Anda di halaman 1dari 23

PENGARUH TINGKAT HUTANG (LEVERAGE) DAN TINGKAT

KESULITAN KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP


KONSERVATISME AKUNTANSI
(Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar di PT BEI )

Oleh :
FAJRI ALHAYATI
2007 / 84435

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
Wisuda Periode Maret 2013
PENGARUH TINGKAT HUTANG (LEVERAGE) DAN TINGKAT
KESULITAN KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP
KONSERVATISME AKUNTANSI
(Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar di PT BEI )
Fajri Al Hayati
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus Air Tawar Padang
Email : fajri_alhayati@yahoo.co.id

Abstract
This study aims to obtain empirical evidence about the effect of leverage and effect of financial distress on accounting
conservatism.
This study considered the causative research. The population in this study are all that company registered in the
Indonesia Stock Exchange in 2008-2010. Purposive sampling was used for thedetermined samples.
This research showed that leverage has a significant effect to the accounting conservatism but the financial
distresshas not significant effect.
This study suggested management, should recognize early on the financial condition,because they can solved the
problem before getting crowded. For the next research in order to extend the period of time to obtain better results, to
develop use another conservatism measure and some variable independent, bondholders-shareholders conflicts.

Key words: leverage, financial distress, accounting conservatism

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris tentang: (1) Pengaruh tingkat hutang (leverage) terhadap
tingkat konservatisme akuntansi. (2) Pengaruh tingkat kesulitan keuangan perusahaan terhadap tingkat konservatisme
akuntansi.
Penelitian ini tergolong penelitian kausatif. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia pada tahun 2008-2010. Peneliti menentukan jumlah sampel perusahaan yang diambil dengan kriteria tertentu
(teknik purposive sampling). Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Tingkat hutang berpengaruh signifikan positif terhadap tingkat
konservatisme akuntansi. (2) Tingkat kesulitan keuangan tidak berpengaruh terhadap tingkat konservatisme akuntansi.
Dalam penelitian ini disarankan: (1) Bagi manajemen, sebaiknya mengenali sejak dini kondisi keuangan, sehingga
ketika terjadi masalah akan dapat diselamatkan lebih awal. (2) Bagi peneliti selanjutnya agar dapat memperpanjang rentang
waktu agar didapat hasil yang lebih baik. (3) Bagi peneliti selanjutnya, agar dapat mengembangkan penelitian ini dengan
menggunakan ukuran konservatisme yang lebih dapat menjelaskan perusahaan yang menerapkan tingkat konservatisme yang
lebih tinggi dan perusahaan yang menerapkan tingkat konservatisme yang lebih rendah, disarankan untuk menambah variabel
independen lain terhadap akuntansi konservatif seperti size, konflik bondholder-shareholder.
1.PENDAHULUAN sebagai media kontrak (Watts, 2003). Banyak
Laporan keuangan yang dibuat oleh kritik mengenai kegunaan suatu laporan keuangan
perusahaan menggambarkan kinerja manajemen jika penyusunannya dengan menggunakan metode
dalam mengelola sumber daya perusahaannya. yang sangat konservatif. Namun, ada juga
Informasi yang disampaikan melalui laporan pendapat yang mendukung penerapan metode ini.
keuangan ini digunakan oleh pihak internal Penggunaan metode akuntansi yang konservatif
maupun pihak eksternal. Laporan keuangan akan dapat menghasilkan laporan keuangan yang
tersebut harus memenuhi tujuan, aturan serta pesimis. Hal ini diperlukan untuk menetralkan
prinsip-prinsip akuntansi yang sesuai dengan sikap optimistis yang berlebihan pada manajer dan
standar yang berlaku umum agar dapat pemilik bahwa perusahaan tidak selalu
menghasilkan laporan keuangan yang dapat mendapatkan keuntungan yang sama. Manajer
dipertanggungjawabkan dan bermanfaat bagi mempunyai kewajiban untuk memaksimumkan
setiap penggunanya. Informasi laba adalah fokus kesejahteraan para pemegang saham, namun disisi
utama dalam pelaporan keuangan yang lain manajer juga mempunyai kepentingan untuk
menyediakan informasi mengenai kinerja memaksimumkan kesejahteraan mereka. Menurut
keuangan suatu perusahaan selama satu periode Mayangsari (2003) laporan keuangan yang
tertentu. disajikan dengan prinsip konsevatisme memang
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) sama sekali tidak memberikan manfaat bagi pihak
memberikan kebebasan memilih metode akuntansi manajemen, sebagai pihak yang paling
yang digunakan dalam penyusunan laporan diuntungkan jika melakukan manipulasi laporan
keuangan. Kebebasan dalam metode ini dapat keuangan karena justru dengan menerapkan
dimanfaatkan untuk menghasilkan laporan konsevatisme laba yang dilaporkan kecil.
keuangan yang berbeda-beda di setiap perusahaan. Banyak pihak yang mendukung dan menolak
Karena aktivitas perusahaan yang dilingkupi konsep konservatisme, karena bagi mereka
dengan ketidakpastian maka penerapan prinsip laporan keuangan yang disajikan dengan
konservatisme menjadi salah satu pertimbangan menggunakan prinsip konservatisme akan
perusahaan dalam akuntansi dan laporan mengakibatkan laporan keuangan menjadi bias
keuangannya. Konsep ini mengakui biaya dan rugi sehingga tidak dapat dijadikan sebagai alat untuk
lebih cepat, mengakui pendapatan dan untung mengevaluasi risiko perusahaan (Haniati dan
lebih lambat, menilai aktiva dengan nilai yang Fitriany, 2010). Mayangsari dan Wilopo (2002)
terendah, dan kewajiban dengan nilai yang menyatakan bahwa konservatisme merupakan
tertinggi. Konservatisme merupakan prinsip konsep akuntansi yang kontroversial dan
akuntansi yang jika diterapkan akan menghasilkan membuktikan bahwa konservatisme akuntansi
angka-angka pendapatan dan aset cenderung memiliki relevansi nilai, yang berarti akuntansi
rendah, serta angka-angka biaya cenderung tinggi. bermanfaat dalam memprediksi kondisi keuangan
Akibatnya, laporan keuangan akan menghasilkan di masa mendatang.
laba yang terlalu rendah (understatement). Fenomena yang terjadi di Indonesia yaitu
Kecenderungan seperti itu terjadi karena masih banyaknya perusahaan yang belum
konservatisme menganut prinsip memperlambat menerapkan akuntansi konservatif dalam
pengakuan pendapatan serta mempercepat pelaporan keuangan, sehingga menyebabkan
pengakuan biaya. kepercayaan para pemakai laporan keuangan
Di kalangan para peneliti, prinsip khususnya laporan keuangan auditan terhadap
konservatisme akuntansi ini masih dianggap auditor menjadi menurun. Seperti pada kasus yang
sebagai suatu prinsip yang kontroversial. Di satu terjadi di PT. Indosat, Tbk. Manajemen PT.
sisi, konservatisme akuntansi dianggap sebagai Indosat, Tbk diduga secara sengaja membuat laba
kendala yang akan mempengaruhi kualitas laporan perusahaan turun dalam dua tahun terakhir guna
keuangan. Di sisi lain, konservatisme akuntansi menghindari pembayaran pajak secara benar.
bermanfaat untuk menghindari perilaku Manajernya menjelaskan PT. Indosat, Tbk
oportunistik manajer berkaitan dengan kontrak- dan anak perusahaannya mengalami penurunan
kontrak yang menggunakan laporan keuangan laba bersih 13,12 persen dari Rp. 1,623 triliun
pada tahun 2005 menjadi Rp. 1,41 triliun pada dan selisih net income (sebelum depresiasi)
tahun 2006. Laba bersih akibat peningkatan beban dengan operational cash flow bernilai negatif.
operasi sekitar 11,38 persen dari Rp. 7,937 triliun Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
menjadi Rp. 3,398 triliun dari Rp. 3,651 triliun. semakin kecil size perusahaan maka semakin besar
Direktorat Jendral Pajak dan instansi lain terkait probabilitas perusahaan akan menyajikan laporan
harus memeriksa dugaan perekayasaan laporan keuangan yang cenderung konservatif. Penelitian
keuangan yang dilakukan manajemen Indosat. ini juga memberikan bukti bahwa semakin tinggi
(www.sinarharapan.co.id). Kasus ini menunjukkan debt to total assets ratio maka semakin besar
adanya rekayasa laporan keuangan terhadap probabilitas perusahaan akan menyajikan laporan
praktik akuntansi konservatif yang dilakukan keuangan yang cenderung tidak konservatif atau
pihak PT. Indosat, Tbk. Hal ini dapat menyesatkan optimis.
pihak-pihak yang berkepentingan dalam Faktor lain yang mempengaruhi
pengambilan keputusan melalui laporan keuangan. konservatisme adalah kesulitan keuangan.
Salah satu faktor yang mempengaruhi Kesulitan keuangan dimulai ketika perusahaan
konservatisme adalah tingkat hutang. Tingkat tidak dapat memenuhi jadwal pembayaran atau
hutang (leverage) adalah penggunaan asset dan ketika proyeksi arus kas mengindikasikan bahwa
sumber dana (sources of funds) oleh perusahaan perusahaan tersebut akan segera tidak dapat
yang memiliki beban tetap dengan maksud memenuhi kewajibannya (Brigham dan Daves,
meningkatkan keuntungan potensial pemegang 2003). Di Indonesia kepailitan (failure) diatur
saham (Sartono, 2001). Menurut Bringham (2001) dalam UU. No.1 tahun 1998, disebutkan bahwa
penggunaan hutang pada tingkat tertentu akan debitur yang mempunyai dua atau lebih kreditur
dapat mengurangkan biaya modal perusahaan dan tidak dapat membayar sedikitnya satu utang
karena biaya atas hutang merupakan pengurangan yang telah jatuh waktu dan tidak dapat ditagih,
atas pajak perusahaan, dan dapat meningkatkan dinyatakan pailit dengan putusan pengadilan yang
harga saham, dimana pada akhirnya hal ini akan berwenang, baik atas permohonan sendiri, maupun
menguntungkan manajemen, investor, kreditor, atas permintaan seorang atau lebih krediturnya.
