Anda di halaman 1dari 26

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A. PERENCANAAN

Perencanaan strategis merupakan serangkaian rencana, tindakan dan kegiatan


mendasar yang dibuat oleh pimpinan puncak untuk diimplementasikan seluruh jajaran
suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Sebagaimana disebutkan
dalam Inpres nomor 7 tahun 1999 bahwa perencanaan strategis merupakan suatu proses
yang berorientasi pada hasil yang akan dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai
dengan 5 (lima) tahun dengan mempertimbangkan potensi, peluang dan kendala yang ada
atau mungkin timbul.
Di dalam rencana strategis dlsebutkan bahwa suatu rencana strategis setidaknya
memuat visi, misi. tujuan, sasaran, kebijakan dan program serta ukuran keberhasilan dan
kegagalan dalam pelaksanaannya.
Laporan Kinerja (LKj) Instansi Pemerintah Kabupaten Ponorogo Tahun 2015 ini
berdasarkan Rencana Strategis Kabupaten Ponorogo tahun 2010 sampai 2015
sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Ponorogo Tahun 2010-2015.

1. VISI

VlSI Kabupaten Ponorogo dalam RPJMD tahun 2010 - 2015 adalah :


Masyarakat Ponorogo yang sejahtera, aman, berbudaya, berkeadilan
berlandaskan nilai-nilai Ketuhanan dalam rangka mewujudkan Rahayuning
Bumi Reyog .
Dengan penjelasan sebagai berikut :
Sejahtera : Suatu masyarakat dikatakan sejahtera apabila dapat diciptakan suatu
keadaan dimana anggota masyarakatnya dalam kondisi sehat, damai
serta terpenuhi segala kebutuhannya.
Aman : Kondisi masyarakat yang bebas dari segala gangguan, bebas dan
ancaman, bebas dari intimidasi. Tidak merasa takut atau khawatir, was-
was, tidak ada kerusuhan, dengan kata lain tercipta lingkungan yang
tenteram.
Berbudaya : Cara hidup masyarakat, termasuk hasil ciptaan dan pemikirannya
sesuai dengan kehendak dan yang menjadi amalan untuk
kesejahteraan hidup.

[21]
Adil : Masyarakat yang adil berarti tidak ada diskriminasi dalam bentuk
apapun baik antar individu, gender maupun wilayah.
Rahayu : Selamat, sejahtera, jauh dari musibah atau kekurangan.

2. MISI

MISI adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan yang merupakan penjabaran
dari Visi yang telah ditetapkan.
Misi Kabupaten Ponorogo dalam RPJMD tahun 2010-2015 dijabarkan ke dalam 5 (lima)
misi, adalah :
Misi 1 : Menjamin terwujudnya kepastian akses dan mutu pelayanan dasar
masyarakat secara optimal, yang meliputi pendidikan kesehatan dan
infrastruktur baik pedesaan maupun perkotaan, serta menjamin
kepastian penyediaan pelayanan publik dengan model pelayanan yang
efektif dan efisien.
Pelayanan dasar yang harus disediakan oleh Pemerintah Kabupaten
Ponorogo bagi masyarakatnya adalah pelayanan pendidikan, kesehatan,
lingkungan hidup, sarana dan prasarana umum, penataan ruang, dan
perhubungan yang memadai. Dengan terpenuhinya pelayanan dasar
tersebut diharapkan kualitas hidup masyarakat akan meningkat, yang pada
akhirnya akan meningkatkan kesejahteran bagi masyarakat.
Misi 2 : Memacu pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan kerja dalam
rangka pengentasan kemiskinan dan mewujudkan kesejahteraan
masyarakat.
Meningkatnya daya saing dan struktur perekonomian daerah akan
mendorong stabilitas perekonomian daerah. Adanya ekonomi biaya tinggi,
yang akan memberikan efek terhadap tingginya penggangguran dan
kemampuan daya beli masyarakat, apabila perekonomian daerah mengalami
ketidakstabilan. Memanfaatkan peluang atas tantangan terbesar yaitu
terciptanya kemampuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang
tinggi, yang diikuti dengan pemerataan pendapatan di masyarakat.
Misi 3 : Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang transparan,
akuntabel serta profesional yang berlandaskan normanorma dengan
mengedepankan supremasi hukum.
Dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan di lingkungan
Kabupaten Ponorogo yang transparan, akuntabel dan professional serta
memahami tugas dan fungsinya, diperlukan keterpaduan langkah dan
koordinasi yang optimal agar penyelenggaraan pemerintahan berjalan efektif,
stabil dan dinamis.

[22]
Misi 4 : Meningkatkan pemberdayaan dan penguatan perempuan serta
kelembagaan masyarakat, melalui keterlibatan seluruh komponen
dalam setiap tahapan pembangunan di segala bidang.
Penguatan institusi Pemerintah Kabupaten Ponorogo adalah mutlak dalam
rangka menyelenggarakan pemerintahan yang akuntabel dan dipercaya,
yang akan diperoleh melalui peningkatan partisipasi masyarakat dalam
penyelenggaraan pemerintahan maupun keterlibatan dalam pembangunan.
Penguatan institusi Pemerintah Kabupaten Ponorogo tersebut akan
mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang partisipatif dimana
setiap langkah pembangunan yang dilakukan pemerintah daerah,
merupakan ide dan inisiatif bersama dengan masyarakat.
Misi 5 : Membangun dan memelihara stabilitas pemerintahan, politik, ekonomi,
sosial dan budaya sehingga memberikan rasa aman bagi masyarakat,
dengan menjunjung tinggi budaya dan karakter masyarakat yang
agamis, bermoral dan berbudi luhur.
Tatanan sosial masyarakat yang aman, tertib dan damai merupakan harapan
setiap warga masyarakat. Kondisi tersebut merupakan syarat mutlak dalam
mewujudkan kesejahteraan batin bagi masyarakat, yang pada akhirnya akan
menjadi pendorong bahwa proses pembangunan yang dilaksanakan oleh
pemerintah akan berjalan dengan baik.

3. TUJUAN

TUJUAN adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu)
sampai dengan 5 (lima) tahun. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada Visi dan Misi
dengan mempertimbangkan isu-isu dan analisis strategis. Tujuan pembangunan terdapat
didalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yaitu untuk
meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Ponorogo.
a. Berdasarkan misi Menjamin terwujudnya kepastian akses dan mutu pelayanan
dasar masyarakat secara optimal, yang meliputi pendidikan kesehatan dan
infrastruktur baik pedesaan maupun perkotaan, serta menjamin kepastian
penyediaan pelayanan publik dengan model pelayanan yang efektif dan efisien,
maka ditetapkan tujuan :

Tujuan Indikator
1 Meningkatnya derajat kesehatan 1 Indeks Pembangunan Manusia.
dan kualitas hidup masyarakat. 2 Angka usia harapan hidup.
3 Rasio lulusan S1/S2/S3

