Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KESELAMATAN KERJA

POTENSI BAHAYA DAN PENANGGULANGANNYA


PADA INDUSTRI MINYAK KELAPA SAWIT

Oleh :
Putri Apilliyani Lestari
143020312

JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2016
Potensi Bahaya Pada Industri Minyak Kelapa Sawit

Pada pembuatan minyak kelapa sawit memiliki beberapa tahap pengolahan, pada setiap
pengolahan memiliki potensi bahaya, berikut uraian tahap pembuatan minyak kelapa sawit
yang menimbulkan resiko serta penanggulangannya :

a. Sterlisasi

Strelisasi adalah perebusan yang dilakukan dalam bejana bertekanan (steriliser) dengan
menggunakan uap air jenuh (saturated steam). Proses perebusan ini menggunakan suhu >
1200C. Potensi bahaya kesehatan pada area ini adalah luka bakar jika bersentuhan dengan
mesin sterilisasi, gangguan kesehatan karena efek panas seperti heat rash, heat cramps dan
heat exhaustion. Pengendalian panas pada area dapat dilakukan dengan sistem ventilasi yang
menyeluruh untuk menurunkan suhu pada area tersebut. Potensi bahaya kecelakaan kerja
dapat disebabkan oleh bangunan / konstruksi mesin sterilisasi yang tidak kokoh.
Pengendalian yang dapat dilakukan dengan menggunakan APD.

b. Mesin bantingan

Potensi bahaya kesehatan pada proses ini adalah luka bakar akibat percikan air pada proses
pembantingan. Pengendalian yang dapat dilakukan dengan menggunakan APD. Potensi
bahaya kecelakaan kerja dapat terjadi pada mesin pembantingan. Kecelakaan dapat terjadi
akibat tidak kokohnya konstruksi tempat mesin bantingan.

c. Pengepresan (Screw Press)

Potensi bahaya kecelakaan kerja dapat terjadi pada mesin pengepresan. Kecelakaan dapat
terjadi akibat tidak kokohnya konstruksitempat mesin pengepresan.

d. Proses penjernihan/pemurnian minyak

Potensi bahaya kecelakaan kerja dapat terjadi pada mesin penjernihan. Kecelakaan dapat
terjadi akibat tidak kokohnya konstruksi tempat mesin-mesin penjernihan.

e. Stasiun ketel uap (Boiler)

Ketel uap (boiler) merupakan salah satu jenis bejana bertekanan.Stasiun ketel uap merupakan
fasilitas yang sering mengalami ledakan. Ledakan ini sering menimbulkan korban luka-luka
dan korban jiwa. Boiler atau lebih dikenal sebagai ketel uap pada dasarnya adalah sebuah
bejana yang dipergunakan sebagai tempat untuk memproduksi uap (steam). Uap dari
pemanasan air dalam boiler dilakukan pada temperatur tertentu untuk kemudian digunakan
untuk berbagai keperluan. Permenakertrans No. Per.01/Men/1982 berisi tentang kesehatan
dan keselamatan kerja penggunaan bejana bertekanan .

Potensi bahaya kesehatan pekerja boiler adalah penyakit akibat paparan panas seperti heat
rash dan heat cramps, gangguan pendengaran akibat paparan bising. Potensi bahaya
kecelakaan kerja pada pekerjaan boiler adalah terjadinya ledakan dan kebakaran pada boiler.
Pengendalian yang dilakukan adalah dengan penggunaan alat pelindung diri untuk
meminimalisir paparan panas, bising pada saat melakukan pekerjaan pada area boiler.Kunci
penting pemakaian ketel uap secara aman (Pusdiklat Kemenakertrans, 2011) sebagai berikut :

1. Dalam hal pengadaan


Bagi Pengusaha yang akan membeli Ketel Uap yang akan dipakai di perusahaannya, pilihlah
Ketel Uap yang pembuatannya memenuhi prosedur yang berlaku. Sebagai contoh, misalkan
akan membeli Ketel Uap pipa api ( Fire Tube Boiler ) baru buatan dalam negeri, maka sangat
perlu diperhatikan, apakah Boiler tersebut memiliki dokumen meliputi ; 1) Gambar
konstruksi, 2) Gambar detail sambungan, 3) Sertifikat bahan, 4) Perhitungan kekuatan
konstruksi, 5)Surat keterangan hasil Radiography Test dan atau Ultrasonic Testsambungan
las dan 6) Laporan pengawasan pembuatan pesawat uap yang ditandatangani engineer
perusahaan pembuat boiler yang bersangkutan dan Pengawas Ketenaga kerjaan spesialis
Pesawat Uap.