dan perusahaan. Permohonan ini dapat juga diajukan oleh
Biasanya, semakin tinggi tingkat leverage, kejaksaan untuk kepentingan umum.
semakin besar kemungkinan perusahaan akan Kondisi keuangan perusahaan yang
melanggar perjanjian kredit, sehingga perusahaan bermasalah dapat mendorong manajer mengatur
akan berusaha melaporkan laba sekarang lebih tingkat konservatisme akuntansi. Pemakai laporan
tinggi yang dapat dilakukan dengan cara keuangan perlu memahami kemungkinan bahwa
mengurangi biaya-biaya yang ada. Oleh karena itu, perubahan laba akuntansi selain dipengaruhi oleh
tidak hanya kreditur saja yang dapat mengawasi kinerja manajer juga dapat dipengaruhi oleh
aktivitas perusahaan, tetapi mekanisme corporate kebijakan konservatisme akuntansi yang ditempuh
governance juga ikut berperan dalam mengawasi oleh manajer.
penggunaan dana dari kreditor oleh pihak Dalam teori signaling menjelaskan bahwa jika
manajemen perusahaan. kondisi keuangan dan prospek perusahaan baik,
Dalam Almalia (2003) dampak size manajer memberi sinyal dengan
perusahaan dan tingkat hutang perusahaan menyelenggarakan akuntansi liberal yang
terhadap penyajian laporan keuangan yang tercermin dalam akrual diskresioner positif untuk
cenderung konservatif. Perusahaan yang menunjukkan bahwa
konservatif dikelompokkan berdasarkan 3 kriteria kondisi keuangan perusahaan dan laba periode kini
yaitu: kelompok pertama untuk perusahaan yang serta yang akan datang lebih baik daripada yang
nilai rasio market to book value equity lebih dari diimplikasikan oleh laba nondiskresioner periode
satu, kelompok kedua untuk perusahaan yang kini. Jika perusahaan dalam kesulitan keuangan
selisih net income (sebelum depresiasi) dengan dan mempunyai prospek buruk, manajer memberi
operational cash flow bernilai negatif, dan sinyal dengan menyelenggarakan akuntansi
kelompok ketiga adalah perusahaan yang nilai konservatif yang tercermin dalam akrual
rasio market to book value equity lebih dari satu diskresioner negatif untuk menunjukkan bahwa
kondisi keuangan perusahaan dan laba periode alasan bahwa penulis ingin melihat apakah setiap
kini serta yang akan datang lebih buruk daripada sektor perusahaan memiliki pengaruh
laba non-diskresioner periode kini. konservatisme pada proses pengambilan
Dengan demikian, tingkat kesulitan keuangan keputusan.
perusahaan yang semakin tinggi akan mendorong Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
manajer untuk menaikkan tingkat konservatisme bukti secara empiris mengenai:
akuntansi. (Lo, 2005:400). 1. Pengaruh tingkat hutang terhadap
Penelitian tentang konservatisme akuntansi konservatisme akuntansi
telah banyak dilakukan, tetapi hasilnya masih 2. Pengaruh tingkat kesulitan keuangan
belum konsisten. Diantaranya adalah hasil terhadap konservatisme akuntansi
penelitian Wilopo (2002) serta Lo (2005) yang Penelitian ini diharapkan akan dapat
mendukung adanya hubungan positif antara memberikan manfaat:
konservatisme akuntansi dan tingkat hutang. Hasil 1. Bagi Penulis, penelitian ini diharapkan
ini berbeda dengan Widya (2004) serta dapat menambah wawasan dan
Suprihastini dan Pusparini (2007) pengetahuan mengenai pengaruh tingkat
menyatakan bahwa tingkat kesulitan keuangan hutang dan tingkat kesulitan keuangan
perusahaan dan tingkat hutang secara bersama- terhadap konservatisme akuntansi.
sama tidak berpengaruh kebijakan tingkat 2. Bagi investor, memberikan gambaran
konservatisme akuntansi. Sementara, secara mengenai pengaruh faktor-faktor
parsial, tingkat kesulitan keuangan memiliki konservatisme sebagai bahan pertimbangan
pengaruh yang positif terhadap konservatisme dalam pengambilan keputusan investasi.
akuntansi sedangkan tingkat hutang tidak memiliki 3. Bagi peneliti berikutnya, sebagai
pengaruh terhadap konservatisme akuntansi. sumbangan ilmu pengetahuan dan referensi
Penelitian ini dilakukan untuk menguji bagi mahasiswa lain dalam kajian
pengaruh variabel tingkat hutang dan tingkat berikutnya.
kesulitan keuangan perusahaan terhadap
konservatisme akuntansi sebagai kelanjutan dari 2. TELAAH LITERATUR DAN
penelitian sebelumnya karena masih terdapat PENGEMBANGAN HIPOTESIS
ketidakkonsistenan hasil penelitian-penelitian Konservatisme Akuntansi
tersebut. Penelitian ini merupakan replikasi dari FASB menjelaskan definisi konservatisme di
penelitian yang dilakukan oleh Lo (2005), dalam SFAC no. 2 tahun 1996 sebagai reaksi yang
Suprihastini dan Pusparini (2007), dan Sari dan hati-hati dalam menghadapi ketidakpastian dalam
Adhariani (2009) yang menguji faktor-faktor yang perusahaan sudah cukup dipertimbangkan.
mempengaruhi konservatisme akuntansi pada Warsidi (2005:23) menjelaskan bahwa
perusahaan yang terdaftar di PT. Bursa Efek konservatisme didefinisi sebagai upaya untuk
Indonesia. memilih metode-metode akuntansi "berterima
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian umum" yang mengakibatkan: (1) pengakuan
sebelumnya adalah variabel bebas yang digunakan pendapatan yang lebih lambat, (2) pengakuan
dalam penelitian ini adalah tingkat hutang biaya yang lebih cepat, (3) penilaian aset yang
(leverage) dan tingkat kesulitan keuangan lebih rendah, penilaian kewajiban yang lebih
perusahaan. Peneliti hanya mengambil kedua tinggi, dari yang sebenarnya. Dalam situasi-situasi
variabel ini, karena peneliti menemukan ketidak- tertentu, sebagian dari kriteria ini bisa saling
konsistenan dengan teori yang ada pada banyak bertentangan. Jika demikian, income yang lebih
variabel, namun hanya dibatasi pada dua variabel rendah akan terlebih dahulu dipertimbangkan
ini karena mengingat waktu dan tempat penelitian daripada penilaian aset yang lebih tinggi dalam
yaitu pada semua perusahaan yang terdaftar di PT menentukan apakah suatu metode atau pendekatan
BEI dari tahun 2008 hingga 2010. bersifat konservatif atau tidak. Sebagai contoh
Seperti penelitian sebelumnya, penelitian ini dalam penggunaan nilai berjalan (current value)
dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa dalam penilaian aset, salah satu pendekatanyang
Efek Indonesia (BEI). Hal ini dilakukan dengan disebut pendekatan distributable incometidak
memasukkan real holding gains dalam beberapa tahun, maka merupakan indikasi
penghitungan incomenya. Sebagai akibatnya, diterapkannya konservatisme. Selain itu, Givoly
dalam situasi inflasi, pendekatan distributable membagi akrual menjadi dua, yaitu operating
income seringkali menghasilkan penilaian aset accrual yang merupakan jumlah akrual yang
yang lebih tinggi dan penghitungan income yang muncul dalam laporan keuangan sebagai hasil dari
lebih rendah dibandingkan dengan yang dihasilkan kegiatan operasional perusahaan dan non-
dari pendekatan historical cost. Oleh karena itu, operating accrual yang merupakan jumlah akrual
pendekatan distributable income yang yang muncul diluar hasil kegiatan operasional
menggunakan nilai berjalan (current value) bisa perusahaan.
lebih konservatif dibandingkan pendekatan (a) Operating Accruals
historical cost, meskipun secara umum dikatakan Berdasarkan literatur Criterion Research
historical cost lebih konservatif. Group, dinyatakan bahwa Operating accrual
Pengukuran Konservatisme Akuntansi menangkap perubahan dalam aset lancar, kas
Watts (2003) menyatakan dalam artikelnya bersih dan investasi jangka pendek, dikurang
yang berjudul Conservatism in Accounting Part dengan perubahan dalam aset lancar, utang jangka
II: Evidence and Research Opportunities, terdapat pendek bersih. Operating accrual yang utama
tiga ukuran konservatisme yaitu: meliputi piutang dagang dan persediaan dan
(1) Earnings/stock return relation measures kewajiban. Akun ini merupakan akun klasik yang
Stock market price berusaha untuk digunakan untuk memanipulasi earnings untuk
merefleksikan perubahan nilai aset pada saat mencapai tujuan pelaporan.
terjadinya perubahan baik perubahan atas rugi (b) Non Operating Accrual
ataupun laba dalam nilai asset- stock return tetap Berdasarkan literatur Criterion Research
berusaha untuk melaporkannya sesuai dengan Group, dinyatakan bahwa Non current (operating)
waktunya. Basu (1997) menyatakan bahwa accrual menangkap perbedaan dalam non-current
konservatisme menyebabkan kejadian-kejadian asset, investasi non ekuitas jangka panjang bersih,
yang merupakan kabar buruk atau kabar baik dikurang perubahan dalam non-current liabilities,
terefleksi dalam laba yang tidak sama (asimetri hutang jangka panjang bersih. Komponen non
waktu pengakuan). Hal ini disebabkan karena operating accrual (pada sisi asset) yang utama
salah satu definisi konservatisme menyebutkan adalah aktiva tetap dan aktiva tidak berwujud.
bahwa kejadian yang diperkirakan akan Terdapat subjektivitas yang cukup terlibat
menyebabkan kerugian bagi perusahaan dan harus diawal keputusan dimana biaya dikapitalisasi baik
segera diakui sehingga mengakibatkan kabar untuk aktiva tetap dan aktiva tidak berwujud
buruk lebih cepat terefleksi dalam laba dibangun sendiri yang dapat diakui (seperti biaya
dibandingkan kabar baik. Basu (1997) pembangunan software yang dikapitalisasi) dan
memprediksikan bahwa pengembalian saham dan keputusan kemudian terkait dengan alokasi dari
earnings cenderung merefleksikan kerugian dalam biaya yang dapat didepresiasi sepanjang masa
periode yang sama, tapi pengembalian saham manfaat aset dapat ditentukan. Non-current assets
merefleksikan keuntungan lebih cepat daripada ini tergantung pada write down ketika aktiva
earnings. tersebut diputuskan telah di turunkan nilainya
(2) Earnings/accrual measures (impaired), dan penentuan dari beberapa
Ukuran konservatisme yang kedua ini permanent impairement yang banyak melibatkan
menggunakan akrual, yaitu selisih antara net abnormal manajerial.
income dan cash flow. Net income yang Pada sisi kewajiban terdapat sebuah
digunakan adalah net income sebelum depresiasi varietas dari akun-akun seperti utang jangka
dan amortisasi, sedangkan cash flow yang panjang, penangguhan pajak dan postretirement
digunakan adalah cash flow operasional. Givoly benefits yang juga merupakan manifestasi atas
dan Hayn (2002) melihat kecenderungan dari akun estimasi dan asumsi subjektif (seperti estimasi
akrual selama beberapa tahun. Apabila terjadi akuntansi pensiun, pengembalian yang diharapkan
akrual negatif (net income lebih kecil daripada atas aset, pertumbuhan yang diharapkan atas
cash flow operasional) yang konsisten selama pertumbuhan upah pegawai, dan lain lain).
Givoly dan Hayn (2002) menyatakan konservatif karena perusahaan mencatat nilai
bahwa apabila akrual bernilai negatif, maka laba perusahaan lebih rendah dari nilai pasarnya.
digolongkan konservatif, yang disebabkan karena Dalam penelitian ini pengukuran
laba lebih rendah dari cash flow yang diperoleh konservatisme dilakukan dengan menggunakan
oleh perusahaan pada periode tertentu. non operating accrual dengan rumus:
Persamaannya dapat dilihat sebagai CONACCit = (NI+Dep)it CFOit
berikut:
Tingkat Hutang ( Leverage )
Dalam membagi kegiatannya suatu
perusahaan dapat menggunakan sumber dana dari
Dimana: dalam atau intern perusahaan (modal sendiri) dan
dari luar (hutang). Weston dan Copeland (1997)
memberikan suatu konsep tentang Leverage
(tingkat hutang) atau debt ratio yang merupakan
perbandingan antara nilai buku seluruh hutang
(total debt) dengan total aktiva (total assets).
Rasio ini menekankan pentingnya pendanaan
utang dengan jalan menunjukkan persentase aktiva
perusahaan yang didukung dengan utang (Darsono
dan Ashari , 2005).
Leverage merupakan salah satu rasio
Dalam Sari (2004), konservatisme dengan solvabilitas yaitu rasio untuk mengetahui
ukuran akrual dihitung dengan rumus dibawah ini kemampuan perusahaan dalam membayar
seperti yang digunakan oleh Givoly dan Hayn kewajiban jika perusahaan itu dilikuidasi. Rasio
(2000): solvabilitas yang lain adalah dalam bentuk Debt to
CONACCit = (NI+Dep)it CFOit Equity Ratio (DER), yaitu suatu perbandingan
Dimana konservatisme akuntansi dengan antara nilai seluruh hutang (total debt) dengan
ukuran akrual diperoleh dari net income sebelum total equitas. Rasio ini menunjukkan persentase
extraordinary items pada waktu t pada sebuah penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap
perusahaan i ditambah depresiasi dan amortisasi pemberi pinjaman.
kemudian dikurangi arus kas bersih dari kegiatan Perusahaan yang menggunakan dana dengan
operasional (cash flow operational) perusahaan i biaya tetap dikatakan menghasilkan leverage yang
pada waktu t. Hasil perhitungan CONACC di atas menguntungkan jika pendapatan yang diterima
dikalikan dengan -1, sehingga semakin besar dari penggunaan dana tersebut lebih besar dari
konservatisme ditunjukkan dengan semakin biaya tetap penggunaan dana itu, dan finansial
besarnya nilai CONACC (konservatisme akuntansi leverage akan merugikan jika perusahaan tidak
dengan ukuran akrual). dapat memperoleh pendapatan dari penggunaan
(3) Net asset measures. dana tersebut sebanyak biaya yang harus dibayar
Ukuran ketiga yang digunakan untuk (Suprihastini dan Pusparini, 2007).
mengetahui tingkat konservatisme dalam laporan Rasio leverage menggambarkan hubungan
keuangan adalah nilai aktiva yang understatement antara hutang perusahaan terhadap modal maupun
dan kewajiban yang overstatement. Salah satu aset. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh
model pengukurannya adalah proksi pengukuran perusahaan dibiayai oleh hutang atau pihak luar
yang digunakan oleh Beaver dan Ryan (2000) dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan
yaitu dengan mengunakan market to book ratio oleh modal. (Harahap, 1999:306).
yang mencerminkan nilai pasar relatif terhadap Teori keagenan menyatakan bahwa antara
nilai buku perusahaan. Rasio yang bernilai lebih manajer, pemegang saham dan kreditur mungkin
dari 1, mengindikasikan penerapan akuntansi yang terjadi konflik kepentingan ketika perusahaan
menggunakan hutang sebagai salah satu sumber
pendanaannya. Konflik tersebut tercermin dari
kebijakan dividen, kebijakan investasi serta Di sisi lain, jika technical insolvency
penambahan utang baru (Juanda, 2007). Ketiga adalah gejala awal kegagalan ekonomi, ini
kebijakan tersebut dapat digunakan pemegang mungkin menjadi perhentian pertama
saham untuk mengatur manajer dan mentransfer menuju bencana keuangan (financial
kekayaan dari tangan kreditur. Sementara itu pihak disaster).
kreditur mempunyai kepentingan terhadap d. Insolvency in bankruptcy
keamanan dananya yang diharapkan akan Sebuah perusahaan dikatakan dalam
menghasilkan keuntungan bagi dirinya dimasa keadaan insolvent in bankruptcy jika nilai
mendatang. buku hutang melebihi nilai pasar aset.
Kondisi ini lebih serius daripada technical
Tingkat Kesulitan Keuangan insolvency karena, umumnya, ini adalah
Kesulitan keuangan dimulai ketika perusahaan tanda economic failure, dan bahkan
tidak dapat memenuhi jadwal pembayaran atau mengarah kepada likuidasi bisnis.
ketika proyeksi arus kas mengindikasikan bahwa Perusahaan yang dalam keadaan insolvent
perusahaan tersebut akan segera tidak dapat in bankruptcy tidak perlu terlibat dalam
memenuhi kewajibannya (Brigham dan Daves, tuntutan kebangkrutan secara hukum.
2003). Ada beberapa definisi kesulitan keuangan, e. Legal bankruptcy
sesuai tipenya, yaitu economic failure, business Perusahaan dikatakan bangkrut secara
failure, technical insolvency, insolvency in hukum jika telah diajukan tuntutan secara
bankruptcy, dan legal bankruptcy (Brigham dan resmi dengan undang-undang (Brigham
Gapenski, 1997). Berikut ini adalah dan Gapenski, 1997).
penjelasannya: Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu telah dilakukan
a. Economic failure (kegagalan ekonomi) oleh para peneliti lain untuk menguji pengaruh
Economic failure atau kegagalan ekonomi faktor-faktor yang mempengaruhi konservatisme
adalah keadaan dimana pendapatan akuntansi, antara lain Lo (2005), Suprihastini dan
perusahaan tidak dapat menutupi total Pusparini (2007), dan Sari dan Adhariani (2009).
biaya, termasuk cost of capitalnya. Bisnis Lo (2005) menyatakan bahwa tingkat
ini dapat melanjutkan operasinya sepanjang kesulitan keuangan perusahaan dan tingkat hutang
kreditur mau menyediakan modal dan berpengaruh positif terhadap kebijakan tingkat
pemiliknya mau menerima tingkat konservatisme akuntansi yang dibuat oleh manajer
pengembalian (rate of return) di bawah perusahaan. Simpulan ini mendukung prediksi
pasar. Meskipun tidak ada suntikan modal teori signaling mengenai pengaruh tingkat
baru saat aset tua sudah harus diganti, kesulitan keuangan terhadap tingkat konservatisme
perusahaan dapat juga menjadi sehat secara akuntansi.
ekonomi. Dalam Suprihastini dan Pusparini (2007)
b. Business failure (kegagalan bisnis) menyatakan bahwa tingkat kesulitan keuangan
Kegagalan bisnis didefinisikan sebagai perusahaan dan tingkat hutang secara bersama-
bisnis yang menghentikan operasi dengan sama tidak berpengaruh kebijakan tingkat
akibat kerugian kepada kreditur. konservatisme akuntansi. Sementara, secara
c. Technical insolvency parsial, tingkat kesulitan keuangan memiliki
Sebuah perusahaan dikatakan dalam pengaruh yang positif terhadap konservatisme
keadaan technical insolvency jika tidak akuntansi sedangkan tingkat hutang tidak memiliki
dapat memenuhi kewajiban lancar ketika pengaruh terhadap konservatisme akuntansi.
jatuh tempo. Ketidakmampuan membayar Dalam Sari dan Adhariani (2009) hasil uji
hutang secara teknis menunjukkan sensitivitas bahwa signifikansi variable
kekurangan likuiditas yang sifatnya independent yang dihasilkan dari pengukuran
sementara, yang jika diberi waktu, konservatisme dengan menggunakan Non-
perusahaan mungkin dapat membayar operating Accruals (NOA) diperoleh hanya
hutangnya dan survive. variabel ukuran perusahaan dan intensitas modal
memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap perusahaan maka semakin tinggi tingkat
konservatisme. Sementara pengujian bahwa rasio konservatisme perusahaan tersebut. Dugaan ini
leverage yang mewakili debt hypothesis tidak akan diuji pada hipotesis H1, tingkat hutang
signifikan baik pada pengukuran konservatisme (leverage) berpengaruh positif terhadap
yang menggunakan NOA maupun yang konservatisme akuntansi.
menggunakan DACC. b. Hubungan tingkat kesulitan keuangan
dengan konservatisme akuntansi
Hubungan Antar Variabel Dalam teori signaling dijelaskan bahwa jika
a. Hubungan tingkat hutang (leverage) kondisi keuangan dan prospek perusahaan baik,
dengan konservatisme akuntansi manajer memberi sinyal dengan
Pada perusahaan yang mempunyai utang menyelenggarakan akuntansi liberal yang
relatif tinggi, kreditur mempunyai hak lebih besar tercermin dalam akrual diskrisioner positif untuk
untuk mengetahui dan mengawasi menunjukkan bahwa kondisi keuangan perusahaan
penyelenggaraan operasi dan akuntansi dan laba periode kini serta yang akan datang lebih
perusahaan. Hak lebih besar yang dimiliki kreditur baik daripada yang diimplikasikan oleh laba non-
akan mengurangi asimetri informasi di antara diskresioner periode kini. Jika perusahaan dalam
kreditur dengan manajer perusahaan. Manajer kesulitan keuangan dan mempunyai prospek
mengalami kesulitan untuk menyembunyikan buruk, manajer memberi sinyal dengan
