/S019)

Anda mungkin juga menyukai