[23]
b. Berdasarkan misi Memacu pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan kerja
dalam rangka pengentasan kemiskinan dan mewujudkan kesejahteraan
masyarakat , maka ditetapkan tujuan :
Tujuan Indikator
1 Meningkatnya daya saing dan 1 Pertumbuhan ekonomi atau
struktur ekonomi daerah. pertumbuhan PDRB.
2 Pendapatan perkapita
3 PDRB perkapita
Prosentase penduduk miskin
4 Tingkat Partisipasi Angkatan
Kerja (TPAK)

c. Berdasarkan misi Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang transparan,


akuntabel serta profesional yang berlandaskan normanorma dengan
mengedepankan supremasi hukum , maka ditetapkan tujuan :
Tujuan Indikator
1 Meningkatnya kualitas Opini BPK atas laporan
1
penyelenggaraan Pemerintahan keuangan daerah.
Daerah. Tingkat kemandirian keuangan
2 daerah, yaitu Nilai PAD
dibanding Nilai APBD.

d. Berdasarkan misi Meningkatkan pemberdayaan dan penguatan perempuan serta


kelembagaan masyarakat, melalui keterlibatan seluruh komponen dalam setiap
tahapan pembangunan di segala bidang , maka ditetapkan tujuan :
Tujuan Indikator
1 Meningkatnya partisipasi Indeks pembangunan gender
1
masyarakat daiam (Gender Rilates Index)
penyelenggaraan Pemerintahan Angka Pemberdayaan Gender
2
dan Pembangunan. (Gender Empo Werment Index)

e. Berdasarkan misi Membangun dan memelihara stabilitas pemerintahan, politik,


ekonomi, sosial dan budaya sehingga memberikan rasa aman bagi masyarakat,
dengan menjunjung tinggi budaya dan karakter masyarakat yang agamis,
bermoral dan berbudi luhur , maka ditetapkan tujuan :
Tujuan Indikator
1 Terwujudnya tatanan sosial 1 Angka kriminalitas.
masyarakat yang aman, tertib 2 Jumlah pelanggaran Perda
dan damai Trantib.

4. SASARAN

SASARAN merupakan penjabaran dari tujuan yang telah ditetapkan, adalah kondisi yang
ingin dicapai setiap tahunnya dalam kurun waktu 5 (lima) tahun. Sasaran pembangunan
daerah yang ingin dicapai oleh Pemerintah Kabupaten Ponorogo selama kurun waktu 5

[24]
(lima) tahun sesuai dengan tujuan pembangunan yang telah ditetapkan dalam RPJMD
Kabupaten Ponorogo adalah sebagai berikut :
1) Meningkatnya pemerataan dan perluasan kesempatan belajar, serta kualitas
pendidikan.
2) Meningkatnya cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan, serta derajat kesehatan
masyarakat.
3) Meningkatnya sarana infrastruktur daerah.
4) Meningkatnya kualitas Iingkungan pemukiman.
5) Meningkatnyabpenataan kawasan RT?RW.
6) Meningkatnya mutu pelayanan transportasi daerah.
7) Meningkatnya penanganan persampahan, pemanfaatan dan pelestarian sumber
daya alam dan lingkungan hidup.
8) Meningkatnya mutu tata kelola pertanahan daerah.
9) Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi kependudukan.
10) Meningkatnya cakupan dan kualitas pelayanan keluarga berencana.
11) Meningkatnya kualitas pelayanan perpustakaan dan minat baca masyarakat.
12) Meningkatnya kesempatan kerja dan kualitas calon tenaga kerja.
13) Meningkatnya kualitas koperasi dan usaha kecil dan menengah ( UKM ).
14) Meningkatnya investasi di daerah.
15) Meningkatnya ketersediaan pangan utama masyarakat.
16) Meningkatnya produksi dan produktifitas pangan.
17) Meningkatnya fungsi pelestarian hutan.
18) Meningkatnya pengelolaan energy dan sumber daya mineral.
19) Meningkatnya produksi perikanan dan konsumsi ikan di masyarakat.
20) Meningkatnya volume perdagangan.
21) Meningkatnya kualitas dan kuantitas hasil industry unggulan daerah.
22) Meningkatnya pelayanan transmigrasi dan kerjasama antar daerah bidang
transmigrasi.
23) Meningkatnya efektifitas perencanaan pembangunan.
24) Terwujudnya kelembagaan dann ketatalaksanaan yang efektif dan efisien.
25) Tersedianya data statistic daerah yang akurat dan tepat waktu.
26) Meningkatnya pengelolaaan arsip pemerintah kabupaten yang tertib, rapid an handal.
27) Meningkatnya pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi.
28) Meningkatnya partisipasi perempuan dalam pembangunan.
29) Meningkatnya keberdayaan masyarakat pedesaan.
30) Meningktnya partisipasi masyarakat dalam menjaga ketentraman kehidupan
bermasyarakat.
31) Meningkatnya kualitas dan jangkauan pelayanan sosial.
32) Meningkatnya pelestarian dan pengembangan budaya daerah.

[25]
33) Meningkatnya sarana dan prasarana olah raga.
34) Meningkatnya nilai strategi pariwisata daerah.

5. TARGET KINERJA SASARAN

Sasaran pembangunan daerah merupakan suatu kondisi yang ingin dicapai yang
merupakan penjabaran dari tujuan yang telah ditetapkan.
Sasaran pembangunan daerah yang ingin dicapai oleh Pemerintah Kabupaten Ponorogo
selama kurun waktu jangka menengah lima tahun sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
adalah sebagai berikut :
1) Sasaran Meningkatnya pemerataan dan perluasan kesempatan belajar, serta
kualitas pendidikan, yang dilaksanakan melalui urusan Pendidikan dengan indikator kinerja
sebagai berikut :

Urusan : Pendidikan
No. Indikator kinerja SKPD
1 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Dinas Pendidikan
2 Angka melek huruf Dinas Pendidikan
3 Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/ Dinas Pendidikan
Paket A
4 Angka Partisipasi Murni (APM) Dinas Pendidikan
SMP/MTs/ Paket B
5 Angka Partisipasi Murni (APM) Dinas Pendidikan
SMA/SMK/ Paket C
6 Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI Dinas Pendidikan
7 Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs Dinas Pendidikan
8 Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK Dinas Pendidikan
9 Angka Kelulusan (AL) SD/MI Dinas Pendidikan
10 Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs Dinas Pendidikan
11 Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA Dinas Pendidikan
12 Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke Dinas Pendidikan
SMP/MTs
13 Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs Dinas Pendidikan
ke SMA/SMK/MA
14 Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D- Dinas Pendidikan
IV
15 Angka Partisipiasi Kasar (APK) Dinas Pendidikan
SD/MI/Paket A
16 Angka Partisipiasi Kasar (APK) Dinas Pendidikan
SMP/MTs/Paket B
17 Angka Partisipiasi Kasar (APK) SMA/ Dinas Pendidikan
SMK/MA/Paket C
18 Rata rata nilai UN SD/MI Dinas Pendidikan

[26]
19 Rata rata nilai UN SMP/MTs Dinas Pendidikan
20 Rata rata nilai UN SMA/SMK/MA Dinas Pendidikan
21 Rasio pendidik yang memiliki seritifikat Dinas Pendidikan
pendidik
22 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Dinas Pendidikan

2) Sasaran Meningkatnya cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan, serta derajat


kesehatan masyarakat , yang dilaksanakan melalui urusan Kesehatan dengan indikator kinerja
sebagai berikut :