informasi dari kreditur. Kreditur berkepentingan menyelenggarakan akuntansi konservatif yang
terhadap distribusi aktiva bersih dan laba yang tercermin dalam akrual diskresioner negatif untuk
lebih rendah kepada manajer dan pemegang saham menunjukkan bahwa kondisi
sehingga kreditur cenderung meminta manajer keuangan perusahaan dan laba periode kini
untuk menyelenggarakan akuntansi konservatif serta yang akan datang lebih buruk dari pada
(Lo, 2005). Oleh karena itu, semakin tinggi tingkat laba nondiskresioner periode kini. Dengan
hutang atau leverage suatu perusahaan, maka demikian, tingkat kesulitan keuangan yang
permintaan akan penerapan akuntasi yang semakin tinggi akan mendorong manajer untuk
konservatif semakin tinggi pula karena disini menaikkan tingkat konservatisme akuntansi
kreditur berkepentingan terhadap keamanan (Lo, 2005:400).
dananya yang diharapkan dapat menguntungkan Lo (2005) menyatakan bahwa tingkat
bagi dirinya. kesulitan keuangan dan tingkat hutang perusahaan
Perusahaan dengan tingkat leverage yang berpengaruh positif terhadap konservatisme
tinggi cenderung menggunakan akuntansi yang akuntansi. Dugaan ini akan diuji pada hipotesis
konservatif. Hal ini karena semakin tinggi tingkat H2, tingkat kesulitan keuangan berpengaruh positif
leverage, maka semakin besar kemungkinan terhadap konservatisme akuntansi.
konflik yang akan muncul antara pemegang saham
dan pemegang obligasi yang pada akhirnya akan A. Kerangka Konseptual
mempengaruhi permintaan kontraktual terhadap Konservatisme adalah mengakui biaya dan
akuntansi yang konservatis (Ahmed dan rugi lebih cepat, mengakui pendapatan dan untung
Duellman, 2007). Penelitian yang dilakukan Lo lebih lambat, menilai aktiva dengan nilai yang
(2005) dan LaFond (2007) menyatakan bahwa terendah, dan kewajiban dengan nilai yang
leverage berpengaruh positif terhadap tertinggi. Konservatisme merupakan prinsip
konservatisme akuntansi. akuntansi yang jika diterapkan akan menghasilkan
Dalam penerapan konservatisme, semakin angka-angka pendapatan dan aset cenderung
tinggi tingkat hutang maka pengakuan terhadap rendah, serta angka-angka biaya cenderung tinggi.
laba akan dilakukan oleh pihak manjemen secara Akibatnya, laporan keuangan akan menghasilkan
lebih hati-hati dengan memperlambat laba yang terlalu rendah (understatement).
pengakuannya (konservatif). Karena pihak Kecenderungan seperti itu terjadi karena
kreditur cenderung akan mengawasi konservatisme menganut prinsip memperlambat
penyelenggaraan operasi dan akuntansi pengakuan pendapatan serta mempercepat
perusahaan. Jadi, semakin tinggi tingkat hutang pengakuan biaya. Hal ini membuat laporan
keuangan yang disajikan menjadi bias karena tidak perusahaan dalam kesulitan keuangan dan
mencerminkan kondisi keuangan yang sebenarnya. mempunyai prospek buruk, manajer memberi
Faktor-faktor yang mempengaruhi konservatisme sinyal dengan menyelenggarakan akuntansi
diantaranya adalah tingkat hutang dan tingkat konservatif yang tercermin dalam akrual
kesulitan keuangan perusahaan. diskresioner negatif untuk menunjukkan bahwa
Tingkat hutang (leverage) merupakan kondisi keuangan perusahaan dan laba periode
penggunaan aktiva dan sumber dana oleh kini serta yang akan datang lebih buruk dari
perusahaan yang dipakai untuk pada laba nondiskresioner periode kini. Dengan
membelanjai/membiayai perusahaan yang demikian, tingkat kesulitan keuangan yang
diperoleh dari pihak luar perusahaan (kreditur) semakin tinggi akan mendorong manajer untuk
dengan dana yang disediakan pemilik perusahaan. menaikkan tingkat konservatisme akuntansi.
Dengan kata lain leverage adalah utang yang Gambar Kerangka Konseptual
diperoleh dari luar. Leverage merupakan salah
satu rasio solvabilitas yaitu rasio untuk Hipotesis
mengetahui kemampuan perusahaan dalam Berdasarkan teori dan latar belakang
membayar kewajiban jika perusahaan itu permasalahan yang telah dikemukakan
dilikuidasi. Rasio solvabilitas yang lain adalah sebelumnya, maka dapat dibuat beberapa hipotesis
dalam bentuk Debt to Equity Ratio (DER), yaitu terhadap permasalahan sebagai berikut:
suatu perbandingan antara nilai seluruh hutang H1: Tingkat hutang memiliki pengaruh positif
(total debt) dengan total ekuitas. Rasio ini terhadap konservatisme akuntansi.
menunjukkan persentase penyediaan dana oleh H2: Tingkat kesulitan keuangan perusahaan
pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. memiliki pengaruh positif terhadap
Pada perusahaan yang mempunyai utang relatif konservatisme akuntansi.
tinggi, kreditur mempunyai hak lebih besar untuk
mengetahui dan mengawasi penyelenggaraan 3. METODE PENELITIAN
operasi dan akuntansi perusahaan. Hak lebih besar Jenis Penelitian
yang dimiliki kreditur akan mengurangi asimetri Berdasarkan judul dan permasalahan, maka
informasi di antara kreditur dengan manajer jenis penelitian ini adalah penelitian kausatif yaitu
perusahaan. Manajer mengalami kesulitan untuk penelitian yang bertujuan untuk melihat
menyembunyikan informasi dari kreditur. Oleh sejauhmana variabel bebas mempengaruhi variabel
karena itu, semakin tinggi tingkat hutang atau terikat.
leverage suatu perusahaan, maka permintaan akan Penelitian ini berusaha menjelaskan
penerapan akuntasi yang konservatif semakin pengaruh tingkat hutang (leverage) dan tingkat
tinggi pula karena disini kreditur berkepentingan kesulitan keuangan perusahaan sebagai variabel
terhadap keamanan dananya yang diharapkan independen terhadap konservatisme akuntansi
dapat menguntungkan bagi dirinya. yang merupakan variabel dependen.
Sedangkan kesulitan keuangan dimulai ketika
perusahaan tidak dapat memenuhi jadwal Populasi dan Sampel Penelitian
pembayaran atau ketika proyeksi arus kas
Pada penelitian ini yang dijadikan populasi
mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut akan
adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di PT
segera tidak dapat memenuhi kewajibannya.
Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode
Dalam teori signaling menjelaskan bahwa jika
penelitian tahun 2008 sampai 2010. Jumlah
kondisi keuangan dan prospek perusahaan baik,
perusahaan yang terdaftar di BEI sampai bulan
manajer memberi sinyal dengan
Desember 2010 sebanyak 414 perusahaan (IDX
menyelenggarakan akuntansi liberal yang
Statistics, 2010).
tercermin akrual diskresioner positif untuk
Teknik penentuan sampel yang digunakan
menunjukkan bahwa kondisi keuangan
adalah Purposive Sampling dengan metode
perusahaan dan laba periode kini serta yang akan
proporsional. Tujuannya adalah agar dapat
datang lebih baik daripada yang diimplikasikan
menggambarkan keadaan yang sebenarnya terjadi
oleh laba non-diskresioner periode kini. Jika
mengenai pengaruh konservatisme pada masing- dalam variabel terikat dan mempunyai pengaruh
masing bidang perusahaan dimana penelitian ini positif ataupn negatif bagi variabel terikat
tidak dilakukan pada seluruh populasi, tapi nantinya. Dalam penelitian ini variabel bebas
terfokus pada target. Purposive Sampling artinya adalah tingkat hutang (leverage) (X1) dan tingkat
bahwa penetuan sampel mempertimbangkan kesulitan keuangan perusahaan (X2).
kriteria-kriteria tertentu yang telah dibuat terhadap
obyek yang sesuai dengan tujuan penelitian. Pengukuran Variabel
Adapun kriteria pengambilan sampel dalam Konservatisme Akuntansi (Y)
penelitian ini adalah: Pengukuran konservatisme yang digunakan
a. Perusahaan telah terdaftar di PT. Bursa Efek adalah dengan non-operating accrual. Givoly dan
Indonesia sejak Januari 2008 sampai Hayn (2002) dalam Cynthhia (2009)menyatakan
Desember 2010. bahwa apabila akrual bernilai negatif, maka laba
b. Seluruh perusahaan kecuali perusahaan bank digolongkan konservatif, yang disebabkan karena
dan lembaga keuangan karena adanya regulasi laba lebih rendah dari cash flow yang diperoleh
yang ketat pada perusahaan bank dan lembaga oleh perusahaan pada periode tertentu.
keuangan dari pemerintah dibandingkan Persamaannya dapat dilihat sebagai berikut:
dengan perusahaan lainnya Non operating accruals = Total accruals (before
c. Perusahaan yang listing sebelum periode depreciation)- Operating accruals.
2008-2010 di PT BEI. Dimana:
d. Perusahaan mempublikasikan laporan tahunan 1. Total accrual (before depreciation) = (net
secara berturut-turut selama periode income + depreciation) cash flow from
pengamatan (tahun 2008-2010) operational.
Jumlah sampel penelitian ini adalah sebanyak 2. Operating accrual = account receivable +
105 perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek inventories + prepaid expense account
Indonesia. payable - accrued expense tax payable.
Semakin besar nilai non-operating accrual,
Jenis Data dan Sumber Data maka akan semakin kecil penerapan
Jenis data yang dipakai pada penelitian ini konservatisme akuntansi dalam perusahaan.
adalah data dokumenter. Data dokumenter adalah
jenis data penelitian yang berupa faktur, jurnal, Tingkat Hutang (leverage) (X1)
surat-surat, notulen rapat, memo dan lain-lain.
Dalam hal ini leverage diukur dengan debt
Sumber data penelitian ini adalah data equity ratio (DER).
sekunder, data yang diperoleh dari perusahaan
yang tercatat di BEI tahun 2008-2010. Variabel Debt to Equity Ratio = Total Utang
yang diteliti tersedia dengan lengkap dalam Total Modal
pelaporan keuangan keuangan tahun 2008-2010.
Sumber data diperoleh dari Indonesian Capital
Market Directory, IDX Statistics, dan website Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan (X 2)
IDX: http: www.idx.co.id. Altman dalam Sari dan Adhariani (2009) juga
membuat apa yang disebut versi empat variabel Z-
Variabel Penelitian Score yaitu:
