Anda di halaman 1dari 5

ARSITEKTUR NUSANTARA DAN ACEH

NAMA :ISKANDAR
NIM :150160027
KELAS :III.B

BANGUNAN PENINGGALAN HINDHU-BUDHA


A.BANGUNAN PENINGGALAN HINDHU

1.CANDI PRAMBANAN
Candi Prambanan atau Candi Loro Jonggrang adalah kompleks candi Hindu terbesar
di Indonesia yang dibangun pada abad ke-9 masehi. Candi ini dipersembahkan untuk Trimurti, tiga dewa
utama Hindu yaitu Brahmasebagai dewa pencipta, Wishnu sebagai dewa pemelihara, dan Siwa sebagai
dewa pemusnah. Berdasarkanprasasti Siwagrha nama asli kompleks candi ini adalah Siwagrha (bahasa
Sanskerta yang bermakna 'Rumah Siwa'), dan memang di garbagriha (ruang utama) candi ini
bersemayam arca Siwa Mahadewa setinggi tiga meter yang menujukkan bahwa di candi ini dewa Siwa
lebih diutamakan.
Kompleks candi ini terletak di kecamatan Prambanan, Sleman dan kecamatan Prambanan, Klaten, kurang
lebih 17 kilometer timur laut Yogyakarta, 50 kilometer barat daya Surakarta dan 120 kilometer
selatan Semarang, persis di perbatasan antara provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa
Yogyakarta. Letaknya sangat unik, Candi Prambanan terletak di wilayah administrasi desa Bokoharjo,
Prambanan, Sleman, sedangkan pintu masuk kompleks Candi Prambanan terletak di wilayah adminstrasi
desa Tlogo, Prambanan, Klaten.
Candi ini adalah termasuk Situs Warisan Dunia UNESCO, candi Hindu terbesar di Indonesia, sekaligus
salah satu candi terindah di Asia Tenggara. Arsitektur bangunan ini berbentuk tinggi dan ramping sesuai
dengan arsitektur Hindu pada umumnya dengan candi Siwa sebagai candi utama memiliki ketinggian
mencapai 47 meter menjulang di tengah kompleks gugusan candi-candi yang lebih kecil. Sebagai salah
satu candi termegah di Asia Tenggara, candi Prambanan menjadi daya tarik kunjungan wisatawan dari
seluruh dunia.
2.CANDI DIENG

Candi Dieng merupakan kumpulan candi yang terletak di kaki pegunungan Dieng, Wonosobo, Jawa
tengah. Kawasan Candi Dieng menempati dataran pada ketinggian 2000 m di atas permukaan laut,
memanjang arah utara-selatan sekitar 1900 m dengan lebar sepanjang 800 m.

Kumpulan candi Hindu beraliran Syiwa yang diperkirakan dibangun antara akhir abad ke-8 sampai awal
abad ke-9 ini diduga merupakan candi tertua di Jawa. Sampai saat ini belum ditemukan informasi tertulis
tentang sejarah Candi Dieng, namun para ahli memperkirakan bahwa kumpulan candi ini dibangun atas
perintah raja-raja dari Wangsa Sanjaya. Di kawasan Dieng ini ditemukan sebuah prasasti berangka tahun
808 M, yang merupakan prasasti tertua bertuliskan huruf Jawa kuno, yang masih masih ada hingga saat
ini. Sebuah Arca Syiwa yang ditemukan di kawasan ini sekarang tersimpan di Museum Nasional di
Jakarta. Pembangunan Candi Dieng diperkirakan berlangsung dalam dua tahap. Tahap pertama yang
berlangsung antara akhir abad ke-7 sampai dengan perempat pertama abad ke-8, meliputi pembangunan
Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Srikandi dan Candi Gatutkaca. Tahap kedua merupakan kelanjutan
dari tahap pertama, yang berlangsung samapi sekitar tahun 780 M.

Candi Dieng pertama kali diketemukan kembali pada tahun 1814. Ketika itu seorang tentara Inggris yang
sedang berwisata ke daerah Dieng melihat sekumpulan candi yang terendam dalam genangan air telaga.
Pada tahun 1956, Van Kinsbergen memimpin upaya pengeringan telaga tempat kumpulan candi tersebut
berada. Upaya pembersihan dilanjutkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1864, dilanjutkan
dengan pencatatan dan pengambilan gambar oleh Van Kinsbergen.

Luas keseluruhan kompleks Candi Dieng mencapai sekitar 1.8 x 0.8 km2. Candi-candi di kawasan Candi
Dieng terbagi dalam 3 kelompok dan 1 candi yang berdiri sendiri yang dinamakan berdasarkan nama
tokoh dalam cerita wayang yang diadopsi dari Kitab Mahabarata. Ketiga kelompok candi tersebut adalah
Kelompok Arjuna, Kelompok Gatutkaca, Kelompok Dwarawati dan satu candi yang berdiri sendiri adalah
Candi Bima.

B.BANGUNAN PENINGGALAN BUDHA

1.CANDI MENDUT

Candi Mendut didirikan semasa pemerintahan Raja Indra dari dinasti Syailendra. Di dalam prasasti
Karangtengah yang bertarikh 824Masehi, disebutkan bahwa raja Indra telah membangun bangunan suci
bernama wenuwana yang artinya adalah hutan bambu. Oleh seorang ahli arkeologi Belanda bernama J.G.
de Casparis, kata ini dihubungkan dengan Candi Mendut
Bahan bangunan candi sebenarnya adalah batu bata yang ditutupi dengan batu alam. Bangunan ini
terletak pada sebuah basement yang tinggi, sehingga tampak lebih anggun dan kokoh. Tangga naik dan
pintu masuk menghadap ke barat-daya. Di atas basement terdapat lorong yang mengelilingi tubuh candi.
Atapnya bertingkat tiga dan dihiasi dengan stupa-stupa kecil. Jumlah stupa-stupa kecil yang terpasang
sekarang adalah 48 buah.
Tinggi bangunan adalah 26,4 meter.

2.CANDI PAWON

Letak Candi Pawon ini berada di antara Candi Mendut dan Candi Borobudur, tepat berjarak
1750 meter dari Candi Borobudur ke arah timur dan 1150 m dari Candi Mendut ke arah barat.
Nama Candi Pawon tidak dapat diketahui secara pasti asal-usulnya. Ahli epigrafi J.G. de
Casparis menafsirkan bahwa Pawon berasal dari bahasa Jawa awu yang berarti 'abu',
mendapat awalan pa- dan akhiran -an yang menunjukkan suatu tempat. Dalam bahasa Jawa
sehari-hari kata pawon berarti 'dapur', akan tetapi de Casparis mengartikannya sebagai
'perabuan' atau tempat abu. Penduduk setempat juga menyebutkan Candi Pawon dengan
nama Bajranalan. Kata ini mungkin berasal dari kata bahasa Sanskerta vajra =yang berarti
'halilintar' dan anala yang berarti 'api'. Candi Pawon dipugar tahun 1903.

Anda mungkin juga menyukai