Urusan : Kesehatan
No. Indikator Kinerja SKPD
1 Cakupan komplikasi Kebidanan yang Dinas Kesehatan
ditangani
2 Cakupan pertolongan persalinan oleh Dinas Kesehatan
tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan
3 Cakupan desa/kelurahan Universal Dinas Kesehatan
Child Immunization (UCI)
4 Cakupan balita gizi buruk mendapat Dinas Kesehatan
perawatan
5 Cakupan penemuan dan penanganan Dinas Kesehatan
penderita TBC BTA
6 Cakupan penemuan dan penanganan Dinas Kesehatan
penderita DBD
7 Cakupan kunjungan bayi Dinas Kesehatan
8 Cakupan kunjungan ibu hamil K4 Dinas Kesehatan
9 Cakupan pelayanan nifas Dinas Kesehatan
10 Cakupan neonatus dengan komplikasi Dinas Kesehatan
yang ditangani
11 Cakupan pelayanan anak balita Dinas Kesehatan
12 Cakupan pemberian makanan Dinas Kesehatan
pendamping ASI pada usia 6 s/d 24 bln
keluarga miskin
13 Cakupan penjaringan kesehatan siswa Dinas Kesehatan
SD setingkat
14 Cakupan peserta KB aktif Dinas Kesehatan
15 Cakupan pelayanan kesehatan dasar Dinas Kesehatan
masyarakat miskin
16 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan Dinas Kesehatan
pasien masyarakat miskin
17 Cakupan pelayanan Gawat Darurat Dinas Kesehatan
level 1 yang harus diberikan sarana
kesehatan ( RS )
18 Cakupan Desa/Kel. Yang mengalami Dinas Kesehatan
KLB yang dilakukan penyelidikan

[27]
epidemiologi < 24jam
19 Cakupan desa siaga aktif Dinas Kesehatan
20 % Kecukupan ruang inap sesuai RSUD
master plan RSUD
21 Bad Occurpancy Rate (BOR) RSUD
prosentase pemakaian tempat tidur
22 Presentase peningkatan jumlah RSUD
kunjungan
Pasien rawat inap RS
Pasien rawat jalan RS
23 % Penurunan jumlah pasien yang Dinas Kesehatan
dirujuk ke RS lain
24 Angka kematian 48 jam setelah Dinas Kesehatan
dirawat
25 Indeks Angka Harapan Hidup Dinas Kesehatan

3) Sasaran Meningkatnya sarana infrastruktur daerah , yang dilaksanakan melalui urusan


Pekerjaan Umum dengan indikator kinerja sebagai berikut :

Urusan : Pekerjaan Umum


No. Indikator kinerja SKPD
1 Panjang jalan Kabupaten dalam Dinas Pekerjaan Umum
kondisi baik
2 Luas irigasi Kabupaten dalam kondisi Dinas Pekerjaan Umum
baik
3 Rumah Tangga Persanitasi Dinas Pekerjaan Umum

4) Sasaran Meningkatnya kualitas lingkungan permukiman , yang dilaksanakan


melalui urusan Perumahan dengan indikator kinerja sebagai berikut :

Urusan : Perumahan
No. Indikator kinerja SKPD
1 Rumah tangga pengguna air bersih Dinas Pekerjaan Umum
2 Lingkungan pemukiman kumuh Dinas Pekerjaan Umum
3 Rumah layak huni Dinas Pekerjaan Umum
4 Kawasan Kumuh Dinas Pekerjaan Umum

5) Sasaran Meningkatnya penataan kawasan daerah sesuai RTRW, yang dilaksanakan


melalui urusan Penataan Ruang dengan indikator kinerja sebagai berikut :

Urusan : Penataan Ruang


No. Indikator kinerja SKPD
1 Ketaatan terhadap RTRW Dinas Pekerjaan Umum
2 Ruang terbuka hijau persatuan wilayah Dinas Pekerjaan Umum
ber HPL/HGB
3 Rasio bangunan ber IMB Dinas Pekerjaan Umum

[28]
6) Sasaran Meningkatnya mutu pelayanan transportasi daerah , yang dilaksanakan
melalui urusan Perhubungan dengan indikator kinerja sebagai berikut :

Urusan : Perhubungan
No. Indikator kinerja SKPD
1 Angkutan darat Dinas Perhubungan
2 Ketaatan kendaraan wajib uji KIR Dinas Perhubungan

7) Sasaran Meningkatnya penanganan persampahan, pemanfaatan dan pelestarian


sumber daya alam dan lingkungan hidup , yang dilaksanakan melalui urusan
Lingkungan Hidup dengan indikator kinerja sebagai berikut :

Urusan : Lingkungan Hidup


No. Indikator kinerja SKPD
1 Penanganan sampah Kantor Lingkungan Hidup
2 Cakupan pengawasan terhadap Kantor Lingkungan Hidup
pelaksanaan AMDAL
3 Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Kantor Lingkungan Hidup
per-satuan penduduk
4 Penanganan hukum lingkungan Kantor Lingkungan Hidup
5 Prosentase mata air diluar hutan Kantor Lingkungan Hidup
lindung yang dilindungi
6 Pelayanan pencegahan pencemaran Kantor Lingkungan Hidup
air
7 Pelayanan pemulihan pencemaran air Kantor Lingkungan Hidup
pada sumber air
8 % Kendaraan wajib uji yang secara Kantor Lingkungan Hidup
administratif terdaftar di kabupaten
9 % Usaha atau kegiatan sumber tidak Kantor Lingkungan Hidup
bergerak yang memenuhi persyaratan
administratif dan teknis pengendalian
pencemaran udara
10 % Kualitas udara yang memenuhi baku Kantor Lingkungan Hidup
mutu air udara ambient sesuai
peraturan perundang-undangan yang
berlaku
11 % Jumlah TPS dan TPA dioperasikan Kantor Lingkungan Hidup
sesuai persyaratan teknis dan
lingkungan
12 Jumlah pelaporan masyarakat akibat Kantor Lingkungan Hidup
pencemaran dan atau kerusakan
lingkungan yang ditindak lanjuti .

8) Sasaran Meningkatnya mutu tata kelola pertanahan daerah , yang dilaksanakan melalui
urusan Pertanahan dengan indikator kinerja sebagai berikut :

Urusan : Pertanahan

[29]
No. Indikator kinerja SKPD
1 Luas lahan bersertifikat DPPKAD
2 Penyelesaian kasus tanah Negara DPPKAD
3 Penyelesaian ijin lokasi DPPKAD

9) Sasaran Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi kependudukan , yang


dilaksanakan melalui urusan Kependudukan dan Catatan Sipil dengan indikator kinerja sebagai berikut
:

Urusan : Kependudukan dan Catatan Sipil


No. Indikator kinerja SKPD
1 Kepemilikan KTP Dinas Dukcapil
2 Kepemilikan akte kelahiran per 1000 Dinas Dukcapil
penduduk
3 Penerapan KTP nasional berbasis NIK Dinas Dukcapil

10) Sasaran Meningkatnya cakupan dan kualitas pelayanan keluarga berencana , yang
dilaksanakan melalui urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera dengan
indikator kinerja sebagai berikut :

Urusan : Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera


No. Indikator kinerja SKPD
1 Prevalensi peserta KB aktif Badan KB
2 Keluarga sejahtera dan keluarga Badan KB
sejahtera 1