Variabel Terikat (Y) Z = 0,717 (X1) + 0,874 (X2) + 3,107 (X3) + 0,42 (
Variabel terikat (dependen variable) adalah X4) + 0,998 (X5)
variabel yang menjadi perhatian utama dalam Keterangan :
sebuah penelitian. Variabel terikat dalam X1 = Modal Kerja / Total Aktiva
penelitian ini adalah konservatisme akuntansi. X2 = Laba Ditahan / Total Aktiva
Variabel Bebas (X) X3 = Laba Sebelum Bunga Pajak / Total Aktiva
Variabel bebas (independent variable) adalah X4 = Nilai Pasar Modal Sendiri / Total Utang
variabel yang dapat mempengaruhi perubahan X5 = Penjualan / Total Aktiva (kali)
Indikator dari fungsi diskriminan Z ( Zeta) ini Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah
adalah : dalam suatu model regresi linier ada korelasi
Z 2,99 =Tidak mengalami Kebangkrutan antara kesalahan penganggu pada periode t
2,99 Z 1,81= Raguragu dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya),
Z 1,81 = Mengalami kebangkrutan masalah autokorelasi diuji dengan Durbin-Watson
dengan rumus (Gujarati, 2003:215) :
Teknik Pengumpulan Data d= (un un 1)2
Data diperoleh melalui Indonesian Capital
Market Directory Book 2009 dan situs resmi http: u2n
www.idx.co.id, serta dengan cara mempelajari keterangan :
literatur yang berkaitan dengan permasalahan d = statistic Durbin Watson
penelitian baik media cetak maupun elektronik. U = Nilai Residu
Jika nilai d < 1,10 dan d > 2,91 maka ada
Uji Asumsi Klasik autokorelasi. Jika nilai d = 1,10 2,90 maka tidak
Uji Normalitas Residual ada autokorelasi.
Uji normalitas residual dilakukan untuk
mengetahui apakah data berdistribusi normal atau Teknis Analisis Data
tidak. Sebelum dilakukan uji normalitas residual Analisis Regresi Berganda
maka dilakukan uji normalitas data untuk melihat Analisis regresi berganda adalah analisis
apakah data ini dapat menggunakan uji analisis tentang hubungan antara satu dependent variabel
parametrik atau non parametrik. Pengujian ini dengan dua atau lebih independent variabel. Data
menggunakan metode Kolmogrov Smirnov dengan yang telah dikumpulkan akan diolah dengan
kriteria pengujian = 0,05 (Singgih, 2000). Jika menggunakan software SPSS 17. Untuk
sig > berarti data sampel berdistribusi normal. mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap
Uji Multikolonearitas variabel terikat digunakan model regresi linear
Pengujian uji multikolonearitas dimaksudkan berganda dengan persamaan sebagai berikut:
untuk mengetahui apakah terdapat korelasi yang Y = a + b1x1 + b2x2+ e
tinggi antara variabel- variabel bebas dalam model Keterangan:
yang digunakan. Y = Konservatisme Akuntansi
Korelasi antara variabel independen dapat a = Konstanta
dideteksi dengan menggunakan Variance Inflation b1, b2 = Koefisien regresi variable independen
Factor (VIF) dengan kriteria (Singgih, 2001) yaitu x1 = Tingkat Hutang
: x2 = Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan
a. Jika angka tolerance > 0,1 dan VIF < 10 e = Standar error
dikatakan tidak terjadi multikolonearitas. Pengujian Model Penelitian
b. Jika angka tolerance < 0,1 dan VIF > 10 a. Uji F
dikatakan terjadi multikolonearitas. Uji F digunakan untuk mengetahui apakah
Uji Heteroskedastisitas model yang digunakan signifikan atau tidak,
Uji heteroskedastisitas adalah uji yang sehingga dapat dipastikan apakah model dapat
bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah digunakan untuk memprediksi pengaruh variabel
model regresi terjadi ketidaksamaan varian independen secara bersama-sama terhadap
residual dari suatu pengamatan ke pengamatan variabel dependen. Patokan yang digunakan dalam
lain. Untuk menguji terjadi tidaknya pengujian ini adalah dengan membandingkan nilai
heterokedastisitas digunakan uji Glejser. Apabila sig yang diperoleh dengan derajat signifikan pada
sig. > 0,05 maka tidak terdapat gejala level = 0,05. Apabila nilai sig yang diperoleh
heterokedastisitas. Model yang baik adalah tidak lebih kecil dari derajat signifikansi maka model
terjadi heterokedastisitas. yang digunakan sudah fix. Rumus yang digunakan
Uji Autokorelasi adalah:
Leverage diproksikan dengan debt equity
ratio (DER) yaitu perbandingan antara total utang
dengan total modal.
Keterangan: Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan
F = Uji F Tingkat kesulitan keuangan perusahaan
2
R = Koefisien determinan diproksi dengan Zscore adalah skor yang
K = Jumlah variabel bebas ditentukan dari hitungan standar dikalikan
n = Jumlah sampel rasiorasio keuangan yang akan menunjukkan
Dengan tingkat kepercayaan (CI) untuk pengujian tingkat kemungkinan kebangkrutan atau kegagalan
hipotesis adalah 95% atau () = 0,05 perusahaan.
b. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) adalah untuk 4. HASIL PENELITIAN DAN
mengukur proporsi variasi dari variabel dependen PEMBAHASAN
yang dijelaskan oleh variabel independen atau
ukuran yang menyatakan kontribusi dari variabel Statistik Deskriptif
independen dalam menjelaskan pengaruhnya Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
terhadap variabel dependen. Artinya semakin dependen (Y) yaitu konservatisme akuntansi,
besar R2, maka akan semakin baik model regresi sedangkan yang menjadi variabel independen
dengan data yang ada, sehingga semakin tepat adalah tingkat hutang (leverage) (X1) dan tingkat
model tersebut digunakan dalam menjelaskan kesulitan keuangan perusahaan (X2). Hasil
variabel dependen oleh variabel independen. pengukuran statistik deskriptif dapat dilihat dari
Uji Hipotesis tabel berikut:
Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan Tabel Deskriptif Statistik
uji t. Uji t dilakukan untuk menguji apakah secara Tabel di atas menjelaskan secara deskriptif
terpisah variabel independen mampu menjelaskan variabel-variabel dalam penelitian ini. Variabel
variabel dependen secara baik, dengan rumus: konservatisme akuntansi (Y) yang terjadi pada
t-Test = perusahaan yang terdaftar di BEI rata-ratanya
adalah 2.4126x1012 dengan standar deviasi
dimana : 7.36858x1012. Konservatisme akuntansi tertinggi
i = koefisien regresi yaitu sebesar 6.30x1013 dan konservatisme
Si = Standar error atas koefisien regresi variabel akuntansi terendah yaitu sebesar -9.06x1011.
Dengan kriteria pengujian: Variabel tingkat hutang (X1) yang terjadi
1. Jika tingkat signifikan < 0,05, dan t tabel < t pada perusahaan yang terdaftar di BEI rata-ratanya
hitung, dan koefisien regresi () positif, maka adalah 2.1058 dengan standar deviasi sebesar
hipotesis ketiga (H3) diterima. 18.50122. Tingkat hutang tertinggi yaitu sebesar
2. Jika tingkat signifikansi < 0,05, t tabel < t 322.27 dan tingkat hutang yang terendah yaitu -
hitung, negatif, maka hipotesis pertama (H1) 38.52.
dan hipotesis kedua (H2) diterima. Variabel tingkat kesulitan keuangan
3. Jika tingkat signifikansi > 0,05, t tabel > t perusahaan (X2) yang terjadi pada perusahaan
hitung, maka hipotesis ditolak manufaktur yang terdaftar di BEI rata-ratanya
adalah -4.5664 dengan standar deviasi sebesar
Definisi Operasional 85.49889. Tingkat kesulitan keuangan perusahaan
Konservatisme akuntansi tertinggi yaitu sebesar 29.65 dan yang terendah
Konservatisme akuntansi diproksi dengan yaitu sebesar -1237.
CONNAC yaitu net income sebelum
extraordinary item ditambah depresiasi dan Uji Asumsi Klasik
amortisasi dikurangi arus kas kegiatan operasi. Sebelum melakukan regresi berganda, ada
Tingkat Hutang beberapa syarat pengujian yang harus dipenuhi
agar hasil olahan data benar-benar dapat
menggambarkan apa yang menjadi tujuan Dari analisis diatas maka dapat diperoleh
penelitian. persamaan regresi berganda sebagai berikut:
a. Uji Normalitas Residual Y = 26.322 + 1.106 (X1) + 0.412 (X2) + e
Dari analisis data nilai akrual diperoleh Dari persamaan diatasdapat dijelaskan bahwa:
data yang tidak normal yaitu level signifikan lebih a. Konstanta ()
kecil dari ( = 0.05) yaitu 0.000 < 0.05. Dengan Nilai konstanta yang diperoleh sebesar 26.322. Hal
demikian dapat dinyatakan data dari keempat ini berarti bahwa jika variabel independen (tingkat
variabel penelitian terdistribusi tidak normal. hutang dan tingkat kesulitan keuangan
Tabel Uji Normalitas perusahaan) tidak ada atau bernilai nol, maka
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa tingginya konservatisme akuntansi yang terjadi
hasil uji normalitas residual menunjukkan level adalah sebesar 26.322.
signifikan lebih besar dari ( = 0,05) yaitu 0,080 b. Koefisien Regresi ()(X1)
> 0,05 untuk variabel konservatisme akuntansi, Nilai koefisien regresi variabel tingkat hutang
tingkat hutang, dan tingkaat kesulitan keuangan (leverage) sebesar 1.106. Hal ini menunjukkan
perusahaan. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa setiap peningkatan satu item tingkat hutang
data dari ketiga variabel penelitian terdistribusi akan mengakibatkan peningkatan koefisien
normal sehingga layak dipakai untuk analisis konservatisme akuntansi sebesar 1.106.
berganda. c. Koefisien Regresi ()(X2)
b. Uji Multikolinearitas Nilai koefisien regresi variable tingkat kesulitan
Tabel Uji Multikolinearitas keuangan perusahaan sebesar 0.412. Hal ini
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat menunjukkan bahwa setiap peningkatan satu item
bahwa nilai VIF pada sampel penelitian tidak ada tingkat kesulitan keuangan perusahaan akan
yang melebihi 10 dan nilai tolerance tidak ada mengakibatkan peningkatan konservatisme
yang kurang dari 0,10. Hal ini berarti bahwa hasil akuntansi sebesar 0.412.
nilai menunjukkan tidak adanya masalah
multikolinearitas yang serius sehingga layak Pengujian model penelitian
digunakan model regresi berganda. a. Uji F
c. Uji Heterokedastisitas Tabel Uji F
TabelUji Heterokedastisitas Dari hasil pengolahan data, dapat dilihat
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa hasil signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Karena nilai
perhitungan dari masing-masing variabel signifikan kecil dari 0,05 maka model regresi yang
menunjukkan nilai sig > = 0,05. Sehingga dapat digunakan sudah fix, sehingga dapat digunakan
disimpulkan bahwa penelitian ini bebas dari gejala untuk memprediksi variabel-variabel penelitian.
Heterokedastisitas dan layak digunakan analisis Berarti tingkat hutang (leverage) dan tingkat
regresi berganda. kesulitan keuangan perusahaan berpengaruh
d. Uji Autokorelasi signifikan secara bersama-sama terhadap
Tabel Uji Autokorelasi konservatisme akuntansi.
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai b. Uji Koefisien Determinasi (R2)
uji Durbint-Watson adalah 2,215 yang berada pada Tabel Koefisien Determinasi
interval ketiga yaitu 1,55-2,46. Hal ini Hasil pengujian dari tabel di atas
menunjukkan bahwa pada model regresi tidak menunjukkan nilai Adjusted R Square sebesar
terdapat autokorelasi. 0.111. Hal ini berarti 11.1% nilai konservatisme
akuntansi di pengaruhi oleh kedua variabel
Tenik Analisis Data independen yaitu tingkat hutang (leverage) dan
Persamaan Regresi Linear Berganda tingkat kesulitan keuangan perusahaan. Sedangkan
Berikut ini adalah tabel hasil pengolahan 88.9% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
data yang menjadi dasar dalam pembentukan diteliti.
model penelitian ini: c. Uji Hipotesis (t-test)
Tabel Regresi Berganda Berdasarkan tabel regresi berganda di atas
dapat dilihat pengaruh antar variabel independen
secara parsial terhadap variabel dependen adalah bagi dirinya. Di dalam Ahmed dan Duellman
sebagai berikut: (2007), perusahaan dengan tingkat leverage yang
1. Tingkat hutang berpengaruh signifikan tinggi cenderung menggunakan akuntansi
positif terhadap konservatisme akuntansi. konservatif.
Dari tabel, dapat diketahui bahwa variabel Hasil penelitian ini konsisten dengan
Tingkat Hutang memiliki nilai sig 0.000 < 0.05, temuan peneitian yang dilakukan oleh Lo (2005),
dimana koefisien () sebesar 1.106. Hal ini dimana Lo menemukan bahwa leverage
menunjukkan bahwa variabel tingkat hutang berpengaruh signifikan positif terhadap
berpengaruh signifikan positif terhadap konservatisme, yaitu semakin besar tingkat utang
konservatisme akuntansi (Y). Dengan demikian perusahaan maka tingkat konservatisme akuntansi
hipotesis pertama dalam penelitian ini diterima. dengan ukuran akrual akan semakin besar.
2. Tingkat kesulitan keuangan perusahaan Sedangkan penelitian Sari dan Andharini (2009)
tidak berpengaruh terhadap konservatisme menunjukkan bahwa leverage berpengaruh negatif
akuntansi. namun tidak signifikan.
Dari tabel dapat diketahui bahwa variabel b. Pengaruh Tingkat Kesulitan Keuangan
tingkat kesulitan keuangan perusahaan memiliki Perusahaan terhadap Konservatisme
nilai sig 0.106 > 0.05, dimana koefisien () Akuntansi
sebesar 0.412 . Hal ini menujukkan bahwa variabel Dari hasil analisis data statistik dapat
tingkat kesulitan keuangan perusahaan tidak dilihat bahwa tingkat kesulitan keuangan
berpengaruh terhadap konservatsime akuntansi perusahaan berpengaruh signifikan negatif
(Y). Dengan demikian hipotesis kedua dalam terhadap konservatisme akuntansi dengan nilai
penelitian ini ditolak. signifikan 0.000 < 0.05, dimana koefisien ()
sebesar -1.106. Berarti bahwa semakin kecil
Pembahasan tingkat kesulitan keuangan perusahaan maka
a. Pengaruh Struktur Kepemilikan konservatisme akuntansi akan semakin meningkat.
Manajerial Terhadap Konservatisme Sehingga hipotesis kedua dalam penelitian ini
Akuntansi Pengaruh Tingkat Hutang ditolak.
terhadap Konservatisme Akuntansi Maka dapat disimpulkan bahwa tingkat
Berdasarkan hasil analisis statistik dalam kesulitan keuangan perusahaan tidak memiliki
penelitian ini ditemukan bahwa hipotesis pertama pengaruh signifikan terhadap konservatisme
(H1) diterima dan dapat disimpulkan bahwa akuntansi. Hasil tersebut tidak mendukung
leverage berpengaruh signifikan positif terhadap hipotesis teori signaling bahwa tingkat kesulitan
tingkat konservatisme akuntansi. Hal ini diperoleh keuangan perusahaan berpengaruh positif terhadap
nilai pengaruh leverage terhadap tingkat tingkat konservatisme akuntansi. Hasil tersebut
konservatisme yaitu sebesar 1.106 dan nilai lebih mendukung hipotesis teori akuntansi positif
signifikan sebesar 0.000 < 0.05. yang menyatakan bahwa tingkat kesulitan
Semakin tinggi tingkat utang yang keuangan perusahaan berpengaruh negatif
dimiliki oleh perusahaan, maka kreditur terhadap tingkat konservatisme akuntansi.
mempunyai hak lebih besar untuk mengetahui dan Watts dan Zimmerman (1986)
mengawasi penyelenggaraan operasi dan akuntansi menggunakan teori keagenan untuk menjelaskan
perusahaan. Kreditur akan cendrung menuntut dan memprediksi perilaku manajemen sehubungan
manajer untuk menerapkan konservatisme dalam dengan pemilihan prosedur-prosedur akuntansi
menyusun laporan keuangan. Karena dengan oleh manajer untuk mencapai tujuan tertentu.
diterapkannya prinsip konservatisme maka laba Watts dan Zimmerman membuat tiga hipotesis
yang disajikan akan cendrung rendah, sehingga yaitu hipotesis mengenai program bonus, rasio
akan mengurangi distribusi aktiva bersih dan laba utang terhadap ekuitas, dan ukuran perusahan.
kepada investor dan manajer dalam bentuk Teori akuntansi positif memprediksi bahwa
deviden dan bonus. Ini dilakukan kreditur karena manajer mempunyai kecenderungan menaikkan
kreditur berkepentingan terhadap keamanan laba untuk menyembunyikan kinerja buruk.
dananya yang diharapkan dapat menguntungkan Kecenderungan manajer untuk menaikkan laba
dapat didorong oleh adanya empat masalah 1. Tingkat hutang berpengaruh signifikan positif
pengontrakan yaitu informasi asimetrik, masa terhadap konservatisme akuntansi pada
kerja terbatas manajer, kewajiban terbatas perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
manajer, dan payoff asimetrik (Watts, 2003). Indonesia. Sehingga hipotesis pertama
Pemegang saham dan kreditur berusaha diterima.
menghindari kelebihan pembayaran kepada 2. Tingkat kesulitan keuangan perusahaan tidak
manajer dengan meminta penyelenggaraan berpengaruh signifikan terhadap
akuntansi yang konservatif (Watts, 2003). Oleh konservatisme akuntansi pada perusahaan
karena itu, secara umum dapat disimpulkan bahwa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
manajer cenderung menyelenggarakan akuntansi Sehingga hipotesis kedua ditolak.
liberal, tetapi kreditur (dalam kontrak utang) dan
pemegang saham (dalam kontrak kompensasi) Keterbatasan Penelitian
cenderung meminta manajer menyelenggarakan Meskipun peneliti telah berusaha
akuntansi konservatif. Teori akuntansi positif merancang dan mengembangkan penelitian
memprediksi bahwa tingkat kesulitan keuangan sedemikian rupa, namun masih terdapat beberapa
perusahaan dapat mempengaruhi tingkat keterbatasan dalam penelitian ini yang masih perlu
konservatisme akuntansi. revisi penelitian selanjutnya antara lain:
Jika perusahaan mengalami kesulitan 1. Penelitian ini hanya dilakukan selama periode
keuangan, manajer sebagai agen dapat dianggap 3 tahun, karena rentang waktu yang terbatas
akan melanggar kontrak. Kondisi keuangan maka penelitian ini kurang dapat
perusahaan yang bermasalah diakibatkan oleh digeneralisasi.
kualitas manajer yang buruk. Keadaan tersebut 2. Penelitian ini hanya memasukkan dua dari
dapat memicu pemegang saham melakukan faktorfaktor yang mempengaruhi
penggantian manajer, yang kemudian dapat konservatisme akuntansi yaitu tingkat hutang
menurunkan nilai pasar manajer di pasar tenaga dan tingkat kesulitan keuangan perusahaan
kerja. Ancaman tersebut dapat mendorong manajer saja.
menurunkan tingkat konservatisme akuntansi.
Pada perusahaan yang tidak mempunyai masalah Saran
keuangan, manajer tidak menghadapi tekanan Dari pembahasan dan kesimpulan yang
pelanggaran kontrak sehingga manajer diperoleh maka penulis memberikan saran sebagai
menerapkan akuntansi konservatif untuk berikut :
menghindari kemungkinan konflik dengan kreditur 1. Kepada manajemen perusahaan hendaknya
dan pemegang saham (Juanda, 2007). mengenali sejak dini kondisi keuangan
Oleh karena itu, tingkat kesulitan perusahaan yang terjadi, sehingga bila terjadi
keuangan perusahaan yang semakin tinggi akan masalah yang serius dapat dilakukan upaya
mendorong manajer untuk mengurangi tingkat penyelamatan sejak awal.
konservatisme akuntansi, dan sebaliknya. 2. Penelitian berikutnya hendaknya
Hasil penelitian ini sama dengan temuan memperpanjang rentang waktu penelitian agar
penelitian yang dilakukan Suprihastini dan dapat memproleh hasil yang lebih baik dan
Pusparini (2007), dimana penelitian tersebut menggunakan jenis industri perusahaan yang
menemukan bahwa tingkat kesulitan keuangan berbeda untuk dapat membandingkan
tidak berpengaruh terhadap konservatisme penerapan prinsip konservatisme akuntansi
akuntansi. yang dilakukan oleh perusahaan.
3. Penelitian berikutnya dapat menambahkan
5. PENUTUP variabel independen yang lainnya, seperti
Simpulan struktur kepemilikan manajerial, debt
Berdasarkan hasil penelitian dan covenant, dan variabel lain yang dapat
pembahasan yang telah disajikan pada bab-bab mempengaruhi konservatisme akuntansi, serta
sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan penelitian selanjutnya dapat menggunakan
sebagai berikut : lebih dari dua alat ukur konservatisme
akuntansi, agar mendapatkan hasil yang Accounting Concept no.2 John Wiley & Sons,
komprehensif. Inc, New York