2. Dalam hal pengoperasian

a. Pemakai jangan mulai memakainya sebelum dilakukan pemeriksaan dan pengujian


pertama oleh Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( AK3) spesialis Pesawat Uap dari
Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PJK3) yang memiliki Surat Keputusan
Penunjukan(SKP) dari Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenaga kerjaan Kemenakertrans R.I
atau Pengawas Ketenaga kerjaan spesialis Pesawat Uap yang kemudian dinyatakan telah
memenuhi syarat K3 olehnya yang dibuktikan dengan diterbitkannya Akte Izin Ketel Uap
tersebut dari Dinas Tenaga Kerja / Instansi yang berwenang didaerah yang bersangkutan.
Menurut peraturan yang berlaku, khusus untuk Ketel Uap yang direntalkan, Akte Izinnya
diterbitkan oleh Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenaga kerjaan Kemenakertrans R.I.

b.Air umpan Ketel Uap (Feed Water Boiler ) yang digunakan harus selalu memenuhi standar
dengan melalui proses water treatment.Untuk mengetahui kepastian memenuhi standar atau
tidaknya air umpan tersebut maka pemakai perlu mengujikannya ke Laboratotium penguji air
yang dinilai mampu dan hasil ujinya akurat. Selanjutnya hasil uji air umpan bandingkan
dengan standar yang berlaku antara lain mengenai ; pH, kesadahan total, oksigen dan lain-
lain dari feedwater boiler yang akan digunakan.

c. Pekerja yang mengoperasikannya harus yang sudah terlatih dan berpengalaman yang
dibuktikan dengan Sertifikat operator Ketel Uap yang diterbitkan oleh Dirjen Pembinaan
Pengawasan Ketenaga kerjaan Kemenakertrans R.I. Untuk Ketel Uap berkapasitas 10
Ton/jam atau lebih, pekerja yang mengoperasikannya harus bersertifikat operator Pesawat
Uap kelas I, sedangkan untuk Boiler berkapasitas kurang dari 10 Ton/jam , pekerja yang
mengoperasikannya harus bersertifkikat operator Pesawat Uap kelas II.

d. Ketel Uap yang sedang operasi tidak boleh ditinggalkan oleh operator yang bertugas
melayaninya. Artinya Ketel Uap yang sedang beroperasi harus selalu ada operator Pesawat
Uap yang melayani di ruang Ketel Uap yang bersangkutan.

e. Setelah beroperasi beberapa lama, maka pemakai wajib memeriksakan Ketel Uapnya
secara berkala kepada AK3 spesialis Pesawat Uap dari PJK3 yang memiliki SKP dari Dirjen
Pembinaan Pengawasan Kemenakertrans R.I atau kepada Pengawas Ketenaga kerjaan
spesialis Pesawat Uap. Untuk Ketel uap yang dipakai di kapal laut perusahaan pelayaran
pemeriksaan berkalanya minimal sekali tiap tahun, untuk Ketel Uap yang dipakai di darat
pemeriksaan berkalanya minimal sekali tiap 2 tahun, untuk Ketel Lokomotif pemeriksaan
berkalanya minimal sekali tiap 3 tahun.

f. Untuk melakukan perbaikan, penggantian atau perobahan kostruksidan atau perlengkapan


Ketel Uap, pemakai wajib melaporkan terlebih dahulu ke Dinas Tenaga Kerja setempat,
sehingga pemeriksaan khusus dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya dan pemakai
memperoleh petunjuk-petunjuk antara lain teknik pengerjaannya,standar bahan, pengelasan
dan sebagainya yang harus dipenuhi.

g. Agar kerak ketel (scale) yang terjadi di dalam Ketel Uap tidak semakin tebal dan keras
yang dapat mengakibatkan over heating (pemanasan lebih ), maka sebaiknya Ketel Uap
secara teratur dilakukan cleaning dengan cara manual, mekanis maupun chemis oleh orang
yang ahlinya. Jika di dalam Ketel Uap bebas scale maka akan berdampak positip terhadap
efisienci dan life time Ketel Uap yang bersangkutan.

Peranan kesehatan dan keselamatan kerja pada industri perkebunan dan industri
minyak kelapa sawit.

Program kesehatan dan keselamatan kerja sangat perlu karena dapat memperbaiki kualitas
hidup pekerja melalui jaminan kesehatan dan keselamatan kerja serta situasi kerja yang aman,
tentram dan sehat sehingga dapat mendorong pekerja untuk lebih efisien dan produktif.
Produktifitas adalah rasio terbaik antara masukan (input) dan keluaran (output) sedangkan
efisiensi adalah pemanfaatan sumber-sumber yang ada seperti tenaga, waktu dan dana dan
sebagainya yang terbatas untuk dapat dimanfaatkan secara efektif dan upaya antara lain
menekan pemborosan sampai sekecilnya( Harrys, 2005) Schuler dan Jackson (1999)
mengatakan, apabila perusahaan dapat melaksanakan program kesehatan dan keselamatan
kerja dengan baik, maka perusahaan memperoleh manfaat sebagai berikut :
1. Meningkatkan produktifitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang hilang.
2. Meningkatkan efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih berkomitmen.
3. Menurunya biaya-biaya kesehatan dan asuransi.
4. Tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran langsung yang lebih rendah karena
menurunnya pangajuan klaim.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. Kesehatan dan keselamatan kerja industri perkebunan kelapa sawit dan
industri minyak kelapa sawit. http://www.scribd.com/doc/110070646/Kesehatan-Dan-
Keselamatan-Kerja-Industri-Perkebunan-Kelapa-Sawit-Dan-Industri-Minyak-Kelapa-
Sawit#scribd

Anda mungkin juga menyukai