11) Sasaran Meningkatnya kualitas pelayanan perpustakaan dan minat baca


masyarakat , yang dilaksanakan melalui urusan Perpustakaan dengan indikator kinerja sebagai
berikut :

Urusan : Perpustakaan
No. Indikator kinerja SKPD
1 Koleksi buku yang tersedia di Kantor Perpustakaan
perpustakaan daerah Daerah
2 Pengunjung perpustakaan Kantor Perpustakaan
Daerah

12) Sasaran Meningkatnya kesempatan kerja dan kualitas tenaga kerja , yang
dilaksanakan melalui urusan Ketenagakerjaan dengan indikator kinerja sebagai berikut :

Urusan : Ketenagakerjaan
No. Indikator kinerja SKPD
1 Tingkat partisipasi angkatan kerja Dinas Sosnakertrans
2 Prosentase Pencari kerja yang Dinas Sosnakertrans
ditempatkan

[30]
13) Sasaran Meningkatnya kualitas koperasi dan usaha kecil dan menengah , yang
dilaksanakan melalui urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah , dengan indikator
kinerja sebagai berikut :

Urusan : Koperasi dan Usaha Kecil Menengah


No. Indikator kinerja SKPD
1 % Koperasi aktif Dinas Indagkop & UKM
2 % Usaha mikro dan kecil Dinas Indagkop & UKM

14) Sasaran Meningkatnya investasi di daerah , yang dilaksanakan melalui urusan


Penanaman Modal dengan indikator kinerja sebagai berikut :

Urusan : Penanaman Modal


No. Indikator kinerja SKPD
1 Kenaikan/penurunan nilai realisasi BAPPEDA
PMDN (milyar rupiah)

15) Sasaran Meningkatnya ketersediaan pangan utama masyarakat , yang dilaksanakan


melalui urusan Ketahanan Pangan dengan indikator kinerja sebagai berikut :

Urusan : Ketahanan Pangan


No. Indikator kinerja SKPD
1 Ketersediaan pangan utama Kantor Ketahanan Pangan
2 Regulasi Ketahanan Pangan Kantor Ketahanan Pangan

16) Sasaran Meningkatnya produksi dan produktifitas tanaman pangan , yang dilaksanakan
melalui urusan Pertanian dengan indikator kinerja sebagai berikut :

Urusan : Pertanian
No. Indikator kinerja SKPD
1 Produktifitas padi atau bahan pangan Dinas Pertanian
utama lokal lainnya per hektar
2 Kontribusi sektor pertanian terhadap Dinas Pertanian
PDRB

17) Sasaran Meningkatnya fungsi pelestarian hutan , yang dilaksanakan melalui urusan
Kehutanan dengan indikator kinerja sebagai berikut :

Urusan : Kehutanan
No. Indikator kinerja SKPD
1 Rehabilitasi hutan dan lahan kritis Dinas Pertanian
2 Kerusakan kawasan hutan Dinas Pertanian

[31]
18) Sasaran Meningkatnya pengelolaan energy dan sumber daya mineral daerah ,
yang dilaksanakan melalui urusan Energi dan Sumber Daya Mineral dengan indikator
kinerja sebagai berikut :

Urusan : Energi dan Sumber Daya Mineral


No. Indikator kinerja SKPD
1 Pertambangan tanpa ijin Dinas Pekerjaan Umum
2 Kontribusi sektor pertambangan Dinas Pekerjaan Umum
terhadap PDRB

19) Sasaran Meningkatnya produksi perikanan dan konsumsi ikan di masyaraka t , yang
dilaksanakan melalui urusan Kelautan dan Perikanan dengan indikator kinerja sebagai berikut :

Urusan : Kelautan dan Perikanan


No. Indikator kinerja SKPD
1 Produksi perikanan Dinas Pertanian
2 Pemenuhan Konsumsi ikan Dinas Pertanian

20) Sasaran Meningkatnya volume perdagangan , yang dilaksanakan melalui urusan


Perdagangan dengan indikator kinerja sebagai berikut :

Urusan : Perdagangan
No. Indikator kinerja SKPD
1 Kontribusi sektor perdagangan Dinas Indagkop & UKM
terhadap PDRB
2 Ekspor bersih perdagangan Dinas Indagkop & UKM

21) Sasaran Meningkatnya kualitas dan kuantitas hasil industri unggulan daerah , yang
dilaksanakan melalui urusan Industri dengan indikator kinerja sebagai berikut :

Urusan : Industri
No. Indikator kinerja SKPD
1 Kontribusi sektor industri terhadap Dinas Indagkop & UKM
PDRB
2 Pertumbuhan industri Dinas Indagkop & UKM

22) Sasaran Meningkatnya pelayanan transmigrasi dan kerjasama antar daerah bidang
transmigrasi , yang dilaksanakan melalui urusan ketransmigrasian dengan indikator
kinerja sebagai berikut :

Urusan : Ketransmigrasian
No. Indikator kinerja SKPD
1 Jumlah transmigrasi yang Dinsosnakertrans
diberangkatkan.
2 Transmigran swakarsa Dinsosnakertrans
23) Sasaran Meningkatnya efektifitas perencanaan pembangunan , yang dilaksanakan
melalui urusan Perencanaan Pembangunan dengan indikator kinerja sebagai berikut :

[32]
Urusan : Perencanaan Pembangunan
No. Indikator kinerja SKPD
1 Penjabaran program RPJMD kedalam BAPPEDA
RKPD
2 Ketepatan waktu Pelaksanaan BAPPEDA
Musrenbangdes/ Musrenbangcam/
Musrenbangkab tepat waktu

24) Sasaran Terwujudnya kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintahan yang efektif


dan efisien , yang dilaksanakan melalui urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan
Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan
Persandian , dengan indikator kinerja sebagai berikut :

Urusan : Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi


Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian.
No. Indikator kinerja SKPD
1 Temuan audit yang ditindaklanjuti. Inspektorat
2 % Pengaduan masyarakat yang Bagian Humas & Protokol
ditindaklanjuti.
3 % Kegiatan pembangunan yang Bagian Adm.
dilakukan monev Pembangunan
4 % SKPD yang telah dilakukan Anjab Bagian Organisasi
dan ABK
5 Keberadaan perda SOTK yang terkait Bagian Organisasi
PP 41 tahun 2007.
6 % Jabatan struktural yang Bagian Organisasi
dilaksanakan dibanding dengan
jabatan menurut PP 41 tahun 2007.
7 Sistem informasi manajemen Pemda BKD
8 Jumlah pelayanan yang diukur Indeks Bagian Organisasi
Kepuasan Layanan Masyarakat.
9 % Pejabat struktural yang telah BKD
mengikuti diklat kepemimpinan sesuai
jenjangnya.
10 % SKPD yang memiliki jabatan BKD
fungsional.
11 Jumlah kasus pelanggaran disiplin BKD
pegawai.
12 Jumlah pegawai fungsional yang BKD
mengikuti diklat fungsional.
13 % Jabatan struktural/eselonering yang BKD
terisi.
14 Laporan keuangan disusun tepat DPPKAD
waktu.
15 % Peningkatan PAD DPPKAD

[33]
16 Pertumbuhan pajak dan retribusi DPPKAD
daerah dengan pertimbangan:
- Pajak
- Retribusi Pajak
17 % SKPD yang telah terinventarisasi DPPKAD
assetnya dalam SIMBADA
18 % Tanah Pemda yang bersertifikat DPPKAD
19 % Penyelesaian kasus hukum Bagian Hukum
20 Jumlah raperda yang disusun. Bagian Hukum

25) Sasaran Tersedianya data statistic daerah yang akurat dan tepat waktu , yang
dilaksanakan melalui urusan Statistik dengan indikator kinerja sebagai berikut :

Urusan : Statistik
No. Indikator kinerja SKPD
1 Buku Kabupaten dalam angka . BAPPEDA
2 Buku PDRB Kabupaten BAPPEDA

26) Sasaran Meningkatnya pengelolaan arsip pemerintah daerah yang tertib, rapid an
handal , yang dilaksanakan melalui urusan Kearsipan dengan indikator kinerja sebagai
berikut :

Urusan : Kearsipan
No. Indikator kinerja SKPD
1 Penerapan pengelolaan Arsip secara Kantor Arsip dan
baku Dokumentasi
2 Kegiatan Peningkatan SDM pengelola Kantor Arsip dan
kearsipan Dokumentasi

27) Sasaran Meningkatnya pengembangan dn pemanfaatan teknologi informasi , yang


dilaksanakan melalui urusan Komunikasi dan Informatika dengan indikator kinerja
sebagai berikut :

Urusan : Komunikasi dan Informatika


No. Indikator kinerja SKPD
1 Website milik Pemerintah Kabupatan Dinas Perhubungan
2 Pameran/ Expo Dinas Perhubungan

28) Sasaran Meningkatnya partisipasi perempuan dalam pembangunan , yang


dilaksanakan melalui urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dengan indikator
kinerja sebagai berikut :

Urusan : Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak


[34]
No. Indikator kinerja SKPD
1 % Partisipasi Perempuan di lembaga KP3A
pemerintah
2 Angka melek huruf perempuan usia 15 KP3A
tahun keatas
3 % Partisipasi angkatan kerja KP3A
perempuan

29) Sasaran Meningkatnya keberdayaan masyarakat pedesaan , yang dilaksanakan melalui


urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dengan indikator kinerja sebagai berikut :

Urusan : Pemberdayaan Masyarakat dan Desa


No. Indikator kinerja SKPD
1 PKK aktif Bapemaspemdes
2 Posyandu Bapemaspemdes

30) Sasaran Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam menjaga ketentraman


kehidupan bermasyarakat , yang dilaksanakan melalui urusan Kesatuan Bangsa
dan Politik Dalam Negeri dengan indikator kinerja sebagai berikut :

Urusan : Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri


No. Indikator kinerja SKPD
1 Jumlah kegiatan pembinaan politik Bakesbangpolinmas
daerah
2 Jumlah pembinaan terhadap LSM, Bakesbangpolinmas
Ormas dan OKP
3 Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per Satpol PP
1000 penduduk

31) Sasaran Meningkatnya kualitas dan jangkauan pelayanan sosial , yang dilaksanakan
melalui urusan Sosial dengan indikator kinerja sebagai berikut :

Urusan : Sosial
No. Indikator kinerja SKPD
1 Jumlah sarana sosial seperti panti Dinsosnakertrans
jompo dan panti rehabilitasi.
2 Penanganan PMKS Dinsosnakertrans
3 PMKS yang memperoleh bantuan Dinsosnakertrans
sosial

32) Sasaran Meningkatnya pelestarian dan pengembangan budaya daerah , yang


dilaksanakan melalui urusan Kebudayaan dengan indikator kinerja sebagai berikut :

Urusan : Kebudayaan
No. Indikator kinerja SKPD
1 Penyelenggaraan festival seni dan Disbudparpora

[35]
budaya
2 Sarana penyelenggaraan seni dan Disbudparpora
budaya
3 Benda. Situs dan kawasan cagar Disbudparpora
budaya

33) Sasaran Meningkatnya sarana dan prasarana olah raga , yang dilaksanakan
melalui urusan Kepemudaan dan Olah raga dengan indikator kinerja sebagai berikut :

Urusan : Kepemudaan dan Olah Raga


No. Indikator kinerja SKPD
1 Gelanggang /Balai Remaja (selain milik Disbudparpora
swasta)
2 Lapangan olah raga Disbudparpora

34) Sasaran Meningkatnya nilai strategis tujuan pariwisata daerah , yang dilaksanakan
melalui urusan Pariwisata dengan indikator kinerja sebagai berikut :

Urusan : Pariwisata
No. Indikator kinerja SKPD
1 Kunjungan wisata Disbudparpora
2 Kontribusi PDRB dari sektor pariwisata Disbudparpora

6. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

a. STRATEGI
Strategi merupakan cara umum yang paling praktis dalam mengembangkan seluruh
potensi lokal dengan cara global yang dimiliki oleh Kabupaten Ponorogo. Beberapa
strategi yang akan digunakan dalam menganalisa permasalahan, mengolah dan
mencari solusi berbagai persoalan dan pengembangan potensi sosial di Kabupaten
Ponorogo tahun 2010-2015, adalah :

Strategi 1 : Reinforcement.
Strategi yang digunakan untuk memperkuat basis-basis potensi sosial yang dimiliki
oleh Kabupaten Ponorogo. Berbagai potesi sosial yang sudah mapan yang ditandai
dengan munculnya kantong-kantong aktifitas sosial lebih diperkuat dengan harapan
dapat menjadi lebih meningkat dan berimplikasi semakin luas. Tidak saja pada level
local, namun diharapkan bias berimplikasi pada level regional, nasional ataupun
internasional.

Strategi 2 : Pemberdayaan dan pendampingan.

[36]
Strategi ini dimaksudkan sebagai langkah untuk mengurangi berbagai
keterbelakangan dan dependensi kehidupan masyarakat, dengan harapan bias
memunculkan berbagai jenis varietas baru dalam segala lini kehidupan. Artinya bahwa
salah satu keterbelakangan masyarakat karena adanya ketergantungan pada mode of
production yang menyebabkan melemahnya aspek-aspek kreativitas.

Strategi 3 : Titik berat pembangunan mengarah ke wilayah perdesaan.


Kondisi ini semakin dirasakan sebagai hal yang mendesak karena adanya
ketimpangan dan kesenjangan yang nyata antara wilayah perdesaan dan perkotaan.
Oleh karena itu untuk menjawab tantangan tersebut pada Pemerintahan tahun 2010-
2015 titik berat pembangunan di Ponorogo berada di perdesaan, namun demikian
bukan berrti mengabaikan pembangunan di perkotaan hanya tingkat prosentase
perdesaan lebih besar.

Strategi 4 : Pembangunan berkelanjutan berpusat pada rakyat


(people centered development).
Dalam pendekatan strategi ini mengedepankan partisipasi rakyat
(participatory based development) dalam merencanakan, melaksanakan dan
mengawasi program pembangunan yang menyangkut hajat hidup orang banyak.

Strategi 5 : Pembangunan ekonomi melalui pendekatan Pro Growth, Pro Job,


Pro Poor, Pro Gender dan Pro Enviroment.
Melalui strategi pro growth terjadi percepatan laju pertumbuhan ekonomi yang disertai
dengan perbaikan distribusi pendapatan (growth with equity). Percepatan laju
pertumbuhan ini ditandai dengan makin banyaknya kesempatan kerja tercipta
sehingga semakin banyak masyarakat Kabupaten Ponorogo yang dapat dilepaskan
dari perangkap kemiskinan, serta memperkuat perekonomian untuk menghadapi
berbagai guncangan.

Strategi 6 : Pembangunan dengan melibatkan peran wanita


(Pangarus Utamaan Gender/Pro Gender).
Strategi ini dibangun dengan tujuan pokok adalah tercapainya kesetaran dan keadilan
gender dalam pembangunan nasional maupun pembangunan daerah. Dengan
harapan tercipta kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh
kesempatan hak-haknya dalam kegiatan politik, sosial, ekonomi dan budaya.

Strategi 7 : Keseimbangan pemerataan pembangunan dan pertumbuhan


ekonomi, melalui pengembangan agroindustri/agrobisnis dengan
tetap memperhatikan lingkungan (pro environment).
Pembangunan berpusat pada rakyat menempatkan individu bukan sebagai objek,
melainkan sebagai pelaku yang menetapkan tujuan, mengendalikan sumber daya dan

[37]
mengarahkan proses yang mempengaruhi kehidupannya. Pembangunan berpusat
pada rakyat menghargai dan mempertimbangkan prakarsa rakyat dan kekhasan
setempat. Prakarsa dan kreativitas rakyat merupakan sumber daya pembangunan
yang utama. Kesejahteraan material dan spiritual mereka merupkan tujuan yang ingin
dicapai oleh proses pembangunan.

b. Arah Kebijakan
Arah kebijakan pembangunan Kabupaten Ponorogo 2010-2015 menekankan pada
pemberdayaan rakyat, sekaligus partisipasi rakyat. Partisipasi merupakan proses aktif,
dimana inisiatif diambil dari masyarakat sendiri dibimbing oleh cara berfikir mereka
sendiri dengan menggunakan sarana dan proses dimana mereka dapat menegaskan
kontrol secara efektif.
Upaya pembangunan diarahkan langsung pada akar persoalannya, yaitu
meningkatkan kemampuan rakyat. Bagian yang tertinggi dalam masyarakat harus
ditingkatkan kemampuannya dengan mengembangkan mendinamisasikan potensinya,
atau memberdayakannya. Secara praktis upaya yang merupakan pengerahan sumber
daya untuk mengembangkan potensi ekonomi rakyat ini akan meningkatkan
produktifitas rakyat, sehingga baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam
disekitar keberadaan rakyat dapat ditingkatkan produktifitasnya. Dengan demikian
rakyat dan lingkungannya mampu partisipatif menghasilkan dan menumbuhkan nilai
tambah ekonomis.
Prinsip pembangunan yang partisipatif menegaskan, rakyat harus menjadi pelaku
utama dalam pembangunan. Konsekuensinya dibutuhkan restrukturisasi sistem sosial
pada tingkat mikro, meso dan makro, sehingga masyarakat lokal dapat
mengembangkan potensi mereka tanpa adanya hambatan eksternal pada struktur
meso dan makro. Struktur meso yang dimaksud dapat berupa struktur Pemerintah
Regional setingkat Kabupaten/Kota dan Provinsi, sedangkan struktur makro dapat
berupa struktur Pemerintah Pusat.
Pola kebijakan yang selama ini dilaksanakan, umumnya lebih kuat datang dari atas
kebawah daripada bawah ke atas, karena itu perlu adanya pergeseran peran
Pemerintah, dari peran sebagai penyelanggara pelayanan sosial menjadi fasilitator,
mediator, motifator, edukator, koordinator, mobilisator, sistem pendukung dan peran-
peran lain yang lebih mengarah pada pelayanan tak langsung. Pada saat yang
bersamaan, peran organisasi lokal, organisasi sosial, lembaga swadaya masyarakat
dan kelompok masyarakat lainnya didorong sebagai agen pelaksana perubahan dan
pelayanan sosial kepada kelompok atau antar masyarakat pada umumnya. Dalam
posisi demikian maka permasalahan pembangunan ditangani masyarakat sendiri atas
fasilitas dari pemerintah. Kebijakan pembangunan Kabupaten Ponorogo adalah
sebagai berikut :

[38]
1. Perluasan partisipasi masyarakat dalam pendidikan dan pemberian kepastian
askes kesehatan terutama bagi masyarkat miskin.
2. Memacu produk unggulan pertanian, yang menjadikan Kabupaten Ponorogo
sebagai ikon wilayah Agropolitan, pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan
berkeadilan, pengembangan iklim dan perluasan kesempatan kerja serta
kesempatan pengentasan kemiskinan.
3. Penyelenggaraan pemerintahan yang transparan, akuntabel serta profesional.
4. Peningkatan peranan dan pemberdayaan perempuan dan masyarakat desa
5. Pengembangan stabilitas pemerintahan, politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang
memberikan rasa aman bagi masyarakat sehingga menjadi daya tarik sektor
pariwisata.

7. INDIKATOR KINERJA UTAMA

Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kabupaten Ponorogo tahun 2010-2015 adalah


sebagai berikut:

Tabel 2.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja


Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Ponorogo

Aspek/fokus Kondisi
/bidang urusan/ kinerja pada Target capaian kinerja tiap tahun
No indikator kinerja awal RPJMD
pembangunan
2011 2012 2013 2014 2015
daerah
1 2 3 4 5 6 7
Indeks
1. pembangunan 65,28 66,16 67,03 67,40 -
manusia
Pertumbuhan
2. 5,70 % 5,98 % 5,17 % 5,28 % -
ekonomi
PDRB per
3. 9.472.172,99 10.038.389,12 10.557.313,65 11.114.271,08 -
Kapita (ADHK)
PDRB per
4. 9.960.335,26 11.047.555,97 12.150.334,21 13.441.459,80 -
Kapita (ADHB)
Tingkat
5. 12,30 % 11,70 % 11,40 % 11,53 % -
kemiskinan
Angka melek
6. 89,72 91,72 91,94 95,02 -
huruf
Angka rata-rata
7. 6,45 6,57 6,86 6,91 -
lama sekolah
Tingkat
8. pengangguran 4,37 % 3,26 % 3,28 % 3,66 % -
terbuka
Tingkat
kepemilikan
9. 65,79 66,10 66,74 73,70 73,52
dokumen
kependudukan
Angka harapan
10. 71,7 71,78 71,85 71,88 -
hidup (tahun)
[39]
Panjang jalan
dan jembatan 46,06% 48,03% 49,12% 51,30% 51,31%
11.
yang berfungsi 60,05% 61,36% 62,40 88,77% 91,12%
baik

B. PERJANJIAN KINERJA

RPJMD Kabupaten Ponorogo tahun 2010-2015, selanjutnya dijabarkan secara bertahap


dalam rencana kinerja tahunan yang memuat target kinerja tahunan dari masing-masing
indikator kinerja sasaran. Target yang telah disepakati bersama dengan kerangka
pendanaan masing-masing program dan kegiatan yang mendukungnya, selanjutnya
ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja. Besaran target kinerja yang telah ditetapkan
untuk dicapai dalam tahun 2015 sebagaimana ditetapkan dalam Reviu Perjanjian Kinerja
Kabupaten Ponorogo Tahun 2015 adalah sebagai berikut :

No Sasaran Strategis Indikator kinerja Target


1 Meningkatnya pemerataan 1 Pendidikan Anak Usia Dini 84,90 %
dan perluasan kesempatan (PAUD)
belajar, serta kualitas 2 Angka melek huruf 99,62 %
pendidikan. 3 Angka Partisipasi Murni 97,50 %
(APM) SD/MI/ Paket A
4 Angka Partisipasi Murni 82,00 %
(APM) SMP/MTs/ Paket B
5 Angka Partisipasi Murni 78,50 %
(APM) SMA/SMK/ Paket C
6 Angka Putus Sekolah 0,02 %
(APS) SD/MI
7 Angka Putus Sekolah 0,30 %
(APS) SMP/MTs
8 Angka Putus Sekolah 0,70 %
(APS) SMA/SMK
9 Angka Kelulusan (AL) 99,44 %
SD/MI
10 Angka Kelulusan (AL) 98,60 %
SMP/MTs
11 Angka Kelulusan (AL) 98,10 %
SMA/SMK/MA
12 Angka Melanjutkan (AM) 106,00 %
dari SD/MI ke SMP/MTs
13 Angka Melanjutkan (AM) 90,49 %
dari SMP/MTs ke
SMA/SMK/MA
14 Guru yang memenuhi 99,03 %
kualifikasi S1/D-IV
15 Angka Partisipiasi Kasar 110,00 %
(APK) SD/MI/Paket A
16 Angka Partisipiasi Kasar 101,01 %
(APK) SMP/MTs/Paket B
17 Angka Partisipiasi Kasar 84,50 %
(APK) SMA/
SMK/MA/Paket C
18 Rata - rata nilai UN SD/MI 7,45
[40]
19 Rata - rata nilai UN 7,60
SMP/MTs
20 Rata - rata nilai UN 7,70
SMA/SMK/MA
21 Rasio pendidik yang 50,41 %
memiliki seritifikat pendidik
22 Indeks Pembangunan 74,66
Manusia (IPM)
2 Meningkatnya cakupan dan 1 Cakupan komplikasi 80,00 %
kualitas pelayanan Kebidanan yang ditangani
kesehatan, serta derajat 2 Cakupan pertolongan 95,00 %
kesehatan masyarakat. persalinan oleh tenaga
kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan
3 Cakupan desa/kelurahan 95,00 %
universal child
immunization (UCI)
4 Cakupan balita gizi buruk 100,00 %
mendapat perawatan
5 Cakupan penemuan dan 100,00 %
penanganan penderita
TBC BTA
6 Cakupan penemuan dan 100,00 %
penanganan penderita
DBD
7 Cakupan kunjungan bayi 90,00 %
8 Cakupan kunjungan ibu 90,00 %
hamil K4
9 Cakupan pelayanan nifas 92,00 %
10 Cakupan neonatus dengan 80,00 %
komplikasi yang ditangani
11 Cakupan pelayanan anak 89,00 %
balita
12 Cakupan pemberian 100,00 %
makanan pendamping ASI
pada usia 6 s/d 24 bln
keluarga miskin
13 Cakupan penjaringan 100,00 %
kesehatan siswa SD
setingkat
14 Cakupan peserta KB aktif 70,00 %
15 Cakupan pelayanan 15,00 %
kesehatan dasar
masyarakat miskin
16 Cakupan pelayanan 1,50 %
kesehatan rujukan pasien
masyarakat miskin
17 Cakupan pelayanan Gawat 100,00 %
Darurat level 1 yang harus
diberikan sarana
kesehatan ( RS )
18 Cakupan Desa/Kel. Yang 100,00 %
mengalami KLB yang
dilakukan penyelidikan
epidemiologi < 24jam
19 Cakupan desa siaga aktif 80,00 %

[41]
20 % Kecukupan ruang inap 100,00 %
sesuai master plan RSUD
21 Bad Occurpancy Rate 78,37 %
(BOR) prosentase
pemakaian tempat tidur
22 Presentase peningkatan
jumlah kunjungan
Pasien rawat inap RS 22,00 %
Pasien rawat jalan RS 10,00 %
23 % Penurunan jumlah 31,58 %
pasien yang dirujuk ke RS
lain
24 Angka kematian 48 jam 299
setelah dirawat
25 Indeks Angka Harapan 77,13
Hidup
3 Meningkatnya sarana 1 Panjang jalan Kabupaten 51,30 %
infrastruktur daerah. dalam kondisi baik
2 Luas irigasi Kabupaten 72,94 %
dalam kondisi baik
3 Rumah Tangga Persanitasi 89,29 %
4 Meningkatnya kualitas 1 Rumah tangga pengguna 36,34 %
Iingkungan pemukiman. air bersih
2 Lingkungan pemukiman 2,63 %
kumuh
3 Rumah layak huni 85,00 %
5 Meningkatnya penataan 1 % Tersusunnya rencana 53,00 %
kawasan daerah sesuai detail tata ruang
RT/RW. kecamatan.
2 Ruang terbuka hijau 77,00 %
persatuan wilayah ber
HPL/HGB
3 Rasio bangunan ber IMB 1 Kec.
6 Meningkatnya mutu 1 Angkutan darat 86,69 %
pelayanan transportasi 2 Ketaatan kendaraan wajib 91,22 %
daerah. uji KIR
7 Meningkatnya penanganan 1 Penanganan sampah 73,08 %
persampahan, 2 Cakupan pengawasan 100,00 %
pemanfaatan dan terhadap pelaksanaan
pelestarian sumber daya AMDAL
alam dan lingkungan hidup. 3 Tempat Pembuangan 0,02 %
Sampah (TPS) per-satuan
penduduk
4 Penanganan hukum 100,00 %
lingkungan
5 Prosentase mata air diluar 58,33 %
hutan lindung yang
dilindungi
6 Pelayanan pencegahan 70,00 %
pencemaran air
7 Pelayanan pemulihan 66,67 %
pencemaran air pada
sumber air
8 % Kendaraan wajib uji 91,22 %
yang secara administratif
terdaftar di kabupaten