DAFTAR PUSTAKA Financial Accounting Standard Board. 1996.


Qualitative Characteristics of Accounting
Information. Statement of Financial Accounting
Ahmed, et al. 2000. Accounting Conservatism & Cost Concept no.2 John Wiley & Sons, Inc, New York
of Debt: An Empirical Test of Efficient
Contracting. SSRN Working Paper. Maret. Gantyowati, W. 1998. Hubungan antara operating
cash flow dan accrual dengan return saham :
Almilia, Luciana Spica. 2003. Teknik Pengujian Size H Studi pada Bursa Efek Jakarta. Thesis MSI-UGM
ypothesis dan Debt/Equity Hypotesisyang
Mempengaruhi Tingkat Konservatisme Laporan Givoly, D., and C. Hayn. 2000. The Changing
Keuangan Perusahaan dengan Teknik Analisis Timeliness-Series Properties of Earnings, Cash
Multinomial Logit. Jurnal Bisnis dan Flow And Accrual: Has Financial Accounting
Akuntansi. STIE Perbanas Surabaya. Become More Conservative? Journal of
Accounting and Economics 29 Juni : 287-320.
Ball, R., S.P. Kothari, and A. Robin. 2000. The effect
of international institutional factors on properties Givoly, Dan, Carla Hayn, dan Sharon P. Katz. 2008.
of accounting earnings. Journal of Accounting Does Public Ownership of Equity Improve
and Economics 29 (February): 151. Earnings Quality?. Juni 7, 2009.
http://www.hbs.edu/research/pdf/09-105.pdf
Basu, Sudipta. 1997. The Conservatism Principle and
the Asymmetric Timeliness of Earnings. Journal Harahap, Sofyan Syafri. 2007. Teori Akuntansi. Edisi
of Accounting and Economics 24, 3-37. Revisi. Rajawali Pers: Jakarta

