sungai, karena debit banjir lebih besar dari kapasitas sungai yang ada.
Secara umum penyebab terjadinya banjir dapat dikategorikan menjadi dua hal, yaitu karena sebab-
sebab alami dan karena tindakan manusia. Yang termasuk sebab alami diantaranya :
Curah hujan Pada musim penghujan curah hujan yang tinggi akan mengakibatkan banjir di
sungai dan bilamana melebihi tebing sungai, maka akan timbul banjir atau genangan .
Pengaruh fisiografi Fisiografi atau geografi fisik sungai seperti bentuk, dan kemiringan
Daerah Pengaliran Sungai (DPS), kemiringan sungai, Geometri hidrolik (Bentuk
penampang seperti lebar, kedalaman, potongan memanjang, material dasar sungai), lokasi
sungai .
Erosi dan sedimentasi Erosi di DPS berpengaruh terhadap kapasitas penampungan sungai,
karena tanah yang tererosi pada DPS tersebut apabila terbawa air hujan ke sungai akan
mengendap dan menyebabkan terjadinya sedimentasi. Sedimentasi akan mengurangi
kapasitas sungai dan saat terjadi aliran yang melebihi kapasitas sungai dapat menyebabkan
banjir.
Kapasitas sungai Pengurangan kapasitas aliran banjir pada sungai disebabkan oleh
pengendapan yang berasal dari erosi dasar sungai dan tebing sungai yang berlebihan,
karena tidak adanya vegetasi penutup.
Pengaruh air pasang Air laut memperlambat aliran sungai ke laut. Pada waktu banjir
bersamaan dengan air pasang yang tinggi, maka tinggi genangan/ banjir menjadi lebih
tinggi karena terjadi aliran balik (back water)
Yang termasuk penyebab banjir akibat tindakan manusia diantaranya :
Perubahan kondisi daerah pengaliran sungai Perubahan DPS seperti penggundulan
hutan, usaha pertanian yang kurang tepat, perluasan kota dan perubahan tata guna
lainnya dapat memperburuk masalah banjir karena berkurangnya daerah resapan
air dan sediment yang terbawa ke sungai akan memperkecil kapasitas sungai yang
mengakibatkan meningkatnya aliran banjir.
Kawasan kumuh Perumahan kumuh yang terdapat di bantaran sungai merupakan
penghambat aliran sungai.
Sampah Pembuangan sampah di alur sungai dapat meninggikan muka air banjir
karena menghalangi aliran.
Pada tanggal 20 September 2016 sekitar pukul 20.15 WIB, terjadi bencana banjir bandang.
Bencana ini diakibatkan hujan dengan intensitas tinggi dan durasi yang relatif lama mengguyur
Kabupaten Garut sehingga menyebabkan meluapnya Sungai Cimanuk. Daerah yang terdampak
adalah 6 kecamatan yaitu Kecamatan Bayongbong, Garut Kota, Tarogong Kidul, Tarogong Kaler,
Banyuresmi, dan Kecamatan Karangpawitan Banjir bandang mengakibatkan jatuhnya korban
jiwa, pengungsi, dan kerusakan infrastruktur termasuk fasilitas layanan kesehatan. Korban
meninggal ditemukan di 3 lokasi yaitu Lapang Paris, Kp. Bojong Larang dan Kp.Cimacan. Bupati
Garut telah menetapkan SK Tanggap Darurat Banjir Bandang tanggal 21-28 September 2016.
Pada hari Jumat tanggal 23 September 2016, terjadi banjir bandang susulan di wilayah Cikajang,
hulu Sungai Cimanuk sore sampai dengan malam hari. Banjir menimpa RW 3, 4, 5, 6, 7 Desa
Mekarjaya. Ketinggian air mencapai 1,5 meter. Sampai malam ini, sebagian rumah masih
terendam.*) Dalam waktu yang hampir bersamaan dengan banjir bandang di Kab. Garut, tanggal
20 September 2016, hujan deras juga mengguyur Kab. Sumedang sehingga mengakibatkan
terjadinya bencana tanah longsor pada pukul 19.30 WIB di Desa Ciherang dan Kel. Pasagrahan
Baru Kec. Sumedang Selatan yang menimbulkan adanya korban jiwa dan pengungsi.
Permasalahan Kesehatan
a. Sistem peringatan dini di Daerah Aliran Sungai Cimanuk sangat minim sehingga proses
evakuasi terlambat dilakukan dan berakibat pada peningkatan jumlah korban banjir bandang yang
meninggal, hilang, maupun terluka.
b. Pasca bencana banjir bantuan logistik banyak yang berdatangan, namun alur penyaluran bantuan
tidak teratur. Karena Sebagian besar bantuan dengan partai besar memilih langsung masuk ke
lokasi pengungsian dan membagikannya secara langsung.Tapi ada juga sebagian penyaluran
bantuan yang diserahkan ke posko-posko yang sengaja disiagakan oleh berbagai instansi dan
sukarelawan bencana.
c. Pasca bencana banjir, Saluran air bersih warga Kampung Cimacan, Garut, Jawa Barat terhambat
lumpur yang ikut arus saat banjir, menyebabkan air kotor. Sehingga warga tersebut kekurangan
ketersediaan pasokan air bersih.
i. Basarnas j.
Core Orari Local
Garut k. PMI l. PDAM m. Dokter 5. Permasalahan yang ditemui a. Sistem peringatan dini di Daerah Aliran Sungai
Cimanuk sangat minim sehingga proses evakuasi terlambat dilakukan dan berakibat pada peningkatan jumlah korban banjir
bandang yang meninggal, hilang, maupun terluka. b. Pasca bencana banjir bantuan logistik banyak yang berdatangan, namun
alur penyaluran bantuan tidak teratur. Karena Sebagian besar bantuan dengan partai besar memilih langsung masuk ke lokasi
pengungsian dan membagikannya secara langsung.Tapi ada juga sebagian penyaluran bantuan yang diserahkan
ke posko-posko yang sengaja disiagakan oleh berbagai instansi dan sukarelawan bencana. c. Pasca bencana banjir, Saluran
air bersih warga Kampung Cimacan, Garut, Jawa Barat terhambat lumpur yang ikut arus saat banjir,
menyebabkan air kotor. Sehingga warga tersebut kekurangan ketersediaan pasokan air bersih. C. Standar kompetensi
petugas pada bencana banjir bandang di Garut