[42]
9 % Usaha atau kegiatan 70,00 %
sumber tidak bergerak
yang memenuhi
persyaratan administratif
dan teknis pengendalian
pencemaran udara
10 % Kualitas udara yang 70,00 %
memenuhi baku mutu air
udara ambient sesuai
peraturan perundang-
undangan yang berlaku
11 % Jumlah TPS dan TPA 100,00 %
dioperasikan sesuai
persyaratan teknis dan
lingkungan
12 Jumlah pelaporan 100,00 %
masyarakat akibat
pencemaran dan atau
kerusakan lingkungan yang
ditindak lanjuti
8 Meningkatnya mutu tata 1 Luas lahan bersertifikat 0,90 %
kelola pertanahan daerah. 2 Penyelesaian kasus tanah Nihil
Negara
9 Meningkatnya kualitas 1 Kepemilikan KTP 87,62 %
pelayanan administrasi 2 Kepemilikan akte kelahiran 60,04 %
kependudukan. per 1000 penduduk
3 Penerapan KTP nasional Sudah
berbasis NIK
10 Meningkatnya cakupan dan 1 Prevalensi peserta KB aktif 75,62 %
kualitas pelayanan 2 Keluarga sejahtera dan 44,45 %
Keluarga Berencana. keluarga sejahtera 1
11 Meningkatnya kualitas pe! 1 Koleksi buku yang tersedia 55,23 %
ayanan Perpustakaan dan di perpustakaan daerah
minat baca masyarakat. 2 Pengunjung perpustakaan 70,00 %
12 Meningkatnya kesempatan 1 Tingkat partisipasi 80,64 %
kerja dan kulitas calon angkatan kerja
tenaga kerja. 2 Prosentase Pencari kerja 25,10 %
yang ditempatkan
13 Meningkatnya kualilas 1 Koperasi aktif 88,00 %
Koperasi dan Usaha Kecil 2 Usaha mikro dan kecil 80,00 %
Menengah (UKM).
14 Meningkatnya investasi di 1 Kenaikan/penurunan nilai 1.463.909.
daerah. realisasi PMDN (milyar 736.548
rupiah)
15 Meningkatnya ketersediaan 1 Ketersediaan pangan 439.374
pangan utama masyarakat utama
2 Regulasi Ketahanan Ada
Pangan
16 Meningkatnya produksi dan 1 Produktifitas padi atau 7,20
produktifitas tanaman bahan pangan utama lokal kw/ha
pangan. lainnya per hektar
2 Kontribusi sektor pertanian 27,20 %
terhadap PDRB
17 Meningkatnya tungsi 1 Rehabilitasi hutan dan 28,82 %
pelestarian hutan. lahan kritis
2 Kerusakan kawasan hutan 0,18 %
18 1 Pertambangan tanpa ijin 93,17 %

[43]
Meningkatnya 2 Kontribusi sektor 2,57 %
pengelolaaan energi dan pertambangan terhadap
sumber daya mineral. PDRB

19 Meningkatnya produksi 1 Produksi perikanan 86,28 %


perikanan dan konsumsi 2 Pemenuhan Konsumsi ikan 12,00 %
ikan dimasyarakat.
20 Meningkatnya volume 1 Kontribusi sektor 25,66 %
perdagangan. perdagangan terhadap
PDRB
2 Ekspor bersih 0
perdagangan
21 Meningkatnya kualitas dan 1 Kontribusi sektor industri 9,51 %
kuantitas hasil industri terhadap PDRB
unggulan daerah. 2 Pertumbuhan industri 0,60
22 Meningkatnya pelayanan 1 Jumlah transmigrasi yang 15 KK
dan transmigrasi dan diberangkatkan.
kerjasama antar daerah 2 Transmigran swakarsa 0,00
bidang transmigrasi.
23 Meningkatnya efektifitas 1 Penjabaran program 100 %
perencanaan RPJMD kedalam RKPD
pembangunan 2 Ketepatan waktu 100 %
Pelaksanaan
Musrenbangdes/
Musrenbangcam/
Musrenbangkab tepat
waktu
24 Terwujudnya kelembagaan 1 Temuan audit yang 1.500
dan ketatalaksanaan yang ditindaklanjuti. temuan
efektif dan efisien. 2 % Pengaduan masyarakat 100,00 %
yang ditindaklanjuti.
3 % Kegiatan pembangunan 100,00 %
yang dilakukan monev
4 % SKPD yang telah 10 SKPD
dilakukan Anjab dan ABK
5 Keberadaan perda SOTK -
yang terkait PP 41 tahun
2007.
6 % Jabatan struktural yang 100 %
dilaksanakan disbanding
dengan jabatan menurut
PP 41 tahun 2007.
7 Sistem informasi 3
manajemen Pemda
8 Jumlah pelayanan yang 64
diukur Indeks Kepuasan
Layanan Masyarakat.
9 % Pejabat struktural yang 47%
telah mengikuti diklat
kepemimpinan sesuai
jenjangnya.
10 % SKPD yang memiliki 11 SKPD
jabatan fungsional.
11 Jumlah kasus pelanggaran 11 kasus
disiplin pegawai.

[44]
12 Jumlah pegawai fungsional -
yang mengikuti diklat
fungsional.
13 % Jabatan struktural/ 100 %
eselonering yang terisi.
14 Laporan keuangan disusun Tepat
tepat waktu. waktu
15 % Peningkatan PAD 7,24 %
16 Pertumbuhan pajak dan
retribusi daerah dengan
pertimbangan: 13,00 %
- Pajak
14,00 %
- Retribusi Pajak
17 % SKPD yang telah 100,00 %
terinventarisasi assetnya
dalam SIMBADA
18 % Tanah Pemda yang 0,9 %
bersertifikat
19 Penyelesaian kasus hukum 6 kasus
20 Jumlah raperda yang 13
disusun.
25 Tersedianya data statistik 1 Buku Kabupaten dalam Ada
daerah yang akurat dan angka.
tepat waktu. 2 Buku PDRB Kabupaten Ada
26 Meningkatnya pengelolaan 1 Penerapan pengelolaan 100 %
arsip pemerintah daerah Arsip secara baku
yang tertib, rapi dan handal 2 Kegiatan Peningkatan 10
yang menggambarkan SDM pengelola kearsipan kegiatan
keberhasilan
penyelenggaraan urusan
kearsipan.
27 Meningkatnya 1 Website milik Pemerintah Ada
pengembangan dan Kabupatan
pemanfaatan teknologii 2 Pameran/ Expo 2 kegiatan
informasi.
28 Meningkatnya partisipasi 1 % Partisipasi Perempuan 55,01 %
perempuan dalam di lembaga pemerintah
pembangunan. 2 Angka melek huruf 99,89 %
perempuan usia 15 tahun
keatas
3 % Partisipasi angkatan 94,42 %
kerja perempuan
29 Meningkatnya keberdayaan 1 PKK aktif 100,00 %
masyarakat pedesaan. 2 Posyandu 100,00 %
30 Meningkatnya partisipasi 1 Jumlah kegiatan 4 kegiatan
masyarakat dalam menjaga pembinaan politik daerah
ketentraman kehidupan 2 Jumlah pembinaan 22 X
bermasyarakat. terhadap LSM, Ormas dan
OKP
3 Rasio jumlah Polisi 0,75 %
Pamong Praja per 1000
penduduk
31 Meningkatnya kualitas dan 1 Jumlah sarana sosial 32 buah
jangkauan pelayanan seperti panti jompo dan
sosial. panti rehabilitasi.
2 Penanganan PMKS 11,65 %

[45]
3 PMKS yang memperoleh 35,71 %
bantuan sosial
32 Meningkatnya pelestarian 1 Penyelenggaraan festival 25
dan pengembangan seni dan budaya
budaya daerah. 2 Sarana penyelenggaraan 5
seni dan budaya
3 Benda. Situs dan kawasan 8,33 %
cagar budaya
33 Meningkatnya sarana dan 1 Gelanggang /Balai Remaja 5
prasarana olah raga. (selain milik swasta)
2 Lapangan olah raga 20
34 Meningkatnya nilai strategis 1 Kunjungan wisata 430.843
tujuan pariwisata. 2 Kontribusi PDRB dari 0,0652 %
sektor pariwisata

[46]

Anda mungkin juga menyukai