Brigham, Eugene F and Louis C. Gapenski. 1997. Healy, P., K. Palepu, and A. Sweeney. 1995. Do firms
Financial ManagementTheory and Practice. The benefit from expanded voluntary disclosure?
Dryden Press. Eight Edition. p. 1034-1067. Working Paper.

Brigham, Eugene F and Philip R. Daves. 2003. Idris. 2006. Aplikasi SPSS dalam analisa data
Intermediete Financial Management. Eight kuantitatif. FE: UNP.
Edition. Thomson. South-Western. P. 837-859.
Juanda, Ahmad, 2007. Pengaruh Risiko Litigasi Dan
Collins. D. W. dan S. P. Kothari. 1989. An Analysis Tipe Strategi Terhadap Hubungan Antara Konflik
of Intemporal And Cross Sectional Determinants Kepentingan Dan Konservatisma Akuntansi.
of Earnings Response Coefficient. Journal Of Makalah SNA X, Makasar.
Accounting And Economics. 11: 143-182.
Kahya, Emel and Panayiotis Theodossiou, 1999.
Darsono dan Ashari. 2005. Pedoman Praktis Predicting Corporate Financial Distress: a Time-
Memahami Laporan Keuangan. Andi Offset, Series CUSUM Methodology. Review of
Yogyakarta. Quantitative Finance and Accounting. 13: 323-
345.
Fachruddin, Khaira Amalia. 2008. Kesulitan Keuangan
Perusahaan dan Personal. USU Press, Medan. Kellogg, R.L., 1984. Accounting Activities, Security
Prices, and Class Action Lawsuits. Journal of
Financial Accounting Standard Board. 1996. Element Accounting & Economics 6 (3): 185-204.
of Financial Statement. Statement of Financial
Kirana, Najwa. 2009. Analisis eksistensi-literatur. FE Soewardjono. 2005. Teori Akuntansi: Perekayasaan
UI Pelaporan Keuangan. Edisi Ketiga. BPFE.
Yogyakarta
LaFond, Ryan., and Sugata Roychowdhury., 2007.
Managerian Ownership and Accounting Suprihastini, Eka dan Herlina Pusparini. 2007.
Conservatism. http://www.ssrn.com. Pengaruh Tingkat Kesulitan Keuangan dan
Tingkat Hutang Terhadap Konservatisme
Lo, Eko Widodo. 2005. Pengaruh Tingkat Akuntansi pada Perusahaan Manufaktur yang
Kesulitan Keuangan Perusahaan terhadap Terdaftar di Bursa Efek Jakarta 2001-2005.
Konservatisme Akuntansi. Simposium Nasional A Jurnal Riset Akuntansi. Vol.6.
kuntansi VIII. 396 440
Turetsky, Howard F. and Ruth Ann McEwen, 2001. An
Mayangsari, S. dan Wilopo. 2002. Konservatisme Empirical Investigation of Firm Longevity: A
Akuntansi, Value-Relevance dan Descretionary Model of the Ex Ante Predictors of Financial
Accruals: Implikasi Empiris Model Feltham Distress. Review of Quantitative Financial and
Ohlson (1996). Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Accounting. 16. p.323-332.
3, hal. 291310.
Umar, Husein. 2005. Metode Penelitian Untuk Skripsi
Munajad, Kuncoro. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT Raja Grafindo
dan Ekonomi. Jakarta: Erlanngga. Persada

Nur, Indriantoro dan Bambang Supomo. 1999. Warsidi. 2005. Perspektif Riset Akuntansi. Artikel
Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: BPFE. Teori Akuntansi. Jakarta

Penman, H.P. 2001. Financial Statement Analysis and Watts, Ross.L. 2003a. Conservatism in Accounting.
Security Valuation. Singapore: McGraw-Hill Part I: Explanations and Implications. Accounting
Book Co. Horizons 3, 207-221.

Sari, Cynthia dan Desi Adhariani. 2009. Konservatisme Watts, Ross.L. 2003b. Conservatism in Accounting.
Perusahaan di Indonesia dan Faktor Faktor yang Part II: Evidence and Research Opportunities.
Mempengaruhinya. Simposium Nasional Accounting Horizons 4, 287-301.
Akuntansi XII
Watts, Ross L. 2002. Conservatism in Accounting.
Sari, Dahlia. 2004. Hubungan Antara Konservatisme Journal Accounting and Economics. SSRN. P 17
Akuntansi Dengan Konflik Bondholders- 21.
Shareholders Seputar Kebijakan Dividen Dan
Peringkat Obligasi. Jurnal Akuntansi dan Watts. R.L., and J.L. Zimmerman. 1986. Positive
Keuangan Indonesia. P 4 6. Accounting Theory. Prentice-Hall. Englewood
Cliffs.
Sawir, Agnes. 2000. Analisis Kinerja Keuangan dan
Perencanaan Keuangan Perusahaan. PT. Watts, R.L. dan Zimmerman, J. 1978. Towards a
Gramedia Pustaka Utama Anggota IKAPI Positive Theory of theDetermination of
Accounting Standard. Accounting Review,
Schroeder, Ricahard G., Clark, Myrtle W., dan Cathey, January, pp. 112-134.
Jack M. 2005. Financial Accounting Theory And
Analysis Text Reading And Cases Eight Edition, Whitaker, R.B. 1999. The Early Stages of Financial
United States of America: John Willey & Sons Distress. Journal of Economics and Finance, 23:
Inc. 123-133.
Widya. 2004. Analisis Faktor-Faktor yang Zimmerman, J., L. 1990. Positive Accounting Theory:
Mempengaruhi Pilihan Perusahaan terhadap A Ten Year Perspective. The Accounting Review
Akuntansi Konservatif. Simposium Nasional Vol 65. pp 131-156
Akuntansi VII, Bali.
Zmijewski, M. E., dan R. L. Hagerman. 1981. An
Wolk, Harry I, Michael G. Tearney dan James L. income strategy approach to the positive theory of
Dodd. 2001. Accounting Theory- A Conceptual accounting standards setting/choice. Journal of
and Institutional Approach. Fifth Edition, South- Accounting and Economics, 3: 129-149.
Western College Publishing, USA
http://www.idx.co.id/
LAMPIRAN
Statistik Deskriptif dan Hasil Uji Asumsi Klasik
Statistik Deskriptif Sebelum diLn
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Konservatisme Akuntansi 315 -9.06E11 6.30E13 2.4126E12 7.36858E12

Leverage 315 -38.52 322.27 2.1058 18.50122

Tingkat Kesulitan Keuangan 315 -1237.00 29.65 -4.5664 85.49889

Valid N (listwise) 315

Statistik Deskriptif Setelah diLn


Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Ln_Y 276 18.11 31.77 26.4554 2.60392

Ln_X1 279 -2.31 2.73 .0283 .99825

Ln_X2 262 -3.54 3.39 .7026 .86426

Valid N (listwise) 212

Uji Normalitas Residual Setelah di Ln


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 208
a
Normal Parameters Mean .0000000

Std. Deviation 2.42583384

Most Extreme Differences Absolute .088

Positive .041

Negative -.088

Kolmogorov-Smirnov Z 1.268

Asymp. Sig. (2-tailed) .080

a. Test distribution is Normal.


Uji Multikolinearitas
a
Coefficients

Collinearity Statistics

Model Tolerance VIF

1 Ln_X1 .730 1.369

Ln_X2 .730 1.369

a. Dependent Variable: Ln_Y

Uji Heterokedastisitas
a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 27.985 .166 169.048 .000

Ln_X1 .262 .157 .163 1.672 .097

Ln_X2 .051 .174 .029 .296 .768

a. Dependent Variable: absut

Uji Autokorelasi
Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 .346 .119 .111 2.43764 2.215

a. Predictors: (Constant), Ln_X2, Ln_X1

b. Dependent Variable: Ln_Y

Uji Regresi Berganda dan Uji Hipotesis Setelah DiLnkan

Regresi Berganda
Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 26.322 .230 114.275 .000

Ln_X1 1.106 .216 .393 5.131 .000


Ln_X2 .412 .254 .125 1.624 .106

a. Dependent Variable: Ln_Y

Uji F
b
ANOVA

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.


a
1 Regression 165.251 2 82.626 13.905 .000

Residual 1218.127 205 5.942

Total 1383.378 207

a. Predictors: (Constant), Ln_X2, Ln_X1

b. Dependent Variable: Ln_Y

Uji Koefisien Determinasi


Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
a
1 .346 .119 .111 2.43764

a. Predictors: (Constant), Ln_X2, Ln_X1

Anda mungkin juga menyukai