Anda di halaman 1dari 4

RESEPTOR PENGECAPAN

Reseptor pengecapan pada rongga mulut disebut dengan istilah taste bud. Taste bud
memiliki diameter sekitar 1/3 mm dan panjang sekitar 1/16 mm. taste bud terdiri atas kurang
lebih 50 sel-sel epitel yang termodifikasi, beberapa diantaranya adalah sel penyokong yang
disebut sel sustentakular (sel oenyangga), dan yang lainnya disebut sel pengecap ujung-ujung
luar sel pengecap tersusun disekitar pori-pori pengecap dan sangat kecil, seperti terlihat pada
gambar 1 dari ujung-ujung setiap sel pengecap beberapa mikrovilli atau rambut pengecap akan
keluar menuju pori-pori pengecap menuju rongga mulut, mikrovili ini memberikan permukaan
reseptor untuk pengecapan. taste Bud (Guyton dan Hall, 2014 : 694-695)

Gambar 1. taste Bud (Guyton dan Hall, 2014 : 695)

Taste Bud terdapat pada 3 tipe papilla lidah, yakni :

1. Sebagian besar taste bud terletak di dinding saluran yang mengelilingi papilla
sirkumvalata, yang membentuk garis V dipermukaan posterior lidah.
2. Sejumlah taste bud terletak pada papilla fungiformis, di atas permukaan anterior lidah.
3. Sejumlah lainnya terletak pada papilla foliate yang terletak di lipatan-lipatan sepanjang
permukaan lateral lidah
4. Papilla tambahan terletak pada palatum, beberapa pada ilar tonsilar, epiglottis, dan bagian
proksimal esophagus.
Orang dewasa mempunyai 3.000-10.000 taste bud anak-anak memiliki lebih sedikit taste
bud . pada usia diatas 45 tahun sebagian besar mengalami degenarasi yang menyebabkan sensasi
rasa kurang peka pada usia tua. (Guyton dan Hall, 2014 : 695)

Mekanisme Perangsangan Taste bud

a. Potensial reseptor

Membrane sel pengecap mempunyai muatan negative dibagian dalam yang berlawanan
dengan bagian luar membrane, pemberian zat pengecap pada rambut-rambut pengecap akan
menyebabkan sel mengalami depolarisasi, penurunan potensial hamper sebanding dengan
logaritma dan konsentrasi zat perangsang. Perubahan potensial listrik pada sel pengecap disebut
potensial reseptor untuk pengecapan. (Guyton dan Hall, 2014 : 695)

Mekanisme reaksi untuk memulai potensial reseptor oleh vili pengecap adalah dengan
pengikatan zat kimia kecap pada molekul reseptor protein yang dekat atau menonjol membran
vilus, sehingga kanal ion terbuka, menyebabkan ion natrium yang memiliki muatan positif
masuk dan mendopalarisasi kenegatifan normal di dalam sel, selanjutnya zat kimia kecap pada
vilus pengecap secara bertahap dibersihkan oleh saliva , sehingga rangsangan hilang. (Guyton
dan Hall, 2014 : 695)

Pada vilus pengecap tipe protein reseptor menentukan tipe rasa yang akan diterima.untuk
ion natrium dan hydrogen yang secara berurutan melepaskan sensasi kecap rasa asin dan asam.
Dengan cara mengaktifkan reseptor akan membuka kanal ion yang spesifik pada membrane sel
kecap pada bagian apical, namun pada sensasi rasa manis dan pahit pada bagian molekul protein
reseptor yang menonjol ke membran di apikal akan menngaktifkan transmitter cara kedua (
second messenger transmitter ) di dalam sel, yang menyebabkan perubahan kimia untuk
melepaskan sinyal pengecapan. (Guyton dan Hall, 2014 : 695)

b. Pembentukan impuls saraf oleh taste bud

Kecepatan pelepasaan impuls pada serat saraf dan taste bud akan meningkat sampai
puncaknya beberapa detik pada pemberian rangsang kecap yang pertama kali. Kemudian akan
beradaptasi pada beberapa detik berikutnya, sampai ke tingkat yang lebih rendah dan stabil
selama rangsangan kecapnya tetap ada. (Guyton dan Hall, 2014 : 695)
c. Tranmisi sinyal pengecap ke sisitem saraf pusat

Impuls pengecap dari 2/3 anterior lidah mula-mula akan diteruskan ke nervus lingualis,
kemudian melalui korda timpani menuju nervus fasialis dan akhirnya ke traktus solitarius di
batang otak. Sensasi pengecap dari papilla sirkumvalata di bagian belakang lidah dan pada
daerah posterior rongga muut dan tenggorokan lainnya akan ditransmisikan melalui nervus
glossofaringeus juga ke traktus vagus. (Guyton dan Hall, 2014 : 696)

Gambar 2. Jaras saraf untuk transmisi sinyal pengecap dari lidah dan daerah faringeal ke sistem saraf
pusat . ( Guyton dan Hall, 2014:696)

Semua serat pengecapan bersinaps di batang otak bagian posterior dalam nukleus traktus
solitaries. Nucleus ini mengirimkan neuron orde kedua ke daerah kecil di nucleus medial
posterior ventral thalamus, yang terletak sedikit ke medial dari ujung thalamus daerah fasial di
sistem lemnikus medialis-kolumna dorsalis. Dari thalamus neuron orde ketiga dihantarkan ke
ujung bawah girus postsentralis pada korteks serebri parietalis, tempat neuron ini melipat ke
dalam fisura sylfii dan ke dalam daerah operkular-insular. Daerah ini terletak sedikit ke lateral,
ventral, dan rostal dari daerah untuk sinyal taktil lidah di area somatic serebri I. (Guyton dan
Hall, 2014 : 696)
Sejumlah besar impuls pengecapan dari traktus solitarius dihantarkan ke batang otak itu
sendiri langsung ke nucleus salivatorius inferior, dan superior, area ini menghantarkan sinyal ke
kelenjar submandibularis, sublingual, dan parotis, untuk membantu mengendalikan sekresi saliva
selama proses menelan dan pencernaan makanan. (Guyton dan Hall, 2014 : 696)

Guyton, A. C. & J. E. Hall. 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed ke-12.


Terjemahan: Irawati Setiawan. EGC. Jakarta. Hal.694-695.

INFLUENZA

Influenza merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus influenza. Virus
influenza merupakan virus RNA yang dapat hidup pada manusia, kuda, babi, ayam dan burung.
Infeksi influenza terjadi melalui inhalasi dari tetesan air liur misalnya pada waktu bersin, batuk
dan berbicara dengan masa inkubasi selama satu sampai tiga hari. Gejala-gejalanya muncul
setelah masa inkubasi dari satu sampai empat hari dan berupa demam sampai 40C, nyeri sendi
dan otot di seluruh tubuh, sakit tenggorok dan kepala, radang mukosa hidung dan kadang disertai
batuk . ( Wahyuningtyas, 2010: 14-15)

Gejala dan tanda influenza adalah demam, malaise (merasa kurang enak badan), nausea
(mual, seperti mau muntah), sakit kepala, muntah, sakit tenggorokan, sakit mata, nyeri otot dan
ingus encer. Influenza dapat berlangsung selama tiga sampai sepuluh hari. ( Wahyuningtyas,
2010: 17)

Wahyuningtyas, F.2010. Gambaran Swamedikasi virus Influenza pada Masyarakat di


Kabupaten Sukoharjo (skripsi). Surakarta, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai