Anda di halaman 1dari 26
BAB 4 GERAK LURUS 4-1 Gerak Pada permulaan Bab | sudah diterangkan, bahwa mekanika menjelaskan hubungan antara gaya, materi, dan gerak. Dalam bab-bab sebelum ini kita telah membicarakan gaya, dan sekarang akan kita bahas metode matematik untuk menerangkan gerak. |Imu tentang gerak dinamakan kinematika, yaitu salah satu cabang mekanika. Gerak dapat didefinisikan sebagai perubahan letak yang terus-menerus. Pada kebanyakan gerak yang sesungguhnya, tiap-tiap titik pada suatu benda bergerak menurutkan lintasannya masing-masing. Gerak seluruhnya dapat diketahui apabila kita mengetahui bagaimana gerak setiap titik pada benda itu. Karena itu kita mulai saja dengan meninjau suatu titik yang bergerak atau gerak suatu benda yang kecil sekali, yang disebut partikel. Letak sebuah partikel dengan mudah dapat ditentukan berdasarkan proyeksinya pada ketiga sumbu suatu sistem koordinat tegak lurus. Apabila partikel itu bergerak dalam ruang menurutkan sembarang lintasan, maka proyeksinya bergerak dalam garis lurus sepanjang ketiga sumbu itu. Gerak yang sesungguhnya dapat direkonstruk- si berdasarkan gerak ketiga proyeksi ini, Sebab itu kita mulai saja dengan mem- bicarakan gerak satu partikel sepanjang garis lurus, atau gerak Jurus. xg = Ae Kemiringan = , eae | percepatan sesaat di P °t z Gmb. 4-1, (a) Partikel yang bergerak pada sumbu-x, (b) Grafik koordinat-waktu gerak ter- sebut. Kecepatan rata-rata antara fy dan f sama dengan kemiringan pq. Kecepatan saat dip sama dengan kemiringan tangen di p, (b) —~ verakturus | 4-3 4—2 Kecepatan rata-rata Kita tinjau sebuah partikel yang bergerak di sepanjang sumbu-x seperti pada Gam- bar 4—1 (a). Garis lengkung pada Gambar 4—1 (b) ialah grafik koordinat-x dari Partikel tersebut digambarkan sebagai fungsi waktu t. Pada saat 2, partikel berada di titik P dalam Gambar 4—1 (a), di mana koordinatnya ialah x. dan kemudian Pada saat t, berada di titik Q yang koordinatnya ialah x2. Titik-titik yang ber- sangkutan pada grafik koordinat-waktu dalam (b) diberi tanda p dan q. Perpindahan suatu partikel ketika bergerak di sepanjang lintasannya deri titik Pertama ke titik kedua didefinisikan sebagai vektor Ax yang ditarik dari titik Pertama ke titik kedua ini. Jadi, pada Gambar 4—1 (a) vektor PO, besamya x, — %1 = Ax, ialah perpindahannya, Kecepatan rata-rata partikel tadi didefinisixan sebagai perbandingan perpindahannya dengan selang waktu to mt, Ar. Kita tuliskan kecepatan rata-rata dengan simbol V (garis rata-rata). at” Kecepatan rata-rata adalah vektor, karena perbandingan vektor terhadap skalar adalah vektor juga. Arahnya sama dengan arah vektor perpindahan, Kecepatan rata- rata kita beri simbol V. Jadi besar kecepatan rata-rata ialah wa—m Ax hot at ink Pada Gambar 4—1 (b), kecepatan rataata dilukiskan oleh miringnya tali busur Pq (skala yang digunakan untuk menggambarkan x dan t diberi perbandingan yang Sepantasnya), karena miringnya itu merupakan perbandingan ‘"kenaikan”, yaitu X, — %, atau Ax, tethadap jangka waktu, yaitu t) — ty atau At. Persamaan (4~1) dapat ditulis tanpa pecahan: 22-1 = V(b — th). (4-2) ‘arena alat pengukur waktu dapat kita aktifkan pada setiap saat, maka dapatlah kita ambil ¢, = 0 dan t, sama dengan sembarang waktu t. Jadi kalau x merupakan koordinat ketika z = 0 (xo disebut titik awal), dan x koordinat pada waktu t, maka persamaan (4—2) menjadi X— Xo = Vt. (4-3) Jika partikel itu berada k pangkal ketika t samaan (4—3) menjadi lebih sederhana: maka x, = dan per- vt. (4-4) 4—3 Kecepatan sesaat Kecepatan suatu partikel pada satu saat atau pada satu titik di li disobut ecepatan sesaat. Hal ini perlu kita definisikan dengan 4-3 | Kecepatan sesaat @ Misalnya kita hendak menentukan kecepatan sesaat partikel pada Gambar 4—1 di titik P. Kecepatan rata-rata antara P dan Q ada hubungannya dengan seluruh perpindahan A x serta dengan seluruh selang waktu At. Bayangkan titik kedua Q dlambil makin dekat pada titik pertama P dan kecepatan ratarata dihitung untuk perpindahan dan selang waktu yang makin pendek. Maka kecepatan sesaat di titik portama dengan demikian dapat didefinisikan sebagai harga limit dari kecepatan ‘an itu lalu menjadi sangat kecil sekali, selang waktu untuk membaginya pun menjadi sangat kecil pula, tetapi hasil baginya belum tentu berupa besaran yang kecil. Dalam hitung analisa harga limit Ax/Ar, dengan mendekatnya At pada harga nol, ditulis dx/d¢ dan disebut turunan atau derivat x terhadap t. Jika V ialah simbol untuk kecepatan sesaat, maka besarnya h (4-5) Kecepatan sesaat adalah juga suatu vektor, arahnya sama dengan arah limit voktor perpindahan Ax. Oleh karena At harusnya positif, maka teranglah bahwa twnda v sama dengan tanda Ax. Jadi kecepatan positif menunjukkan gerakan ke Kanan sepanjang sumbu- x, bila kita memakai perjanjian tanda yang lazim. Jika pada Gambar 4—1 (a) titik Q itu makin dekat ke P, maka dalam Gambar 4-1 (b) titikg makin dekat ke p. Dalam limitnya, miring tali busur pq sama dengan miring garis singgung pada garis lengkung di titik p. Pada gambar ini perbandingan skala untuk x dan ¢ disesuaikan melukisnya. Jadi, kecepatan sesaat di setiap titik pada grafik koordinat-waktu sama dengan miring garis singgung pada gratik di tik bersangkutan. Jika miring garis singgung itu ke kanan dan ke atas, maka miringnya disebut positif serta kecepatannya positif juga, dan arah gerak menuju ke kanan. Jika miring garis singgung itu ke kanan dan ke bawah, maka kecepatan negatif. Pada titik di mana garis singgung horisontal, maka miringnya sama dengan nol dan kecepatannya pun sama dengan nol. Jika jarak kita nyatakan dengan feet dan waktu dengan sekon, maka kecepatan dinyatakan dengan feet per sekon (fts™'). Satuan umum lainnya untuk kecepatan Jlah meter per sekon (m s~?), sentimeter per sekon (cm s~"), mil perjam (mijm™*), dan knot (1 knot =1 mil laut per jam). Gontoh. Misalkan gerak partikel pada Gambar 4—1 dinyatakan berdasarkan per- samaan x =a+ bt?, di mana a= 20cm dan b= 4cms~*. (a) Tentukanlah per- pindahan partikel itu dalam selang waktu antara f, = 2s dan t = 5s. Pada waktu t = 25,> Ne, Ay 20.6 A om wa anne SS 68 = Geraklurus | 4-4 Pada waktu t, = 5s, x2 = 200m + 4cms~? x (6 5)? = 120 cm. Jadi, perpindahannya ialah x2 — x1 = 120 cm — 36 cm = 84cm. (b) Tentukanlah kecepatan rata-rata selama selang waktu tersebut, _84em a Ss 28em/s". Ini cocok dengan miring tali busur pg pada Gambar 4—1 (b). {c) Tentukanlah kecepatan sesaat pada waktu t, = 2 s. Kecepatan sesaat ditentu- kan berdasarkan \ ak dt d ~ (a + bt?) = 26t. ay © + bt) = 2bt Jadi, pada waktu t, = 2, v=2x4ems~* x2s= 16cms—|, Ini cocok dengan miring garis singgung di titik p pada Gambar 4—1 (b). Laju (speed) ada dua maknanya. Kadang-kadang dengan istilah ini dimaksudkan besar kecepatan sesaat. Dalam makna ini, dua mobil yang bergerak 80 km per jam (yang satu arahnya ke utara dan yang satu lagi ke selatan) dikatakan keduanya mempunyai laju 80 km per jam, Dalam makna lainnya: /aju rata-rata suatu benda sama dengan seluruh jarak lintasan yang ditempuhnya dibagi lama waktu yang terpakai. Jadi, bila sebuah mobil menempuh jarak yang panjang seluruhnya 150 km dalam waktu 3 jam, maka dikatakan lajunya 50 km per jam, sekalipun perjalanan- nya dimulai dan berakhir di tempat yang sama. Dalam hal ini Kecepatan rata-rata (velocity) dikatakan sama dengan nol, karena perpindahan juga sama dengan nol. 4—4 Percepatan rata-rata dan percepatan sesaat Kecuali pada kejadian khusus tertentu, kecepatan suatu benda berubah terus selama gerak berlangsung. Dalam hal seperti ini, benda itu dikatakan bergerak dengan gerak yang dipercepat atau mempunyai percepatan. Gambar 4—2 (a) melukiskan sebuah partikel yang bergerak sepanjang sumbu -x. Vektor v; menunjukkan kecepatan sesaatnya di titik P, dan vektor V2 menggambar- kan kecepatan sesaat di titik Q. Gambar 4—2 (b) ialah grafik kecepatan s v yang dilukiskan sebagai fungsi waktu, Titik p dan titik q P dan Q. Gambar 4 4-4 | Porcepatan rata-rata dan percepatan sesaat 69 i Kemiringan = percepatan rata-ratg, 4 A0 Kemiringan = ‘Ar | Kecepatan sesaat di P (a) (b) Gmb. 42, (a) Partikel bergerak sepanjang sumbu -x, (b) Grafik kecepatan-waktu gerak tersebut. Percepatan rataata antara fy dan f sebanding dengan kemiringan garis pq. Pereepatan sesaat di p sama (sebanding) dengan kemiringn tangen di p. Percepatan rata-rata partikel selama bergerak dari P ke Q didefinisikan sebagai perbandingan antara perubahan kecepatan dengan selang waktu. perubahan kecepatan (vektor) Percepatan rata-rata (vektor) = selang waktu (skalar) ve— vi _ AV ‘ th—t At (4-6) Di sini t1 dan ft, ialah waktuwaktu yang bersangkutan dengan kecepatan vi dan v2. Karena vi dan v2 itu vektor, maka besaran V2— Vi ialah selisih vektor dan harus dicari dengan cara yang sudah diterangkan pada Bagian 1-9. Tetapi, karena pada gerak lurus kedua vektor terletak pada garis lurus yang sama, maka lisih vektor khusus pada peristiwa ini sama dengan selisih antara besar vektor- yoktor itu. Kejadian yang lebih umum, yaitu di mana v; dan v2 bukan pada arah yang sama, akan dibahas pada Bab 6. Pada Gambar 4—2 (b), besar percepatan fata-rata dilukiskan oleh miring tali busur pg. Percepatan sesaat sesuatu benda, yaitu percepatannya pada saat tertentu, atau pada suatu titik tertentu. di lintasannya didefinisikan seperti cara mendefinisikan Kecepatan sesaat. Andaikan pada Gambar 4—2 (a) titik yang kedua Q diambil somakin mendekati titik yang pertama P, dan misalkan percepatan rata-rata dihitung untuk selang waktu yang makin pendek. Maka percepatan sesaat di titik pertama di- Aofinisikan sebagai harga limit percepatan rata-rata bila titik kedua diambil makin wndekati titik pertama: Av dv ar lim —=—- (4-7) ato At dt wt Aral percepatan sesaat ialah arah limit dari vektor perubahan kecepatan yaitu, av. Percepatan sesaat penting artinya dalam hukum-hukum mekanika. Percepatan fatwrata tidak begitu: sering dipergu Dari itu, buat selanjutnya yang di- 70 Gerakturus | 4-4 Definisi percepatan seperti yang baru saja diberikan, berlaku untuk gerak sepan- Jang sembarang lintasan, baik lurus maupun lengkung. Bila sebuah partikel bergerak dalam lintasan lengkung, arah kecepatannya berubah-ubah dan perubahan arah ini juga menimbulkan suatu percepatan, seperti akan diterangkan nanti dalam Bab 6. Makin dekat titik Q ke titik P dalam Gambar 4—2 (a), maka makin dekat pula- lah titik g ke titik p dalam Gambar 4—2 (b), dan miring tali busur pq makin men- dekati miring garis singgung di titik p pada grafik kecepatan-waktu ini. Karena itu percepatan sesaat pada setiap titik pada grafik tersebut sama dengan miring gris singgung pada grafik di titik tersebut. Percepatan a = dv/dt dapat dirumuskan dalam berbagai bentuk. Karena v = dx/dt, maka ant d (4) ~ dt dt\at/ at? Oleh karena itu, percepatan itu ialah turunan (derivat) kedua koordinat terhadap waktu..Kita dapat pula menulis : (4-8) yang merumuskan percepatan dalam bentuk perubahan kecepatan ruang per sekon, dv/dx. Apabila percepatan dinyatakan dengan ft sdan waktu dengan sekon, maka per- cepatan dinyatakan dengan feet per sekon, per sekon (fts™! s~'), biasanya ditulis fts-? dan diucapkan “feet per sekon kuadrat”. Satuan lain untuk percepatan alah meter per sekon kuadrat (m s~?) dan sentimeter per sekon kuadrat (cm s"?). Bila harga mutlak besar kecepatan sebuah benda berkurang ( dengan perkataan lain, gerak benda itu bertambah lambat), maka dikatakan geraknya ojperlambat atau memperoleh per/ambatan (decelaration). Contoh. Misalnya kecepatan partikel pada Gambar 4—2 itu ditentukan berdasar- kan persamaan : m+ nt, 2cms™*. (a) Hitunglah perubahan kecepatannya s dengan t) = 5s. di mana sm = 10.cms"* dan dalam selang waktu antara ty Pada saat 1; =2s, n= 10cms-! +2cems- x (25 = 18cm s~', Pada saat t, = 5s, 4-5 | Gerak lurus dengan percepatan Konstan 71s Jadi, perubahan kecepatan ialah v2 — vi = 60cm s-! — 18 em s-! =42ems (b) Tentukanlah percepatan rata-rata selama selang waktu tadi! va—v _ 42oms7! tot 3s =l4ems Ini sesuai dengan yang dimaksudkan dengan miring tali busur pq pada Gambar 4—2 (b). (c) Tentukanlah percepatan sesaat pada saat t, = 2s. Percepatan sesaat itu ialah wid —=—(m +nt?) = 2nt. me 3 ais Sha Jadi, ketika t = 2s, a=2x2ems*X2s =8ems%, Ini sesuai dengan miring garis singgung di titik p pada Gambar 4—2(b). 4—5 Gerak lurus dengan percepatan konstan Gerak dipercepat yang paling sederhana ialah gerak lurus dengan percepatan konstan, yaitu di mana kecepatan berubah teratur selama gerak berlangsung. Grafik kecepatan-waktu jadinya merupakan garis lurus seperti pada Gambar 4—8, artinya, besar pertambahan kecepatan rata-rata sama besar dalam selang waktu yang sama besar pula. Miring tali busur antara sembarang dua titik pada garis itu sama dengan miring garis singgung di sembarang titik dan percepatan rata-rata sama besar dengan percepaten sesaat, Makanya pada persamaan (4—6) percepatan rata-rata 2 dapat diganti dengan percepatan konstan a; jadi v= oi Sekarang misalkan t; = 0 dan tz sama dengan sembarang waktu t. Selanjutnya misalkan vo ialah kecepatan pada saat t = 0 (vo disebut kecepatan awal), dan v ialah kecepatan pada waktu t Maka persamaan di atas menjadi v—Vo a= (4=9) Gmb, 4—3. Grafik kecepatan-waktu untuk gerak lurus dengan percepatan konstan, Persamaan ini dapat ditafsirkan sebagai berikut. Percepatan a itu ialah per- ubahan kecepatan rata-rata, atau perubahan kecepatan per satuan waktu. Suku at ialah hasil kali perubahan kecepatan per satuan waktu, a, dengan lamanya selang waktu f, Oleh Karena itu at tersebut sama dengan total perubahan kecepatan. Jadi kecepatan v'pada saat t sama dengan kecepatan vo pada saat t = 0, ditambah dengan perubahan kecepatan at, Dalam grafik, ordinat v pada saat t (pada Gambar 4—3), dapat dipandang sebagai jumlah dari dua buah segmen; yang satu panjang- nya Vo, sama dengan kecepatan awal; Yang satu lagi panjangnya at, sama dengan perubahan kecepatan dalam waktu t. Untuk menentukan perpindahan sebuah partikel yang bergerak dengan per- cepatan Konstan, kita pergunakan fakta bahwa bila percepatan konstan dan grafik kecepatan waktu merupakan garis lurus, seperti pada Gambar 4—3, maka kecepatan rata-rata dalam sembarang selang waktu sama dengan setengah dari jumlah ke- cepatan pada awal dan pada akhir selang waktu itu. Jadi kecepatan rata-rata antara nol dan t ialah votv 2 (4-10) Ini tidak betul, pada umumnya,,kalau percepatan tidak konstan dan grafik kecepatan waktu merupakan garis lengkung seperti pada Gambar 4 — 2. Sudah kita tunjukkan, bahwa untuk sebuah partikel yang berada di titik pangkal pada saat t = 0, koordinat x pada sembarang waktu t ialah vt, (4-11) di mana ialah kecepatan rata-rata. Jadi berdasarkan kedua persamaan di atas, 4-5 | Gerak lurus dengan percepatan konstan 73 hilangkan t. Jika ungkapan untuk v dalam persamaan (4—9) kita masukkan ke dalam persamaan (4—12), kita peroleh it Nomtaventaal a (4-12) 2 atau X= vot + dat. (4-13) Bila harga t dicari berdasarkan persamaan (4—9) dan ini kemudian dimasukkan ke dalam persamaan (4—-12), akan kita peroleh wtv,, -—v atau akhirnya (4-14) Persamaan-persamaan (4-9), (4—12), (4-13) dan (4—14) ialah persamaan gerak dengan percepatan konstan, khusus untuk kejadian di mana partikel berada di titik pangkal pada saat ¢ = 0. A Garis lengkung pada Gambar 4-4 ialah grafik koordinat-waktu untuk gerak dengan percepatan Konstan, Artinya, garis lengkung itu ialah grafik persa~ maan (4~13). Garis lengkung itu berupa parabola, Miring garis singgung pada t = 0 sama dengan kecepatan awal v. dan miring garis singgung pada saat t sama dengan kecepatan v pada saat itu. Kelihatanlah behwa miringnya terus bertambah, dan kalau diukur ‘akan menunjukkan bahwa cepat pertambahannya Konstan, maksudnya, percepatan- nya konstan, Kemitingan = vg t Gambar 4-4. Kejadian khusus gerak dengan percepatan konstan ialah kalau percepatannya nol. Dalam hal ini Kecepatan konstan dan persamaan-persamaan gerak menjadi mudah, yaitu vem Konstan, halide elit ANN a easiest innatabannaiamnibtattiel 14 = Geraklurus | 4-6 4-6 Menentukan kecepatan dan koordinat dengan integrasi Bila koordinat x sesuatu partikel yang bergerak di sepanjang sumbu-x ditentukan sebagai fungsi waktu, maka kecepatan dapat dicari dengan diferensiasi, berdasar- kan definisi v = dx/dt. Diferensiasi yang kedua kalinya menghasilkan percepatan, karena a = dv/dt. Kini kita tinjau proses sebaliknya: ditentukan percepatannya untuk mencari kecepatan dan koordinatnya. Hal ini dapat dilakukan dengan hitung integral. Lebih dulu kita bicarakan integral tanpa batas, kemudian yang berbatas. Misainya diketahui percepatan a (t) sebagai fungsi waktu. Jadi, karena dv at a(t), maka dv=adt, — fdv= fawat, dan v= famat+c, {4~16) 1 di mana C, ialah konstanta integrasi, yang harganya dapat ditentukan apabila kecepatan pada sembarang waktu sudah diketahui. Sudah lazim untuk menyata- kan C, dengan kecepatan v, bila t= 0. ia integral di atas sudah dihitung, maka kita peroleh kecepatan v(t) sebagai fungsi waktu. Jadi, karena dx at v(t), maka dx = v(t) dt, fo= fumat, x= fupatter, (4-16) di mana C, ialah konstanta integrasi kedua yang harganya dapat ditentukan, jika koordinatnya pada sembarang waktu diketahui. Sudah lazim untuk menyatakan CC, dengan koordinat x, bila t = 0. Jika percepatan ditentukan sebagai fungsi dari x, dapathah kita gunakan per- samaan (4-8): = a(x), fi vdv= | a(x) dx, S- feo ck -+ Cs, (4-17) Contoh, Turunkanlah persamaan-persamaan gerak dengan konstan dengan menggunakan integral tanpa batas. ike # konstan, maka berdasarkan persamaan (4—15) _ 4-6 | Menontukan kecepatan dan koordinat dengan integrasi 75 Tetapiv = v, bilat = 0; jadi vo=O+C1 dan v= vo-+ at, yang tidak lain ialah persamaan (4-9). Berdasarkan persamaan (4—16), jika a konstan, x= [votanat=vt + fal + Cx Jikax = 0 pada saat t = 0, makaC, = Odan x= vot + Jat’, yaitu sama dengan persamaan (4—13). Berdasarkan persamaan (4—17), bilaa konstan, | > C3. 2 ax + C3. Jikav =v, apabilax = 0,makacs = vg/2 dan v? = v5 + 2ax, yaitu sara dengan persamaan (4—14). Selanjutnya kita tinjau integral berbatasnya. Andaikan daerah di baweh grafik kocepatan-waktu pada Gambar 4—5, yaitu antara garis-garis vertikal ¢, dan t, dibagi menjadi beberapa segiempat panjang yang lebarnya At. Gib, 4—5. Luas bidang di bawah grafik Kecepatan-waktu sebanding dengan perpindahan. i Pada sembarang waktu t, ordinat grafik itu sama dengan kecepatan sesaat v pada ‘waktu itu, Jika kecepatan itu harganya tetap konstan sebesar v, maka perpindahan ‘Ax dalam selang waktu antara ¢ dengan t akan sama dengan v At, Ini daripada /vas seglempat yal ting! segiempat itu vd 76 = Geraklurus | 4-6 antara t; dan t,, kira-kira sama dengan tota/ perpindahan x, — x, dalam selang waktu in Xe— my = Dv at. Makin kecil selang waktu A t, maka harga v A t makin mendekati perpindahan yang sesungguhnya. Dalam limit, yaitu bila A t mendekati nol, maka jumlah semua luas itu tepat sama dengan |uas total daerah di bawah garis lengkung, dan juga sama dengan perpindahan total x, — x, . Limit jumlah luas seluruhnya ialah inte- gral berbatas dari t, sampai t, ; jadi, mons "vat. (4-18) Perpindahan dalam setiap selang waktu karena itu sama dengan luas di antara suatu grafik kecepatan-waktu dan sumbu waktu, dibatasi oleh garis-garis vertikal pada awal dan akhir selang waktu tersebut. Dengan cara yang sama pula, luas di bawah grafik percepatan waktu dapat di- bagi-bagi menjadi pias-pias vertikal setinggi ¢ dan lebar A t. Jika percepatan tetap konstan, maka perubahan kecepatan Av selama At akan sama dengan a At, yaitu luas satu pias segiempat panjang. Perubahan kecepatan total, v, —v, , selama selang waktu antara t, dan t, kira-kira sama dengan jumlah semua luas semacam itu. ‘ ve — = Da At. Dalam limit, yaitu bila At mendekati nol, won = (4-19) Perubahan kecepatan dalam setiap selang waktu karena itu sama dengan luas di antara sebuah gratik percepatan-waktu dengan sumbu waktu, dibatasi oleh garis- garis vertikal pada awal dan akhir selang waktu tersebut. Contoh. Gunakanlah integral berbatas untuk menentukan kecepatan dan koor- dinat, pada sembarang waktu t, dari sebuah benda yang bergerak di sepanjang sumbu-x dengan percepatan konstan. Kecepatan awalnya v, dan koordinat awainya nol. Sebagai batas-batas integral kita ambil t, = Oden t, = t. Berdasarkan per samaan (4—19), ' vew= fiect=at stl yaitu sama dengan persamaan (4— 9), Berdasarkan persamaan (4—18), 20 [) 0+ a0 dt = vote Gmb. 4-6. Luas bidang di bawah grafik kecepatan-waktu sebanding dengan per- pindahan %-%9. Metode hitung integral itu tidak selalu diperlukan untuk menentukan luas di bawah garis grafik demikian. Gambar 4—6 ialah grafik kecepatan waktu untuk gerak dengan percepatan konstan. Luas permukagn di bawah garis grafik, di antara t = 0 dengan t = t, dapat dibagi menjadi sebuah segiempat panjang dan sebuah segitiga. Luas segiempat panjang ialah vot dan luas segitiga ialah % x a x at = Yat”. Oleh karena perpindahannya sama dengan luas seluruhnya, maka X— Xo = vot + fat, yang berubah menjadi persamaan (4—13) bilax, = 0. | 4—7 Benda jatuh bebas Contoh yang umum dari gerak dengan perceptan (hampir) konstan ialah jatuhnya suatu benda ke bumi. Bila tidak ada gesekan udera, ternyata bahwa setiap benda, bagaimanapun ukuran dan berapapun beratnya, jatuhnya di titik yang sama di per- mukaan bumi aken terjadi dengan kecepatan yang tidak berbeda, dan apabila jarak jatuhnya tidak terlalu besar, percepatannya akan tetap konstan selama jatuh, Efek gesekan udara dan berkurangnya percepatan akibat tinggi letak (altitude) kita abai- kan. Gerak yang diidealisasi seperti ini disebut “jatuh bebas”, walaupun pengertian- nya berlaku baik untuk gerak ke atas maupun ke bawah. Percepatan benda jatuh bebas itu disebut percepatan akibat gaya berat dan diberi simbol huruf g. Pada atau dekat permukaan bumi, besar percepatan ini kira-kira 32 ft s~?, atau 9,8'm s~?, atau 980 cm s~*. Harga-harga yang lebih tepat serta perbedaan-perbedaan kecil akibat tinggi letak dan lintang permukaan bumi akan dibicarakan nanti selanjutnya. Catatan. Besaran “g”’ kadang-kadang untuk mudahnya disebut saja “‘berat”, di samping “'gaya berat”; tetapi keduanya sebetulnya tidak tepat. “'Berat”” adalah suatu fenomena dan “gaya berat”” berarti gaya tarik bumi terhadap suatu benda, ‘atau juga disebut berat benda itu, Huruf “g”” menyatakanpercepatan yang disebab- kan oleh gaya yang ditimbulkan fenomena berat. Contoh 1. Sebuah bende dilepaskan dari kanlah posisi sorta koordinat O sotinggl titik pe adaan diam lalu jatuh bebas. Tentu- 3.dan 4sekon. Ambillah titik pangkal -gorak, sumbuy vertikal dan anggaplat arah 78 Geraklurus | 4-7 Koordinat awal y, dan kecepatan awal v, kedua-duanya nol. Percepatan ke bawah,dalam arah y yang negatif, sehingga a = —g = —32 ft s~?. Berdasarkan persamaan (4—13) dan (4—9), y = vot + fat? = 0 — dot? = —16 fts-? x #, v=vw+at=0—gt=—32fts? xt. Ketika t= 15, y=—16 fts-? x1 s?=—16 ft, dan -32 fts? x 1s=—32 ft sl. * oO \ —50ft aa v= —64ftst —150 ft =200 ft v= -96fts-t ae 1245 3008 v= 128 fest Gmb. 4—7, Posisi dan kecepatan sebuah benda jatuh bebas. 4-7 | Benda jatuh bebas 79 Contoh 2. Sebuah bola dilemparkan (hampir) vertikal ke atas dari pinggir atap sebuah gedung yang tinggi. Bola lepas dari tangan si pelempar dengan keoepatan 48 fts~! dan pada waktu jatuh ke bawah tepat tidak mengenai dinding gedung tersebut. (Lihat Gambar 4-8). Garis putus-putus bukan melukiskan lintasannya yang sesungguhnya). Tentukantah (a) posisi serta kecepatan bola, 1 sekon dan 4 sokon sesudah lepas dari tangan si pelempar, (b) kecepatan bola ketika berada 20 ft di atas titik permulaan gerak; (c) titik tertinggi yang tercapai dan lama waktu sampai titik ini tercapai. Ambillah titik pangkal pada ketinggian di mana bola lepas dari tangan pelempar, sumbury vertikal,dan arah ke atas positif. ’ aot Gm. 48. Posisi dan kecepatan sebuah benda yang dilontarkan vertikal ke atas. Posisi awal y, ialah nol. Kecepatan awal y, = +48 fts~', dan percepatannya = Batts. Kecepatannya pada sembarang waktu ialah v= vo +at=48fts-! — (82 fts xt). (4-20 Koordinatnya pada sembarang waktu ialah | y = vot + pat? = (48 ft s~! x ) — (16 ft s? x #7) Kocopatan pada sembarang koordinat ialah 80 Geraklurus_ | 4-7 (a) Ketika t=15, = +32 ft, +16 fts-, Bola terdapat 32 ft di atas titik pangkal (y positif) dan mempunyai kecepatan menuju ke atas (v positif) sebesar 16 ft s~'. Ketika t=4s, 80 ft s—. 64ft, ov y= Bola sudah turun dari titik tertinggi dan terdapat 64 ft df bawah titik awal (y negatif). Kecepatannya menuju ke bawah (v negatif) sebesar 80 ft s~'. Perhatikan- lah, bahwa titik tertinggi yang tercapai ataupun berapa lama baru titik ini tercapai tidaklah perlu dicari. Persamaan-persamaan gerak memberikan posisi serta ke- cepatan pada sembarang waktu, biar bola itu sedang bergerak ke atas ataupun ke bawah. ) (b) Ketika bola 20 ft di atas titik pangkal, y=+20ft dan V= 1024s, v= 432 its Bola melewati titik 20 ft ini dua kali, pertama waktu naik dan kedua waktu turun, Kecepatannya waktu naik ialah +32 fts~!, dan pada waktu turun — 32 ft - (c) Pada titik tertinggi, v = 0. Jadi y = +36 ft. Waktunya dapat dihitung baik berdasarkan persamaan (4-20) dengan menyama- kan v = 0, maupun berdasarkan persamaan (4—21) dengan menyamakan y = 36 ft. Berdasarkan salah satu dari persamaan ini, t= 15s. Gambar 4—9 ialah foto “multiflash”” sebuah bola golf yang jatuh bebas. Foto ini diambil dengan memakai sumber cahaya stroboskopik kecepatan ultra tinggi yang diciptakan oleh Dr. Harold E, Edgerton dari Massachusetts Institute of Technology. Dengan memakai sumber cahaya demikian dapatlah ditimbulkan sederetan kilatan cahaya yang terang sekali. Selang waktu antara dua kilatan berturut-turut dapat diatur sekehendak kita, dan tiap’kilatan demikian singkatnya (hanya beberapa per- juta sekon) sehingga gambar foto dari benda yang bergerak sangat cepat sekalipun tidak akan "goyang” kelihatannya. Penutup kamera terus terbuka selama bola itu jatuh, dan pada saat setiap kilatan, posisi bola pada saat itu direkam oleh film. Kilatan-kilatan cahaya yang timbul beraturan itu membi ke dalam selang-selang waktu At yang sama rata. Oleh karena sel itu sama, maka kecepatan bola di antara setiap dua kilatan bert (proportio: 82 © Gerakiurus_ | 4-8 bila kecepatan itu konstan, maka jarak antara tiap-tiap bayangan bola akan sama. Makin bertambah jarak antara bayangan-bayangan bola selama jatuhnya, berarti makin bertambah kecepatannya, jadi gerak itu mempunyai percepatan. Perubahan kecepatan selama suatu selang waktu dapat ditentukan dengan membandingkan jarak antara dua bayangan bola dengan jarak berikutnya. Kalau diukur dengan teliti, lebih baik pada foto yang sudah diperbesar, akan ternyata bahwa perubahan kecepatan ini tidak berbeda dalam tiap selang waktu. Dengan perkataan lain, gerak tersebut adalah gerak dengan percepatan Konstan. 4-8 Gerak lurus dengan percepatan variabel Gerak yang percepatannya konstan hampir seperti gerak benda jatuh, atau seperti gerak mobil dan pesawat terbang pada waktu memulai geraknya. Tetapi gerak yang Percepatannya berubah-ubah (variabel) banyak pula macamnya yang penting, se- hingga ada gunanya mempelajari teknik menguraikannya. Sebagai contoh, mari kita tinjau gerak sebuah benda ke arah-x positif dengan percepatan yang arahnya ber- lawanan dengan‘ atah kecepatan dan yang besarnya proporsional dengan lajunya. Untuk gerak seperti ini =—ky, di mana k adalah suatu konstanta. Bila laju permulaan adalah v,. maka bagaimana berubahnya laju dan jarak terhadap waktu? Karena a = dv/dt, maka didapati dv at bila t = 0, maka —kv, atau * = —k dt, dan karena Hasil integrasi ini ialah yang dapat ditulis sebagai v= we", (4-22) yang membuktikan bahwa kecepatan berkurang secara eksponensial dengan waktu. Kurva eksponensial sering ditemui di beberapa lapangan ilmu fisika. Misainya pada Penyusutan aktivitas bahan radioaktif, pengosongan muatan (discharge) pada kapasitor, peredaman getaran mekanik, akustik dan listrik, semuanya diungkapkan dengan persamaan eksponensial. Persamaan (4~22) memperlihatkan bahwa untuk mengurangi kecepatan menjadi nol diperlukan waktu tak terhingga lamanya. Untuk menghitung jarak x sebagai fungsi waktu, v kita ganti dengan dx/de. Dengan demikian dx ne NN 4-9 | Komponen kecepatan. Kecepatan relatif, 83 Andaikan pada saat t = 0 harga x = 0. Maka if dx = vo), e*dt, Mc 1 x=— Pel, dan x = (le). (4-23) Bordasarkan persamaan ini jelaslah bahwa walaupun perlu waktu tak terhingga agar benda itu diam, dalam waktu tak terhingga ini benda hanya akan menempuh jarak berhingga yaitu vo/k. Contoh lainnya percepatan variabel terdapat dalam soal-soal pada akhir bab ini dan juga dalam Bab 5. 4—9 Komponen kecepatan. Kecepatan relatif. Kecepatan ialah besaran vektor yang menyangkut baik besar maupun arah. Karena tu kecepatan dapat diuraikan menjadi komponen-komponen, atau sejumlah kom- ponen kecepatan digabung menjadi satu resultan. Sebagai contoh penguraian inenurut yang disebut pertama, andaikan sebuah kapal bergerak ke arah utara ¢ondong 30°ke timur dengan laju 20 mil per jam di atas air tenang. Kecepatan itu dilukiskan dengan anak panah pada Gambar 4~10. Dengan metode yang lazim, dapatiah diketahui bahwa komponen kecepatannya ke timur ialah 10 mil per jam, edangkan ke utara 17,3 mil per jam. Gmb. 4—10, Penguraian suatu vektor kecepatan menjadi komponen-komponennya. Seperti halnya posisi, kecepatan suatu benda hanya dapat diperinci relatif terhadap suatu. benda lain, Benda kedua ini boleh jadi dalam keadaan bergerak rolatif terhadap benda ketiga, dan seterusnya, Berarti, kalau kita berbicara tentang “kecopatan mobil”, biasanya yang kita maksudkan ialah kecepatan relatifnya am keadaan bergerak relatif terhadap Gimb. 4—11, Vektor Vgp merupakan kecepatan gerbong g relatif terhadap bumi 6, dan Ving ‘merupakan kecepatan mobil ™ relatif terhadap gerbong, Andaikan suatu rangkaian panjang gerbong k.a. terbuka bergerak ke kanan di sepanjang lintasan lurus yang datar seperti pada Gambar 4—11, dan seorang supir mobil yang berani mengemudikan mobil ke arah Kanan sepanjang rangkaian gerbong itu. Vektor vgp dalam Gambar 4—11 melukiskan kecepatan gerbong g relatif ter- hadap bumi 6, dan vektor Ymgkecepatan mobil m tethadap gerbong s. Kecepatan mobil relatif terhadap bumi vp jelas sama dengan penjumlahan kecepatan relatif Va dengan vgb : Venb= Ying Nob (4-24) Artinya, kalau gerbong bergerak relatif terhadap bumi dengan kecepatan 30 mil Per jam (= %) dap mobil bergerak relatif terhadap gerbong dengan kecepatan 40 mil per jam (= Vg), maka kecepatan mobil relatif terhadap bumi (ve) ialah 70 mil per jam. Sekarang bayangkanlah bahwa semua gerbong itu cukup lebar sehingga mobil itu dapat dikemudikan diatasnya ke arah mana saja. Maka kecepatan mobil relatif terhadap bumi sama dengan hasil penjumlahan vektor kecepatannya relatif terhadap rangkaian gerbong dengan kecepatan gerbong relatif terhadap bumi. Persamaan di atas karena itu adalah hal khusus dari persamaan vektor yang lebih umurn, Vnt= Yng-+ Yop. (4-25) Jadi, Kalau mobil tersebut digerakkan di atas gerbong itu dengan kecepatan 40 mil per jam, tetapi arahnya menyimpang, maka pada sudut 53° dengan rel, kecepatan relatifnya terhadap bumi akan 60 mil per jam. Pada kejadian yang khusus di mana Ygdan gb berada di atas garis yang sama seperti dalam Gambar 4—11, maka kecepatan Vmp sama dengan jumlah aljabar Vmg dan Vgp- adi kalau mobil sedang berjalan ke kiri dengan kecepatan 40 mil per jam relatif terhadap gerbong, maka Vmg= —40 mil per jam dan kecepatan mobil relatif terhadap bumi akan menjadi —10 mil per jam. Berarti mobil itu bergerak ke kiri, relatif terhadap bumi. Persamaan (4-25) dapat diperluas meliputi berapa saja kecepatan relatit. Se- bagai contoh, bila seekor kutu k merayap di atas lantai mobil dengan kecepatan Vim relatif terhadap mobil, kecepatannya relatif terhadap bumi sama dengan pen- jumlahan vektor kecepatannya relatif terhadap mobil dengan vektor kecepatan mobil relatit terhadap bumi : VKb= Vint Vind. Bila digabungkan dengan persamaan (4~25), kita peroleh 4-9 | Komponen kecepatan, Kecepatan relatif. 85, Persamaan ini melukiskan aturan umum untuk penggabungan kecepatan- kecepatan relatif. (1) Tuliskanlah masing-masing kecepatan dengan memakai subskrip dobel menurut urutan yang tepat, maksudnya, “kecepatan (subskrip pertama) relatif terhadap (subskrip kedua)''. (2) Dalam menjumlahkan kecepatan~ kecepatan relatif, huruf pertama tiap subskrip haruslah sama dengan huruf akhir subskrip sebelumnya. (3) Huruf pertama subskrip kecepatan pertama dalam _hasil penjumlahan dan huruf kedua subskrip kecepatan akhir, menurut urutan itu, merupakan subskrip kecepatan relatif yang diberikan oleh hasil penjumiahan itu. Cerita yang agak panjang ini akan menjadi jelas apabila diperhatikan persamaan (4-26). Setiap kecepatan relatif di dalam suatu persamaan seperti persamaan (4-26) dapat dipindahkan dari salah satu ruas ke ruas yang lain, dengan membalikkan tandanya, Jadi persamaan (4—25) dapat dituliskan sebagai Ving= Yb Vob Kecepatan mobil tadi relatif terhadap gerbong sama dengan selisih vaktor antara kecepatan mobil dan kecepatan gerbong, keduanya relatif terhadap bumi. Satu hal lagi yang harus diingat. Kecepatan benda A relatif terhadap bendaB, Vas, merupakan negatif kecepatan 8 relatif terhadap A, vas: Vas Artinya, Vap besarnya sama dan arahnya berlawanan dengan Vea. Kalau mobil dalam Gambar 4—11 berjalan ke arah kanan dengan kecepatan 40 mil per jam folatif terhadap gerbong, maka gerbong ini berjalan ke arah kiri dengan kecepatan 40 mil per jam relatif terhadap mobil itu. Vea. Contoh 1. Seorang supir S mengemudikan mobil dengan kecepatan 66 mil per jam relatif terhadap bumi di atas jalaw datar dan lurus. Di belakangnya ada polisi P yang sedang mengendarai motor menuju arah yang sama dengan kecepatan 80 mil per jam. Berapa kecepatan P relatif terhadap S? Diketahui Vep= 65 mil per jam, ¥pg = 80 mil per jam, dan kita ingin mengetahui Yes - Berdasarkan aturan pengabungan kecepatan (sepanjang garis yang sama), Yps= Veet Ves. Tetapi karena Ves= —Vsp maka veS= Ves ¥se = 80 mil per jar = 65 mil per jam = 15 mil per dan polisi itu menvusul supir dengan kecepatan 16 mil.periam. 86 © Geraklurus | 4-9 Contoh 2. Bagaimana kiranya kecepatan relatifnya berubah kalau P yang berada di depan S? Tidak berubah sama sekali. Posisi relatif P dan S tidak penting. Kecepatan P relatif terhadap S tetap +16 mil per jam. Tetapi dalam hal ini P makin me- ninggalkan S dengan kecepatan ini. Contoh 3. Kompas sebuah pesawat terbang menunjukkan bahwa pesawat itu sedang menuju tepat ke utara, dan alat penunjuk “airspeed” memperlihatkan bahwa pesawat itu bergerak melalui udara dengan kecepatan 120 mil per jam. Jika pada saat itu berembus angin dari barat ke timur dengan kecepatan 50 mil per jam, berapa kecepatan pesawat itu relatif terhadap bumi? Umpamakan subskrip a ialah pesawat, dan subskrip F ialah udara yang ber gerak itu (bersesuaian dengan gerbong kereta api dalam Gambar 4—11). Subskrip E ialah bum Telah diketahui var = 120 mil per jam, tepat ke utara. vee = 50 mil per jam, tepat ke timur, dan kita ingin tahu besar dan arah vse: Vat = Var + Ve. 50 mi jr tepat ke vars 120 mi jm™, tepat ke utara| a YAR = 130 mi jm™*, if 22,5° condong ke timur 22,5 dari utara Gambar 4-12 Ketiga kecepatan relatif itu diperlihatkan dalam Gambar 4—12. Berdeserkan diagram itu vae= 130 mil per jam, 22,5° condong ke timur dari utara Contoh 4, Ke arah mana pilot harus' menghadapkan pesawatnya supaya ia terbang tepat menuju ke utara? Dengan demikian, akan berapa kecepatannya relatif ter- hadap bumi? Besar “airspeed”-nya dan kecepatan angin sama seperti dalam contoh soal di atas. Sekarang yang diketahui var = 120 mil per jam, arah belum diketahui, ee 60 mil ram. tenant lemeBbimbi 4-9 | Komponen kecepatan. Kecepatan relatif. 87 dan yang akan kita cari ialah vae, yang besarnya tidak diketahui, tetapi arahnya tepat ke utara. (Catatlah bahwa baik soal ini maupun soal di atas menyuruh kita menentukan dua besaran yang tidak diketahui. Dalam Contoh yang di atas osaran tersebut ialah besar dan arah var. Dalam Contoh ini, yang tidak diketahui lolah arah var dan besar var ). Ketiga kecepatan relatif haruslah tetap memenuhi persamaan vektor Vag = Var + Vee Soal ini dapat diselesaikan secara grafik sebagai berikut. Mula-mula buatlah voktor vee (lihat Gambar 4-13), yang besar dan arahnya diketahui. Di ujung yoktor ini lukislah sebuah garis konstruksi yang tak tertentu panjangnya tepat menuju ke utara, menurut arah var yang diketahui. Dengan ekor vre sebagai pusat, lukislah sebuah busur lingkaran yang jari-jarinya sama dengan besar var yang di- kotahui, Vektor var dan vae selanjutnya dapat dilukis dari titik perpotongan busur ini dengan garis konstruksi yang dilukis menuju ujung vektor vr. Berdasarkan Sogitiga siku-siku dapat kita ketahui bahwa besar var 109 mil per jam dan arah Var 24,5° barat dari utara. Artinya, pilot tadi harus mengarahkan pesawatnya 24,6° barat dari utara, dan kecepatannya terhadap muka bumi akan menjadi 109 mil jam. ' vpn= 50 mil per jam tepat ke timur vane 109 mil per jam var= tepat ke utara 120 mil per jam 24,5° barat dari utara 24.5°- Gambar 4-13 88 GerakIurus Soal-soal 4-1 Sebuah bola dilepaskan dari keadaan diam dan menggelinding di atas sebuah bi- dang miring; diperlukannya waktu 4 sekon ‘untuk menempuh jarak 100 em. (a) Berapa em s™ percepatannya? (b) Berapa em jarak jatuhnya dalam atah vertikal dalam waktu yang sama” 4-2. "Selang waktu reaksi” sopir mobil biasanya Kira-kira 0,7 sek. (Selang waktu reaksi ialah lama waktu antara melihat tanda stop dan menginjak pedal rem). Jika sebuah mobil dapat diperlambat 16 ft sek”, hitung- Jah jarak yang ditempuh sejak terlihat tanda stop sampai mobil tethenti (a) dari kecepat- an sebelumnya 30 mil per jam, (b) dari ke- cepatan sebelumnya 69 mil per jam. 4-3. Pada saat lampu lalutintas hijau, se- buah mobil yang sedang menunggu di per- simpangan mulai maju dengan kecepatan Konstan 6 ft sek~?. Pada saat yang sama ada sebuah truk yang sedang melaju dengan kecepatan konstan 30 ft sek"! melewati mobil itu. (a) Berapa jauh dari tempat mulai bergeraknya mobil itu mendahului truk lagi? () Berapa kecepatan jalannya? 4-4, Masinis sebuah kereta api penumpang yang berjalan dengan kecepatan 100 ft sek7! ‘melihat 600 ft di depannya gerbong paling belakang sebuah kereta api barang yang ber- jalan di atas rel yang sama dan dalam arah yang sama pula dengan kecepatan 30 ft sek7!. Masinis kereta api penumpang segera meng aktifkan rem, yang menyebabkan perlambat- an konstan 4 ft sek~?, sedangkan kereta api barang bergerak terus dengan laju konstan. (@) Apakah akan terjadi tabrakan? (b) Kalau ‘erjadi, di mana tempat terjadinya? 4-5. Sebuah papan luncur dari keadaan diam meluncur dari puncak sebuah bukit ke bawah dengan percepatan konstan. Papan melewati titik 92 ft ini, jaraknya menjadi 198 ft dari puncak, dan 6 sek setelah me- Jewati titik itu, jaraknya dari puncak menjadi 266 ft. (a) Berapa kecepatan rata-rata papan luneur itu selama tiap selang 2 sekon setelah melewati titik 92 ft itu? (b) Berapa percepat- an papan luncur? (c) Berapa kecepatan- nya tatkala melewati titik 92 ft? (d) Berapa Jama waktu yang dipecukannya untuk sam- pai ke titik 92 ft itu? (e) Berapa jauh papan luncur itu bergerak dalam sekon pertama sesudah melewati titik 92 ft? (f) Berapa lama waktu yang diperlukannya untuk bergerak dari titik 92 ft ke titik pertengahan antara 92 ft dan 140 ft? (g) Berapa kecepatannya pada saat melalui titik perteneahan dalam soal (0? 4-6. Sebuah kereta api dari keadaan diam bergerak dari sebuah setasiun dan selama 10 sekon percepatannya 4 ft sek~?. Kemu- dian kereta itu bergerak dengan kecepatan Konstan selama 30 sekon, lalu diperlambat dengan 8 ft sek“ sampai berhenti di setatiun berikutnya. Berapa jarak total yang ditem- puhnya? 4-7. Sebuah benda tergerak lurus dari ke- adaan diam dengan percepatan konstan, dan ‘menempuh jarak 64 ft dalam 4 sekon. (a) Berapa kecepatan akhir? (b) Berapa lama waktu yang diperlukan untuk menempuh setengah jarak total? (c) Berapa jarak yang ditempubnya selama setengah waktu total? (d) Berapa kecepatannya setelah ditempuh- nya setengah jarak total? (e) Berapa kecepat- annya pada setengah waktu total? 4-8. Laju sebuah mobil yang menuju ke utara berkurang dari 45 sampai 30 mil per jam dalam jarak 264 ft. Tentukanlah (a) besar dan arah percepatannya, yang dium- pamakan konstan, (b) waktu yang diperlu- kkan, (c) jarak dalam mana mobil itu dapat diberhentikan dari keadaan kecepatannya 30 mil per jam, dimisalkan percepatannya sama dengan soal (a). tuncur itu berada 140 ft dari puncak setelah 4~9. Sebuah mi truk berge- 2 detik melewati sebuah titik yang 92 fv ak dari keadaan a ana hn} VK F | fivak ci betakang truk. ‘Truk mempunyai epatan konstan 4 ft sek"? dan percepat- an 6 ft sek~*. Mobil mendahului truk wotelah truk bergerak sejauh 150 ft. (a) Be- Hapa waktu yang.diperlukan mobil untuk | Menyusul truk itu? (6) Berapa kecepatan I Basinsrsing ketika keduanya berdamping- an | 4-10. (a) Dengan kecepatan berapa seharus- | fa sebuah bola dilemparkan vertikal ke atas ya naik setinggi 50 ft? (b) Berapa lama Ws itu berada di udara? 11, Sebuah bola dilemparkan vertikal ke jah dari puncak sebuah gedung dan lepas “dari tangan si pelempar dengan kecepatan “WO ft sek~", (a) Berapa kecepatannya se- th jatuh 2 sekon? (b) Berapa jauh jatuh- 4 dalam 2 sekon? (c) Berapa kecepatan- "iy setelah jatuh 30 ft? (@) Kalau telah ber- sejauh 3 ft ketika masih berada di "wigan si pelempar, hitunglah percepatannya I), Setelah berapa sekonkah bola itu sam- | di atas tanah? (f) Berapa kecepatan bola pada saat sampai di tanah? 4-12 Dari sebuah balon yang sedang naik “Yorlikal dengan kecepatan 16 ft sek~' se- Kantong pasir dilepaskan pada ketinggian {i di atas tanah. (a) Hitunglah letak dan ‘Aeoopatan kantong pasir itu pada waktu- Jwuktu berikut ini setetah dilepaskan: % sek, " Vitok, 1 sek, 2 sek. (b) Berapa sekon setelah ilepaskan, Kantong itu membentur tanah? {) Herapa kecepatan ketika sampai di tanah? 4-13. Sebuah batu dijatuhkan dari atas se- Wish tebing yang tinggi, lalu 1 sekon kemu- nn sebuah batu lagi dilemparkan vertikal | ke bawah dengan kecepatan 60 ft sek~!. | Herupa jauh di bawah tebing itu batu kedua “mondahutui batu pertama? 14, Sebuah bola yang dijatuhkan dari Soalsoal 89 yang ukuran tingginya 9 ft. Berapa jarak antara pinggir atas jendela itu dengan tes- plang? 4-15. Sebuah bola dilemparkan ke atas hampir vertikal dari sebuah titik dekat les- plang sebuah gedung tinggi. Bola itu tepat tidak menyentuh lesplang sewaktu turun, dan melewati titik 160 ft di bawah titik berangkatnya, 5 sekon setelah lepas dari tangan si pelempar. (a) Tentukanlah kece- patan awal bola itu! (b) Berapa tinggi naik- nya di atas titik berangkatnya? (c) Berapa besar dan ke mana arah kecepatannya pada titik tertinggi? (d) Berapa besar dan ke mana arah percepatannya di titik tertinggl? (€) Be- rapa besar kecepatannya ketika melalui titik 64 ft di bawah titik berangkatnya? 4-16. Seorang tukang sulap bermain dalam sebuah kamar yang. tinggi langit-langitnya 9 ft dihitung dari tangannya. la melempar- ‘kan sebuah bola vertikal ke atas, hingga bola itu tepat mencapai langitdangit. (a) Dengan kecepatan awal berapakah dilemparkannya bola itu? (b) Berapa sekon diperlukan bola itu untuk mencapai langitlangit? Dilemparkannya lagi sebuah bola ke atas dengan kecepatan awal yang sama, bola pertama mencapai langit-lan; rapa sekon sesudah bola kedua dilemparkan, kedua bola tersebut berpapasan? (d) Berapa- kah jarak antara titik papasan ini dengan ‘tangan tukang sulap? 4-17. Sebuah benda dilemparkan vertikal ke atas. Ketika mencapai setengah tinggi maksimumnya, kecepatannya 32 ft sek~'. (a) Sampai tinggi berapakah benda itu dapat naik? (b) Berapa kecepatan dan percepatan- nya 1 sekon setelah dilemparkan? (c) Setelah 3 sekon? (d) Berapa kecepatan rata-ratanya selama setengah sekon pertama? 4-18. Seorang mahasiswa sinting yang ingin menguji sendiri hukum gravitasi, sengaja meloncat bebas dari atas sebuah pencakar langit yang tingginya 900 ft dengan stop- ‘watch di tangan (kecepatan awalnya nol). Jeuplang sebuah fad ‘memerlukan waktu Lima sekon kemudian muncul Supert u 90 Gerak lurus dari atap gedung itu untuk menyelamatkan sang mahasiswa. (a) Berapa harusnya kece- patan awal Superman supaya dapat menang- kap mahasiswa itu tepat sebelum mencapai tanah? (b) Betapa mestinya tinggi pencakar Jangit itu sehingga Superman sekalipun tidak akan dapat menolong mahasiswa tadi? (An- daikan percepatan Superman sama dengan percepatan benda jatuh bebas). 4-19. Sebuah bola dilemparkan vertikal ke atas dari tanah dan seseorang yang sedang menoleh ke Iuar jendela melihat bola itu bergerak ke atas melewatinya dengan kece- patan 16 ft sek". Jendela itu 32 ft di atas tanah. (a) Berapa tinggi maksimum yang di- capai bola itu dari atas tanah? (b) Berapa lamakah bola itu mencapai titik tertinggi ini dari ketinggian 32 ft?\(c) Hitunglah kecepat- an dan percepatannya % sekon setelah me ‘ninggalkan tanah, dan 2 sekon setelah me~ ninggalkan tanah! 4-20. Sebuah bola dilemparkan vertikal ke atas dari tanah dengan kecepatan 80 ft sek". (a) Dalam waktu berapa lama bola itu men- capai titik tertingginya? (b) Berapakah tinggi titik ini? (c) Berapa lama sesudah dilempar- kan bola itu mempunyai kecepatan 16 ft sek”! ke atas? (d) Kecepatan 16 ft sek"! ke bawah? (e) Bilamanakah perpindahan bola itu nol? (f) Bilamanakah besar kecepatan bola itu sama dengan setengah kecepatan lemparnya? (g) Bilamanakah besar perpin- dahan bola itu sama dengan setengah tinggi maksimum yang dapat dicapainya? (h) Be- rapakah besar dan ke mana arah percepatan- nya sewaktu bola itu bergerak ke atas? ( Sewaktu bergerak ke bawah? (j) Waktu ber- ada pada titik tertingginya? 4-21. (Bola yang menggelinding di atas bidang miring bergerak dengan percepatan Konstan). Sebuah bola dari keadaan diam di- lopaskan dari atas sebuah bidang miring yang panjangnya 18 m dan 3 sek kemudian men- capai ujung bawahnya, Pada saat bola ini dilepaskan sebuah bola lain. diproyeksikan ‘mendaki bidang miring itu dari ujung bawah- nya dengan suaty kecepatan awal tortent, Bola kedua ini mendaki sebagian bidang, berhenti, talu menggelinding kembali ke bawah demikian rupa sehingga sampai di uujung bawah bersamaan waktunya dengan bola pertama. (a) Tentukan percepatannya. (b) Berapa harusnya kecepatan awal bola kedua? (c) Berapa jauh bola itu mendaki bidang? 4-22. Wahana’ luncur Sonic Wind No. 2 yang bertenaga rocket, yang digunakan untuk menyelidiki efek fisiologis percepatan dan perlambatan yang besar, meluncur di atas lintasan Iurus dan datar yang panjang- nya 3500 ft. Bertolak dari keadaan diam, Jaju 1000 mil per jam dapat dicapainya dalam waktu 1,8 sekon. (a) Hitunglah per- cepatannya, yang boleh dianggep Konstan! (b) Tentukanlah perbandingan percepatan ini terhadap percepatan benda jatuh bebas, 9? (c) Berapa jauh jarak yang ditempuh? (@). Sebuah artikel majalah mengatakan bahwa pada akhir suatu percobaan, lajunya berkurang dari 632 mil per jam menjadi nol dalam waktu 1,4 sekon, dan bahwa pada waktu perlambatannya, penumpangnya me- ngalami tarikan yang besamya lebih dari 40 kali tarikan gravitasi (artinya, perlambat- an lebih besar daripada 40 g). Apakah angka-angka ini Konsisten? 4-23. Gambar 4-14 adalah grafik percepat- an sebuah benda yang sedang bergerak pada sumbusx, Lukis tka x= ym 10 15 20 25 30 35 40 Gambar 4-15 }-24. Gambar 4—15 adalah grafik koordinat huah benda yang bergerak di atas sumbu-x. ukislah grafik kecepatan dan percepatan- sebagai fungsi waktu. |-25. Tingkat pertama sebuah roket untuk ‘lontarkan sebuah satelit bumi bila dilun- inkan vertikal ke atas, memperoleh kece- jan 4000 mil per jam pada ketinggian M6 mil di atas muka bumi, di mana persedia- i bahan bakar akan habis. (a) Dimisalkan sopatannya konstan, hitunglah lama wak- untuk mencapai ketinggian 36 mil itu! }) Berapa tinggi lagi roket itu "melayang” npa dorongan vertikal ke atas? 26. Umpamakan percepatan gaya berat a 3,2 ft sek™!, dan bukan 32 ft sek~?. Mitunglah berapa tinggi anda akan dapat jompat vertikal dari keadaan berdisi. (b) pa tinggi anda akan dapat melemparkan h bola baseball? (c) Hitungla tinggi wiksimum sebuah jendela dari mana anda i berani melompat ke trotoar beton di iwatnya. (Tiap tingkat bangunan gedung inya kirakira 10 ft). (@) Dengan kece- in berapa mil per jam anda akan sampai ij uotoar? (e) Berapa sekon waktu yang 27. Setelah mesin sebuah perahu motor sodang bergerak dimatikan, perahu itu ‘percepatan yang arahnya “sebuah pegas bergetar vertikal dengan per- Soalsoal 9. konstanta, (a) Buktikanlah bahwa besar ke- cepatan v pada waktu f setelah mesin dimati- ‘kan ialah +h. 7 vo (b) Buktikan bahwa jarak x yang ditempuh dalam waktu ¢ ialah x= tin (okt +2). (c) Buktikan bahwa kecepatan setelah me- nempuh jarak x ialah v= ve, Umpamakan mesin itu dimatikan ketika Kecepatan vg = 20 ft sek™!, dan bahwa kecepatan berkurang menjadi 10 ft sek~! dalam waktu 15 sek. (d) Maka tentukanlah dalam angka harga konstanta & dan satwan dengan mana k itu dirumuskan. (e) Tentukan percepatannya pada saat mesin dimatikan, (® Buatlah grafik x, v, dan @ untuk waktu 20 sekon. Andaikan 1 in = 5 sekon horison- tal, dan 1 in = 100 ft, 5 ft sek”, dan 0,5 ft sek”? vertikal. 4-28, Persamaan gerak sebuah benda yang, tergantung pada sebuah pegas dan menggetar vortikal ialah y = A sin @9¢, dimana Adan merupakan konstanta. (a) Hitunglah kece- patan benda itu sebagai fungsi waktu. (b) Hitung percepatannya sebagai fungsi waktu. (©) Hitung kecepatannya sebagai fungsi ko- ordinatnya. (d) Hitung percepatannya seba- gai fungsi koordinatnya. (e) Berapa jarak ‘maksimum benda itu dari titik pangkal gerak- aya? () Berapa kecepatan maksimumnya? (@) Berapa percepatan maksimummnya? (h) Lukiskan grafik y, v, dan a sebagai fungsi waktu. 4-29, Sebuah benda yang tergantung pada

Anda mungkin juga menyukai